Anda di halaman 1dari 22

1.

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH

Tujuan Umum :
1. Memahami darah sebagai jaringan cairan tubuh yang mempunyai fungsi penting
2. Memahami zat-zat yang terdapat dalam darah dan fungsinya
Tujuan Khusus :
1. Mengenal susunan darah, sifat-sifat dan fungsinya
2. Mengetahui zat-zat normal maupun abnormal
3. Mengetahui komponen protein dalam darah
4. Membedakan plasma dengan serum
5. Memahami proses pembekuan darah

I.Definisi
Darah adalah jaringan yang beredar dalam sistem pembuluh darah yang sebenarnya
tertutup.
II.Fungsi
1. Respirasi : Transport oksigen dari paru-paru ke jaringan, dari jaringan ke paru-
paru.
2. Gizi : Transport zat makanan yang diserap dari tractus digestivus.
3. Ekskresi : transport sisa-sisa metabolism (metabolit) yang tidak diperlukan untuk
tubuh melalui ginjal, paru-paru, kulit dan saluran pencernaan (usus) untuk
dibuang.
4. Mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh
5. Mengatur keseimbangan air yang terdapat di dalam darah dan jaringan.
Kelebihan air akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, kulit, paru-paru dan
saluran pencernaan.
6. Mengatur suhu tubuh dalam batas normal
7. Berperan dalam mengatasi suatu infeksi yang merupakan fungsi leukosit dan
zat-zat anti yang beredar dalam tubuh
8. Transport hormon
9. Transport metabolit

III.Sifat Darah
Jumlah darah dalam ± 5-7 % B.B atau ± 85 ml/kg BB pada laki-laki, sedangkan pada
wanita sedikit lebih rendah. pH darah bersifat agak alkalis dengan rentang antara 7,35
sampai 7,45. Berat jenis darah ± 1.054 – 1.060.
Viskositas : 4,5 kali viskositas air. Viskositas ini berubah-ubah tergantung dari :
1. Jumlah sel yang ada
2. Suhu tubuh
3. Derajat hidrasi tubuh
Karena keadaan 1, 2 dan 3 itu dalam keadaan normal relative konstan maka viskositas
darah biasanya tidak dipengaruhi faal sirkulasi.
Rumus volume darah :
Volume darah total (L) = Volume plasma (L)
1 – Vp Rc
L = Liter
Vp RC = volume of packed Red Cells (Hematokrit)
IV.Susunan darah
Darah terdiri dari :
1. Cairan (plasma)
Plasma : merupakan 55 % volume darah, terdiri dari :
91-92 % air. 8-9 % zat-zat yang larut di dalamnya adalah :
- Protein ± 7 %
- Enzim
- Hormon
- Vitamin
- Lipid
- Asam Amino dan metabolitnya
- Urea
- Kreatin
- Kreatinin
- Anion, kation dan lain-lain.
2. Sel darah : eritrosit, leukosit, trombosit
Sel darah : pada laki-laki sel darah jumlahnya 45 % x volume darah total
V.Mekanisme pembekuan darah :
Jika darah diambil dari saluran system peredarannya maka darah-darah tersebut
cenderung untuk membeku. Pembekuan darah sebenarnya adalah fenomena plasma,
dimana zarah-zarah darah ditangkap oleh jaringan fibrin yang tampak seperti selai.
Jika bekuan ini dibiarkan akan mengkerut dan memeras cairan kuning keluar. Cairan
ini dinamakan serum. Jadi perbedaan kimiawi antara plasma dan serum ialah bahwa
yang terakhir ini tidak lagi mengandung fibrinogen yang telah diubah menjadi fibrin
dalam proses koagulasi. Mekanisme perubahan fibrinogen menjadi fibrin melibatkan
beberapa komponen plasma yaitu protoatrombin, ion Ca, Ac, globulin plasma (Ac =
accelerator), factor anti hemofilik, komponen tromboplastin plasma, prokonvertin dan
beberapa factor jaringan dan faktor trombosit.
Pada garis besarnya proses koagulasi dan trombosit berlangsung berurutan sebagai
berikut :
1. Jaringan yang mengalami cedera dan trombosit yang mengalami aglutinasi (lisis)
melepaskan prekusor tromboplastin yang bereaksi dengan :
 Faktor antihemofilik (plasma)
 Komponen tromboplastin membentuk tromboplastin
2. Tromboplastin karena adanya ion Ca, mengubah protrombin menjadi thrombin.
3. Tromboplastin dengan adanya ion Ca dan konvertin mengubah protrombin
menjadi thrombin
4. Dengan adanya thrombin yang sedikit ini, Ac globulin plasma yang tadinya
inaktif, menjadi Ac globulin serum yang aktif.
5. Protombin dengan cepat diubah manjadi thrombin karena adanya :
- Ion Ca
- Tromboplastin
- Ac. Globulin serum
- Akselarator trombosit, (1) dan
- Konvertin
6. Thrombin mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin reaksi ini
dipercepat oleh akselerator trombosit (no.2)
Salah satu cara guna mencegah pembekuan darah ialah defibrinasi yaitu
menghilangkan fibrin, penambahan antikoagulan atau menurunkan kadar ion Ca
yang ada dalam larutan darah.
Defibrinasi dilangsungkan sebagai berikut :
Darah segera diaduk-aduk dengan sepotong kawat atau kaca
Pada prose pengadukan ini fibrin yang ada di dalam darah akan menempel pada
batang pengaduk, yang kemudian bisa dipisahkan. Darah yang telah difibrinasi ini
tidak lagi bisa menggumpal walaupun ditambahkan ion Ca ke dalamnya.
Cara yang dipergunakan pada yang terakhir ini ialah menambahkan ion oksalat atau
ion fluoride atau ion sitrat, ion tersebut akan bergabung dengan ion Ca membentuk
garam yang sukar larut atau sukar mendissosiasi.
Darah yang demikian itu disebut darah oksalat, darah fluorida atau darah sitrat.
Jenis darah tersebut diatas dapat digumpalkan lagi dengan membubuhkan CaCl 2 ke
dalamnya.
Antikoagulan : kebanyakan antikoagulan yang sering dipakai umumnya bersifat dapat
mengikat ion Ca, kecuali heparin yang bersifat antitromboplastin (menghambat
pembentukan thrombin dari protrombin).
1) Heparin
Ini merupakan antikoagulan yang baik, sebab ia tidak mengubah susunan darah.
Dibandingkan dengan antikoagulan yang lain, heparin lebih mahal.
Heparin dipakai dalam bentuk garamnya dengan Na, Li atau Ca jumlah yang
diperlukan cukup 2 mg/100 ml darah. Pemakaian yang terlalu banyak
mengakibatkan pergeseran air antara sel dan plasma. Sehingga pemeriksaan
kurang tepat.
2) K atau Na oksalat
Zat-zat ini mengandung ion Ca yang lazim dipakai ialah K oksalat, karena sifatnya
yang mudah larut. Untuk mencegah pembekuan darah diperlukan 10-20 mg/ 10
ml darah. Dalam hal ini dinding tabung tempat penampungan darah diliputi
dengan lapisan K-oksalat yang tipis 0,1 ml larutan K-oksalat 30 % dimasukkan ke
dalam tabung untuk menampung darah, kemudian cukup kira-kira 10 ml darah.
3) Campuran Ammonium oksalat dan K-oksalat (dalam perbandingan 3:2).
Untuk 1 ml darah dibutuhkan 2 mg antikoagulan. Zat-zat ini tidak boleh dipakai
pada penetapan kadar urea. Protein atau non protein nitrogen menurut Kyeldahl,
sebab penggunaan garam – garam NH4 disini akan memberikan hasil kadar M
yang lebih tinggi.
4) Na citrate
Sitrat tidak mengendapkan ion Ca, akan tetapi mengikat ion Ca. Ca sitrat yang
terbentuk tidak berionisasi, sehingga pembekuan terhalang. Untuk penetapan Ca
lebih baik dipakai serum, sebab pemakaian plasma sitrat dapat mengakibatkan
pergeseran air dari sel. Untuk mencegah pembekuan diperlukan 30 mg/10 ml
darah.
5) Na-fluorida
Jumlah yang diperlukan untuk mencegah pembekuan lebih banyak dari pada
antikoagulan lainnya. Disamping sebagian antikoagulan fluoarida juga dapat
menghambat pekerjaan beberapa enzim sehingga juga dapat berfungsi
mempertahankan kadar beberapa macam zat (glukosa).
6) Ethylen Diamine Tetra Acid (EDTA)
Chelating agent ini atau garamnya dapat menegah pembekuan darah dengan
mengikat ion Ca. Untuk penyelidikan darah lebih baik diambil setelah puasa 10-
12 jam supaya dapat dibandingkan dengan harga-harga normal yang biasa
ditetapkan dalam keadaan puasa.
Jika didiamkan darah dapat mengalami perubahan-perubahan dan sebagainya :
 Perubahan zat-zat karena aktivitas enzim seperti :
- Glikolisis oleh enzim di dalam eritrosit dan lekosit (glukosa, piruvat,
laktat)
- Pembentukan ammonia dari urea
- Peninggian fosfat organic plasma, karena terjadinya pemecahan ester
fosfat di dalam sel yang kemudian berdifusi keluar sel.
- Keluarnya zat-zat dari dalam sel.
 Pengeluaran CO2 karena tekanan parsiil CO2 darah lebih besar
daripada pCO2 udara. Supaya didapatkan hasil yang baik pada penetapan
susunan darah terutama susunan kuantitatif, harus diperhatikan beberapa hal
:
- Serum atau plasma harus secepat mungkin dipisahkan, untuk
penetapan macam-macam gas di dalam darah, darah ditampung dibawah
parafin dan plasma segera dipisahkan.
- Pemeriksaan hendaknya dilakukan tanpa menunggu terlalu lama,
untuk mencegah pengaruh enzim dan kuman-kuman. Alat-alat yang
dipakai harus bersih, jika mungkin steril dan kering. Jika akan disimpan,
tergantung dari jenis penetapan, darah serum atau plasma dicampur
dengan Na-fluorida dan disimpan dalam keadaan steril dan atau pada
suhu rendah.
- Banyak penetapan zat di dalam darah dipengaruhi oleh zat lain dapat
mengganggu reaksi-reaksi maupun pembacaan pada kolorimeter.
Gangguan – gangguan seperti tersebut di atas juga dapat mengganggu
pada penetapan kadar glukosa darah yang didasarkan atas reduksi. Selain
glukosa, dalam darah juga terdapat zat-zat lain dengan daya reduksi. Oleh
karena itu diusahakan untuk mengendalikan protein dan zat-zat lain yang
dapat mereduksi. Untuk itu dikenal beberapa cara pembuatan filtrate
darah yang bebas protein seperti filtrate Folin-Wr, Somoyogi dan
sebagainya yang akan diterangkan sendiri.

