Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANFISMAN

-PENENTUAN PENGGOLONGAN
DARAH-

KELOMPOK 1 KLS L2
Kholida Renfaan 1404015404
Inka Nurul Fajriani 1404015
Rita Febriyanti
Dinda Bestari
Awaliah Kuku

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIV MUHAMMADIYAH Prof Dr HAMKA

TAHUN AJARAN 2014/2015


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Setiap manusia memiliki golongan darah yang berbeda beda. Ada yang
bergolongan darah A , B , AB dan O. Penetapan penggolongan darah didasarkan
pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B.
Golongan darah A mempunyai antigen A yang terdapat pada sel darah merah,
individu dengan golongan darah B mempunyai antigen B, dan individu dengan
golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen tersebut.Mengetahui golongan
darah mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting. Misalnya dalam keadaan
genting, tiba tiba kita membutuhkan darah maka kita tidak perlu repot repot
karena kita sudah mengetahuinya. Golongan darah tersebut dapat diketahui melalui
tes golongan darah. Dalam percobaan kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui
golongan darah.
B. Rumusan Masalah

1.

Menentukan golongam darah teman yg menjadi pendonor ?

2.

Bagaimana proses penggolongan darah ?

C. Tujuan Penelitian

1.

Menentukan golongan darah seseorang.

Agar mahasiswa mengetahui akibat akibat yang dapat di timbulkan dari

perbedaan Rhesus
3 Agar mahasiswa mengetahui cara memprediksi golongan darah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teori Dasar
A. Darah
Darah merupakan suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti
luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan subtansi interselular yang berbentuk
plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan yang dalam artiannya menghubungkan
seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan
suspense tersebut terdapat gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat diamati secara
kolektif atau fenotifnya dari suatui organism. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif
dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut
diwariskan dari setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat
terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal,
misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo,1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari
makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke
alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu,
mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan
memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak
aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
B. Penentuan Golongan Darah
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah

dengan antigen A dipermukaan membran sel dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan
sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan
darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibod terhadap antigen A
dan B (Samsuri, 2004).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma)
diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh thrombin
yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan thrombin dari protrombin
tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Poejadi, 1994). Menurut Anonim (2013),
penentuan golongan darah bagi manusia penting untuk berbagai tujuan, diantaranya :
1. Tranfusi darah jika ia anemia atau kurang darah ketika sakit keras ,kecelakaan, tentu mereka
kurang darah dan harus segera didonor darahnya.
2. Untuk menentukan genetisnya ia bergolongan darah apa, jika ia kawin dapat ditentukan
anaknya, jika tidak sesuai silsilahnya maka harus dipertanyakan keturunannya ditahun terakhir
ini golongan darah bisa digunakan untuk pola pola psikologis seseorang , biasanya jika
wawancara pekerjaan/melihat tingkah laku /performance.
3. Dari data golongan darah ternyata orang eropa umumnya bergolongan darah A atau AB sedang
Australia bergolongan darah A dan O.
Bila darah yang tidak cocok dicampur sehingga aglutinin plasma anti A atau anti B dicampur
dengan sel darah merah yang mengandung aglutinogen A atau B, terjadilah aglutinasi sel darah
merah berikut ini aglutinin melekatkan diri pada sel darah merah. Karena aglutinin mempunyai
dua tempat pengikatan ( tipe IgG ) atau

( tipe IgM ), maka satu aglutinin dapat melekat pada

dua atau lebih sel darah merah yang berbeda pada waktu yang sama dengan demikian
menyebabkan sel saling melekat satu sama lain. Keadaan ini menyebabkan sel- sel menggumpal
bersama-sama yang merupakan proses aglutinasi. Kemudian, gumpalan ini menyumbat
pembuluh darah kecil diseluruh system sirkulasi. (Poejadi, 1994).

Pemberian darah sebagai terapi bagi orang sakit sebelumnya akan diuji kecocokannya antara
darah donor dan darah penderita. Uji ini dimaksudkan agar tidak terjadi reaksi transfusi yang
bisa membahayakan jiwa si penerima darah. Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan
resipien dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan
jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan
pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah
donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok : teknik ini disebut crossmatching (Anonim, 2013).
Penggolongan darah dilakukan dengan cara berikut ini mula-mula sel darah merah
diencerkan dengan saline. Kemudian satu bagian dicampur dengan aglutinin anti A sedangkan
bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti B. Setelah beberapa menit, campuran tadi
diperiksa di bawah mikroskop. Bila sel darah merah menggumpal artinya teraglutinasi . Sel
darah merah golongan O tidak mempunyai aglutinogen dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan
serum anti A atau anti B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan karena itu
beraglutinasi dengan aglutinin anti A. Golongan darah B mempunyai aglutinogen B dan
beraglutinasi dengan serum anti B. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen A dan B serta
beraglutinasi dengan kedua jenis serum (Samsuri, 2004).
Seperti antibodi yang lain, aglutinin adalah gamma globulin, dihasilkan oleh sel-sel yang
menghasilkan antibodi terhadap setiap antigen yang lain. Kebanyakan adalah molekul
imunoglobin IgM dan IgG. Aglutinin ini dihasilkan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
aglutinogen dalam sel darah merahnya, karena sejumlah kecil antigen golongan A dan B
memasuki tubuh melalui makanan, bakteri, atau dengan cara lain, dan zat-zat ini memprakarsai
perkembangan agglutinin Anti-A atau Anti-B. Sebagai contoh, infuse antigen golongan A ke
dalam resipien yang memiliki golongan darah non-A akan menyebabkan reaksi imuns yang khas
dengan pembentukan agglutinin dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya. Bayi yang
baru lahir juga mempunyai aglutinin dalam jumlah sedikit, berarti pembentukan aglutinin hampir
seluruhnya terjadi setelah lahir (Subowo, 1992).
Orang dengan genotip O tidak menghasilkan aglutinogen dan karena itu golongan
darahnya adalah O. Orang dengan genotip OA atau AA menghasilkan aglutinogen tipe A dan

karena itu mempunyai golongan darah A. Genotip OB dan BB menghasilkan golongan darah B.
Dan tipe genotip AB menghasilkan golongan darah AB (Abbas, 1997).
Bila tidak terdapat aglutinogen tipe A dalam sel darah merah seseorang maka dalam
plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Demikian pula, bila
tidak terdapat aglutinogen tipe B di dalam sel darah merah, maka dalam plasmanya terbentuk
antibody yang dikenal sebagai aglutinin anti B. Golongan darah O meskipun tidak mengandung
aglutinogen tetapi mengandung aglutinin anti A dan anti B; golongan darah A mengandung
aglutinogen tipe A dan aglutinin tipe B; dan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B
dan aglutinin anti A. Akhirnya golongan darah AB mengandung kedua aglutinogen A dan B
tetapi tidak mengandung aglutinin sama sekali (Anonim, 2013).

BAB III
METOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pada praktikum tentang golongan darah pada manusia dilakukan di
Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka Fakultas Farmasi dan Sains di lantai satu, pada hari selasa 5 mei 2015,
pukul 13:00

B. Alat
-Kartu tes golongan darah
-Lanset
-Jarum pentul
-Alkohol 70%
-Stopwatch
-Kertas sarng
-Objek Glas

C. Bahan
- Serum Anti A , Serum Anti B ,Serum Anti AB ,Serum Anti D/Rh

D. Produser Kerja
Teteskan serum yg berbeda pada gelas objek yang bersih dan kering serta bebas
lemak.Tambahkan masing-masing serum tadi dengan setetes darah
anda.Selanjutnya aduk campuran tersebut dengan batang jarum pentul yang
berbeda hingga homogeny .Segera amati hasilnya .

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A) Hasil
NO Nama
1
Kholid
a
2
Meka
3
Lia
4
Indri
5
Sarah

Anti A
+
-

Anti B
+
-

Anti AB
+
-

Anti D/Rh KET


+
AB
+
+
+
+

O
O
O
O

Ket: (+) : menggumpal


(-) : melarut
B) Pembahasan
Penggolongan darah dibagi menjadi 2 yaitu ABO dan Rh . Berdasarakan siswasiswi yang diambil darahnya hasilnya didapat golongan darah AB ,dan O .Tentu
dengan bantuan serum kita dapat menentukan golongan darah .Sebagai contoh
untuk yang no 1)Kholida ( darah AB) , ketika diberi serum anti A pada tetesan
darah maka akan mengggumpal(+) , anti B anti AB dan beitupun dengan anti D
jika diteteskan pada darah AB maka akan terjadi pengggumpalan (+) . Berbeda
dengan 4 siswi lainya yang memiliki golongan darah O , ketika diberi serum anti
A, anti B dan anti AB maka darah akan melarut dan hanya ketika diberi anti D
darah akan menggumpal .
Untuk lebih jelas mengetahui golongan darah dengan system ABO , table di
bawah ini akan lebih menjelasakan golongan darah sistem ABO yaitu A,B,
AB, dan O sebagai berikut :

Gol darah Anti A


A
(+)
B
AB
O

Anti B
(+)

Anti AB
(+)

Anti D/Rh
( +)

menggumpal
(-)

Menggumpal
(+)

Menggumpal
(+)

Menggumpal
(+)

Melarut
(+)

Menggumpal
(+)

menggumpal
(+)

menggumpal
(+)

Menggumpal Menggumpal
(-)
(-)

Menggumpal
(-)

menggumpal
(+)

Melarut

menggumpal

Melarut

Melarut

Untuk golongan darah yang memiliki anti gen dan anti bodi dalam golongan darah
yaitu bisa kita lihat dari tabel berikut ini antara lain :
Golongan Darah

Aglutinogen (anti gen) pada Aglutinin

(anti

bodi)

eritrosit
plasma darah
A
A
B
B
B
A
AB
A&B
_
O
_
A&B
-Jika aglutinin A (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
-Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
-Jika anti Rhesus(antibodi Rhesus)+antigen Rhesus = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
-Darah + anti Rhesus = aglutinasi (terdapat anti gen) (Rhesus gol. Rhesus +)
-Darah + serum alfa = aglutinasi (terdapat aglutinogen A) (gol A)
-Darah + serum beta = aglutinasi (terdapat aglutinogen B) (gol B)

Penggunaan

serum

alfa-beta

hanya

untuk

verifikasi

(kepastian)

saja.

