Anda di halaman 1dari 15

Juli, Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya 147

KESIAPAN IBU MENGHADAPI KEHAMILAN DAN FAKTOR-


FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Juli Oktalia, Herizasyam


Poltekkes Kemenkes Jakarta
III e-mail :
oktimidw@yahoo.com

ABSTRACT

Background: a Healthy Pregnancy requires physical and mental preparation of every


mother. Planning a healthy pregnancy should be done before pregnancy. Pregnancy
well planned, it will be a positive impact on the conditions of the fetus and the physical
and psychological adaptation of mother for the better. The purpose of this study to
determine the factors that affect couples of childbearing age for pregnancy. Research
methodology: this type of research is the analytic with cross sectional approach.The
population in this study of pregnant women coming in two ANC Clinics Cipayung
Subdistrict Ciracas, East Jakarta and August – October 2015. Research results: there
is a significant relationship between the factors education, income Mate husband Age,
knowledge of the mother and the exposure with Maternal readiness informas facing
pregnancy (P value < 0.05). The results of the regression analysis found that factor
income couples age and exposure information is themost dominant factor in
affecting the readiness of the Mother in the face of pregnancy (P Value < 0.05).
Keywords: readiness to face Pregnancy, Readiness factors that affect
pregnancy, healthy pregnancy, fertile age couples.

ABSTRAK
Latar Belakang : Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari
setiap ibu. Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa
kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan berdampak
positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari ibu menjadi lebih baik.
Tujuan : untuk mengetahui Kesiapan Ibu menghadapai kehamilan dan faktor – faktor
yang mempengaruhinya. Metodologi Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu hamil yang
datang ANC di dua Puskesmas Kecamatan Cipayung dan Kecamatan Ciracas Jakarta
Timur bulan Agustus – Oktober 2015. Hasil penelitian : terdapat hubungan yang
signifikan antara faktor tingkat pendidikan suami, pendapatan Pasangan Usia Subur,
pengetahuan Ibu dan tingkat keterpaparan informas dengan kesiapan Ibu menghadapi
kehamilan (P value < 0,05). Hasil analisis regresi menemukan bahwa faktor
pendapatan pasangan usia subur dan keterpaparan informasi adalah faktor
paling dominan dalam mempengaruhi kesiapan Ibu dalam menghadapi kehamilan (P
Value < 0,05).
Kata kunci: Kesiapan Kehamilan, faktor-faktor yang mempengaruhi, kehamilan sehat,
pasangan usia subur

147
148 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 147-159

PENDAHULUAN dan psikologis ibu pada kehamilan


Sebagian besar kematian ibu tersebut menjadi lebih baik. Hal-hal yang perlu
disebabkan oleh penyebab langsung, dipersiapkan pada kehamilan misalnya
yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, pengaturan nutrisi ibu hamil. Nutrisi
persalinan lama dan abortus komplikasi yang baik juga berperan dalam proses
abortus. Sebagian besar komplikasi pembentukan sperma dan sel telur yang
kehamilan ini dapat dicegah dengan sehat. Nutrisi yg baik berperan dalam
melakukan persiapan pra konsepsi. mencegah anemia saat kehamilan,
Dalam Riskesdas tahun 2010 tidak perdarahan, pencegahan infeksi, dan
seluruh pasangan siap memiliki pencegahan komplikasi kehamilan
menghadapi proses kehamilan atau seperti kelainan bawaan dan lain-lain.
memiliki anak, salah satu alasan dari Dalam persiapan kehamilan juga
pasangan adalah ketidak tepatan waktu sebaiknya dilakukan skrining penyakit-
dari terjadinya proses kehamilan penyakit seperti penyakit infeksi yang
tersebut. Dampak kehamilan yang tidak berisiko menular pada janinnya
direncanakan selain berdampak pada misalnya Hepatitis, HIV, Toxoplasma
kehamilan juga berdampak pada dan Rubella), penyakit yang dapat
ketidaksiapan ibu untuk hamil dan diperberat dengan kondisi kehamilan
bahkan dapat berujung pada keputusan misalnya diabetes Mellitus, epilepsi,
untuk pengguguran kandungan yang penyakit jantung, penyakit paru,
tidak aman (unsafe abortion). Kondisi hipertensi kronis (Anon 2007).
unsafe abortion akan sangat dekat
Data Riskesdas 2013, terdapat 37,1%
dengan kejadian kesakitan dan kematian
ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil
ibu yang saat ini masih sangat tinggi di
dengan kadar hb kurang dari 11,0
indonesia. (Prihastuti, 2004 dalam
gram/dl, dengan proporsi yang hampir
Pranata & Sadewo, 2012).
sama antara kawasan perkotaan
Kehamilan yang sehat membutuhkan (36,4%) dan perdesaan (37,8%).
persiapan fisik dan mental, oleh karena Peningkatan proporsi ibu hamil usia 15-
itu perencanaan kehamilan harus 19 tahun dengan KEK dari 31,3% pada
dilakukan sebelum masa kehamilan. tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun
Proses kehamilan yang direncanakan 2013. Ketidak siapan kondisi fisik dan
dengan baik akan berdampak positif mental saat kehamilan ini maka akan
pada kondisi janin dan adaptasi fisik berdampak pada saat menjadi ibu dan
menjalani proses pengasuhan dari masa
kehamilan) telah banyak
emas bayi dan balita. Riskesdas (2010)
dipublikasikan. (Seshadri, 1012; Reeve,
juga menemukan bahwa dampak dari
2009; Jack BW, 2008 ; bunting et al
situasi ini adalah kurang maksimalnya
2008 dalam (Agricola et al. 2013).
kesehatan saat hamil, ketidaksiapan ibu
Walaupun hal ini sudah
untuk hamil serta keputusan untuk
direkomendasikan oleh banyak lembaga
pengguguran kandungan yang tidak
namun implementasinya sangat rendah
aman.
misalnya di negara India menunjukkan
Mempromosikan kesehatan keluarga lebih dari 54 persen perempuan di India
prakonsepsi merupakan strategi yang tidak mendapatkan informasi seputar
penting untuk meningkatkan kualitas persiapan pra konsepsi (Bayrami et al.
anak yang akan dilahirkan sekaligus n.d.).
dapat membantu pada upaya penurunan
Boente et al (2014) merekomendasikan
kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
bahwa perlunya perubahan paradigma
Situasi ini didapatkan bahwa faktor
pelayanan kesehatan menitikberatkan
risiko yang diketahui yang merugikan
pada persiapan pada masa pra konsepsi
ibu dan bayi yang mungkin bisa terjadi
untuk menskrinning pasangan yang
sebelum kehamilan harus ditangani
telah siap menjadi orang tua potensial
misalnya ibu mengalami kekurangan
parents) dengan pasangan yang belum
hemoglobin (anemia), kekurangan asam
siap menjadi orang tua. Boente et al
folat dan perilaku yang dapat
juga menyatakan bahwa menjadi orang
menganggu kesehatan ibu dan janin
tua yang siap merupakan tanggung
pada masa kehamilan. Konseling
jawab moral yang paling fundamental
prakonsepsi adalah komponen penting
bagi setiap pasangan (Bonte et al.
dalam pelayanan kesehatan pra
2014). Kesadaran akan tanggung jawab
konsepsi. Melalui konseling, pemberi
moral ini akan membuat para pasangan
pelayanan mendidik dan mereko-
akan lebih bertanggung jawab untuk
mendasikan strategi-strategi untuk
menyiapkan dan merencanakan sebelum
meningkatkan kesehatan ibu dan janin.
kehamilan terjadi sehingga saat
(Williams et al. 2012).
kehamilan terjadi kondisi pasangan
Saat ini rekomendasi dilaksanakannya tersebut lebih siap secara fisik, mental
kegiatan persiapan dan konseling saat sosial dan ekonomi. Kesiapan ini akan
pra konsepsi (sebelum terjadi

149
berdampak pada pola pengasuhan anak Remaja menjadi salah satu program
yang lebih bertanggung jawab. yang dikembangkan pada perempuan
yang belum hamil. Namun secara
Sangatlah penting menyiapkan
analisis sosial dan psikologis terkait
kehamilan terutama dalam hal
persiapan dan perencanaan kehamilan,
menyiapkan kesehatannya, khususnya
sasaran remaja menjadi sulit karena
terkait nutrisi, olahraga, kebiasaan yang
berhadapan dengan nilai budaya bahwa
dapat menganggu kehamilan misal
remaja belum disiapkan mendisikusikan
merokok, minum-minuman keras,
tentang perencanaan kehamilan.
polusi lingkungan dan mengurangi
Program pemerintah saat ini yang
stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi
terkait perencanaan kehamilan baru
kehamilan sangat bermanfaat untuk
pada seputar mencegah kehamilan tidak
mencegah malnutrisi, menyiapkan
diinginkan melalui program Keluarga
tubuh pada perubahan – perubahan pada
Berencana dan kelas calon pengantin.
saat hamil, mengurangi stress dan
mencegah obesitas, mengurangi risiko METODE
keguguran, persalinan premature, berat Penelitian ini menggunakan desain
bayi lahir rendah dan kematian janin cross-sectional deskriptif analitik untuk
mendadak, dan mencegah efek dari mengetahui faktor – faktor yang
kondisi kesehatan yang bermasalah mempengaruhi kesiapan ibu
pada saat kehamilan. menghadapi kehamilan. Populasi
(Chandranipapongse & Koren 2013) penelitian adalah pasangan subur di
wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Program yang dikembangkan
Cipayung Jakarta Timur tahun 2015.
pemerintah saat ini sebagian besar
Sampel penelitian ini adalah ibu yang
dimulai setelah pasangan tersebut
mengalami kehamilan primigarivida
menjalani kehamilan misalnya program
dan berkunjung ke Puskesmas di
nutrisi seribu hari pertama kehidupan,
wilayah Kecamatan Jakarta Timur.
program P4K (perencanaan persalinan
Dengan menggunakan rumus Slovin,
dan pencegahan komplikasi) maupun
didapatkan jumlah samplenya sebanyak
program keluarga berencana yang
96 orang. Tehnik pengambilan sampel
seluruhnya subjek sasarannya pada ibu
pada penelitian ini adalah purpusive
yang telah menjalani kehamilan dan
sampling. yaitu semua subyek yang
program kesehatan ibu anak lainnya.
datang memeriksakan kehamilan pada
Adapun program Kesehatan Reproduksi
Puskesmas Kecamatan Cipayung dan
kuesioner yang diisi oleh responden,
Puskesmas Kecamatan Ciracas
dengan analisa data menggunakan
dimasukkan dalam penelitian sampai
analisa univariat untuk mengetahui
subyek yang diperlukan terpenuhi.
distribusi frekuensi variabel independen
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada
atau dependen dan analisis bivariat
bulan Juni - September tahun 2015 di
untuk melihat hubungan variabel
dua wilayah kecamatan Jakarta Timur.
independen dengan variabel dependen
Alat pengumpulan data menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1
Distribusi frekuensi pasangan usia subur berdasarkan variable univariat
di dua Wilayah Kecamatan Jakarta Timur Tahun 2015

Variabel N %
Kesiapan menghadapi kehamilan
Tidak disiapkan 62 64,6
Disiapkan 34 35,4
Usia Menikah Istri
< 20 tahun 20 20,8
≥ 20 tahun 76 79,2
Usia Menikah Suami
< 25 tahun 30 31.2
≥ 25 tahun 66 68.8
Pendidikan Istri
Pendidikan dasar & Menengah 86 89,6
Pendidikan tinggi 10 10,4
Pendidikan suami
Pendidikan dasar & Menengah 84 87,5
Pendidikan tinggi 12 12,5
pendapatan PUS
Kurang dari UMR 72 75
Lebih dari UMR 24 25
Nilai yang diyakini
Tidak membutuhkan persiapan 7 7,3
Membutuhkan persiapan 89 92,7
Pengetahuan Ibu
Kurang baik 72 75
Baik 24 25
Keterpaparan Informasi
Tidak Terpapar 78 78
Terpapar 18 18.8

