Anda di halaman 1dari 20

DIABETES MELLITUS TIPE 1

Aulia Medicarizky
1710211111
DEFINISI DIABETES MELLITUS TIPE 1

Kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolism glukosa yang


ditandai oleh hiperglikemia kronik.

Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas baik oleh proses
autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang
bahkan terhenti

DM tipe-1 = Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)


Konsensus Nasional Pengelolaan DM Tipe 1 – IDAI 2015
AUTOANTIBODI

glutamicacid decarboxylase 65 autoantibodies (GAD)


tyrosine phosphatase-like insulinoma antigen 2 (IA2)
insulin autoantibodies (IAA)
cell specific zinc transporter 8 autoantibodies (ZnT8).
ETIOLOGI

Greenspan’s 10th Ed
EPIDEMIOLOGI
• Insidens DM tipe-1 sangat bervariasi baik antar negara maupun di dalam suatu negara, cenderung
meningkat
• Lebih dari 90% penderita diabetes pada anak dan remaja adalah DM tipe-1
• Epidemiologi DM tipe-1 di Indonesia belum ada data yang komprehensif. Data dari IDAI tercatat
ada 1220 kasus anak DM tipe-1
• Insidens tertinggi di Finlandia yaitu 43/100.000, terendah di Jepang 2/1000.000 (untuk usia < 15
tahun)
• Insidens DM tipe-1 lebih tinggi pada ras Kaukasia
• Terdapat 2 puncak insidens DM tipe-1 pada anak yaitu pada usia 5-6 tahun dan 11 tahun
• DM tipe-1 dimulai sebelum umur 40 tahun
GAMBARAN KLINIS
• Poliuria Bila terdapat komplikasi
• Polidipsia
• Polifagia disertai penurunan berat badan
• Enuresis (pada anak)
KRITERIA DIAGNOSTIK

Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:


• Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis, penurunan berat badan,
polifagia, dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/ dL. Atau
• Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. Atau
• Kadar glukasa plasma ≥ 200 mg/ dL pada jam ke-2 TTGO (Tes Tolerasansi Glukosa Oral). Atau
• HbA1c >6.5%
TATALAKSANA

Komponen pengelolaan DM tipe-1 meliputi


• pemberian insulin
• pengaturan makan
• Olahraga
• edukasi, yang didukung oleh pemantauan mandiri (home monitoring)
TATALAKSANA
INSULIN
Insulin Kerja Cepat (rapid acting)
• Insulin Lispro, Aspart, dan Glulisine
• Insulin monomer ini berupa larutan yang jernih, mempunyai awitan
kerja yang cepat (5-15 menit), puncak kerja 30-90 menit, dan lama
kerja berkisar 3-5 jam.
• insulin kerja cepat direkomendasikan untuk digunakan pada jam
makan, regimen 2 kali sehari, regimen basal-bolus.
Insulin Kerja Pendek (short
acting/reguler)
• Insulin jenis ini tersedia dalam bentuk larutan jernih
• Biasanya digunakan untuk mengatasi keadaan akut seperti
ketoasidosis
• Kadang-kadang juga digunakan sebagai pengobatan bolus (20-30
menit sebelum makan) atau kombinasi dengan insulin kerja
menengah pada regimen 1-2 kali sehari atau dengan insulin basal.
Insulin Kerja Menengah
(intermediate acting)
• tersedia dalam bentuk suspensi sehingga terlihat keruh.
• digunakan dalam regimen dua kali sehari dan sebelum tidur pada
regimen basal-bolus
• Dua sediaan insulin kerja menengah
- Isophane atau insulin NPH (Neutral Protamine Hagedorn).
- Crystalline zinc-acetate Insulin (insulin lente).
Insulin Kerja Panjang (long acting)
• Insulin kerja panjang tradisional (UltralenteTM) mempunyai masa
kerja lebih dari 24 jam, sehingga dapat digunakan dalam regimen
basal bolus
Insulin Basal Analog
• Insulin basal analog merupakan insulin jenis baru yang mempunyai
kerja panjang sampai dengan 24 jam.
• Di Indonesia saat ini sudah tersedia insulin glargine dan detemir
Insulin kerja campuran
• terdiri dari kombinasi insulin kerja cepat dan menengah, atau kerja
pendek dan menengah yang sudah dikemas oleh pabrik.
• Sediaan yang ada adalah kombinasi 30/70 artinya terdiri dari 30%
insulin kerja cepat atau pendek, dan 70% insulin kerja menengah
Spit-Mix Regimen
• Injeksi 1 kali sehari
Regimen insulin yang dapat digunakan adalah insulin kerja menengah atau
kombinasi kerja cepat/pendek dengan insulin kerja menengah.
• Injeksi 2 kali sehari
Digunakan campuran insulin kerja cepat/pendek dan kerja menengah
yang diberikan sebelum makan pagi dan sebelum makan malam.
• Injeksi 3 kali sehari
Insulin campuran kerja cepat/pendek dengan kerja menengah diberikan
sebelum makan pagi, insulin kerja cepat/pendek diberikan sebelum makan
siang atau kudapan sore dan insulin kerja menengah pada menjelang
tidur malam hari
Split-Mix Regimen
• Basal-bolus regimen
Menggunakan insulin kerja cepat/pendek diberikan sebelum makan
utama dengan insulin kerja menengah diberikan pada pagi dan malam
hari atau dengan insulin basal (glargine, detemir) yang diberikan sekali
sehari (pagi atau malam hari)
Dosis
• Selama fase remisi parsial, total dosis harian insulin sering <0.5
IU/kg/hari.
• Prepubertas (diluar fase remisi parsial) biasanya membutuhkan 0.7–
1.0 IU/kg/hari
• Selama pubertas kebutuhan akan meningkat 1.2–2 IU/kg/hari.
Lokasi penyuntikan insulin
• Abdpmen
• Lengan atas
• Paha depan atau samping
• Bokong samping atas

Teknik Penyuntikan
Insulin harus disuntikkan secara subkutan dalam dengan melakukan
‘pinched’ (cubitan) dan jarum suntik harus membentuk sudut 450,
atau 900 bila jaringan subkutannya tebal.

Anda mungkin juga menyukai