Disusun Oleh:
Arina Aftritia Izzati
Devi Kurniyanti Ningsih
Ahmad Haerul Umam
Melissa Arinie Raharjo
5/26/15
LATAR BELAKANG
5/26/15
DEFINISI
Diabetes
militus
adalah
keadaan
hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia ini dapat disebabkan
oleh beberapa keadaan, diantaranya
adalah gangguan sekresi hormon
insulin, gangguan aksi atau kerja dari
hormon insulin atau gangguan keduaduanya
ETIOLOGI
KLASIFIKASI DM
BERDASARKAN ETIOLOGI
I.
II.
III.
DM tipe-2
DM Tipe lain
IV.
Diabetes gestasional
PATOFISIOLOGI DM TIPE-1
Kompensasi tubuh melakui
glikegenolisis dan
glukoneogenesis
Hiperglikemi postprandial
Hiperglikemi puasa
proses katabolisme
Dieresis osmotic +
glukosuria
insulin postprandial
(insulinopenia)
Memperberat glikogenolisis,
glukoneogenesis, lipolisis, dan
ketogenesis
Stress fisiologis
5/26/15
DIAGNOSA
5/26/15
KRITERIA DIAGNOSA
Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut:2,4
1. Kadar glukosa darah puasa
7,0 mmol/L (
126mg/dL). Puasa adalah tanpa asupan kalori minimal
selama 8 jam.
2. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsi, polifagi,
berat badan menurun, dan kadar glukosa darah
sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
3. Pada penderita yang asimptomatis ditemukan kadar
glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL atau kadar
glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan
tes toleransi glukosa yang terganggu pada lebih dari
satu kali pemeriksaan.
PEDIATRI RSMW 2015
5/26/15
5/26/15
10
PENATALAKSANAAN DM TIPE1
Sasaran
Tujuan khusus
1. Bebas dari gejala penyakit
1. Tumbuh kembang optimal
2. Dapat menikmati kehidupan 2. Perkembangan
emosional
sosial
normal
3. Terhindar dari komplikasi
3. Kontrol metabolik yang baik
tanpa
menimbulkan
hipoglikemia
4. Hari absensi sekolah rendah
dan aktif berpartisipasi dalam
kegiatan sekolah
5. Pasien tidak memanipulasi
penyakit
6. Pada saatnya mampu mandiri
mengelola penyakitnya.
PEDIATRI RSMW 2015
5/26/15
13
Jenis insulin
Awitan
(jam)
0,15 0,35
Puncak kerja
(jam)
13
Lama kerja
(jam)
35
0,5 1
2-4
58
12
24
34
4 10
4 - 12
6 - 15
8 16
12 - 24
18 24
Glargine
Detemir
Kerja panjang
24
12
Tidak ada
6 - 12
24*
20 - 24
Ultralente type
Insulin campuran
48
12 - 24
20 - 30
0,5
1 - 12
16 - 24
0,5
1 12
16 - 24
Insulin
Insulin basal
Cepatmenengah
Pendekmenengah
5/26/15
IZS=
insulin
zinc
suspension;
NPH=
neutral
protamine
Hagedorn
insulin.
* Lama kerja
kemungkinan
14
kurang dari 24
5/26/15
16
5/26/15
17
5/26/15
18
Profil farmakokinetik insulin kerja pendek (short acting). Terlihat lama kerja relatif
5-8 jam, dengan awitan kerja 30 60 menit, dan puncak kerja 2-4 jam.
5/26/15
19
5/26/15
20
5/26/15
21
Insulin
kerja
panjang
tradisional
(UltralenteTM) mempunyai masa kerja
lebih dari 24 jam, sehingga dapat
digunakan dalam regimen basal bolus.
Profi l farmakokinetik insulin kerja panjang (long acting). Terlihat lama kerja
relatif 20-30 jam, dengan awitan kerja 4-8 jam, dan puncak kerja 12-24 jam.
