Anda di halaman 1dari 33

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

INFEKSI HIV PADA ANAK


dr. Irene Ratridewi SpA(K)
dr. Savitri Laksmi Winaputri., Sp.A
2014: jumlah penderita HIV mencapai angka 36.9 juta
2014: anak-anak (<15 tahun) adalah sebesar 2.6 juta
Tahun 2014 angka kematian akibat AIDS pada
anak-anak (15 tahun) sebanyak 150.000.
• Ditularkan secara vertikal
• Penderita anak usia <5 tahun : >66%,
usia 5-10 tahun : 26%,
usia >10 tahun : 7,9%. DIAGNOSIS
TATALAKSANA

??
?
INFEKSI HIV
PENYAKIT HIV
• Sekumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
• Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV

ETIOLOGI

(Sudoyo et al, 2009)


(Montero and Nadler, 2005).
• Titer HIV yang tinggi ditemukan
CARA PENULARAN dalam dua cairan tubuh yaitu
darah dan semen

HORIZONTAL
VERTIKAL

(Brooks et al, 2007)


Perjalanan Klinis Infeksi HIV

(Butto et al, 2010)


DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan penunjang/laboratorium

ANAMNESIS

Anak sakit
(jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV)
Bayi yang lahir
• ibu HIV +
• perlakuan pencegahan +
Status bayi/anak kandung
• ibu HIV + HIV ?
Status anak setelah
• saudara kandungnya didiagnosis HIV
• orangtua meninggal oleh sebab yang tidak
diketahui tetapi masih mungkin karena HIV
Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV
PEMERIKSAAN
Anak yang mengalami kekerasan seksual
TES HIV
(Kemenkes, 2014)
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM

GEJALA KLINIS:
Yang berhubungan dg infeksi kronis
tak jelas penyebabnya <18 bulan • Uji virologi
 Demam berulang/berkepanjangan
tanpa sebab jelas
 Berat badan turun secara progresif
 Diare persisten
 Kandidosis oral tanpa faktor risiko >18 bulan • Uji serologi
lain (neonatus, imunosupresif,
keganasan)
 Otitis media kronik Pemeriksaan CD4+ merupakan parameter untuk
 Gagal tumbuh menentukan imunodefisiensi (bukan diagnosis)
 Limfadenopati generalisata
 Kelainan kulit
 Pembengkakan parotis kronis

(IDAI, 2011)
(IDAI, 2011) (PERMENKES, 2015)
SKENARIO PEMERIKSAAN
KATEGORI PEMERIKSAAN TUJUAN TINDAKAN
Bayi sehat, Uji virologi usia 6
Diagnosis HIV Mulai ARV bila infeksi (+)
Ibu HIV (+) minggu
Bayi pajanan
Identifikasi atau memastikan Tes virologi bila pajanan HIV
HIV tidak Serologi ibu/bayi
pajanan HIV (+)
diketahui

- Hasil (+) diikuti uji virologi


Bayi sehat Identifikasi bayi yang masih dan pemantauan lanjut
Serologi pada
terpajan HIV memiliki antibodi ibu atau - Hasil (-) maka tidak
imunisasi 9 bulan
Usia 9 bulan seroreversi terinfeksi, tes diulang jika
masih mendapat ASI

Bayi/anak gejala
dan tanda Serologi Memastikan infeksi Uji virologi jika usia <18 bulan
sugestif HIV (+)
Bayi usia >9 -
Infeksi (+) maka lakukan
<18 bulan. Uji Uji virologi Mendiagosis HIV
tatalaksana HIV dan terapi ARV
serologis (+)
Ulangi uji
Anak <5 tahun dengan infeksi
Bayi yang sudah serologi/virologi Eksklusi infeksi HIV setelah
HIV (+) maka beri tatalaksana
berhenti ASI setelah berhenti pajanan dihentikan
HIV termasuk ARV
minum ASI 6 minggu
Bayi terpajan HIV usia <18 bulan Pemeriksaan virologi HIV

