Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TinjauanTeori

1. PerencanaanKehamilan

a. Pengertian

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan

berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang

aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting

dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak

kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi

kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi

keluarga (Mirza, 2008).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting

untuk dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara

psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh

diabaikan (Kurniasih, 2010).

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan

kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung

terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan

yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul,2013).


b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi PerencanaanKehamilan

Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu

dipersiapkan dalam merencanakan kehamilan, antara lain:

1) Kesiapan aspek psikologis

Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani

konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan

anjuran, seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik

(pemeriksaan umum dan kandungan) dan laboratorium. Sebab,

tujuan dari konseling prahamil ini akan mempersiapkan calon

ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan kehamilan yang

sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang

diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi,

dan sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah

cacat bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar

zat berbahaya.

2) Kesiapan fisik

Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan.

Tanpa ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak

akan terwujud dan bahkan kalau kehamilan itu terwujud,

kemungkinan fisik yang tidak prima akan memengaruhi janin.

Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara

lain:
a) Mulai menata pola hidup

Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga

memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila

persiapan fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6

bulan menjelang konsepsi.

b) Mencapai berat badan ideal

Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan.

Karena berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan

homon dalam tubuh akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya

siklus ovulasi terganggu. Berat badan yang jauh dari ideal

juga memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan.

c) Menjaga pola makan

Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan.

Karena, zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ

reproduksi, mempertahankan kondisi kesehatan selama

hamil, serta mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh

kembang janin. Caranya sebagai berikut:

(1) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.

Masukkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

mineral, dan air dalam menu makanan sehari-hari

secara bervariasi dan dalam jumlah yang pas, sesuai

kebutuhan.
(2) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada

makanan, karena dapat menyebabkan kecacatan pada

janin danalergi.

(3) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak

terlalu lama diolah, sehingga kandungan zat-zat

gizinya tidakhilang.

d) Olahraga secarateratur

Olahraga memang berkhasiat untuk

melancarkan aliran darah. Peredaran nutrisi dan pasokan

oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi efisien, sebab

benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini

dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang

baik.

Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki

mood karena meningkatnya produksi hormon endoprin.

Tubuh juga jadi sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi,

proses kehamilan, persalinan, serta kembalinya bentuk

tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah. Yang cocok

dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang,

bersepeda dan senam.

e) Menghilangkan kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman

beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi,minuman


bersoda), sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang

terkandung didalamnya bisa memengaruhi kesuburan.

Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan makin kecil.

Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi,

kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.

f) Bebas dari penyakit

Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes,

campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya

periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa

membahayakan diri dan janin.

g) Stop pakaikontrasepsi

Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan

kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka

harus memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta

susuk KB mengandung hormone yang brtugas terjadinya

ovulasi.

h) Meminimalkan bahaya lingkungan

Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga

berdampak buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan

hormonal atau gagguan pada pembentukan sel telur.

Lingkungan yang sarat mikroorganisme (jamur, bakteri,

dan virus), bahan kimia beracun (timahhitam

dan pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor

komputer, dan lainnya), dan banyak lagi.


3) Kesiapan Finansial

Persiapan finansial bagi ibu yang akan

merencanakan kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang

mutlak yang harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau

yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang

dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan

berlangsung sampai persalinan (Kurniasih, 2010).

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan

finansial, diantaranya:

a) Sumber keuangan

Memiliki anak memang tidak murah. Makanya, perlu

merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari.

Disadari atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi

dana yang cukupbesar.

b) Dana yang wajib ada

Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan sebagai calon

orang tua, yaitu:

(1) Saat hamil

Yaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan

penunjang (laboratorium, USG, dan sebagainya), serta

mengatasi penyakit (bila ada).

(2) Saat bersalin

Meliputi biaya melahirkan (secara normal atau operasi

caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan, obat-

obatan, serta biaya penolong persalinan.


(3) Setelah bayi lahir

Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan perlu

memperhitungkan masa depan anak.