Tidakdigunakan pun tidak apa-apa.


Dalam kehidupan sehari-hari pewarisan golongan darah pada anak itu bukan hal
yang luar biasa lagi tapi hanya menjadi hal biasa karena itu pewarisan dari orang
tua dari anak tersebut. Untuk pewarisan golongan darah pada anak dapat kita lihat
dari tabel dibawah ini :
Ayah/Ibu
O
A
B
AB

O
O
A,O
B,O
A,B

A
O,A
O,A
O,A,B,AB
A,B,AB

B
O,B
O,A,B,AB
O,B
A,B,AB

AB
A,B
A,B,AB
A,B,AB
A,B,AB

Sekitar 85% orang-orang Asia dan Eropa mempunyai golongan RhesusPositif


(Rh Positif). Pada 15% sisanyakebanyak di Eropa, yang sel-selnya tidak
diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif)
.Secara kesehatan golongan Rhesus (Rh) sangat penting untuk di ketahui karena
dengan mengetahui Rhesus maka kita bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (factor Rh).Secara keseluruhan sekitar 85% orang-orang di
dunia banyak memiliki Rhesus positif (Rh+) terutama di

Asia dan Eropa, tetapi

untuk sisanya yang 15% memiliki Rhesus negatif (Rh-) terutama untuk daerah
Eropa yang memiliki Rhesus ini.

Dalam kehidupan nyata bila seorang laki-laki yang memiliki Rhesus positif (Rh+)
menikah dengan wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-), maka kebanyakan
akan mengalami masalah pada anaknya, kemungkinan anak pertamanya lahir
dengan normal tetapi untuk kelahiran kedua biasanya sering terjadi keguguran,
semua ini disebabkan karena kebanyakan janin yang di kandung sama ibunya
mengikuti Rhesus ayahnya yaitu Rhesus positif (Rh+), dan itu sangat berbeda
dengan ibunya yang memiliki Rhesus negatif (Rh-), karena perbedaan inilah yang
akan membuat jadi masalah pada kelahiran anak
Tetapi apabila sebaliknya seorang laki-laki yang memiliki Rhesus positif (Rh+)
dan menikahi perempuan yang memiliki Rhesus positif (Rh+) juga. Maka tidak
akan jadi masalah .
1.
Prinsip Dasar Penggolongan Darah
a.Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang
terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.
b.Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila bereaksi
akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin dalam plasma,
suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh manusia .
2.Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan antibody yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
a.Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen B

dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b.Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan Sel
darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darh B-negatif atau O-negatif
c.Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B. Sehingga,
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun,
orang dengan golongan darah Ab-positf tidak dapat mendonorkan darah kecuali
pada sesama Ab-positif.
d.Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darh dari sesama O-negatif
Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan dalam tubuh
manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan Rhesus monyet.
Antigen RhD adalah anti gen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh:
a.Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh positif. Jika
factor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negatif. Individu
dengan Rh positif lebih banyakdaripada Rh negatif.
b.Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu ber Rh negatif

tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.


c.Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber Rh positif maka
aglutininnya anti-Rh akan diproduksi, walau tranfusi awal tidak membahayakan,
pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah
merah donor
d.Eritoblastis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir, dapat terjadi
setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negatif dengan janin ber Rh positif
1.Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar antigen Rh
positif janin, sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk menolak antigen tersebut.
2.Jika antibodi lawan Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya,
antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran

darah janin dan

menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya akan
terlahir anemia.
3.Pencegahan, jika ibu ber Rh negatif mendapatkan injeksi antibodi berlawanan
dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan, keguguran, atau
setelah abortus janin ber Rh positif, maka anti gen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak
akan memproduksi anti bodi lawannya.

BAB V
KESIMPULAN
Golongan darah tergantung pada tipe aglutinogen dan aglutinin yang terkandung
dalam darah.
Golongan darah dapat ditentukan dengan melihat penggumpalan yang terjadi
pada serum A atau serum B.
Untuk laki-laki yang memiliki Rhesus positif (Rh+) di harapkan untuk tidak
menikahi wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-) dikhawatirkan terjadi
masalah dengan janin yang akan di kandung oleh ibu bila janin yang di kandung
itu memiliki Rhesus positif (Rh+) mengikuti Rhesus dari Ayahnya .

DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com/doc/225775584/Makalah-Golongan-Darah
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22776/5/Chapter%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai