Anda di halaman 1dari 3

“RESUME”

FUNGSI WACANA DAN ORGANISASI WACANA DILIHAT DARI PENGKAJIAN


BAHASA INDONESIA BAIK PENGARUH INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL

Disusun Oleh :

Arryal Syaputra (2086206007)

Dosen Pengampu:

Deri Wan Minto M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA BARAT

2021
Fungsi wacana dalam bahasa
Secara umum fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa
tersebut dikelompokkan kepada 2 kategori utama yaitu fungsi transaksional dan fungsi
interaksional.Brown dan yule menjelaskan fungsi transaksional bertujuan untuk
menyampaikan informasi faktual atau proposisional. Sedangkan fungsi interaksional
bertujuan untuk memantapkan dan memelihara hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi.
Wacana dengan unit konversasi memerlukan unsur komunikasi yang berupa sumber
(pembicara san penulis) dan penerima (pendengar dan pembaca). Semua unsur komunikasi
berhubungan dengan fungsi bahasa.Fungsi bahasa meliputi:
1. Fungsi ekspresif yang menghasilkan jenis wacana berdasarkan pemaparan secara
ekspositoris,
2. Fungsi fatik (pembuka konversasi) yang menghasilkan dialog pembuka,
3. Fungsi estetik, yang menyangkut unsur pesan sebagai unsur komunikasi, dan
4. Fungsi direktif yang berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai penerima
isi wacana secara langsung dari sumber.
Selanjutnya Halliday dalam Leech membedakan tiga fungsi bahasa atas fungsi
idesional, interpersonal, dan tekstual. Pada fungsi idesional bahasa dipakai untuk alat
pengungkap sikap penutur dan pengaruhnya pada sikap dan perilaku penutur. Sedangkan
pada fungsi tekstual bahasa difungsikan sebagai alat untuk membangun dan menyusun
sebuah teks. Lebih lanjut Halliday menjelaskan bahwa interpersonal terdiri atas fungsi
ekspresif dan informatif sebagaimana telah dikemukakan Popper.
Pada dasarnya pengenalan terhadap berbagai fungsi bahasa akan sangat membantu
dalam penelaahan wacana. Sebaliknya tanpa pengenalan terhadap berbagai fungsi bahasa
akan dapat menjadi halangan di dalam menginterpretasikan sebuah wacana. Seorang
penganalisis wacana di dalam menganalisis sebuah wacana harus selalu mengaitkan bentuk-
bentuk bahasa yang digunakan dengan tujuan dan fungsi di mana dan untuk apa bahasa itu
digunakan dalam wacana tersebut.
Analisis wacana pada prinsipnya adalah analisis satuan-satuan bahasa di atas kalimat
yang digunakan dalamproses komunikasi. Untuk itu analisis tidak dapat dibatasi pada
pembentukan bahasa yang bebas dari tujuan dan fungsinya. Karena itu, wacana berkaitan erat
dengan fungsi bahasa.
 Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau
penulis sebagai sarana ekspresi,seperti wacana pidato

 Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar
komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta.

 Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau


informasi, seperti wacana dalam media informasi.

 Wacana estetik, apabaila wacana itu bersumber pada pesan dengan keindahan
pesan,seperti wacana puisi dan lagu.
 Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari
mitra tutur atau pembaca seperti wacana khotbah.

Wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar
(eksternal).

1. Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, Unsur internal suatu wacana
terdiri atas satuan kata atau kalimat, topik, tema, sehingga menjadi unsur pokok dalam
suatu wacana.

2. Unsur eksternal berkaitan dengan hal-hal di luar wacana itu sendiri. Kehadiran
unsur eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal ini
terdiri atas implikatur, presuposisi, referensi, inferensi, dan konteks.

Jadi unsur internal dan unsur eksternal sangat berpengaruh dalam wacana yang
berfungsi menunjukkan kekhasan dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan
bahan ajar bahasa indonesia yang mengacu pada konsep kesantunan layaknya tercermin
dalam suatu wacana.

Anda mungkin juga menyukai