4) Persiapan Pengetahuan

Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka

setiap pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang

berpengaruh dalam perencanaan kehamilan atau dalam

kehamilan. Diantaranya:

a) Masa subur

Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap

untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan

menstruasi dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara

suami dan istri adalah sesuatu yang wajar, penyaluran

hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika

pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.

b) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak

Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak

di tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah

mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, pastilah

menginginkan anak dengan jenis kelamin yang belum

mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki dan

perempuan (Nurul, 2013).


5) Kesiapan aspek usia

Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia

dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan

beresiko mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang,

perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya, dan

beresiko terkena kanker serviks.

c. Resiko Tinggi Kehamilan Usia Kurang dari 20tahun

1) Resiko BagiIbunya:

a) Mengalami perdarahan

Perdarahan pada saat melahirkn antara lain disebabkan

karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.

Selain itu juga dosebabkan selaput ketuban stosel (bekuan

darah yang tertinggal didalam rahim). Kemudian proses

pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh

adanya sobekan pada jalan lahir.

b) Kemungkinan keguguran /abortus

Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi

keguguran. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah

dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan

maupun memakai alat


c) Persalinan yang lama dan sulit

Persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.

Penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh

kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan

his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah

dapat mengakibatkan kematianibu.

d) Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat social ekonomi rendah, dan

stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada

kala nifas.

e) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan

kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil

di usia muda. Karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu

mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh

fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,

membentuk sel darah merahjanin dan plasenta. Lama

kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan

menjadianemis.
f) Kanker leher rahim

Yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini erat

kaitannya dngan belum sempurnanya perkembangan

dinding rahim. Pada usia remaja (12-20 tahun) organ

reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan

penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel mnjadi

tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan

seksual dan kemudian infeksi virus HPV. Sel abnormal

yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker servik. Wanita

yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir

selalu 2x lebih mungkin terkena kanker servik di usia

tuanya, daripada wanita yang menunda kehamilan hingga

usia 25 tahun atau lebih tua (BKKBN, 2012). Berhubungan

seksual sebelum umur 20 tahun, akan meningkatkan risiko

kanker leher rahim ( Dedeh dkk,2010).

2) Resiko Bagi Bayinya:

a) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan

Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari).

Hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang

diperlukan berkurang.

b) Berat badan lahir rendah

Yaitubayiyanglahirdenganberatbadanyangkurangdari

2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurang gizi


saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dapat

juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu

hamil.

c) Cacat bawaan

Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin

sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi,

virus rubella serta faktor gizi dan kelainanhormon.

d) Keracunan kehamilan(Gestosis)

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil

dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan

hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia dan

eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat

menyebabkan kematian.

e) Kematian bayi

Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama

hidupnya atau kematian perinatal yang disebabkan berat

badan kurang dai 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37

minggu (259 hari), kelahiran congenital serta lahir dengan

asfiksia (Manuaba, 2009).


d. Remaja Dan Kehamilan

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada

remaja yang berumur di bawah 17 tahun. Kehamilan remaja

merupakan masalah sosial masyarakat dan masalah dalam bidang

obstetri (Manuaba, 2009).

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi

sebelum usia 19 tahun. Kebiasaan ini biasanya tidak direncanakan

dan di luar nikah. (Muscari, 2005).

Menurut (Ferry & Makhfudli, 2009) kesehatan

reproduksi secara langsung juga berhubungan dengan keadaan

anemia pada seseorang. Anemia merupakan keadaan yang sering

disebut dengan kurang darah dimana hemoglobin (Hb) kurang dari

12 gr%. Anemia terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi

terutama pada wanita. Jika seorang wanita mengalami anemia,

maka akan menjadi sangat berbahaya pada saat hamil dan

melahirkan. Wanita yang mengalami anemia berpotensi melahirkan

bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). disamping

itu, anemia dapat mengakibatkan kematian ibu maupun bayi pada

saat proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja

tidak mengidp anemia, perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri

ke fasilitas kesehatan. Jika ternyaata remaja mengalami anemia,

maka perlu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

dan pil zat besi sesuai dengananjuran.


Selain anemia, kesehatan reproduksi juga berhubungan

dengan kehamilan. Kesiapan seorang wanita untuk hamil dan

melahirkan (mempunyai anak) ditentukan oleh kesiapan dalam tiga

hal, yaitu kesiapan fisik, mental (emosi dan psikologis), dan sosial

ekonomi. Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik

jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia

20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan

fisik.

Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia

dibawah 20 tahun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang perkawinan bahwa usia minimal menikah adalah 16

tahun bagi wanita dan 18 tahun bagi pria. Tetapi tetap perlu diingat

beberapa hal berikut.

1) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan

kehamilannya termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada

meningkatnya berbagai risikokehamilan.

2) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan

tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan

kehamilan serta kjang yang berakibat padakematian.

Kehamilan di usia muda (kurang dari 20 tahun) sering

kali berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Hal ini berkaitan

erat dengan belum sempurnanya perkembangan dinding uterus.


2. Pernikahan

a. Pengertian Pernikahan

Pernikahan atau perkawinan adalah lambang

disepakatinya suatu perjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan

perempuan, atas dasar hak dan kewajiban yang setara dengan

kedua pihak. Dalam UU pernikahan No.1 Tahun 1974 pernikahan

adalah ikatan batin antara pria dan perempuan sebagai suami istri

dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang

bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan YME (Kumalasari &

Andhyantoro,2013).

Secara psikologis, perkawinan merupakan panggilan

dan kebutuhan psikologis karena di dalamnya terkandung cinta

sekaligus tanggung jawab yang terikat dalam hukum agama, negara

dan sosial yang membentuk hubungan kekerabatan dalam pranata

budayanya. Jadi, dalam perkawinan ada unsur legalitas penyatuan

antara laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, perkawinan

merupakan penyatuan antara dua mitra yang memiliki obligasi

berdasarkan pada kesamaan minat pribadi dan kegairahan

(Bethsaida & Herri, 2013).

Perkawinan adalah suatu hubungan antara seorang laki-

laki dan perempuan yang diakui secara social, menyediakan

hubungan seks dan pengasuh anak yang sah dan di dalamnya

terjadi pembagian hubungan kerja yang jelas bagimasing-masing


pihak baik suami maupun istri (Duvall dan Miller dalam Bethsaida

& Herri, 2013).

Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7

bahwa perkawinan diijinkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan

wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah mempunyai

kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan

dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa

pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan

Keluarga Berencana, perkawinan diijinkan bila laki-laki berumur

21 tahun dan perempuan berumur 19 tahun. Sehingga perkawinan

usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila pria kurang dari

21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun (Marmi,2013).

b. Pengertian Usia Muda

Usia muda merupakan sebagai masa peralihan dari

masa kanak–kanak ke masa dewasa. Batasan usia muda berbeda-

beda sesuaidengan social budaya setempat. Menurut WHO batasan

usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedngkan dari segi program

pelayanan, definisi yang digunakan oleh Departemen Kesehatan

adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah.

Sementara menurut BKKBN batasan usia muda adalah 10-21 tahun

(BKKBN,2012).
c. Pengertian Pernikahan Usia Muda

Pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia

yang seharusnya belum siap untuk melakukan pernikahan

(Nukman, 2009). Sedangkan menurut (Riyadi, 2009) pernikahan

usia muda adalah pernikahan yang para pihaknya masih sangat

muda dan belum memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah

ditentukan dalam melakukan pernikahan.

Menurut (BKKBN, 2012), pernikahan usia muda adalah

pernikahan yang dilakukan di bawah usia 20 tahun. Hal yang sama

disampaikan Sarwono (2010), perkawinan usia muda adalah nama

yang lahir dari komitmen moral dan keilmuan yang kuat, sebagai

sebuah solusi alternatif, sedangkan batas usia dewasa laki-laki 25

tahun dan bagi perempuan 20 tahun, karena kedewasaan seseorang

tersebut ditentukan secara pasti baik oleh hukum positif maupun

hukum islam. Sedangkan dari segi kesehatan, pernikahan usia

muda sendiri yang ideal adalah untuk perempuan di atas 20 tahun

sudah boleh menikah. Sebab perempuan yang menikah di bawah

umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher rahim, dan pada usia

remaja, sel-sel leher rahim belum matang, maka apabila terpapar

human papiloma virus (HPV) pertumbuhan sel akan menyimpang

menjadi kanker (Kompona,2007).


d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda

Menurut (Kumalasari & Andhyantoro, 2013) faktor-

faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda adalah sebagai

berikut:

1) Alasan pernikahan usia muda

a) Faktor sosial budaya.

Beberapa daerah di Indonesia masih menerapkan praktik

kawin muda, karena mereka menganggap anak perempuan

yang terlambat menikah merupakan aib bagi keluarga.

b) Faktor pengetahuan

Faktor utama yang memengaruhi remaja untuk melakukan

hubungan seks pranikah adalah membaca buku porno dan

blue film. Sehingga jika terjadi kehamilan akibat hubungan

seks pranikah maka jalan yang diambil adalah menikah

pada usia muda. Tetapi ada beberapa remaja yang

berpandangan bahwa mereka menikah agar terhindar dari

perbuatan dosa seperti seks sebelum nikah. Hal ini tanpa di

dasari oleh pengetahuan mereka tentang akibat menikah

pada usia muda (Jazimah,2006).

c) Faktor pergaulan bebas

Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja,

dengan mudah dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-

hari, khususnya di kota-kota besar. Pernikahan pada usia


remaja pada akhirnya menimbulkan masalah. Jadi dalam

situasi apapun tingkah laku seksual pada remaja tidak

pernah menguntungkan, padahal masa remaja adalah

periode peralihan ke masa dewasa (Sarwono, 2010).

d) Desakan ekonomi.

Pernikahan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang

hidup digaris kemiskinan, untuk meringankan beban orang

tuanya, maka anak perempuannya dikawinkan dengan

orang yang dianggapmampu.

e) Tingkat pendidikan.

Pendidikan yang rendah makin mendorong cepatnya

pernikahan usia muda.

f) Sulit mendapatkan pekerjaan.

Banyak dari remaja yang menganggap kalau mereka

menikah muda tidak perlu lagi mencari pekerjaan atau

mengalami kesulitan lagi dalam hal keuangan karena

keuangannya sudah ditanggung suaminya.

g) Media massa.

Gencarnya ekspos seks di media massa menyebabkan

remaja modern kian permisif terhadap seks.

h) Agama.

Dalam sudut pandang agama menikah di usia muda tida ada

pelarangan bahkan dianggap lebih baik daripada melakukan

perzinaan.
i) Pandangan dan kepercayaan.

Banyak di daerah ditemukan pandangan dan kepercayaan

yang salah misalnya kedewasaan dinilai dari status

pernikahan, status janda dianggap lebih baik daripada

perawan tua.

2) Kelebihan pernikahan usia muda.

a) Terhindar dari perilaku seksbebas.

b) Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih

kecil.

c) Terpenuhinya kebutuhan secara biologis, psikologis, sosial

dan ekonomi.

3) Dampak yang terjadi pernikahan usiamuda.

a) Kesehatanperempuan.

(1) Alat reproduksi belum siap menerima kehamilan

sehingga dapat menimbulkan berbagaikomplikasi.

(2) Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi

dirinya sendiri.

(3) Risiko anemia dan meningkatnya angka kejadian

depresi.

(4) Berisiko pada kematian usia dini.

(5) Meningkatkan angka kematian ibu (AKI), ingat 4T

yaitu: terlalu muda umur dibawah 20 tahun, terlalu tua

umur diatas 35 tahun, terlalu banyak jumlah anak lebih

dari 4 orang, terlalu sering (jarak persalinan terakhir

dengan awal kehamilan sekarang kurang dari dua

tahun).
(6) Semakin muda perempuan memiliki anak pertama,

semakin rentan terkena kanker serviks.

(7) Risiko terkena penyakit menular seksual.

(8) Kehilangan kesempatan mengembangkan diri.

b) Kualitas anak

(1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya

kebutuhan nutrisi yang harus lebih banyak untuk

kehamilannya dan kebutuhan pertumbuhan ibusendiri.

(2) Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia

dibawah 19 tahun rata-rata lebih kecil dan bayi dengan

BBLR memiliki kemungkinan 5-30 kali lebih tinggi

untuk meninggal.

c) Keharmonisan keluarga dan perceraian

(1) Banyaknya pernikahan usia muda berbanding lurus

dengan tingginya angka perceraian.

(2) Ego remaja yang masih tinggi.


(3) Banyaknya kasus perceraian merupakan dampak dari

mudanya usia pasangan bercerai ketika memutuskan

untukmenikah.

(4) Perselingkuhan.

(5) Ketidakcocokan hubungan dengan orangtua maupun

mertua.

(6) Psikologis yang belum matang, sehingga cenderung

labil danemosional.

(7) Kurang mampu untuk bersosialisasi danadaptasi.

4) Upaya pencegahan terjadinya perkawinan usia muda.

a) Undang-undang pernikahan.

b) Bimbingan kepada remaja dan menjelaskan tentang edukasi

seks.

c) Memberikan penyuluhan kepada orangtua danmasyarakat.

d) Bekerjasama dengan tokoh agama danmasyarakat.

e) Model desa percontohan pendewasaan usiapernikahan.

5) Penanganan pernikahan usia muda.

a) Menetapkan usia pernikahan yang sehat di atas 20 tahun.

b) Memberikan penyuluhan tentang risiko pernikahan usia

muda.

c) Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan

kontrasepsi sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi

sehat.
d) Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk

membantu pasangan dalam menghadapi persoalan-

persoalan agar mempunyai cara pandang dengan

pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankanemosi.

e) Peningkatan kesehatan dengan peningkatan penetahuan

kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami

kekurangan gizi.

f) Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak

membantu keluarga muda baik dukungan berupa material

maupun non material untuk kelanggengan kelurga,

sehingga lebih tahan terhadap hambatan-hambatan yang

ada (Marmi,2013).

3. Pengetahuan

a. PengertianPengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsiterhadapobjek.Sebagianbesarpengetahuanmanusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003 dalam

Wawan & Dewi, 2011).


b. Tingkatpengetahuan

Pengetahuan yang cukup mempunyai 6 tingkat yaitu:

(Notoadmodjo, 2003 dalam Wawan & Dewi, 2011).

1) Tahu(Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu

yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dansebagainya.

2) Memahami(Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi terus

dapatmenjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan

meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang di

pelajari.

3) Aplikasi(Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain


4) Analisis(Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di

dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis(Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada.

6) Evaluasi(Evaluation)

Evaliuasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang

telah ada.
c. Cara MemperolehPengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni: (Notoadmodjo, 2010).

1) Cara Memperoleh Kebenaran Non Ilmiah

a) Cara Coba Salah (Trial andError)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini

gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga

dan apabila kemungkinan ketiga gagal pula, maka dicoba

lagi kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah

tersebut terpecahkan.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi tradisi yang

dilakukanolehorang, kebiasaan seperti ini bukan hanya

terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga

terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah-olah

diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau


ilmuwan.
d) Berdasarkan PengalamanPribadi

Memperoleh pengetahuan dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi di masa lalu.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan

ini berkembang, para orang tua zama dulu memberi hadiah

dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara

yang masih dianut banyak orang untuk mendisiplinkan anak

dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melaluiWahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-

prngikutagamayang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini

diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan

karena hal usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran atau berfikir. Kebenaran ini diperoleh

seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau

bisikan hati saja.


h) Melalui JalanPikiran

Dalam memperoleh pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induktif

maupun deduktif.

i) Induktif

Induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan

yang bersifat umum.

j) Deduktif

Deduktif adalah pembuatan kesimpulan dari penyataan-

pernyataan umum ke khusus.

2) Cara ilmiah memperolehpengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh

pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular

disebut metodologi penelitian (research methodology) cara ini

mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), ia

mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan

dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap fakta sehubungan dengan objek

yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok,

yakni:

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang

muncul pada saat dilakukanpengamatan.

b) Segala sesuatu yang negative, yakni gejala tertentu yang

tidak muncul pada saat dilakukanpengamatan.


c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-

gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisitertentu.

Berdasarkan hasil pencatatan ini kemudian

ditetapkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada

sesuatu gejala. Selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar

pengambilan kesimpulan ataugeneralisasi.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhipengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

sebagai berikut (Wawan & Dewi, 2011) :

1) Faktorinternal

a) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh nursalam (2003),

pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan ,

berulang dan banyak tantangan.

c) Umur

Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaanya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa
2) FaktorEksternal

a) FaktorLingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)

lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) SosialBudaya

System sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

Anda mungkin juga menyukai