Anda di halaman 1dari 20

Nama : Putri Ramadona

Nim :19251043P
MK : Asuhan kebidanan pada pranikah
dan prakonsepsi
Dosen ; Hj.Siti Aisyah Hamid,S.psi,SST,M.Kes
Kelas A SI kebidanan khusus

RESUME INDIVIDU KELOMPOK 2 TENTANG PERENCANAAN KEHAMLAN

Perencanaan

kehamilan Pengertian

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang

optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian

maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari

sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga

(Mirza, 2008).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap

pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal

yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk

mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan

menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul,

2013)

Faktor-faktor yang mempengaruhi persiapan dan perencanaan kehamilan

1
.Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam

merencanakan kehamilan, antara lain:

1. Kesiapan aspek psikologis Apabila memutuskan untuk hamil, Oleh

karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain:

a) Mulai menata pola hidup Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan

lingkungan juga memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik

lagi, bila persiapan fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6

bulan menjelang konsepsi.

b) Mencapai berat badan ideal Berat badan sangat besar

pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat badan kurang atau

berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh akan ikut-ikutan

terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat badan yang

jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan

kesehatan.

c) Menjaga pola makan Disiplin membenahi pola makan bukannya

tanpa alasan. Karena, zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi

organ reproduksi, mempertahankan kondisi kesehatan selama

hamil, serta mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh

kembang janin. Caranya sebagai berikut:

1) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.

Masukkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,

dan air dalam menu makanan sehari-hari secara bervariasi

dan dalam jumlah yang pas, sesuai kebutuhan.


2) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan,

karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan

alergi.

3) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu

lama diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinya tidak

hilang

d) Olahraga secara teratur Olahraga memang berkhasiat untuk

melancarkan aliran darah. Peredaran nutrisi dan pasokan

oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi efisien, sebab benar-

benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini dibutuhkan untuk

pembentukan sperma dan sel telur yang baik. Berolahraga

secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena meningkatnya

produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan bugar.

Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan, serta

kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah.

Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki,

berenang, bersepeda dan senam.

e) Menghilangkan kebiasaan buruk Kebiasaan buruk seperti

merokok, minum minuman beralkohol, serta mengkonsumsi

kafein (kopi, minuman 12 bersoda), sebaiknya dihentikan saja.

Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa memengaruhi

kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan makin

kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi,

kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.


f) Bebas dari penyakit Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar,
herpes, campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya

periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa

membahayakan diri dan janin.

g) Stop pakai kontrasepsi Apabila memutuskan untuk hamil,

hentikan penggunaan kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan

untuk hamil maka harus memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat

suntik, serta susuk KB mengandung hormone yang brtugas

terjadinya ovulasi.

h) Meminimalkan bahaya lingkungan Lingkungan, termasuk

lingkungan kerja, bisa juga berdampak buruk sebelum hamil.

Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan pada pembentukan

sel telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme (jamur, bakteri,

dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam 13 dan pestisida),

radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan lainnya),

dan banyak lagi.

2. Kesiapan Finansial Persiapan finansial bagi ibu yang akan

merencanakan kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak

yang harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan

dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi

kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan

(Kurniasih, 2010).

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial, diantaranya:

a) Sumber keuangan Memiliki anak memang tidak murah. Makanya,


perlu merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari

atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup

besar.

b) Dana yang wajib ada Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan

sebagai calon orang tua, yaitu:

1) Saat hamil Yaitu biaya memeriksakan kehamilan,

pemeriksaan penunjang (laboratorium, USG, dan

sebagainya), serta mengatasi penyakit (bila ada).

2) Saat bersalin Meliputi biaya melahirkan (secara normal

atau operasi caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan,

obatobatan, serta biaya penolong persalinan.

3) Setelah bayi lahir Prioritas keuangan keluarga jadi berubah

dan perlu memperhitungkan masa depan anak.

3. Persiapan Pengetahuan Dalam merencanakan kehamilan yang sehat

dan aman, maka setiap pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal

yang berpengaruh dalam perencanaan kehamilan atau dalam

kehamilan. Diantaranya:

a) Masa subur

Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk

dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus

menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu

yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang

baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.


b) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak Setiap pasangan yang

menikah pastilah mendambakan anak di tengah kehidupan

keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak berjenis kelamin

tertentu, pastilah 15 menginginkan anak dengan jenis kelamin yang

belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki dan

perempuan (Nurul, 2013).

4. Kesiapan aspek usia Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada

usia dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko

mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan

kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.

Persiapan kehamilan sehat

persiapan kehamilan sehat juga terkait bagaimana proses persalinan

yang baik dan sehat. Masa kehamilan yang tidak dijaga dan persiapkan akan

memberikan pengaruh pada proses persalinan atau melahirkan. Berikut ini

untuk mendapatkan persiapan kehamilan sehat :

1) Pemeriksaan kesehatan

Persiapan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang

diderita sebelum hamil sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan

hamil oleh dokter dan dalam pengawasan.

Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil.

Masa ini disebut prakonsepsi. Waktunya adalah antara 3 – 6 bulan


sebelum
hamil. Dengan demikian, insya Allah, calon ibu siap menerima kehadiran

janin dan sehat selama kehamilannya. Pemeriksaan kesehatan secara

teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum hamil sampai

dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam

pengawasan. Pemeriksaan kesehatan ini juga bisa meliputi diantaranya :

a) Pemeriksaan Penyakit dan Virus :

b) Pemeriksaan Darah

c) Pemeriksaan Faktor Genetika

2) Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh

dengan olahraga teratur.Berusaha untuk menurunkan berat badan

bila obesitas (kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus.

Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan

penilaian BMI atau indeks massa tubuh.

3) Menghentikan kebiasaan buruk

misalnya perokok berat, morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang

lainnya, kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.

4) Meningkatkan asupan makanan bergizi

5) Persiapan secara psikologis dan mental

6) Perencanaan financial/keuangan

7) Jangan malu bertanya

yang bisa dilakukan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan


pada
psikologis kehamilan adalah :

Bidan dalam memberikan pelayanan berfokus pada perempuan,


dengan meyakini bahwa kehamilan dan persalinan bukan sekedar
peristiwa klinis tetapi juga peristiwa transisi sosial dan psikologis
yang amat kritis bagi seorang perempuan . Dengan ASUHAN
KEBIDANAN PADA KEHAMILAN dasar itu, seorang Bidan meyakini
bahwa asuhan kebidanan secara aktif mempromosikan, melindungi,
mendukung hak-hak reproduksi perempuan dan keluarganya,
menghargai beragam budaya, keyakinan dan suku bangsa, hal ini
didasarkan pada :

a.Perempuan adalah pribadi yang unik dan mempunyai kebutuhan,


keinginan untuk kelangsungan generasi dalam siklus reproduksi,
pengambil keputusan utama dalam asuhannya dan memiliki
hak atas informasi untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengambil keputusan.

b.Proses kelahiran adalah rangkaian pengalaman yang


memberikan makna bagi perempuan, keluarga dan
masyarakat.

c.Hamil dan melahirkan adalah suatu proses fisiologis yang normal.


d.Perempuan membutuhkan pendamping selama masa kehamilan,
kelahiran dan nifas.

e.Meyakini dan menghargai perempuan dalam kemampuannya untuk


melahirkan. |

f.Perempuan bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya


dan keluarganya

g.Kemitraan dengan perempuan, bersifat individual,


berkesinambungan dan tidak otoriter

h.Perpaduan dari ilmu dan kiat kebidanan yang bersifat holistik,


didasarkan atas pemahaman biologis, psikologis, emosional, sosial,
kultural, spiritual dan pengalaman fisik perempuan yang didasarkan
atas bukti-bukti terbaik yang ada.

RESUME INDIVIDU KELOMPOK 3 TENTANG KAJIAN FISIOLOGI TENTANG


PERKEMBANGAN PEREMPUAN DAN KELUARGA,PRSIAPAN KEHAMILAN SEHAT
DAN PERSIAPAN SEORANG AYAH MENJADI ORANG TUA

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa yunani Psychology yang


merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos
berarti ilmu.
Secara harfiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih
sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat
wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa
dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah
psikis.Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal
melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah
satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga
jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan,
namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza,
2008).Perncanaan kehamilan merupakan hal penting untuk dilakukan setiap
pasangan suami istri, baik itu secara psikologi/mental. Fisikdan finansial adalah hal
yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).

Persiapan Menjadi Orang Tua dan Persiapan Subling

1. Persiapan Menjadi Orang Tua

2. Manfaat Pendidikan Calon Orang Tua

3. Peran Bidan Didalam Persiapan Orang Tua

4. Persiapan Subling

Hal-Hal yang Perlu Dilakukan untuk menjadi seorang ayah:

1. Minta saran orang terdekat

Sebelum menjadi seorang ayah, cobalah untuk menghabiskan waktu dengan teman
yang baru saja memiliki bayi. Anda bisa menanyakan hal-hal seperti bagaimana
cara merawat istri dan anak saat sudah di rumah atau mengenai perabot-perabot
rumah yang perlu Anda tambah untuk keperluan bayi.

2. Peka dalam kehidupan seks

Tidak ada larangan untuk berhubungan seks ketika istri sedang hamil. Namun,
mungkin saja istri Anda merasa enggan untuk melakukannya. Anda harus
menghormati dan memahami keadaan ini. Selain itu, tetap temukan cara lain untuk
menjaga kemesraan dan menunjukkan kasih sayang Anda kepada istri

3. Pelajari peran Anda selama proses persalinan

Temani istri saat mengikuti kelas ibu hamil. Di kelas, Anda bisa mempelajari teknik
memijat istri untuk mengelola rasa sakitnya dan juga posisi mendampingi istri yang
tepat selama ia melahirkan. Dari sini, Anda juga bisa langsung mempraktikkan dan
mendiskusikan dengan istri mengenai apa saja yang bisa membuatnya merasa
nyaman.

4. Jadi suami yang siaga

Calon ayah harus bisa dihubungi setiap saat. Oleh karena itu, pastikan ponsel Anda
selalu menyala dan bisa dihubungi. Selain itu, permudah akses ke nomor-nomor
penting di ponsel Anda, seperti nomor rumah sakit, dokter kandungan pribadi, dan
nomor yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat

persiapan sibling

Sibling adalah rasa cemburu seorang anak atas kelahiran adik baru . Kehadiaran
seorang adik yang baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak.pada saat
itu merasa takut kasih sayang kedua orang tuanya terbagi pada adiknya. sehingga
timbullah perasaan benci dan tidak menerima kelahiran adik baru, di sinilah peran
orang tua agar rasa sibling ini tidak timbul pada anak ketika ketika lahirnya adik baru.

Persiapan Sibling adalah rasa cemburu seorang anak atas kelahiran adik baru .
Kehadiaran seorang adik yang baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang
anak.pada saat itu merasa takut kasih sayang kedua orang tuanya terbagi pada
adiknya. sehingga timbullah perasaan benci dan tidak menerima kelahiran adik
baru, di sinilah peran orang tua agar rasa sibling ini tidak timbul pada anak ketika
ketika lahirnya adik baru.

Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak

adalah umur,

sikap orang tua,

peran ayah,

lama wakt berpisah dengan ibu,

peraturah kunjungan dirumah sakit

dan

bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan.

Persiapan untuk mengatasi sibling yang harus ibu lakukan antara lain :

Memberi penjelasan kepada anak tersebut bahwa kasih sayang ibu tidak
akan terbagi walaupun lahirnya dedek baru.
Memberi kasih sayang kepada anak tersebut dari sebelum dedek lahir sampai
sesudah.

Memberi pemahaman bahwa tidak akan ada seorang ibu membedakan kasih sayang
pada setiap anak anak nya.

memberi tahu bahwa mempunyai adek baru itu sangat menyenangkan.

memberi penjelasan bahwa jika punya adek baru maka bisa bermain

bersama menemani masa masa seperti ini pada anak

lebih sering bersama anak ,sehingga dia tidak merasa di lupakan.