Tersedia Tidak tersedia

+ -

Bayi/anak mungkin Tidak pernah ASI Pernah/masih ASI


terinfeksi HIV

Mulai terapi ARV, ulangi Bayi/anak tidak Bayi/anak berisiko Monitoring klinis
pemeriksaan virologi terinfeksi infeksi HIV selama secara berkala
untuk konfirmasi belum berhenti ASI

Bayi/anak mengalami tanda/gejala HIV Bayi/anak masih sehat sampai usia 9 bulan

Pemeriksaan Pemeriksaan virologi


Cek antibodi HIV
virologi tersedia tidak tersedia

- + + -

Anak sakit, asumsikan


Bayi/anak terinfeksi HIV Kemungkinan besar
terinfeksi
Anak sehat, HIV (-) kecuali ASI
Mulai terapi ARV dan ulangi pemeriksaan diasumsikan tidak
virologi untuk konfirmasi infeksi terinfeksi

Ulangi cek antibodi pada usia 18 bulan dan/atau


berhenti ASI 6 minggu
DIAGNOSIS • Curiga infeksi HIV pada anak

PRESUMTIF
berumur <18 bulan
• Pemeriksaan laboratorium untuk
PCR HIV tidak tersedia

Bila ada 1 kriteria berikut: Minimal ada 2 gejala berikut:


• PCP, meningitis kriptokokus, • Oral thrush
kandidiasis esophagus • Pneumonia berat
• Toksoplasmosis ATAU • Sepsis berat
• Malnutrisi berat yang tidak membaik • Kematian ibu yang berkaitan
dengan pengobatan standar dengan HIV atau penyakit HIV
yang lanjut pada ibu
• CD4+ <20%
TERAPI
PROFILAKSIS • Kotrimoksasol 4-6 mg/kg/hari satu kali sehari,
diberikan setiap hari.
KOTRIMOXAZOLE • Dapson 2 mg/kg/hari (maksimal 100 mg/hari).

(IDAI; 2011; Kemenkes, 2014)


PROFILAKSIS KOTRIMOKSASOL DIHENTIKAN
BILA
Bayi dan anak terpajan HIV namun
TERBUKTI tidak terinfeksi

Umur <1 tahun


• Hingga umur 5 tahun ATAU
• Diteruskan seumur hidup

Umur 1-5 tahun : seumur hidup

.Umur >5 tahun


• Bila dimulai pada stadium berapa saja dan
Anak yang terinfeksi HIV CD4 <350 sel,
 seumur hidup ATAU
 dihentikan bila CD4 >350 sel/ml setelah
minum ARV 6 bulan.
• Bila dimulai pada stadium 3 dan 4 maka
profilaksis dihentikan jika CD4 > 200 sel/ml
ARV
• NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NRTI):
Zidovudin, stavudin, lamivuding, tenofovir.
• NON-NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR
(NNRTI):
nevirapin dan efavirenz
• PROTEASE INHIBITOR (PI):
ritonavir, indinavir, saquinavir.
• INTEGRASE INHIBITOR:
raltegravir, elvitegravir.
• ENTRY INHIBITOR:
enfuvirtid

(IAPAC, 2014)
KRITERIA KLINIS
ARV

KRITERIA IMUNODEFISIENSI
INDIKASI ARV
Umur Kriteria klinis Kriteria imunologis Terapi
<5 tahun Terapi ARV
Stadium 3 dan 4 Terapi ARV
Stadium 2
>5 tahun
Jangan obati bila tidak ada
<25% pada anak 24-59 bulan
pemeriksaan CD4
Stadium 1 <350 pada anak <5 tahun
Obati bila CD4 < nilai menurut umur

• Bayi umur <18 bulan dengan diagnosis presumtif HIV harus


SEGERA mendapat terapi ARV
• Diagnosis konfirmasi  Diagnosis Pasti  (-)  ARV dihentikan
LINI PERTAMA

OBAT ARV DOSIS


- 180-240 mg/m2/dosis, 2x/hari
Zidovudine (AZT)
- Dosis maksimal: 300 mg/dosis, 2x/hari
- ≥ 30 hari: 4 mg/kg/dosis, 2x/hari
Lamivudine (3TC)
- Dosis maksimal: 150 mg/dosis, 2x/hari
- 1 mg/kg/dosis, 2x/hari
Stavudine (d4T)
- Dosis maksimal 30 mg/dosis, 2x/hari
- Dosis harian 8 mg/kg sekali sehari
Tenofovir (TDF)
- Dosis maksimal: 300 mg
- < 8 tahun: 200 mg/m2/dosis, 2x/hari
Nevirapine (NVP) - > 8 tahun: 120-150 mg/m2/dosis, 2 kali/hari.
- Dosis maksimal 200 mg/dosis.
- 10-15 kg: 200 mg sekali sehari
- 15 - <20 kg: 250 mg sekali sehari
- 20 - <25 kg: 300 mg sekali sehari
Efavirenz (EFV)
- 25 - <32,5 kg: 350 mg sekali sehari
- 32,5 - <40 kg: 400 mg sekali sehari
- Dosis maksimal: ≥40 kg: 600 mg sekali sehari
PEMANTAUAN
KLINIS
Setiap Setiap 12 Sesuai
Item Dasar Setiap 6 bulan
bulan/kunjungan bulan indikasi
Evaluasi klinis x x x
Berat dan tinggi badan x x
Perhitungan dosis ARV1 x x
Obat lain yang bersamaan x x
Kaji kepatuhan minum obat x
Pemantauan efek samping x
LABORATORIUM
Setiap Setiap 12 Sesuai
Item Dasar Setiap 6 bulan
bulan/kunjungan bulan indikasi
Darah tepi lengkap x x x
SGOT/SGPT x x
Kimia darah x
Tes kehamilan pada remaja x x
CD4% atau absolut x x x
Penapisan infeksi oportunistik x x
Penapisan toksisitas x x x
Viral load (VL/PCR RNA) x x x
Rekomendasi frekuensi minimal monitoring
pemeriksaan laboratorium diresource-limited settings

(Permenkes, 2015)
GAGAL PENGOBATAN

KEGAGALAN • VL 5000 copies RNA/ml pada 2

VIROLOGIS kali pemeriksaan

• CD4 turun pada 2 kali pemeriksaan


KEGAGALAN dengan jarak 3 bulan
• Pada anak 2 - 5 tahun, nilai CD4

IMUNOLOGIS
<200 sel/mm3 atau CD4 <10%
• Pada anak >5 tahun hitung CD4 <100
sel/mm3

KEGAGALAN • Muncul kondisi baru atau


rekurensi penyakit yang

KLINIS termasuk stadium 3 atau 4


setelah diterapi ARV 24 minggu
PREVENTION MOTHER TO CHILD
TRANSMISSION (PMTCT)
• Infeksi banyak pada usia produktif  ibu hamil
dengan HIV>>  resiko bayi dan anak dengan HIV
>>
• Dinegara maju resiko bayi tertular HIV dari ibu
sekitar 2 %
• Di negara berkembang /miskin resiko bayi tertular
hiv dari ibu 25-40%
Penularan HIV dari ibu ke bayi tergantung
• Kondisi plasenta
plasenta yang normal melindungi bayi
plasenta yang rusak memudahkan infeksi virus
ke bayi
• Proses persalinan, SC lebih aman
• ASI atau sufor
• Viral load , CD4 ibu, PMS ibu
• Kondisi bayi preamatur, luka di mulut
• Bayi dari ibu hiv +  Zidovudin profilaksis selama 6
minggu (4 mg/kgBB/dosis diberikan 2x sehari)
• Pemeriksaan PCR DNA rekomendasi usia 6 minggu
• ASI dapat merupakan pilihan bila AFASS tidak
terpenuhi
• Syarat:
Ibu minum ARV, VL ibu undetected, CD4 ibu baik
• Pasien tetap memahami resiko penularan sekitar 15%
• IMUNISASI semua diberikan bila bayi sehat dan
asimptomatik
• Bila bayi PCR +, BCG dan vaksin hidup lain diberikan
bila CD4 >15% dan bayi klinis baik
PILIHAN PERSALINAN

Permenkes, 2013
• Email: iratridewi@yahoo.com
• 082244126339
• Dr Wina: 081331342504

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai