Anda di halaman 1dari 41

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula (sebelum hamil) yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu

(Sulistyawati, 2009 : 1).

Selama masa pemulihan berlangsung, ibu akan mengalami

banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis yang

sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak mendapatkan

pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup

kemungkinan akan berubah menjadi patologis. Asuhan kebidanan

masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada

pasien mulai dari saat setelah bayi lahir sampai dengan kembalinya

tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan

sebelum hamil (Anik Maryuni, 2015: 6).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologi bagi ibu dan bayi,

mendukung dan memperkuat keyakinan ibu untuk melaksanakan

perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus serta mencegah,

mendiagnosa secara dini, melakukan pengobatan dengan segera pada

Pradhina Sita Maharani Page 14


komplikasi yang dialami ibu, dan merujuk ke tenaga ahli jika

diperlukan. (Sulistyawati, 2009: 2-3)

c. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Peran dan Tanggung jawab bidan terhadap klien dalam masa nifas

yaitu bidan menjadi teman terdekat dan pendamping ibu nifas dalam

menghadapi saat-saat kritis masa nifas dan memberikan pendidikan

kesehatan terhadap ibu dan keluarga. Pelaksana asuhan kepada

pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan

masalah, rujukan dan deteksi dini komplikasi masa nifas

(Sulistyawati, 2009: 4-5)

d. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi dalam tiga tahap/ periode, yaitu :

1) Puerperium dini

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam

dimana adalah masa pulih/ kepulihan. Pada masa ini ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Peran bidan pada masa

puerperium dini yaitu dengan melakukan pemeriksaan kontraksi,

pengeluaran lochea, tekanan darah dan suhu secara teratur.

(Anik Maryunani, 2015: 7)

2) Puerperium intermedial

Periode Puerperium intermedial (early postpartum)

terjadi pada 24 jam sampai dengan 1 minggu masa nifas yaitu

masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya

Totok Wajah Ibu Nifas Page 15


sekitar 6– 8 minggu. Peran bidan pada fase Puerperium

intermedial yaitu, bidan memastikan involusi uteri dalam

keadaan normal, tidak ada perdarahan, tidak demam, dan cukup

mendapatkan makanan dan cairan serta ibu dapat menyusui

dengan baik. (Anik Maryunani, 2015: 7)

3) Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,

terutama pada ibu yang ketika hamil dan bersalin mempunyai

komplikasi, masa ini biasanya berlamgsung 3 bulan bahkan lebih

lama sampai tahunan. (Hanifa, 2008 dalam Anik Maryuni,

2015:8).

Peran bidan pada periode remote purperium yaitu, bidan

tetap memberikan pemeriksaan sehari – hari serta konseling KB.

(Anik Maryuni, 2015 : 7-9)

e. Perubahan – Perubahan Masa Nifas

Masa nifas merupakan masa yang paling membahagiakan karena

kelahira bayi tetapi juga meruapakan masa kritis bagi kesehatan ibu

karena pada masa postpartum akan terjadi perubahan fisik dan

psikologis.

1) Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Perubahan fisik terjadi pada organ reproduksi, payudara,

perkemihan, pencernaan, kardiovaskuler dan musculoskeletal.

Totok Wajah Ibu Nifas Page 16


a) Sistem Reproduksi

(1) Involusi Uterus

Involusi merupakan proses kembalinya uterus

pada kondisi sebelum hamil yang dapat diketahui

dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba

TFU. Involusi uterus terjadi ketika plasenta lahir

sampai 6 minggu postpartum.

Involusi uterus akhir kala III persalinan (setelah

plasenta lahir) yaitu 2 jari di bawah pusat dengan berat

uterus sebesar 1000 gram dan involusi uterus pada

minggu ke enam tinggi fundus mulai bertambah kecil

atau fundus sudah tidak teraba dan berat uterus 50

gram. Involusi uterus pada 4-6 minggu terjadi karena

adanya penurunan ukuran sel – sel myometrium.

(Anik Maryunani, 2015: 18-19)

(2) Lochea

Lochea terjadi selama proses involusi uterus. Hal ini

terjadi karena involusi mengakibatkan lapisan desidua

yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik

kemudian akan keluar bersama dengan sisa cairan

campuran antara darah. Lochea dibedakan menjadi 4

jenis berdaarkan warna dan waktu keluarnya yaitu:

rubra, sanguinolenta, serosa, dan alba.

Totok Wajah Ibu Nifas Page 17


Lochea rubra terjadi pada hari ke 1 – 3 berwarna

merah kehitaman terdiri dari sel desidua, verniks

caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah.

Lochea sanguilenta terjadi pada hari ke 3 – 7 berwarna

merah kehitaman yang berisi darah dan lender

sedangkan lochea alba terjadi ketika masa nifas >14

hari berwarna putih dan mengandung leukosit, selaput

lender serviks dan jaringan serabut jaringan yang mati.

(Cuningham, 2005 dalam Anik Maryunani, 2015 : 25)

(3) Vulva-Vagina

Vulva dan Vagina mengalami penekanan, serta

peregangan yang sangat besar selama proses persalinan.

Pada hari pertama, kedua organ ini tetap dalam keadaan

kendur. Setelah 3 minggu, organ baru kembali dalam

keadaan tidak hamil.

Pada masa nifas biasanya terdapat luka jalan

lahir. Luka pada vagina biasanya tidak luas dan akan

sembuh dengan sendirinya, kecuali terjadi infeksi.

Infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang menjalah

sampai sepsis. (Sulistyawati, 2009: 77-78)

b) Sistem Pencernaan

Pada masa nifas biasanya ibu akan mengalami

konstipasi yang disebabkan karena ketika persalinan alat

Totok Wajah Ibu Nifas Page 18


pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon

menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih, kurangnya

asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas

tubuh. (Sulistyawati, 2009: 78)

c) Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan ibu akan mengalmi

kesulitan buang air kecil selama 24 jam pertama.

Kemungkinan disebabkan oleh adanya spasme sfinkter dan

edema leher kandung kemih setelah bagian ini mengalami

kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis

selama persalinan berlangsung.

Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air

akan mengalami penurunan yang signifikan. Keadaan ini

disebut dengan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan

kembali dalam 6 minggu. Kandung kemih dalam masa nifas

menjadi kurang sensitive dan kapasitas bertambah sehingga

setiap buang air kecil masih tertinggal urine residual.

(Sulistyawati, 2009: 79)

d) Sistem Muskuloskeletal

Otot – otot uterus berkontraksi segera setelah partus

dan pembuluh darah yang ada di antara anyaman otot – otot

uterus akan terjepit sehingga dapat menghentikan

perdarahan setelah plasenta dilahirkan.

Totok Wajah Ibu Nifas Page 19


Ligamen, diafragma pelvis, serta fesia yang

meregang secara berangsur – angsur mengecil dan pulih

kembali sehingga uterus kadang jatuh ke belakang dan

menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi

kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu

stelah persalinan. (Sulistyawati,2009 : 79)

e) Sistem Endokrin

Sistem endokrin mengalami perubahan secara tiba –

tiba selama kala IV persalinan dan sampai lahirnya plasenta.

Perubahan pada kehamilan, payudara disiapkan untuk

laktasi (hormon estrogen dan progesteron). Payudara

membesar yang terjadi karena adanya penambahan system

vaskuler dan limpatik sekitar mamae. Sehingga, mamae

menjadi besar dan apabila disentuh akan terasa sakit. (Anik

Maryunani, 2015: 30)

Perubahan hormon yang terjadi pada masa nifas

antara lain yang pertama adalah hormon plasenta yang turun

dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human Chorionic

Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai

10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai

onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum.

(Sulistyawati, 2009: 80)

Totok Wajah Ibu Nifas Page 20


Kedua, Hormon pituitary yaitu prolaktin dalam darah

akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak

menyusui hormon prolaktin akan menurun dalam 2 minggu.

(Sulistyawati, 2009: 80)

Ketiga, Hipotalamik pituitary ovarium lamanya

seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh

faktor menyusui. Seringkali menstruasi pertama ini bersifat

anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.

Terjadi penurunan hormon estrogen sehingga aktivitas

prolaktin yang juga sedang meningkat dapat memengaruhi

kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI (Sulistyawati,

2009: 80).

f) Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan

untuk menampung aliran darah yang meningkat, yang

diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uteri.

Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis yang

terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma

kembali pada proporsi normal. Setelah persalinan, shunt

akan hilang dengan tiba – tiba dan volume darah ibu akan

bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan decompensatio

cordis pada pasien dengan vitum cardio. Umumnya, ini

terjadi pada 3 – 5 hari postpartum. (Sulistyawati, 2009: 82)

Totok Wajah Ibu Nifas Page 21


2) Perubahan Psikologi masa nifas

a) Patofisiologi perubahan psikologi masa nifas

Setelah melahirkan, ibu akan mengalami perubahan

fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya

beberapa perubahan dari psikisnya. Wanita mengalami

banyak perubahan emosi selama masa nifas sementara ia

harus menyesuaikan diri menjadi seorang ibu

(Sulistyawati,2009: 87). Ketidakseimbangan hormon pada

48 jam pertama postpartum, tingkat estrogen dan

progesteron turun menjadi 90% hingga 95%. Estrogen

adalah hormon yang mempengaruhi pengaturan emosi,

kogmisi, mood dan fungsi – fungsi otak lainnya.

Perubahan psikologi pada masa nifas terjadi karena

pengalaman persalinan, tanggung jawab peran sebagai ibu,

dan adanya anggota keluarga baru (bayi). Sehingga, ibu

nifas membutuhkan mekanisme penanggulangan untuk

mengatasi perubahan fisik dan ketidaknyamanan selama

postpartum dan perubahan hubungan dengan keluarga.

(Anik Maryunani, 2015: 58)

Dalam hal ini, kehamilan, persalinan, dan perubahan

menjadi orang tua menyebabkan terjadinya keadaan krisis

yang membutuhkan adaptasi, apabila adaptasi tersebut tidak

berhasil, maka wanita tersebut akan mengalami depresi

Totok Wajah Ibu Nifas Page 22


dengan tanda – tanda perubahan mood yang cepat, sedih,

suka menangis, hilang nafsu makan, gangguan tidur, mudah

tersinggung, cepat lelah, cemas, dan merasa kesepian (Anik

Maryunani, 2015: 45)

b) Faktor faktor yang mempengaruhi

Faktor – faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi

ke masa menjadi orang tua pada saat post partum menurut

Sulistyawati (2009: 89-90) , antara lain

(1) Respon dan dukungan Keluarga

(2) Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap

harapan dan inspirasi

(3) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang

lalu

(4) Pengaruh budaya

c) Masalah psikologis yang sering terjadi

Banyak ibu nifas yang mengalami perasaan kekecewaan

setelah melahirkan dan keraguan akan kemampuannya

untuk memenuhi kebutuhan membesarkan anak secara

efektif. Masalah yang sering terjadi seperti

(1) Ansietas

Keadaan cemas (ansietas) penderita akan diliputi

oleh perasaan takut, mudah marah, mudah tersinggung,

keringat berlebih, dyspnea, dan insomnia. Kejadian

Totok Wajah Ibu Nifas Page 23


pada adolesen dan ibu dengan riwayat depresi akan

meningkatkan gangguan ini. (Anik Maryunani,

2013:287)