151
Tabel 2
Hubungan pendidikan suami dengan kesiapan Ibu menghadapi Kehamilan
di Dua Puskesmas Kecamatan di wilayah Jakarta Timur Tahun 2015

Tingkat Kesiapan PUS TOTAL OR (95 %


P
Pendidikan Tidak Siap Siap
N % N %
N value CI)
suami %
Dasar 58 60.4 26 27.1 84 87,5 0,016 4,462
menengah (1,233 –
Tinggi 4 4.2 8 8.3 12 12,5 16,148)
Jumlah 62 64.6 34 35.4 96 100

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui


bahwa hasil uji statistik menunjukkan
antara pendidikan suami dengan
terdapat hubungan yang bermakna
kesiapan Ibu menghadapi kehamilan
dengan P value 0,016 (P Value < 0,05).

Tabel 3
Hubungan pendapatan PUS dengan kesiapan Ibu menghadapi Kehamilan di
Dua Puskesmas Kecamatan di wilayah Jakarta Timur Tahun 2015

Kesiapan PUS TOTAL


P
Tingkat Tidak Siap OR (95 % CI)
Pendapatan Siap N value
N% % N %
Kurang dari 55 57.3 17 17.7 72 75 0,000 7,857
UMR (2,792 – 22,112)
≥ UMR 7 7 17 17.7 24 25
Jumlah 62 64.6 34 35.4 96 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui antara pendapatan dengan kesiapan Ibu


bahwa hasil uji statistik menunjukkan menghadapi kehamilan dengan P
terdapat hubungan yang bermakna value 0,000 (P Value < 0,05).

Tabel 4
Hubungan pengetahuan dengan kesiapan Ibu menghadapi Kehamilan di Dua
Puskesmas Kecamatan di wilayah Jakarta Timur Tahun 2015

Kesiapan PUS TOTAL


P
Tingkat Tidak Siap OR (95 % CI)
pengetahuan Siap N value
%N % N%
Kurang baik 55 57.3 17 17.7 72 75 0,000 7,857
baik 7 7.3 17 17.7 24 24 (2,792 – 22,112)
Jumlah 62 64.6 34 35.4 96 100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
antara pengetahuan dengan kesiapan
bahwa hasil uji statistik menunjukkan
Ibu menghadapi kehamilan dengan P
terdapat hubungan yang bermakna
value 0,000 (P Value < 0,05).
Tabel
5
Hubungan keterpaparan informasi dengan kesiapan Ibu menghadapi Kehamilan
di Dua Puskesmas Kecamatan di wilayah Jakarta Timur Tahun 2015

Kesiapan PUS TOTAL


Tingkat Tidak P
keterpaparan Siap value OR (95 % CI)
Siap N %
N % N %
Terpapar 62 64.6 16 16.7 78 81.2
Tidak Terpapar 0 0 18 18 18.8 0,205
Jumlah 62 64.6 34 35.4 96 100 0,000
(0.133 – 0.318)

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui


bahwa hasil uji statistik menunjukkan
antara keterpaparan informasi dengan
terdapat hubungan yang bermakna
kesiapan Ibu menghadapi kehamilan
Tabel dengan P value 0,002 (P Value < 0,00).
6
Model Awal Multivariat: Variabel yang berhubungan dengan kesiapan Ibu
menghadapi kehamilan (n=96)

Variabel B SE P. Value OR (95% CI)


Tingkat Pendidikan -0.39 0.120 0,747 -0.276 – 0.199
Suami
Tingkat Pendapatan 0,302 0.091 0,001 0.122 – 0.482
Tingkat Pengetahuan 0,051 0.103 0,618 -0.153 – 0.255
Keterpaparan 0,679 0.118 0,000 0.444 – 0.914
informasi

Dari tabel diatas terlihat bahwa Variabel mendapatkan variabel independen yang
tingkat pendidikan suami dan tingkat paling berhubungan/dominan dengan
pengetahuan memiliki hasil P Value > variabel dependen. Selanjutkan tingkat
0,05 tidak diikutsertakan kedalam pendapatan dan keterpaparan informasi
pemodelan dan dikeluarkan. Pembuatan dimasukkan kedalam model berikutnya
model penentu faktor-faktor yang dan menghasilkan pemodelan akhir
berhubungan dengan kesiapan PUS dengan hasil pada tabel 6.
menghadapi kehamilan bertujuan. untuk

153
Tabel 7
Model Akhir Multivariat: Variabel yang berhubungan dengan kesiapan Ibu
menghadapi kehamilan (n=96)

Variabel SE P. Value OR (95% CI)


Tingkat Pendapatan 0.296 0.085 0,001 0.127 – 0.466

Keterpaparan 0,611 0.095 0,000 0.516 – 0.892


informasi

Dari hasil diatas, terlihat untuk variable yang sehat membutuhkan persiapan
tingkat pendapatan dan keterpaparan fisik dan mental. Persiapan fisik dan
informasi adalah variable dominan (p mental sangat bermanfaat untuk
value < 0,05), sedangkan faktor-faktor menyiapkan tubuh pada perubahan –
yang lain seperti tingkat pendidikan perubahan pada saat hamil, mengurangi
suami dan tingkat pengetahuan adalah stress dan mengurangi risiko
variabel yang tidak dominan. komplikasasi pada masa kehamilan.

Pengukuran kesiapan pasangan usia (Chandranipapongse & Koren 2013)

subur menghadapi kehamilan dilakukan Perencanaan kehamilan yang sehat


melalui pengisian kuesioner terpimpin. harus dilakukan pada masa pra
Surveyor membacakan pertanyaan konsepsi. Proses kehamilan yang
dalam kuesioner yang kemudian direncanakan dengan baik, maka akan
dijawab secara lisan oleh responden. berdampak positif pada kondisi janin
Dari 96 ibu yang menjadi responden, dan adaptasi fisik dan psikologis dari
sebagian besar responden tidak perempuan dan pasangannya. Hal-hal
menyiapkan kehamilannya sebanyak 62 yang perlu dipersiapkan pada kehamilan
orang (64,6 %) dan sebanyak 34 orang misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil.
ibu sudah menyiapkan kehamilannya Nutrisi yang baik juga berperan dalam
dengan baik (35.4%). Jumlah ibu yang proses pembentukan sperma dan sel
menyiapkan kehamilannya lebih sedikit telur yang sehat. Nutrisi yg baik
dari pada ibu yang tidak memiliki berperan dalam mencegah anemia saat
kesiapan menghadapi kehamilan adalah kehamilan, perdarahan, pencegahan
sebuah situasi yang harus menjadi infeksi, dan pencegahan komplikasi