PEDIATRI RSMW 2015
5/26/15
22
5/26/15
23
5/26/15
24
5/26/15
25
5/26/15
26
Split-Mix Regimen
5/26/15
27
Basal-bolus regimen
Menggunakan
insulin
kerja
cepat/pendek
diberikan
sebelum
makan utama, dengan insulin kerja
menengah diberikan pada pagi dan
malam hari, atau dengan insulin basal
(glargine, detemir) yang diberikan
sekali sehari (pagi atau malam hari).
Regimen ini biasa digunakan pada
anak remaja ataupun dewasa.
PEDIATRI RSMW 2015
5/26/15
28
Pompa Insulin
5/26/15
29
Penyesuaian dosis
insulin
5/26/15
30
Cont
5/26/15
31
Pedoman Dosis
5/26/15
32
5/26/15
33
Edukasi
5/26/15
34
Prognosis
5/26/15
35
Komplikasi akut
Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan komplikasi akut tersering pada
pasien DM tipe-1.
Sebagai kesepakatan, pasien diabetes anak dianjurkan
untuk mempertahankan kadar glukosa darah > 70 mg/dL. 1
Hipoglikemia sering terjadi pada: 1
5/26/15
36
Derajat
Hipoglikemia
Gejala Klinis
Terapi
Ringan
Minuman
atau
makanan
yang
mengandung gula misalnya sari buah,
sirup
lemonade, susu manis, kue,
permen.
Sedang
Gejala
neurogenik
dan
neuroglikopenik sedang sakit
kepala, nyeri perut, gangguan
perilaku, penglihatan kabur atau
ganda,
bingung,
lemas,
mengantuk,
sulit
berbicara,
takikardia, pupil dilatasi, pucat,
dan keringat dingin.
Berat
Neuroglikopenia
berat
Bila jauh dari pertolongan medik:
disorientasi
berat,
penurunan
Bila tersedia glukagon , berikan
kesadaran, kejang
injeksi dengan dosis 0,5 mg untu
anak < 5 tahun dan 1,0 mg untuk > 5
tahun
Bila tidak ada, oleskan selai atau
(0,3-0,5
gram/kgBB)
lalu
infus
dekstrose untuk mempertahankan
gula pada 90-180 mg/dL
PEDIATRI RSMW 2015
5/26/15
37
Komplikasi akut
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
KAD sebagai akibat defisiensi insulin adalah suatu
keadaan darurat dan merupakan penyebab tersering
kematian yang berhubungan dengan diabetes pada
anak.
Salah satu komplikasi terberat KAD adalah edema
otak yang terjadi sekitar 0,5-0,9% kasus KAD dan
menyebabkan 21-24% kematian pada KAD atau 20%
kematian pada diabetes anak.
Pada remaja KAD hampir selalu terjadi karena
ketidakpatujhan pengguna insulin. Namun KAD
dapat pula terjadi pada pasien diabetes yang
mengalami penyakit lain, misalnya diare dan infeksi.
PEDIATRI RSMW 2015
5/26/15
38
Patofisiologi KAD
lipolisis
pemakaian glukosa
proteolisis
sintesis protein
glikogenolisis
substrat
glukoneogenik
FFA ke hepar
Glukoneogenesis
ketogenesis
Hiperglikemia
buffer alkali
Asidosis
Dehidrasi
Fungsi ginjal
terganggu
Hiperosmolaritas
5/26/15
39
5/26/15
40
5/26/15
41
Kontrol
glikemik
yang
optimal
merupakan
upaya
pencegahan dini terjadinya retinopati.
Perbaikan HbA1c 1% dapat menurunkan risiko komplikasi
jangka sebesar kira-kira 20-50%.
Deteksi dini retinopati dapat dilakukan dengan melakukan
kontrol teratur ke dokter mata.
Sebelum usia 15 tahun kontrol dilakukan setiap 2 tahun
sedangkan pada usia lebih dari 15 tahun dilakukan setiap
tahun. Pasien yang terdiagnosis DM pada usia prapubertas,
pemeriksaan mata dilakukan 5 tahun setelah diagnosis.
DCCT merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan
mata tiap 3 bulan untuk pasien dengan kontrol metabolik
buruk yang kronis. 1,5
PEDIATRI RSMW 2015
5/26/15
42
5/26/15
43
5/26/15
44
Terima kasih
45