Disusun Oleh:
Siska Wulandari
NIM. 21101093
Disusun Oleh:
Siska Wulandari
NIM. 21101093
D. Menifestasi klinis
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat,
takikardi, sakit dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan,
tinitus, penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku
tipis rata mudah patah, atropi papila lidah mengakibatkan lidah tampak pucat,
licin, mengkilat, merah daging meradang dan sakit (Guyton, 1997). Manifestasi
klinis anemia besi adalah pusing, cepat lelah, takikardi, sakit kepala, edema mata
kaki dan dispnea waktu bekerja. (Gasche C., 1997:126).
Menurut (Handayani.,Haribowo. 2008), tanda dan gejala dari anemia,
meliputi:
1. Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai (5L).
2. Sering mengeluhkan pusing dan mata berkunang-kunang.
3. Gejala lebih lanjut, adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan
menjadi pucat.
E. Patofisiologi.
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr besi,
hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses penuaan
serta kematian sel dan diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang
untuk eritropoiesis. Pada peredaran zat besi berkurang, maka besi dari diet
tersebut diserap oleh lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi keto
dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada duodenum dan
jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke sumsum
tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.
Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium
pematangan besi merupakan susunan atau sebuah molekul dan hemoglobin, jika
zat besi rendah dalam tubuh maka pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan
mengganggu sehingga produksi sel darah merah berkurang, sel darah merah yang
berkurang atau menurun mengakibatkan hemoglobin menurun sehingga
transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang, hal ini
mengakibatkan metabolisme tubuh menurun (Price,1995).
F. Pathway
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Menurut Engram, (1999). penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu :
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi
3. Transfusi darah.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan, pengkajian
keperawatan ini bertujuan untuk menggali atau mendapatkan data utama tentang
kesehatan pasien baik itu fisik, psikologis, maupun emosional. (Debora, 2013)
Menurut Ardiyansyah, (2012) yang harus dikaji pada klien yang mengalami penyakit
anemia adalah:
1. Identitas
Anamnesis terdiri dari identitas pasien meliputi nama, usia, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, no. register, tanggal MRS, dan
diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan pasien kasus
anemia adalah lemah dan pucat pada daerah wajah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keletihan, kelemahan, malaise umum, kebutuhan untuk tidur dan
istirahat,depresi,sakit kepala, kesulitan menelan, penurunan penglihatan,dan
kemampuan untuk beraktivitas menurun.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Kecendrungan keluarga untuk anemia, keluarga adaah vegetarian berat social
ekonomi yang rendah.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik menurut Ardiyansyah, (2012) adalah :
1) Kesadaran: pada awalnya compos mentis, adalah perasaan tidak berdaya.
2) Respirasi: tidak mengalami gangguan.
3) Kardiovaskuler: hipotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, dan kulit/ membrane
mukosa berkeringat (status shock, nyeri akut).
4) Persarafan: pucat dan tampak lemah sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
dapat terganggu, disorientasi/bingung,.
4. .Pola – pola fungsi
Pengkajian pasien dengan anemia (Marrelli. 2008) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak. Tanda : takikardia/ takipnae ;
dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan
kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bah
menurun, postur lunglai, berjalan lambat.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).Tanda : TD :
peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva,
mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat
dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP)
atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala: keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah. Tanda : depresi.
4) Eleminasi
Gejala: riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.
Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala: penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus
pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat
badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung
jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB). Tanda : lidah tampak merah
daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa
kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB).
Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala: sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan
pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi
kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB).
Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten. Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
5. Analisa data
Tabel 3.1 Analisa Data
Symptom Etiologi Problem
Gangguan perfusi jaringan
Absorpsi Fe,b12 dan asam folat berkurang
Hemolisis
Transportai O2 menurun
1. Keluhan nyeri Absorpsi Fe,b12 dan asam folat berkurang Nyeri akut
2. Tampak meringis
Eritrosit tidak sempurna
3. Sikap protektif
Hemolisis
Transportai O2 menurun
Hipoksia jaringan
Nyeri akut
C. Intervensi Keperawatan.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN: GANGGUAN PERFUSI JARINGAN.
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
Nyeri Akut Dalam x24 jam setelah Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
dilakukan tindakan nyeri
Batasan karakteristik keperawatan tingkat nyeri Indikasi skala nyeri
Keluhan nyeri klien menunjukkan : Identifikasi skala nyeri non verbal
Meringis 1. Frekuensi nadi (cukup membaik) Identifikasi faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
Sikap protektif 2. Pola nafas (cukup membaik) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Gelisah 3. Keluhan nyeri (menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Kesulitan tidur 4. Meringis (menurun) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Menarik diri 5. Kesulitan tidur (menurun) Memantau keberhasilan terapi komplementer yang sudah
Berfokus pada diri sendiri diberikan
Diaphoresis Memantau efek samping penggunaan analgetik
Perasaan depresi Berikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(tertekan) (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,
Perasaan takut mengalami terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
cedera berulang
Anoreksia hangat/dingin, terapi bermain)
Perineum terasa tertekan Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
Uterus teraba membulat ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Ketegangan otot Fasilitasi istirahat tidur
Pupil dilatasi Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam memilihkan strategi
Mual meredakan nyeri
Muntah Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Frekuensi nadi Jelaskan strategi meredakan nyeri
Pola nafas Anjurkan memantau nyeri secara mandiri
Tekanan darah Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Proses berfikir Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Fokus Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Fungsi berkemih
Prilaku
Nafsu makan
Pola tidur
Faktor yang berhubungan
Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Sindrom koroner akut
Glaucoma visual
analogue scale atau
numeric rating scale
untuk usia diatas 7 tahun
D. Tindakan Keperawatan
Merupakan tahap ke empat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal
diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungn pada pasien, tehnik komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta
dalam memahami tingkat perkembngan pasien (Nursalam, 2006)
Menurut Nursalam, (2006) Tindakan keperawatan mencakup tindakan independent
(mandiri), dan kolaborasi.
1. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang didasarkan pada kesimpulan
atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas
kesehatan lain.
2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama
seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2006)
Menurut Nursalam, (2006) evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang
operasional dengan pengertian:
S : Ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara obyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.
O : Kedaan subyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamat
yang objektif setelah implemnatsi keperawatan.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan masalah
keluarga yang dibandingkan dengan krietria dan standar yang telah ditentukan mengacu
pada tujuan rencana keperawatan keluarga.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis pada tahap ini ada 2
evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani.,Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Sistem
Gangguan Haemotologi. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, A. (2002). Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius. Jakarta.FKUI.
Profil RM RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo, 2019. Profil Kesehatan. Lampung:
ProvinsiLampung.
Smeltzer, 2013.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Dan Bedah II cetakan 5. Jakarta.EGC
Tjokroprawiro, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Suarabaya: Airlangga Universitas
Press.
TM. Marrelli. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Waterbury, 2001. Buku Saku Hematologi. Jakarta: EGC.
Winkjosastro, H, dkk. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono
Prawirohardjo.