perhatian (concern) bagi pemerintah kehamilan seperti kelainan bawaan dan
dan tenaga kesehatan karena kehamilan lain-lain. Dalam persiapan kehamilan
juga sebaiknya dilakukan skrining
dihubungkan dengan pengambil
penyakit-penyakit seperti penyakit
keputusan dominan dalam rumah
infeksi yang berisiko menular pada
tangga yang sebagian besar pada pihak
janinnya misalnya Hepatitis, HIV,
suami. Hal ini karena pola hidup di
Toxoplasma dan Rubella), penyakit
tingkat rumah tangga tidak dapat
yang dapat diperberat dengan kondisi
terlepas dari faktor lingkungan, adat
kehamilan misalnya diabetes Mellitus,
istiadat, ekonomi, sosial budaya dan
epilepsi, penyakit jantung, penyakit
lain – lain. Faktor lingkungan yang saat
paru, hipertensi kronis (Anon 2007).
ini sangat terkait erat dengan keseteraan
Berdasarkan hasil uji statistik gender pada tingkat rumah tangga.
menunjukkan tidak ada hubungan yang Gender adalah pembedaan antara
bermakna antara pendidikan ibu dengan perempuan dan laki-laki yang
kesiapan ibu menghadapi kehamilan didasarkan pada jenis kelamin tentang
dengan P value 0,086 (P Value > 0,05). sifat, peran, posisi perempuan dan laki-
Namun hasil statistik berbeda laki yang dibuat oleh masyarakat dan
ditunjukkan pada pendidikan Suami dipengaruhi oleh system kepercayaan /
yang dapat dilihat berdasarkan tabel 7 penafsiran budaya, politik, system
dapat diketahui bahwa hasil uji statistik pendidikan dan ekonomi. (Modul
menunjukkan terdapat hubungan yang YPKP, 2006).
bermakna antara pendidikan suami
Tingkat pendidikan turut menentukan
dengan kesiapan ibu menghadapi
mudah tidaknya seseorang menyerap
kehamilan dengan P value 0,016 (P
dan memahami pengetahuan tentang
Value < 0,05). Perbedaan hasil statistik
persiapan menghadapi persalinan yang
antara hubungan pendidikan PUS dan
mereka peroleh (kodyat, 1999). Tingkat
kesiapan ibu menghadapi kehamilan
pndidikan turut menentukan rendah
antara suami dan istri dapat
tidaknya seseorang menyerap dan
dihubungkan dengan peran suami yang
memakai pengetahuan (Maulana, 2009).
lebih dominan dalam rumah tangga
dalam konteks budaya Indonesia. Berdasarkan hasil uji statistik
Pendidikan suami menjadi lebih menunjukkan terdapat hubungan yang
berhubungan dibandingkan pendidikan bermakna antara pendapatan dengan
istri. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kesiapan Ibu menghadapi kehamilan
kesiapan ibu dalam kehamilan dapat dengan P value 0,000 (P Value < 0,05).
Pendapatan biasanya berupa uang yang

155
mempengaruhi kesiapan keluarga dalam Berdasarkan hasil uji statistik
mempersiapkan semua kebutuhan menunjukkan terdapat hubungan yang
selama kehamilan dan persiapan bermakna antara Tingkat pengetahuan
persalinan. Tingkat pendapatan dengan kesiapan Ibu menghadapi
berpengaruh pada daya beli seseorang kehamilan dengan P value 0,000 (P
untuk membeli sesuatu. Pendapatan Value < 0,05). Hasil penelitian ini
merupakan salah satu faktor yang paling sesuai dengan pendapat ahli yaitu Green
menentukan kuantitas maupun kualitas menganalisis perilaku berdasarkan dua
persiapan menjelang kehamilan. faktor yaitu : faktor perilaku
Tingkat pendapatan seseorang untuk (behaviorcauses) dan faktor diluar
memenuhi hidup disesuaikan dengan perilaku (non behavior causes). Green
penghasilan yang ada. Tingkat menyebutkan bahwa faktor perilaku
pendapatan memiliki hubungan ditentukan atau dibentuk oleh Faktor
bermakna dengan kesiapan menghadapi predisposisi (predisposing factor), yang
kehamilan sesuai dengan hasil terwujud dalam pengetahuan, sikap,
penelitian WHO bahwa status kesehatan kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
ibu dipengaruhi oleh tingkat sebagainya.
pendapatan. Persiapan financial bagi
Adanya hubungan yang bermakna
pasangan dalam menghadapi kehamilan
antara tingkat pengetahuan tentang
akan sangat mempengaruhi pendapat
pentingya kesiapan kehamilan dengan
Ibu tentang kesiapan Kehamilan.
kesiapan Ibu menghadapi kehamilan.
Persiapan financial atau yang berkaitan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
dengna penghasilan atau keuangan yang
analisis WHO tahun (1984) yang
dimiliki untuk mencukup kebutuhan
menyebutkan bahwa perilaku pasangan
selama kehamilan berlangsung sampai
dapat dipengaruhi oleh salah satunya
masa persalinan dan masa pengasuhan.
adalah Pengetahuan. Pengetahuan
Pendapat tentang kesiapan menghadapi
tersebut diperoleh dari pengalaman
kehamilan adalah kesiapan Ibu dalam
sendiri atau pengalaman orang lain.
menyiapkan biaya financial untuk biaya
Dalam penelitian ini pengetahuan Ibu
persalinan, pakaian dan perlengkapan
tentang pentingnya kesiapan Kehamilan
bayi, kebutuhan ibu dalam pengasuhan
sejalan dengan kesiapan Ibu dalam
bayi dan lain-lain.
menyiapkan kehamilannya. Ibu yang
memiliki pengetahuan tentang kesiapan
kehamilan yang baik cenderung
negara. Negara Amerika misalnya telah
melakukan persiapan kehamilan lebih
membuat standars dan panduang
baik daripada Ibu yang kurang memiliki
pelayanan pra konsepsi yang dilakukan
pengetahuan kehamilan yang baik.
tenaga kesehatan (Freda et al. 2006).
Dalam penelitian ini tingkat
Standar pelayanan kebidanan untuk
pengetahuan yang baik akan membuat
pelayanan organisasi dapat diakses pada
Ibu memiliki sikap positif terhadap
beberapa website misalnya di amerika
pentingnya kesiapan kehamilan, dan
mereka menyusun bahwa pelayanan
terdapat situasi yang mendukung sikap
asuhan pra konsepsi adalah komptensi
tersebut untuk diwujudkan pada
inti dan berisi kegiatan : yaitu menilai
tindakan – tindakan yang mengacu pada
kesiapan ibu dan keluarga untuk
pengetahuan Ibu tentang apa saja yang
menghadapi kehamilan termasuk
harus disiapkan Ibu dalam menghadapi
kesiapan fisik, emosional, psikososial
kehamilan.
dan kehidupan seksual. Konseling
Berdasarkan hasil uji statistik tentang pengaruh lingkungan dan
menunjukkan terdapat hubungan yang keluarga pada kesiapan kehamilan juga
bermakna antara tingkat keterpaparan disiapkan sebelum Ibu menghadapi
informasi dengan kesiapan Ibu kehamilan.
menghadapi kehamilan dengan P value
Hasil Analisis Multivariat menunjukkan
0,002 (P Value < 0,00). Tingkat
bahwa variable pendapatan dan
keterpaparan informasi dalam penelitian
keterpaparan informasi adalah variable
ini adalah membagi dua kelompok
dominan (p value < 0,05), sedangkan
responden penelitian antara kelompok
faktor-faktor yang lain seperti
yang terpapar dengan informasi tentang
pendidikan suami dan pengetahuan
apa saja yang penting disiapkan Ibu
adalah variabel yang tidak dominan.
menjelang kehamilan. Keterpaparan
Faktor pendapatan dan keterpaparan
informasi Ibu tentang persiapan
informasi menjadi faktor yang paling
kehamilan berhubungan signifikan
dominan dibanding pengetahuan dan
dengan kesiapan Ibu menghadapi
keterpaparan infomasi sesuai dengan
kehamilan. Dalam sejarah
penelitian hasil rekomendasi WHO
pengembangan pelayanan pra konsepsi
tahun 2015 diketahui bahwa faktor –
dalam hal penyusunan standards dan
faktor yang menyebabkan perempuan
guideline telah dilakukan di banyak
tidak dapat mengakses pelayanan

157
kesehatan selama masa pra konsepsi, seperti tingkat pendidikan suami
kehamilan dan persalinan adalah dan tingkat pengetahuan adalah
kemiskinan (daya beli dan pendapatan), variabel yang tidak dominan.
jarak, kekurangan informasi dan ketidak
adekuatan pelayanan dan praktik DAFTAR RUJUKAN
budaya yang tidak aman. Rekomendasi
Agricola, E. et al., 2013. Does googling
WHO (2015) bahwa tenaga kesehatan for preconception care result in
information consistent with
yang memiliki kompetensi yang baik
international guidelines : a
untuk memberikan pelayanan comparison of information found
by Italian women of childbearing
berkualitas pada masa pra konsepsi,
age and health professionals. BMC
selama masa hamil, dan sesudah Medical Informatics and Decision
Making, 13(1), p.1. Available at:
persalinan (selama masa pengasuhan)
BMC Medical Informatics and
dapat menyelamatkan jiwa ibu dan bayi. Decision Making.

SIMPULAN Akbar, 2007. Mempersiapkan


Kehamilan Sehat. , p.1.
1. Sebagian besar ibu tidak memiliki
kesiapan dalam menghadapi Bayrami, R., Taghipour, A. &
Ebrahimipoor, H., Investigating
kehamilan yaitu sebanyak 62 Women ’ s Lifestyle during the
responden ( 64,6%) Preconception Period in Kalat
County , Iran.
2. Terdapat beberapa faktor yang
berhubungan dengan kesiapan ibu Bonte, P., Pennings, G. & Sterckx, S.,
2014. Is there a moral obligation to
dalam menghadapi kehamilan yaitu conceive children under the best
tingkat pendidikan suami dengan P possible conditions? A preliminary
framework for identifying the
value 0,016 (P Value < 0,05); preconception responsibilities of
tingkat pendapatan dengan P value potential parents. BMC medical
ethics, 15, p.5. Available at:
0,000 (P Value < 0,05); tingkat http://www.pubmedcentral.nih.gov
keterpaparan informasi dengan P /articlerender.fcgi?artid=3903016
&tool=pmcentrez&rendertype=abs
value 0,002 (P Value < 0,00). tract.
3. Hasil Analisis Multivariat
Bronstein, J.M. et al., 2012. Providing
menunjukkan bahwa variable general and preconception health
tingkat pendapatan dan care to low income women in
family planning settings:
keterpaparan informasi adalah Perception of providers and clients.
variable dominan (p value < 0,05), Maternal and Child Health
Journal, 16, pp.346–354.
sedangkan faktor-faktor yang lain
Carl, J. & Hill, D.A., 2009.
Preconception counseling:Make it Pengguguran Di Indonesia.
part of the annual exam. Family Available at:
practice, 58(6). https://www.academia.edu/330571
3/KEJADIAN_KEGUGURAN_K
Chandranipapongse, W. & Koren, G., EHAMILAN_TIDAK_DIRENCA
2013. Preconception counseling NAKAN_DAN_PENGGUGURA
for preventable risks. Canadian N_DI_INDONESIA.
Family Physician, 59, pp.737–739.
Sunarti, E., 2006. Indikator Keluarga
Ebrahim, S.H. et al., 2006. Models of Sejahtera:
preconception care implementation
in selected countries. Maternal Sejarah Pengembangan, Evaluasi,
and Child Health Journal, 10, dan Keberlanjutannya. , p.116.
pp.37– 42.
Sobur, Alex, 2009. Psikologi Umum.
Freda, M.C., Moos, M.K. & Curtis, M., Bandung: Pustaka Setia.
2006. The history of preconception
care: Evolving guidelines and Walgito, Bimo, 2003.
standards. Maternal and Child Pengantar Psikologi Umum.
Health Journal, 10, pp.43–52. Yogyakarta: Andi.

Jenderal, D. & Masyarakat, B., 2013. Williams, L. et al., 2012. Associations


No Title. between preconception counseling
and maternal behaviors before and
Maulana, H.D.J., 2009. Promosi during pregnancy. Maternal and
Kesehatan. Jakarta: EGC. Child Health Journal, 16,
pp.1854–1861.
Pranata, S. & Sadewo, F.S., 2012.
Kejadian Keguguran, Kehamilan Yayasan pendidikan kesehatan
Tidak Direncanakan Dan perempuan. 2006. Kesehatan
Reproduksi bagi Pendidikan
Diploma III Kebidanan. Jakarta:
YPKP

159

Anda mungkin juga menyukai