(2) Postpartum Blues

Postpartum blues merupakan depresi pada masa

nifas yang terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke 10

dengan tanda gejala seperti menangis, sangat lelah,

insomnia, mudah tersinggung, sulit konsentrasi. (Anik

Maryunani, 2015:50). Berbagai perubahan terjadi

dalam tubuh wanita selama kehamilan sampai

menyusui seperti perubahan hormonal yang cepat

sementara tubuh dalam proses adaptasi kembali pada

keadaan sebelum hamil. Adanya perasaan kehilangan

secara fisik setelah melahirkan yang menjurus pada

perasaan sedih yang dapat menjadi makin parah oleh

adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress atau

kecemasan yang tidak diharapkan karena adanya

ketegangan dalam keluarga atau penanganan dari

petugas yang tidak sesuai. (Anik Maryunani, 2015:51)

(3) Depresi postpartum

Depresi postpartum merupakan stress pasca

persalinan yang lebih berat dari postpartum blues

dengan gejala yang terjadi pada 3 bulan postpartum

Totok Wajah Ibu Nifas Page 24


atau sampai bayi berusia 1 tahun (Anik Maryunani,

2015: 53). Tanda dan gejala yang sering dialami ibu

nifas dengan depresi postpartum yaitu, tidak dapat

tidur/ tidak nafsu makan, merasa tidak berdaya, panik,

bingung, mudah marah, cemas, tidak mampu merawat

diriya sendiri, dan menyangkal kehadiran bayi yang

telah dilahirkannya. (Anik Maryunani, 2015: 50-51)

d) Pencegahan dan Asuhan Gangguan Psikologi

Perawatan masa nifas memerlukan pengawasan serta

komunikasi dua arah yang membantu ibu dalam merawat

dan menghidupi bayinya. Upaya yang perlu dilakukan

untuk mencegah terjadinya gangguan psikologi pada masa

nifas, yaitu dengan memberikan dukungan psikologis pada

masa nifas. (Anik Maryunani, 2015: 58).

Ibu memerlukan dukungan emosional dan psikologis

dari pasangan dan keluarga dengan cara membantu ibu

dalam menyelesaikan tugas – tugas di rumah agar ibu

mempunyai waktu untuk mengasuh anaknya, melakukan

kegiatan yang dapat membuat tubuh menjadi lebih relaks

seperti tidur, senam, dan pijat. Petugas kesehatan juga

mempunyai peranan penting untuk penyediaan asuhan dan

dukungan pasca persalinan seperti, melakukan KIE pada ibu

postpartum, memberikan dorongan pada keluarga untuk

Totok Wajah Ibu Nifas Page 25


senantiasa memberikan dukungan, membantu dan

mengunjunginya untuk menawarkan bantuan (Anik

Maryunani, 2015: 58).

Pengobatan cemas dan depresi dengan memakai obat –

obatan seperti diazepam, Clobazam, Buspirone HCl.

Bromazepam, dsb. (Hawari, 2011: 130 - 131)

e) Perubahan Parenting

Penyesuaian ibu dalam masa postpartum menurut Reva

Rubin (1963), terdiri atas 3 fase, yaitu taking in, taking

hold, dan letting go yang dijabarkan sebagai berikut :

(1) Taking in

Periode ketergantungan/ fase dependens yang terjadi

pada hari ke 1 sampai hari ke 2 setelah melahirkan,

dimana sifat ibu biasanya pasif dan bergantung, energi

difokuskan pada perhatian ke tubuhnya atau dirinya.

Fase ini merupakan periode ketergantungan dimana ibu

mengharapkan segala kebutuhannya terpenuhi oleh

orang lain. (Anik Maryunani, 2015: 46)

(2) Taking hold

Periode ini berlangsung pada hari ke 3 sampai dengan

hari ke 10 post partum, ibu mengalami kekhawatiran

terhadap ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab

dalam perawatan bayinya, ibu merasa lebih sensitive

Totok Wajah Ibu Nifas Page 26


sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu

diperhatikan adalah teknik komunikasi yang baik,

dukungan moril, pendidikan kesehatan tentang

perawatan dirinya dan bayi. (Anik Maryunani, 2015:

46)

(3) Letting go

Fase dimana ibu mulai menerima tanggung jawab peran

barunya, berlangsung setelah 10 hari postpartum. Pada

masa ini, ibu mulai dapat beradaptasi, terjadi

peningkatan perawatan diri dan bayinya, ibu merasa

lebih percaya diri, dan lebih mandiri akan pemenuhan

kebutuhan bayinya. (Anik Maryunani, 2015: 47)

2. Kecemasan
a. Pengertian

Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan

berhubungan dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak

berdaya. (Stuart&Sunden, 1995 dalam Jenita, 2017 : 156)

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan

(affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau

kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami

gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih

baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

Totok Wajah Ibu Nifas Page 27


kepribadian), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-

batas normal. (Hawari,2011: 18-19)

b. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

1) Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor yang memengaruhi jenis dan

jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi

stress.

a) Biologi

Model biologis menjelaskan bahwa ekspresi emosi

melibatkan struktur anatomi di dalam otak. Aspek biologis

yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya pengaruh

neurotransmitter. Tiga neurotransmitter utama yang

berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin

dan gamma-amniobutyric acid (GABA). (Jenita, 2017:157)

b) Psikologi

Konflik emosional yang terjadi antara dua elemen

kepribadian yaitu id dan superego. Maturitas individu, tipe

kepribadian, dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat

ansietas seseorang.

Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan

ansietas adalah peristiwa traumatic individu baik krisis

perkembangan maupun situasional seperti peristiwa-peristiw

bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan

Totok Wajah Ibu Nifas Page 28


dengan baik, dan konsep diri terganggu. (Sulistyawati,2005

dalam Jenita,2017:157).

c) Social Budaya

Riwayat gangguan ansietas dalam keluarga akan

memengaruhi proses individu dalam bereaksi terhadap

konflik dan cara mengatasi ansietas. Dikatakan bahwa social

budaya, potensi stress, serta lingkungan merupakan factor

yang memengaruhi ansietas. (Jenita,2017 : 157)

2) Faktor pencetus

Menggambarkan stressor pencetus sebagai stimulus yang

dipersepsikan oleh indivividu sebagai tantangan, ancaman atau

tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping.

a) Biologi (Fisik)

Gangguan fisik adalah suatu keadaan yang terganggu

secara fisik oleh penyakit maupun secara fungsional berupa

penurunan aktifitas sehari-hari. Kesehatan umum individu

memiliki efek nyata sebagai presipitasi terjadinya ansietas.

Apabila kesehatan terganggu, maka kemampuan individu

untuk mengatasi kecemasan akan menurun (Jenita, 2017:

157).

b) Psikologi

Ancaman eksternal yang terkait dengan kondisi

psikologi dan dapat mencetuskan terjadinya ansietas

Totok Wajah Ibu Nifas Page 29


diantaranya adalah peristiwa kematian, perceraian, dilema

etik, pindah kerja, perubahan dalam status kerja, sedangkan

yang termasuk ancaman internal yaitu gangguan

interpersonal di rumah, tempat kerja atau ketika menerima

peran baru (istri, suami, murid, dan sebagainya). (Jenita,

2017: 158)

c) Social Budaya

Status ekonomi dan pekerjaan akan memengaruhi timbulnya

stress dan lebih lanjut dapat mencetuskan terjadinya ansietas.

Orang dengan status ekonomi kuat akan sukar mengalami

stress dibandingkan dengan yang status ekonominya lemah.

Secara tidak langsung hal tersebut dapat mempengaruhi

kejadian ansietas, demikian pula fungsi integritas sosialnya.

(Jenita, 2017: 158)

Selain itu, Stuart & Sundeen (1998), menjelaskan

kemampuan individu dalam merespon terhadap penyebab

kecemasan ditentukan oleh stressor psikososial (peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga

orang itu terpaksa mengadakan adaptasi), Maturitas (Individu yang

memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami gangguan

akibat kecemasan, karena individu yang matur mempunyai daya

adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan), Pendidikan dan

status ekonomi yang rendah pada seseorang akan menyebabkan

Totok Wajah Ibu Nifas Page 30


orang tersebut mudah mengalami kecemasan, Keadaan fisik, Tipe

Kepribadian, Lingkungan dan situasi, Usia, Jenis kelamin. Hawari

(2011) menjelaskan wanita lebih mudah mengalami kecemasan

dibandingkan dengan pria. Perbandingan kecemasan antara wanita

dan pria adalah dua banding satu. Perempuan akan lebih mudah

cemas dikarenakan ketidakmampuannya dibandingkan dengan laki-

laki. Lakilaki lebih aktif dan eksploratif, sedangkan perempuan

lebih sensitive sehingga perempuan lebih peka terhadap respon

cemas yang terjadi.

c. Neurofisiologis Kecemasan

Greenberg (2015), Guyton (2007), & Videbeck (2008),

menjelaskan neurofisiologi kecemasan adalah sebagai berikut:

respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas

menimbulkan aktivitas involunter pada tubuh yang termasuk dalam

mekanisme pertahanan diri. Secara fisiologi situasi stress akan

mengaktifkan hipotalamus, yang selanjutnya akan mengaktifkan dua

jalur utama stress, yaitu sistem endokrin (korteks adrenal) dan sistem

saraf otonom (simpatis dan parasimpatis).

Mengaktifkan sistem endokrin setelah hipotalamus

menerima stimulus stres atau kecemasan, bagian anterior

hipotalamus akan melepaskan Corticotrophin Releasing Hormone

(CRH), yang akan menginstruksikan kelenjar hipofisis bagian

anterior untuk mensekresikan Adrenocorticotropin Hormone

Totok Wajah Ibu Nifas Page 31


(ACTH). Dengan disekresikannya hormon ACTH ke dalam darah

maka hormon ini akan mengaktifkan zona fasikulata korteks adrenal

untuk mensekresikan hormon glukortikoid yaitu kortisol.

Hormon kortisol ini juga berperan dalam proses umpan

balik negatif yang dihantarkan ke hipotalamus dan kemudian sinyal

diteruskan ke amigdala untuk memperkuat pengaruh stress terhadap

emosi seseorang. Selain itu, umpan balik negatif ini akan

merangsang hipotalamus bagian anterior untuk melepaskan hormon

Thirotropic Releasing Hormone (TRH) dan akan menginstruksikan

kelenjar hipofisis anterior untuk melepaskan Thirotropic Hormone

(TTH). TTH ini akan menstimulasi kelenjar tiroid untuk

mensekresikan hormon tiroksin yang mengakibatkan perubahan

tekanan darah, frekuensi nadi, peningkatan Basal Metabolic Rate

(BMR), peningkatan asam lemak bebas, dan juga peningkatan

ansietas. (Guyton, 2007)

d. Gejala Klinis Kecemasan

Keluhan yang dialami oleh orang yang mengalami kecemasan

menurut Hawari (2011: 66-67) antara lain sebagai berikut :

1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

mudah tersinggung

2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

3) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

4) Gangguan pola tidur, mimpi buruk/ menegangkan

Totok Wajah Ibu Nifas Page 32


5) Gangguan konsentrasi dan daya ingat

6) Keluhan – keluhan somatik, misalnya tinnitus, berdebar – debar,

sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit

kepala.

e. Tingkat Kecemasan

Gejala klinis gangguan kecemasan setiap orang berbeda sehingga

dalam Jenita (2017: 159-160) tingkatan kecemasan dibagi menjadi 4

kategori yaitu ringan, sedang, berat, dan panik

1) Kecemasan Ringan (Mild Anxiety)

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.,

seseorang menjadi lebih waspada, sehingga persepsi meluas dan

memiliki indera yang tajam. Kecemasan ringan masih mampu

memotivasi individu untuk belajar dan memecahkan masalah

secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreaifitas

2) Kecemasan Sedang (Moderate Anxiety)

Memusatkan perhatian pada hal yang penting da

mengesampingkan yang lain. Perhatian seseorang menjadi

selektif, namun bisa melakukan sesuatu yang positif lewat arah

dari orang lain.

3) Kecemasan Berat (Severe Anxiety)

Kecemasan berat ditandai lewat sempitnya persepsi seseorang.

Selain itu, memiliki perhatian yang terpusat, dimana semua

perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.

Totok Wajah Ibu Nifas Page 33


4) Panik

Kepanikan muncul karena kehilangan kendali diri dan detail

perhatian kurang. Ketidakmampuan melakukan apapun

meskipun dengan perintah. Misalnya peningkatan aktivitas

motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang

lain, penyimpangan persepsi, dan hilangnya pikiran rasional,

disertai dengan disorganisasi kepribadian. (Jenita, 2017: 160)

Secara klinis menurut (Hawari, 2011: 70-71) gangguan panik

ditegakkan oleh paling sedikit 4 dari 12 gejala – gejala sebagai

berikut :

a) Sesak nafas

b) Jantung berdebar – debar

c) Nyeri atau rasa tak enak di dada

d) Rasa tercekik atau sesak

e) Pusing, vertigo

f) Perasaan seakan – akan lingkungan tidak realistik

g) Kesemutan

h) Rasa aliran panas atau dingin

i) Berkeringat banyak

j) Rasa akan pingsan

k) Menggigil atau gemetar

l) Merasa takut mati, gila atau khawatir akan melakukan

tindakan secara tidak terkendali.

Totok Wajah Ibu Nifas Page 34


f. Penatalaksanaan Kecemasan

Manajemen penatalaksanaan kecemasan pada tahap pencegahan

terapi memerlukan metode pendekatan yang bersifat holistik yaitu

yang mencakup fisik, psikologi, psikososial dan psikoreligius baik

itu dengan Farmakologi maupun non farmakologi.

1) Penatalaksanaan Farmakologi

Terapi psikofarmaka yaitu pengobatan untuk stress, cemas,

dan depresi dengan memakai obat – obatan yang berkhasiat.

Cara kerja psikofarmaka ini adalah dengan memutuskan

jaringan psiko-neuro-imunologi, sehingga stressor yang dialami

tidak lagi mempengaruhi fungsi kognitif, afektif dan psikomotor

tubuh.

Terapi psikofarmaka yang banyak dipakai adalah obat anti

cemas (anxiolytic) seperti : Diazepam, Clobazam, Buspirone

HCl, Bromazepam,dsb. (Hawari, 2011: 130-131)

2) Penatalaksanaan non Farmakologi

a) Makanan

Jadwal makan hendaknya teratur pagi, siang, dan malam

serta menu makanan hendaknya bervariasi, berimbang dan

hangat. Sebab, makanan dingin dapat menurunkan daya

tahan atau kekebalan tubuh. (Hawari, 2011: 116)

Totok Wajah Ibu Nifas Page 35


b) Tidur

Tidur adalah obat alamiah yang dapat memulihkan

keletihan fisik dan mental. Tidur lebih awal dan jangan

bangun terlalu siang akan membuat tubuh tampak segar dan

sejahtera. (Hawari, 2011:117)

c) Olahraga

Olahraga dapat meningkatkan daya tahan dan kekebalan

fisik maupun mental, tidak perlu lama – lama melakukan

kegiatan, bila badan sudah berkeringat dianggap dapat

cukup memadai, dan kemudian mandilah dengan air hangat.

(Hawari, 2011: 118)

d) Agama

Seseorang yang beragama hendaknya jangan sekedar

formalitas belaka, tetapi yang lebih utama mampu

menghayati dan mengamalkan keyakinan agama, sehingga

memperoleh kekuatan dan ketenangan. Berbagai penelitian

membuktikan bahwa tingkat keimanan seseorang erat

kaitannya dengan imunitas atau kekebalan fisik maupun

mental. (Hawari, 2011: 126)

e) Rekreasi

Liburan bersama keluarga atau orang - orang yang

disayangi dapat membantu mengurangi stress. Rekreasi

bersama keluarga merupakan sarana komunikasi yang

Totok Wajah Ibu Nifas Page 36


efisien dan efektif untuk menjalin dan mempererat kasih

sayang antara anggota keluarga. (Hawari, 2011: 127)

f) Relaksasi

Lin (2004) dalam Siahaan (2013), menjelaskan untuk

mengatasi kecemasan dapat digunakan teknik relaksasi

yaitu relaksasi dengan melakukan pijat / pijatan pada bagian

tubuh tertentu dalam beberapa kali akan membuat peraaan

lebih tenang, mendengarkan musik yang menenangkan, dan

menulis catatan harian.

g) Pijat

Kecemasan ditandai dengan gejala sulit tidur (insomnia),

merasa cemas, khawatir, cepat lelah dan sulit untuk

berkonsentrasi. Jika gejala tersebut ditemukan, maka dapat

dilakukan pemijatan pada titik – titik akupuntur untuk

mengurangi gejala yang dikeluhkan. (Indrawati, 2015: 112-

118)

g. Penilaian Terhadap Kecemasan

Parameter penilaian terhadap tingkat kecemasan menggunakan

Hamilton Rating Scale Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14

kelompok gejala yang masing – masing kelompok dirinci dengan

gejala – gejala yang lebih spesifik. Hamilton Rating Scale Anxiety

mempunyai lima parameter penilaian tingkat kecemasan, yaitu tidak

cemas, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat dan cemas sangat

Totok Wajah Ibu Nifas Page 37


berat. Adapun rentang penilaian tingkat kecemasan menurut Hawari

(2011: 79), yaitu

1) Skor < 14 : tidak ada kecemasan

2) Skor 14 – 20 : kecemasan ringan

3) Skor 21 – 27 : kecemasan sedang

4) Skor 28 – 41 : kecemasan berat

5) Skor 42 – 56 : kecemasan berat sekali

3. Totok Wajah
a. Pengertian

Terapi totok merupakan salah satu metode terapi yang berasal

dari Tiongkok. Sistem kerja terapi totok adalah melancarkan aliran

energi pada tubuh pasien dengan cara menekan titik – titik akupuntur

yang dipadukan dengan teknik memijat (Indrawati, 2015: 11)

Akupresur wajah adalah cara yang proaktif untuk merangsang

dan merawat kulit wajah serta merilekskan otot dan saraf bawah

kulit yang tegang sehingga otot dapat beristirahat, terbebas dari

keletihan, mengurangi rasa nyeri serta tegang otot dan membuat

mental penuh vitalitas.

Selama melakukan totok wajah harus melaksanakan hidup

sehat seperti tidur cukup, mengatur emosi, perkuat nutrisi (makanan

seimbang), cukup asupan air, olahraga yang sesuai agar energi darah

lancar. (Luo Zhong Yao, 2016: 44-46)

Totok Wajah Ibu Nifas Page 38


Totok wajah dapat melancarkan energi dan aliran darah pada

tubuh dengan cara menekan titik – titik akupuntur yang dipadukan

dengan teknik memijat yang dapat memberikan rasa nyaman

sehingga memberikan rangsangan ke hipotalamus untuk

mengendalikan system saraf simpatis dan system korteks adrenal.

System saraf akan mengaktifkan berbagai organ dan otot polos yang

berada dibawah pengendaliannya seperti mengendalikan frekuensi

denyut jantung serta dilatasi pupil. Selanjutnya sistem saraf simpatis

juga akan memberi sinyal ke medula adrenal untuk menghambat

pengeluaran epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah.

Terhambatnya hormon epineprin akan mengaktifkan zona fasikulata

korteks adrenal untuk mensekresikan hormon glukortikoid yaitu

kortisol. Hormon kortisol ini berperanan dalam proses umpan balik

yang dihantarkan ke hipotalamus dan kemudian sinyal diteruskan ke

amigdala untuk mengurangi tingkat stress atau kecemasan.

(Greenberg (2015), Guyton (2007), & Videbeck (2008))

b. Manfaat

Suhu Alan dan dr. Meylita dari Centre of Aurora dalam

Indrawati (2015), mengatakan bahwa terapi totok lebih dari sekedar

pijat yang dapat memberikan manfaat begitu banyak bagi tubuh,

seperti melancarkan aliran energi dalam tubuh, melancarkan

sirkulasi dalam darah, membuat tekanan dalam tubuh menjadi

normal, memberikan relaksasi yang mendalam, meningkatkan

Totok Wajah Ibu Nifas Page 39


system kekebalan tubuh, dan memancarkan aura kecantikan.

Beberapa penjelasan mengenai manfaat totok wajah, antara lain :

1) Relaksasi

Pijatan menimbulkan relaksasi yang dalam sehingga

meringankan kelelahan jasmani dan rohani dikarenakan sistem

saraf simpatis mengalami penurunan aktivitas yang akhirnya

mengakibatkan turunnya tekanan darah.

2) Mengurangi nyeri

Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi

nyeri dan inflamasi, dikarenakan pijat meningkatkan sirkulasi

baik darah maupun getah bening.

3) Latihan pasif

Totok wajah merupakan suatu bentuk dari latihan pasif yang

sebagian akan mengimbangi kurangnya latihan yang aktif

seperti olahraga karena pijat meningkatkan sirkulasi darah yang

mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada titik vital

yang telah melemah

4) Totok wajah untuk mengurangi kecemasan

Kepanikan membuat jantung berdetak lebih cepat dan membuat

gelisah jika tidak segera diatasi akan membuat irama jantung

tidak pada tempatnya (pikiran dan tubuh tidak seirama). Terapis

menentukan titik-titik akupuntur yang akan ditotok pada bagian

wajah dengan tujuan untuk memberikan efek penanganan pada

Totok Wajah Ibu Nifas Page 40


masalah yang dikeluhkan dengan memijat titik “peredaran

darah” pada telinga kanan bagian tengah dan pada kening bagian

kanan selama 3 menit. (Indrawati, 2015: 117)

c. Patofisiologis Totok Wajah

Mengatasi penyebab penyakit dapat dilakukan tindakan pencegahan,

pengobatan, dan pemulihan. Berdasarkan tinjauan akupuntur

menurut Putu Oka Sukanta (2013:18) ada tiga macam yang perlu

diketahui yaitu sebagai berikut :

1) Penyakit yang berasal dariluar adalah penyakit yang disebabkan

oleh keadaan alam dan udara seperti dingin,panas, lembab,

kering, angin dan api.

2) Penyakit yang berasal dari dalam adalah penyakit yang

disebabkan oleh emosi atau perasaan seperti gembira, marah,

khawatir,sedih, takut,terkejut, dan terlalu banyak pikiran.

3) Penyebab penyakit lainnya yang disebabkan karena salah

adaptasi seperti luka, gigitan serangga/hewan, dan kebiasaan

hidup yang tidak baik.

Menurut Wong (2011), Imelda (2014) & Sulasmono (2014) Nervus

facialis merupakan saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam

mengatur ekspresi dan indera perasa di kulit wajah manusia. Dalam

saraf kranialis ke-7 terdapat beberapa Otot wajah dimana setiap

jengkal wajah memiliki bentuk yang unik dengan jumlah serabut otot

tersebut berfungsi untuk membuat tegaknya otot wajah dan menjaga

Totok Wajah Ibu Nifas Page 41


wajah Anda tetap simetris. Totok wajah dilakukan dengan menarik

bagian zigomatic ke atas dari mandibulla bawah ke atas sampai

zigomatic bone secara berturut –turut sehingga otot mentalis, Otot

Depresor Labii Inferior dan otot risorius seakan tertarik ke atas

kemudian mengendor, dengan gerakan mengencangkan dan

melemaskan otot–otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk

memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Melakukan massage

pada bagian Temporalit (pelipis) yang disebut dengan titik Tay yang

(terletak di dalam lekukan pada perpotongan garis perpanjangan

lengkung alis mata dan garis mendatar di sudut mata), pemijatan

pada titik ini bermanfaat untuk mengatasi keluhan sakit kepala,

migrain, mata bengkak dan merah, serta melancarkan peredaran

darah dari kepala ke otak. Melakukan pengurutan pada bagian

frontal (dahi) dengan dua Pollux (jempol) sebatas Supracillia (alis)

ke atas rambut kemudian menekan daerah anterior fontanel turun 2

cm kemudian tekan hingga mencapai bagian os fontalis (ubun –

ubun). Pemijatan pada area ini disebut dengan titik Pai Hui. Titik

ini merupakan pertemuan dengan meredian kandung kemih,

lancarnya aliran darah pada titik pertemuan ini ke otak dan jantung

membuat daya pikir maksimal. Melakukan pengurutan secara

memutar pada bagian orbital region dengan lembut, pijatan ini dapat

meningktkan sirkulasi dan merangsang kelenjar lakrimalis, yang

mencegah kekeringan pada mata.

Totok Wajah Ibu Nifas Page 42


Selanjutnya jari turun kebawah menuju mandibulla kemudian tekan

pada dagu samping (Depressor labii inferioris muscle) dilanjutkan

totok pada orbicularis oris muscle , mulut samping, hidung atas,

rahang, tengah kuping atau pada bagian superficial temporal artery,

pelipis dan dahi. Melakukan pemijatan secara berulang. Melakukan

pemijatan pada bagian telinga yang disebut dengan titik ting kung

yang terletak di depan targuspada sendi mandibular di depan lubang

telinga.pemijatan pada titik ini dapat mengatur nafsu makan dan

minum, mengatasi sakit kepala, gangguan pendengaran dan telinga

berdenging. Melakukan pemijatan pada bagian pundak dari tengah

kesamping kemudian menekan pundak atas ke bawah, memijat leher

secara bergantian untuk melemaskan tendon dan mengaktifkan darah

serta sirkulasi darah

d. Cara melakukan Totok

Terapi totok dengan menggunakan jari menjadi alat yang

bisa dipergunakan untuk menotok titik – titik akupuntur pada tubuh.

Jari yang dimaksud adalah ibu jari, telunjuk dan jari tengah.

(Indrawati, 2015: 22). Selain itu pemijatan dapat dilakukan dengan

berbagai cara yang aman, tidak melukai kulit atau menyebabkan

pecahnya pembuluh darah, yaitu dengan cara menggunakan jari

jempol; jari tangan yang disatukan, jari telunjuk atau telapak tangan;

membuat gerakan cubitan halus tetapi tidak sampai memar;

menepuk-nepuk atau memukul ringan; dan menggosok dengan jari

Totok Wajah Ibu Nifas Page 43


jempol, telunjuk, atau telapak tangan dengan syarat saat melakukan

pemijatan kuku tidak boleh panjang dan kotor. (Putu Oka, 2008: 42-

43)

Pemijatan dilakukan dengan memberi tekanan pada

penerima pijat dengan lembut dan jangan menekan terlalu kuat agar

tidak menyakiti penerima pijat dengan menciptakan sensasi rasa

nyaman dan aman bagi pasien (Putu Oka, 2008: 43)). Apabila

sensasi rasa dapat tercapai maka di samping sirkulasi energi dan

darah, juga dapat merangsang keluarnya hormon endomorfin

(hormon sejenis morfin yang dihasilkan oleh tubuh untuk

memberikan rasa tenang) (Hartono, 2012: 63).

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan menurut

Hartono (2012: 66) dalam pemijatan totok wajah pada ibu nifas,

antara lain :

1) Kebersihan Terapis

2) Bagian – bagian yang tidak dapat di pijat seperti kulit wajah

yang Hipersensitive, iritasi kulit, dan penderita inflamasi akut.

3) Pasien dalam keadaan gawat

4) Penderita Diabetes Mellitus

Beberapa jenis Titik totok wajah yang sering digunakan

pada wajah, antara lain terletak pada puncak kepala (fonticulus),

ditengah – tengah atas dahi (corona suture), diatas sudut garis

fontanel, terletak tepat diantara kedua supracillia , Terletak pada

Totok Wajah Ibu Nifas Page 44


lekukan sekitar 3 cm dibelakang antara sudut luar mata dan ujung

supracillia; Di lekukan ujung dalam supracillia, Terletak di ujung

luar supracillia, Terletak di sisi sudut luar mata, di tepi luar tulang

orbita, pada lekukan tulang pipi (zigomatik), Terletak di lekukan

bawah tulang bingkai mata, Terletak 0,4 inchi di sisi luar sudut

mulut, Terletak 0,5 inchi dari tepi luar cuping hidung.

Beberapa aturan atau persiapan yang perlu dilakukan menurut

Indrawati (2015: 28 – 30) untuk melakukan totok pada area wajah,

yaitu sebagai berikut:

1) Sebelum melakukan penotokan, sebaiknya memastikan pasien

dalam keadaan rileks, jangan emosional, tidak melakukan

hubungan seksual sebelum dan sesudah pemijatan, terlalu lapar

atau terlalu kenyang. (Putu Oka, 2008: 44)

2) Menganjurkan pasien untuk membersihkan wajahnya

menggunakan sabun pembersih wajah agar saat ditotok wajah

pasien sudah bersih dari debu, polusi, dan kosmetik yang

menempel pada pori – pori wajah.

3) Mengusap wajah dengan air hangat menggunakan washlap

kemudian menuang minyak zaitun pada telapak tangan

secukupnya agar terasa licin. Minyak zaitun yang digunakan ini

kandungannya tidak 100 % minyak zaitun, akan tetapi terdapat

berbagai ramuan minyak yang harum dan sangat bermanfaat

untuk rambut, kulit dan wajah seperti Jasminum Officinale

Totok Wajah Ibu Nifas Page 45


(Jasmine) Flower Oil, Rosa Damascena (Rose) Flower Oil dan

tambahan dua biji buah mojokeling. Manfaat minyak zaitun ini

mengangkat kotoran yang menyumbat pori tersebut sehingga

akan menghentikan jerawat anda serta melembabkan kulit.

4) Melakukan pemijatan dari bagian clavicula, kemudian naik ke

atas sampai ke bagian leher, dan wajah. Pemijatan cukup

dilakukan secara perlahan sambil menepuk – nepuk dengan jari

– jari tangannya.

Gb. 2.1 Pemijatan bagian dagu sampai tulang pipi

5) Terapis meminta pasien untuk memejamkan mata dan

merasakan relaksasi saat dipijat. Selanjutnya, dilakukan

pengurutan secara perlahan pada bagian wajah dari bawah ke

atas.

6) Mengeluarkan alat totok dari dalam tas, kemudian mulai

menotok titik – titik akupuntur pada area wajah pasien.

Alat totok wajah ini disebut juga tiens Accupoints Treasure

dengan ukuran badan 170 mm x 41 mm x 22mm dengan berat

347,2 gr. Pada ujung badan terdapat bulatan yang disebut giok

digunakan untuk memijat wajah dan kulit tubuh.

Totok Wajah Ibu Nifas Page 46


Sumber : www.google.com

Gb. 2.2 tiens Akupuntur

7) Jika terapis lebih senang menotok menggunakan jari, maka itu

juga diperbolehkan.

8) Melakukan tindakan totok pada titik akupuntur pada area wajah

pasien.

9) Jika semua area titik akupuntur telah dilakukan treatment maka

terapi totok telah selesai.

Cara melakukan totok wajah pada ibu nifas:

1) Menarik bagian zigomatic (pipi) ke atas dengan cara

melakukan pengurutan dari bawah mandibulla (dagu) ke atas

sampai zigomatic bone (tulang pipi) dengan kedua tangan

dimulai dari sisi kanan kemudian dilanjutkan pada sisi kiri

secara bergantian yang dilakukan sebnayak 4 kali.

2) Melakukan massase dengan membentuk zigomatic bone (tulang

pipi) dari arah dalam keluar sebanyak 4 kali.

3) Melakukan massage pada bagian Temporalit (pelipis)

menggunakan digitus secundus (jari telunjuk) dan digitus

medius (jari tengah) dengan gerakan memutar sedangkan pollux

Totok Wajah Ibu Nifas Page 47


(ibu jari) diletakkan pada os Frontal (dahi) untuk menahan

beban

4) Melakukan pengurutan pada bagian frontal (dahi) dengan dua

Pollux (jempol) sebatas Supracillia (alis) ke atas rambut

sebanyak 4 kali, kemudian menekan daerah anterior fontanel

turun 2 cm kemudian tekan hingga mencapai bagian os fontalis

(ubun – ubun).

5) Mengurut bagian os frontal (dahi) ke samping di mulai dari

pertengahan titik yintang keluar. Pemijatan pada daerah ini

dilakukan sebanyak 8 kali.

6) Malakukan pengurutan secara memutar pada bagian orbital

region. Melakukan pengulangan pemijatan sebanyak 7 kali.

7) Selanjutnya jari turun kebawah menuju mandibulla kemudian

tekan pada dagu samping (Depressor labii inferioris muscle)

dilanjutkan totok pada orbicularis oris muscle , mulut samping,

hidung, hidung atas, rahang, tengah kuping atau pada bagian

superficial temporal artery, pelipis dan dahi. Melakukan

pemijatan secara berulang sebanyak 3 kali.

8) Menggosokkan kedua telapak tangan, kemudian tarik bagian

zigomatic dari bagian bawah mandibulla,

9) Melakukan pemijatan pada bagian telinga yaitu tekan pada

superficial temporal artery kemudian memijat mengitari daun

telinga,

Totok Wajah Ibu Nifas Page 48


10) Melakukan pemijatan pada bagian kepala dengan ibu jari

berada pada bagian atas dahi dan jari – jari lainnya melingkupi

kepala, lakukan pijatan secara memutar sebanyak 4 kali

11) Melakukan pemijatan pada bagian pundak dari tengah

kesamping kemudian menekan pundak atas ke bawah,

12) Kedua tangan masuk menyangga leher kemudian pijat leher

secara bergantian

13) Pada tahap terakhir melakukan pemijatan pundak dari lengan

atas kemudian kearah leher.

e. Lokasi titik-titik pemijatan ( totok wajah)

Sumber : Kwan (2010:22)


Gambar 2.3 lokasi titik akupuntur

Totok Wajah Ibu Nifas Page 49


Sumber : Sulasmono, Gatot (2014:28)

Gambar 2.4 Lokasi titik –titik refleksi

Sumber : www.google.com/

Gambar 2.5 lokasi pemijatan titik yintang

Totok Wajah Ibu Nifas Page 50


Sumber : www.google.com

Gambar 2.3 lokasi pemijatan titik baihui

Sumber : www.google.com

Gambar 2.7 lokasi pemijatan titik Shangxing

Totok Wajah Ibu Nifas Page 51


Sumber : Kwan (2010,xxiv)

Gambar 2.8 titik LI20, Bitong, DU26, REN 24, GB1

Totok Wajah Ibu Nifas Page 52


B. Kerangka Teori

Farmakologi
Ringan - Diazepam
- Clobazam
- Buspirone HCl
Kecemasan Sedang
Nifas

Nonfarmakologi
Berat - Makanan
- Tidur
- Olahraga
- Agama Melancarkan aliran
- Rekreasi energy pada tubuh
pasien dengan cara
- Totok wajah menekan titik – titik
akupuntur yang
dipadukan dengan
teknik memijat

Relaksasi

Gambar 2.9 Kerangka Teori Pengaruh treatment totok wajah terhadap tingkat kecemasan pada ibu nifas

Sumber: Reva Rubin(1963), Hawari(2011), Indrawati ( 2015), Jenita(2017)

Pradhina Sita Maharani Page 53


Totok Wajah Ibu Nifas Page 54

Anda mungkin juga menyukai