PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari–hari, selalu saja ada kemungkinan rusak
kesinambungan dinding pembuluh darah. Kecelakaan seperti luka tertusuk
benda runcing, tersayat pisau dan sebagainya, dengan jelas memperlihatkan
keluarnya darah sehingga selalu ada reaksi untuk menghentikannya. Apabila
tidak diatasi, ada kemungkinan akan menyebabkan kehilangan darah dan
terjadinya infeksi. Tetapi untuk luka yang kecil yang terkadang bahkan tidak
kita sadari, jarang sekali dilakukan upaya untuk menegndalikan luka itu.
Misalnya pada kasus luka kecil di saluran cerna akibat memakan sesuatu
yang keras dan runcing, misalnya tertelan duri ikan. Bisa saja hal ini akan
menimbulkan infeksi bila tidak ada kesadaran dari individu itu sendiri untuk
mengatasinya. Untunglah di dalam tubuh setiap manusia mempunyai suatu
mekanisme pengendalian pendarahan atau hemostasis dan pembekuan
darah atau koagulasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Mekanisme Pembekuan Darah ?
2. Apa itu Golongan Darah ?
3. Apa itu Uji Golongan Darah ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Mekanisme Pembekuan Darah
2. Untuk Mengetahui Golongan Darah
3. Untuk Mengetahui Uji Golongan Darah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Faktor-Faktor Pembekuan Darah
a. Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dalam plasma darah.
Protrombin dibuat di dalam hati dengan bantuan vitamin K.
Protrombin akan diubah menjadi trombin.
b. Fibrinogen adalah protein plasma yang disintesis di hati, dapat diubah
menjadi fibrin.
c. Ion kalsium merupakan ion anorganik dalam plasma, serta dapat
diperoleh dari makanan dan tulang. Ion kalsium diperlukan pada
seluruh tahap proses pembekuan darah.
d. Tromboplastin (trombokinase} adalah protein plasma (enzi) yang
disintesis di dalam hati dan memerlukan vitamin K dalam bekerja.
Enzim ini merupakan faktor antihemofilia (FAH).
e. Vitamin K adalah vitamin yang sangat penting dalam sintesis
protrombin dan faktor pembekuan lainnya di dalam hati, diabsorpsi
dari usus dan bergantung pada garam empedu yang diproduksi hati.
Jika saluran empedu tersumbat oleh batu empedu, maka pembekuan
darah akan berkurang.
B. Golongan Darah
Sistem golongan darah yang umum dikenal adalah sistem ABO dan rhesus.
3
2. Golongan darah sistem rhesus
Jika seseorang memiliki darah Rh˗ (rhesus negatif), diberi darah dari donor
Rh˖ (rhesus positif) maka akan segera memproduksi agglutinin anti-RhD.
Transfusi tersebut pada awalnya tidak membahayakan, tetapi transfusi darah
Rh˖ selanjutnya akan mengakibatkan hemolisis sel darah merah donor,
karena agglutinin anti-RhD pada resipien yang terbentuk sudah banyak.
4
darah rhesus negatif, sedangkan janin yang di kandungnya memiliki rhesus
positif (warisan dari ayah), tubuh ibu secara alamiah akan bereaksi
membentuk zat antibodi anti-RhD untuk melindungi tubuh ibu sekaligus
melawan “benda asing” (antigen RhD darah janin). Akibatnya sel darah
merah janin akan pecah dan hancur (hemolisis). Kondisi ini dapat
menyebabkan kematian janin di dalam rahim atau jika bayi lahir akan
menderita eritroblastosis fetalis, yaitu pembengkakan hati dan limfa,
anemia, penyakit kuning dan gagal jantung.
5
C. Uji Golongan Darah
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan
makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan
baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih
baik dan penulis berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya,
untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
7
DAFTAR PUSTAKA