Anda di halaman 1dari 12

Makalah Asuhan Kebidanan Remaja, Pranikah dan Pra Konsepsi

Persiapan dan Perencanaan Kehamilan


Dosen : Rahayu Khairiah, SKM,M.Keb

Disusun Oleh :
Azzahra Asma Nadia (200603017) Ajeng Aprilia P (200603231)
Putri Nur Jayanti (200603084) Putri Dewi Sagita (200603230)
Mardiana Shafira (200603063) Ima Rahmatul Maulidahh (200603239)
Yola Yolanda Rahma (200603113) Nurbela Mauludiyah (200603213)
Nadila Angelia (200603135) Lenny Nuraida (200603178)
Nur Zarit Ayya Shofi (200603078) Maesaroh Binti Mastiri (200603030
Inne Bunga Herliana (200603048)
)

PROGRAM STUD S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021
A. Latar Belakang

Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapa fisik maupun

mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa

kehmailan agar berdapak positif pada adaptasi fisik dan psikologis ibu selama

kehamilan serta kondisi janin yang baik (Oktalia da Herizasyam, 2016). Berdasarkan

data WHO (2013) 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak direncanakan,

akibatnya wanita dan pasangannya terlambat mendapatkan intervensi kesehatan

esensial saat kehamilan hingga 40%.

Perencanaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan

anak adalah dengan melakukan skrining prakonsepsi. Skrining Prakonsepsi dapat

mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang mungkin bisa terjadi seperti ibu yang

mengalami kekurangan hemoglobin, kekurangan asam folat, dan perilaku yang dapat

mengganggu kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan (Williams et al, 2012).

B. Tinjauan Teori

1. Pengertian Perencanaan Kehamilan

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal

melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu

faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak

kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga

memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap

pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang

tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).


Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk

mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan

menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013)

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan

Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam

merencanakan kehamilan, antara lain:

a. Kesiapan aspek psikologis

Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani konseling

prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti dengan cara

melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan kandungan) dan laboratorium.

Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini akan mempersiapkan calon ibu beserta

calon ayah dan untuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit

yang diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan sebagainya.

Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan akibat kekurangan zat

gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya.

b. Kesiapan fisik

Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa ada fisik

yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan bahkan kalau

kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima akan memengaruhi

janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain:

1) Mulai menata pola hidup

Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga memengaruhi

keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan fisik ini dilakukan secara

optimal kira-kira 6 bulan menjelang konsepsi.


2) Mencapai berat badan ideal

Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat

badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh akan ikut-

ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat badan yang jauh dari

ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil. Masa

ini disebut prakonsepsi. Waktunya adalah antara 3-6 bulan sebelum hamil.

Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita

sebelum hamil sampai dinyatakn sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan

dalam pengawasan. Pemeriksaan kesehatan ini juga bisa meliputi diantaranya:

1) Pemeriksaan Penyakit dan Virus :

a) Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella zoster

untuk menghindari terjadinya kecacatan pada janin.

b) Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari

diturunkan penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin.

c) Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat

menyebabkan kecacatan dan keguguran.

d) Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini dapat

menyebabkan kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan

dilahirkan. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap

penyakit yang sedang diderita seperti asthma, diabetes mellitus

dan jantung. Pada Wanita hamil penyakit-penyakit seperti ini

dapat, bertambah berat dan membahayakan jika tidak dilakukan

perawatan dan pengobatan yang teratur. Untuk menghindari

kondisi yang membahayakan, dokter biasanya akan memantau


pasiennya dan menentukan kapan waktu yang paling tepat untuk

hamil.

e) Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti

kekurangan zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan

anemia. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan

keguguran.

2) Pemeriksaan Darah Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah

(unsur yang mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel darah

merah) pada pasangan suami isteri dilakukan untuk mengantisipasi

perbedaan golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya.

Perbedaan golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam janin

dalam kandungan

3) Pemeriksaan Faktor Genetika Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini

adalah untuk mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang mungkin akan

dialami bayi akibat secara genetis dari salah satu atau kedua orangtuanya.

Khususnya apabila pasangan suami isteri masih terkait hubungan

persaudaraan. Tes ini idealnya dilakukan sebelum kehamilan untuk

mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya. Jikalau diperlukan,

anda harus mengumpulkan suluruh catatan-catatan medis yang dimiliki

oleh pihak suami maupun isteri, termasuk keluarga. Sehingga jika telah

diketahui data medis secara lengkap, dapat diketahui secara dini apabila

memang ada kelainan pada janin atau calon orang tua, sehingga bisa

membuat keputusan yang lebih bijak.


c. Menjaga pola makan

Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan. Karena, zat-zat gizi

akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi, mempertahankan kondisi kesehatan

selama hamil, serta mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.

Caranya sebagai berikut:

1) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam menu makanan sehari-hari

secara bervariasi dan dalam jumlah yang pas, sesuai kebutuhan.

2) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan, karena dapat

menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi.

3) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama diolah, sehingga

kandungan zat-zat gizinya tidak hilang.

d. Olahraga secara teratur

Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah. Peredaran

nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi efisien, sebab benar-benar

bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan

sel telur yang baik.

Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena meningkatnya

produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi,

proses kehamilan, persalinan, serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi

lebih mudah. Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang,

bersepeda dan senam.

e. Menghilangkan kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk seperti merokok, minm minuman alkohol, serta

mengkonsumsi kafein (kopi, minuman bersoda), sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat
yang terkandung didalamnya bisa memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang

terjadinya pembuahan makin kecil. Sering stes juga bukan kebiasaan yang baik.

Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat

f. Bebas dari penyakit

Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak jerman, atau

penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut

bisa membahayakan diri dan janin.

g. Stop pakai kontrasepsi

Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan kotrasepsi. Apabila

belum berkeinginan untuk hamil maka harus memakai kontrasepsi. Misalnya, pil,

obat suntik, serta susuk KB mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.

h. Meminimalkan bahaya lingkungan

Lingkungan, termaksud lingkungan kerja, bisa juga berdampak buruk

sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gangguan pada pembentukan sel

telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme (jamur, bakteru dan virus) bahkan kimia

beracun (timah hitam dan pestisida) radiasi (sinar x, sinar ultraviolet, monitor

komputer, dan lainnya) dan banyak lagi.

3. Kesiapan Finansial

Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan merupakan suatu

kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang

berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan

selama kehamilan berlangsung sampai persalinan (Kurniasih, 2010).

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial, diantaranya:

a) Sumber keuangan
Memiliki anak memang tidak murah. Makanya, perlu merancang keuangan

keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi

dana yang cukup besar.

b) Dana yang wajib ada

Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan sebagai calon orang tua, yaitu:

(1) Saat hamil

Yaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan penunjang

(laboratorium, USG, dan sebagainya), serta mengatasi penyakit (bila ada)

(2) Saat bersalin

Meliputi biaya melahirkan (secara normal atau operasi caesar),

“menginap” di rumah sakit pilihan, obat-obatan, serta biaya penolong persalinan.

(3) Setelah bayi lahir

Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan perlu memperhitungkan

masa depan anak.

4. Persiapan Pengetahuan

Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap pasangan

suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam perencanaan kehamilan

atau dalam kehamilan. Diantaranya:

a) Masa subur

Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa

subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara

suami dan istri adalah sesuatu yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai

hasil yang baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.

b) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak


Setiap pasangan yang menikah pastilah menambakan anak ditengah kehidupan

keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, patilah

menginginkan anak dengan jenis kelamin yang belum pernah dimiliki, sehingga

lengkap yaitu laki-laki dan perempuan (Nurul, 2013)

5. Kesiapan aspek usia

Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan

maka akan beresiko mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan

kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.

Resiko Tinggi Kehamilan Usia Kurang dari 20 tahun

1) Resiko Bagi Ibunya:

a) Mengalami perdarahan Perdarahan pada saat melahirkn antara lain

disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.

Selain itu juga dosebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang

tertinggal didalam rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang lambat

dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.

b) Kemungkinan keguguran / abortus Pada saat hamil seorang ibu sangat

memungkinkan terjadi keguguran. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor

alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun

memakai alat.

c) Persalinan yang lama dan sulit Persalinan yang disertai komplikasi ibu

maupun janin. Penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh

kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan

serta pimpinan persalinan yang salah dapat mengakibatkan kematian ibu.


d) Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat social ekonomi rendah,

dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

e) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi Penyebab anemia pada saat hamil di

usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat

hamil di usia muda. Karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu

mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merahjanin dan

plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan

menjadi anemis.

f) Kanker leher rahim

Yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini erat kaitannya dngan

belum sempurnanya perkembangan dinding rahim. Pada usia remaja (12-20

tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan

penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel mnjadi tidak normal, apalagi

bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi virus HPV.

Sel abnormal yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker servik. Wanita

yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir selalu 2x lebih

mungkin terkena kanker servik di usia tuanya, daripada wanita yang

menunda kehamilan hingga usia 25 tahun atau lebih tua (BKKBN, 2012).

Berhubungan seksual sebelum umur 20 tahun, akan meningkatkan risiko

kanker leher rahim ( Dedeh dkk, 2010).

2) Resiko Bagi Bayinya :

a) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan Kelahiran prematur yang

kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini terjadi karena pada saat
pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.

b) Berat badan lahir rendah Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang

dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurang gizi 18 saat hamil,

umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dapat juga dipengaruhi penyakit

menahun yang diderita oleh ibu hamil.

c) Cacat bawaan Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak

saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubella serta faktor gizi dan

kelainan hormon.

d) Keracunan kehamilan (Gestosis) Kombinasi keadaan alat reproduksi yang

belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil

dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia dan eklampsia memerlukan

perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.

e) Kematian bayi Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya

atau kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang dai 2.500 gram,

kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran congenital serta lahir

dengan asfiksia (Manuaba, 2009)

C. Kesimpulan
Perencanaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah

dengan melakukan skrining prakonsepsi. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya

menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namu juga memperbaiki kualitas hubungan

psikologi keluarga. Perencanaan kehamilan secara psikolog/mental, fisik dan finansial

adalah hal yang tidak boleh diabakan. Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai

menjalani konseling prahamil. Olahraga sangat berkhasiat untuk melancarkan aliran darah,

kondisi seperti ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel teluar yang baik.

Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman alkohol, serta mengkonsumsi kafein,

sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa memengaruhi

kesuburan. Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak jerman, atau

penyakit berbahay lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai