Anda di halaman 1dari 8

No Isu Data Fakta

1. Belum optimalnya Diabetes gestasional


pemeriksaan GDS pada sangat berbahaya karena
Ibu hamil menjadi penyebab utama
dalam kasus kematian ibu
dan bayi serta
menimbulkan komplikasi
serius pada proses
persalinan. Data Lancet
2011, sebanyak 3 juta bayi
lahir mati setiap tahunnya
akibat diabetes
gestasional. Kehamilan
yang disertai dengan
diabetes gestasional juga
berisiko menyebabkan
kematian ibu hingga 4 kali
lipat. Ibu hamil penderita
diabetes gestasional
umumnya mengalami
komplikasi saat proses
persalinan dan cenderung
melahirkan bayi dengan
berat badan berlebih, atau
melahirkan bayi prematur
atau cacat fisik.
2. Kurangnya kesadaran Program KB sebagai salah
dan kemauan WUS satu kebijakan
untuk memakai pemerintah dalam bidang
kontrasepsi jangka kependudukan,
panjang memiliki implikasi yang
tinggi terhadap
pembangunan kesehatan,
oleh karena itu
program KB memiliki
posisi strategis dalam
upaya pengendalian laju
pertumbuhan
penduduk. Namun, pada
kenyataannya masih
rendahnya pasangan usia
subur (PUS) yang
belum menjadi peserta KB
(Suratun, 2008).
Secara umum faktor-faktor
yang
menyebabkan PUS tidak
menjadi peserta KB
adalah pelayanan KB
yang masih kurang
berkualitas, keterbatasan
alat kontrasepsi,
penyampaian konseling
maupun KIE
(komunikasi, informasi,
dan edukasi) belum
dilaksanakan dengan baik.
3. Ketidakpatuhan ibu hamil Kepatuhan mengonsumsi
dalam mengonsumsi tablet Fe diartikan sebagai
tablet FE ketepatan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet Fe
yaitu 1 tablet secara rutin
minimal 90 hari selama
masa kehamilan
(Anggraini dkk., 2018).
Keberhasilan pemberian
tablet Fe bergantung pada
patuh tidaknya ibu
hamil dalam mengonsumsi
tablet Fe. Cakupan
pemberian tablet Fe yang
tinggi tidak
memberikan dampak
penurunan anemia jika
kepatuhan konsumsi tablet
Fe masih rendah
(Sarah dan Irianto, 2018).
Mengonsumsi 90 tablet Fe
pada masa kehamilan
efektif memenuhi
kebutuhan zat besi sesuai
dengan angka kecukupan
gizi ibu hamil serta
menurunkan
prevalensi anemia
sebanyak 20-25%.
(Paendong dkk., 2016).
4. Adanya ibu hamil yang Antenatal Care adalah
tidak rutin dalam pelayanan kesehatan oleh
memeriksakan tenaga professional untuk
kehamilannya ibu hamil selama masa
kehamilan yang
dilaksanakan sesuai
dengan standar
pelayanan antental yang
ditetapkan (Kemenkes RI,
2016).
Menurut Depkes RI
antenatal care merupakan
pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala
yang
diikuti dengan upaya
koreksi terhadap
penyimpangan yang
ditemukan. Pada
hakikatnya pemeriksaan
kehamilan bersifat
preventif care dan
bertujuan
mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan bagi ibu
dan janin.
5. Kurangnya kesadaran Puskesmas PONED harus
dan kemauan Ibu hamil memiliki tenaga kesehatan
dengan kehamilan resiko yang telah dilatih PONED
tinggi (RESTI) untuk yaitu TIM
dirujuk PONED (Dokter dan 2
Paramedis). Pelayanan
yang dapat diberikan
puskesmas PONED
yaitu pelayanan dalam
menangani
kegawatdaruratan ibu dan
bayi meliputi kemampuan
untuk menangani dan
merujuk:
1. Hipertensi dalam
kehamilan (preeklampsia,
eklampsia)
2. Tindakan pertolongan
Distosia Bahu dan
Ekstraksi Vakum pada
Pertolongan Persalinan
3. Perdarahan post partum
4. infeksi nifas
5. BBLR dan Hipotermi,
Hipoglekimia, Ikterus,
Hiperbilirubinemia,
masalah pemberian
minum pada bayi
6. Asfiksia pada bayi
7. Gangguan nafas pada
bayi
8. Kejang pada bayi baru
lahir
9. Infeksi neonatal
10. Persiapan umum
sebelum tindakan
kedaruratan Obstetri –
Neonatal antara lain
Kewaspadaan Universal
Standar.
Kurangnya kesadaran
dan kemauan WUS
untuk memakai
kontrasepsi jangka
panjang
Ketidakpatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi
tablet FE
Adanya ibu hamil yang
tidak rutin dalam
memeriksakan
kehamilannya
Kurangnya kesadaran
dan kemauan Ibu hamil
dengan kehamilan resiko
tinggi (RESTI) untuk
dirujuk

Anda mungkin juga menyukai