Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

BLOK BASIC SCIENCE OF BLOOD, SUPPORT AND MOVEMENT


SYSTEM
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh

Kelompok 5
Dikwan Ardiansyah G1A014020
Rachma Amalia Khansa G1A014021
Anis Faradhina G1A014029
Aulia Husna C G1A014030
Muhammad Arsyad Noor G1A014048
Auliya Syisma A G1A014049
Auzan Qostholani AK G1A014063
Swastika Annafi G1A014064
Yayan Ruhdiyanto G1A014104
Avlya Zelyka Azzahra G1A014105

Asisten Dosen :
NIM :

KEMENTERIAN RESET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2014
LEMBAR PENGESAHAN
BLOK BASIC SCIENCE OF BLOOD, SUPPORT AND MOVEMENT
SYSTEM
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh

Oleh:
Kelompok 5
Dikwan Ardiansyah G1A014020
Rachma Amalia Khansa G1A014021
Anis Faradhina G1A014029
Aulia Husna C G1A014030
Muhammad Arsyad Noor G1A014048
Auliya Syisma A G1A014049
Auzan Qostholani AK G1A014063
Swastika Annafi G1A014064
Yayan Ruhdiyanto G1A014104
Avlya Zelyka Azzahra G1A014105

disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktikum Patologi Klinik


Kedokteran Blok Basic Science of Blood, Support and Movement System
Fakultas Kedokteran Jurusan Kedokteran Umum
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

diterima dan disahkan,


Purwokerto, 24 Desember 2014

Asisten,

NIM:

BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh

B. Tanggal Praktikum
19 Desember 2014

C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara pemeriksaan golongan darah sistem ABO
2. Mengetahui pembagian golongan darah
3. Mengetahui pembagian darah berdasar Rhesus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Golongan Darah ABO
Seorang ilmuwan asal Australi yang bernama Karl Landsteiner,
menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1990.
Kemudian pada tahun 1991 Alferd Von Decastello dan Andriano Sturli
menemukan golongan darah AB. (Nofiansyah, 2014). Penggolongan ini
pada hematologi sangat diperlukan keberadaannya pada sistem transfusi
ataupun donor. Pendeteksian golongan darah dengan cara menambahkan
serum yang akan mengakibatkan aglutinogen. (Wasid, 2013)
Dua antigen tipe A dan tipe B terdapat pada permukaan sel darah
merah pada sejumlah besar manusia. Antigen-antigen inilah (yang disebut
juga aglutinogen karena seringkali menyebabkan aglutinasi sel darah) yang
menyebabkan reaksi transfusi. Karena aglutinogen tersebut diturunkan, rang
dapat tidak meiliki antigen tersebut di dalam selnya, atau hanya memiliki
satu, atau keduanya.
Normalnya darah diklasifikasikan ke dalam 4 tipe golongan darah,
seperti yang tampak pada tabel A.1, bergantung pada ada atau tidaknya
kedua aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan B. Bila tidak terdapat
aglutinogen A ataupun B, gologan darahnya adalah O. Bila hanya terdapat
aglutinogen tipe A, golongan darahnya adalah A. Bila hanya terdapat
golongan darah B, golongan darahnya adalah B. Dan bila terdapat
aglutinogen A dan B, golongan darahnya adalah AB. (Basyir, 2010)
Bila tidak terdapat aglutinogen tipe A dalam sel darah merah
seseorang, maka dalam plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal
sebagai aglutinin anti-A. Demikian pula bila tidak terdapat aglutinogen tipe
B di dalam sel darah merah, maka dalam plasmanya terbentuk antibodi yang
dikenal sebagai aglutinin anti-B. Dengan merujuk pada tabel A.1, golongan
darah O meskipun tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung
aglutinin anti-A dan anti-B. Golongan darah A mengandung aglutinogen
tipe A dan aglutinin anti-B. Golongan darah B mengandung aglutinogen tipe
Bdan aglutinin anti-A. Sedangkan golongan darah AB mengandung kedua
aglutinogen A dan B tetapi tidak mengandung aglutinin sama sekali.
(Guyton, 2008)

Golongan darah Aglutinogen Aglutinin


O - Anti-A dan Anti-B
A A Anti-B
B B Anti-A
AB A dan B -

Tabel A.1. Golongan darah dan unsur pokok aglutinogen serta Aglutinin
(Guyton, 2008)

Golongan darah merupakan tanda khusus pada seseorang yang


dipengaruhi oleh jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah (Daniels, 2001). Antigen golongan darah berbeda memiliki
kekuatan antigenik berbeda pula, misalnya antigenitas yang potensial untuk
merangsang antibodi (Hosoi, 2008). Antigen yang terdapat dalam tubuh
berfungsi untuk memproduksi antibodi dalam derajat yang berguna untuk
melawan virus penyebab penyakit. Aglutinasi terjadi ketika antibodi
mengenal antigen (D’adamo, 2006)
Untuk mengetahui jenis golongan darah seseorang perlu dilakukan uji
laboratorium. Selama ini untuk pengujian golongan darah sering dilakukan
dengan menggunakan sistem ABO, yang prosesnya dilakukan secara
manual atau dengan cara meneteskan tiga jenis cairan atau reagen pada
sampel darah, kemudian pada sampel akan terjadi proses aglutinasi atau
penggumpalan darah yang disebabkan karena adanya interaksi antibodi
dengan antigen yang terikat pada eritrosit. (Melati et al, 2011)
Anti A Anti B Anti A, Anti B Golongan darah
- - - O
+ - + A
- + + B
+ + + AB

Tabel A.2. Interpretasi Hasil Uji Laboratorium Golongan Darah Sistem ABO
(Siswandari, 2014)

B. Golongan Darah Rh
Terdapat 6 tipe antigen Rh yang umum, setiap tipe disebut faktor Rh.
Tipe-tipe ini ditandai dengan C, D, E, c, d, dan e. Orang yang memiliki
antigen C tidak memiliki antigen c, tetapi orang yang tidk memiliki antigen
C selalu memiliki antigen c. Keadaan ini sama halnya dengan antigen D-d
dan E-e. Karena faktor-faktor ini diturunkan dengan cara tersebut, setiap
orang hanya memiliki satu dari ketiga pasang antigen tersebut.
Tipe antigen D dijumpai secara luas dalam populasi dan bersifat lebih
antigenik daripada antigen Rh lain. Seseorang yang memiliki tipe antigen ini
dikatakan Rh positif sedangan seseorang yang tidak memiliki tipe antigen D
dikatakan Rh negatif.
Kira-kira 85% dari seluruh orang kulit putih adalah Rh positif dan
15% lainnya adalah Rh negatif. Pada orang kulit hitam Amerika, presentase
Rh-positifnya kira-kira 95%, sedangkan pada orang kulit hitam Afrika,
hampir 100%. (Guyton, 2008)
Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan
dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan
Rhesus monyet. Antigen RhD adalah anti gen terpenting dalam reaksi
imunitas tubuh. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu
ber Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya. Jika
seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber Rh positif maka
aglutininnya anti-Rh akan diproduksi, walau tranfusi awal tidak
membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan
mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis , gagal ginjal, syok, dan
kematian. (Gusti, 2013)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


a) Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Object glass
2. Pipet
3. Tusuk gigi
b) Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Serum Anti A
2. Serum Anti B
3. Serum Anti AB
4. Serum Anti D
B. Cara Kerja
1. Siapkan object glass yang telah disediakan.
2. Teteskan darah pada object glass sebanyak 1 tetes pada tempat yang berbeda
3. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu aduklah
dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi.
4. Amatilah apa yang terjadi.
5. Kemudian lakukan langkah yang sama untuk ke 3 serum yang lainnya
6. Setelah selesai lakukan perbandingan dengan golongan darah yang lain.
7. Buatlah tabel untuk mempermudah perbandingan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Probandus
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
2. Dari hasil praktikum kami telah mengambil data sebagaimana tercantum
dalam tabel berikut :
Anti A Anti B Anti D (Rh) Golongan Darah
- + + B+

Ket :
(+) : menggumpal
(-) : larut/tidak menggumpal

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum tentang pemeriksaan golongan darah,
didapatkan ketika darah probandus dicampur dengan serum anti A maka
darah akan mencampur dan tidak membentuk gumpalan. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam darah tidak mengandung Agutinogen A. Ketika
darah dicampur dengan serum anti B, darah tidak tercampur dan membentuk
gumpalan, hal ini menunukkan bahwa dalam darah terkandung Aglutinogen
B yang akan menggumpal jika bertemu dengan serum Anti B. Sedangkan
ketika darah dicampur dengan Anti D (Rh), maka darah menggumpal, ini
menunjukkan bahwa dalam darah terdapat tipe antigen D. Dari hasil dapat
disimpulkan bahwa darah probandus termasuk dalam golongan darah B
dengan rhesus positif.
BAB V
KESIMPULAN

Dalam sel darah manusia, terdapat berbagai macam antigen yang masing-
masingnya dapat menimbulkan reaksi antigen-antibodi, terutama pada permukaan
sel. Penggolongan darah berdasarkan kandungan antigen antara lain adalah sistem
antigen ABO dan sistem Rh.
Penggolongan darah sistem ABO adalah berdasarkan pada ada tidaknya
aglutinogen A dan B dalam darah. Bila tidak terdapat aglutinogen A ataupun B,
gologan darahnya adalah O. Bila hanya terdapat aglutinogen tipe A, golongan
darahnya adalah A. Bila hanya terdapat golongan darah B, golongan darahnya
adalah B. Dan bila terdapat aglutinogen A dan B, golongan darahnya adalah AB.
Penggolongan darah sistem Rh adalah berdasarkan pada ada tidaknya faktor
RhD. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh positif.
Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negatif.
Individu dengan Rh positif lebih banyak daripada Rh negatif.
Pemeriksaan golongan darah dapat dilakukan dengan mencampurkan serum
Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfa-beta), dan Anti D (Rhesus) dengan
darah dan mengamati ada tidaknya gumpalan pada setiap campurannya.
DAFTAR PUSTAKA

Melati, Emaria., Rossi Passarella., et al. 2011. Desain dan Pembuatan Alat
Pendeteksi Golongan Darah Menggunakan Mikrokontroler. Jurnal
Generic. Vol.6 No.2 48-54
Daniels, G. 2001. Blood Group Genetics. Bristol Institute for Transfusion
Sciences services Bristol United Kingdom. Bristol : Nature Publishing
Group.
Hosoi, E. 2008. Biological and Clinical Aspect of ABO Blood Group. The
Journal of Medical Investigation, 55, 175-182
D’adamo. 2006. Diet golongan darah untuk mencegah kanker. Jakarta:
Buana Ilmu Popular
Siswandari, Wahyu. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Patologi Klinik.
Purwokerto.
Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC
Wasid. 2013. Alat uji golongan darah ABO berbasis mikrokontroler. Jurnal
STMIK-Indonesia
Nofiansyah, Dwi Heppy Rochmawati. 2014. Hubungan Antara Golongan
Darah Dengan Perilaku Kekerasan Pada Pasien Gangguang Jiwa Di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah
Gusti, Faris. Ratna Adil. 2013. Pembuatan Prototype Alat Identifikasi
Golongan Darah Pada Manusia Berbasis Pola Sidik Jari Menggunakan
Scanner Optik. PENS ITS
Banyir, M. 2010. Penggunaan Sensor Elektrnik Untuk Oenentuan Golongan
Darah. Jurnal Litek. Volume 7 Nomer 2

Anda mungkin juga menyukai