Tahapan-tahapan proses adaptasi


1. Adaptif

Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup eksis ia
harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan
penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih maju
(modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya untuk dapat
menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif melakukan
penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan
pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang.
Bentuk ketidakseimbangan yang dapat muncul yaitu: bimbang/ragu, gelisah, cemas,
kecewa, frustasi, pertentangan (conflict), dsb. Penyesuaian diri seseorang dengan
lingkungannya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: jenis kelamin, umur,
motivasi, pengalam, serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Dua bentuk
ketidakseimbangan yang perlu mendapat perhatian yaitu Frustasi dan konflik.

a. Frustasi

Ada beberapa faktor penyebab frustasi. Pada umumnya frustasi dapat disebabkan
karena: (1) Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk sementara, atau untuk
waktu yang tidak menentu. (2) Sesuatu yang menghambat apa yang sedang
dilakukan. Faktor penghambat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor interen dan
faktor eksteren. Faktor interen yaitu semua faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Contoh faktor interen yaitu
keadaan jasmani dan rohani. Sedangkan faktor eksteren yaitu semua faktor yang
berasal dari luar dirinya, yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren
terbagi lagi menjadi tiga yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

b. Konflik
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan dalam diri
individu. Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan yang
harus dipilih satu, atau beberapa diantaranya’. Seseorang yang mengalami konflik
dan tidak segera diatasi, dapat menimbulkan gangguan perilaku. Beberapa contoh
lain untuk situasi konflik adalah sebagai berikut.

1. Approach-approach : Berhadapan dengan 2 pilihan yang menarik.

2. Avoidance-avoidance : Berhadapan dengan 2 pilihan yang tidak diinginkan.

3. Approach-avoidance : Satu pilihan menyenangkan dan satu pilihan tidak

me- nyenangkan.

4. Double approach avoidance conflict : banyak konflik, dan sebagainya

Dalam menghadapi frustasi dan/atau konflik, seseorang hendaknya memiliki


kemampuan (kecakapan) untuk menganalisis setiap stimulus. Dengan kecakapan
yang dimiliki ia akan dapat menyelesaikan masalahnya. Analisis dapat dilakukan
secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana (ringan) menuju yang kompleks
(berat). Dengan demikian secara bertahap pula akan ditemukan keseimbangan.
Hal ini dapat dilakukan dengan penuh kesabaran. Frustasi dan/atau konflik dapat
diseimbangkan dengan berbagai cara. Trial and error (mencoba dan salah)
merupakan salah satu cara yang dapat membentuk ‘kebiasaan’ dan ‘mekanisme’.
Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian yang dapat dijadikan rambu-rambu
sebagai berikut.

1. Agresi: yaitu menyerang obyek frustasi untuk mendapatkan kepuasan.

2. Menarik diri: yaitu menarik atau undur diri dari permasalahan.

3. Mimpi siang hari: yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal.

4. Regresi: merupakan reaksi terhadap frustasi dan nampak pada anak-anak.

5. Rasionalisasi: yaitu pembebasan atas suatu perilaku, bisa disebabkan oleh


alasan yang sebenarnya dari perilaku itu tidak diterima oleh masyarakat. Bentuk
rasionalisasi: Sougrapes, sweet lemon, kambing hitam.

6. Represi: situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dsb. Lebih


baik dilupakan

7. Identifikasi: mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri pada


tokoh yang dikagumi. Identifikasi dapat terjadi pada kelompok/lembaga yang
bisa menjadi kebanggaannya, dapat juga di sekolah-sekolah.

8. Konpensasi: konpensasi dapat bersifat positif atau negatif.

9. Reaksi konversi: karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari psikologis.
Seseorang yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba mengatasi dengan
sakit kepala, sakit perut, dll.

2. Mal adaptif

Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya maladaptif:


(a) Sensitif terhadap kritik: Individu tidak bias merespon secara positif terhadap
koreksi, juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri. (b) Tidak mampu kompetisi:
Individu hanya mau berkompetisi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan.
2

Anda mungkin juga menyukai