PRAKTIKUM DARAH
1. Uji pembekuan darah
Pengaruh ion Ca terhadap pembekuan darah
- Ke dalam 2 tabung reaksi ditambahkan masing-masing 2 ml darah oksalat
(darah sitrat) dan darah non fibrin.
- Kemudian ke dalam tiap tabung ditambahkan 5 tetes 5% CaCl2
- Kocoklah amati terjadinya pembekuan dan catat waktu pembekuan.
2. Uji protein darah
a. Pemisahan fibrin dari plasma
- 3 ml darah vena dimasukkan dalam tabung yang telah diberi antikoagulan.
(disediakan)
- Tabung dicentrifuge selama 10-15’ dengan kecepatan 1500 rpm. Terdapat 2
lapisan, lapisan atas berwarna jernih kekuningan adalah plasma.
- 1 ml plasma diambil lalu ditambahkan 15 ml Nacl dan 5 tetes Cacl, didiamkan
selama 30 menit, maka terjadilah endapan. Fitrat adalah serum dan endapan
adalah fibrin.
b. Pengendapan globulin
- Tambahkanlah 3 ml larutan (NH)4SO4 jenuh ke dalam tabung yang
sebelumnya telah diisi dengan 3 ml serum.
- Gojoklah. Endapan globulin yang terjadi dipisahkan dengan jalan menyaring
larutan.
- Simpan filtrat untuk percobaan berikutnya
- Endapan diatas dipindahkan ke dalam tabung, kemudian dituangi sedikit air
dan digojok supaya bekuannya larut
- Encerkanlah dengan air.
- Biarkanlah dan catat apa yang terjadi
c. Pengendapan albumin
- Ke dalam filtrate (p.2b) ditambahkan ammonium sulfat padat berlebihan.
Gojoklah, akan tampak terjadinya endapan (albumin)
- Saring endapannya dipindahkan ke dalam tabung, tambahkan air dan gojok
- Endapannya akan larut, encerkan lagi, biarkan.
- Amati dan catat ada atau tidak adanya endapan lagi.
d. Deproteinasi serum darah
- Tambahkan 5 ml darah dengan 10 ml air dan didihkan
- Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes 2 % larutan asam asetat ke
dalam didihan di atas, sehingga terjadi endapan.
- Saringlah endapan yang terjadi
- Teteskan indicator khlorofenol merah. Kemudian asamkan hingga pH
menunjukkan 5,4 (warna indikator tepat hilang)
- Didihkan dan bila perlu saringlah
- Filtrate ini dipergunakan untuk percobaan berikutnya
3. Uji zat-zat non protein dalam darah
a. Uji klorida
- Ambil sedikit filtrate (p2d) dan tambahkan 1 tetes HNO3 pekat dan beberapa
larutan AgNO3
- Larutan menjadi putih atau terjadi endapan putih
- Endapan akan larut lagi bila dituangkan NH4OH ke dalamnya.
b. Uji fosfat
- Tuangkan sedikit filtrate (pl) ke dalam tabung dan tambahkanlah beberapa
tetes ammonium molibdat dan 1 tetes HNO3 pekat.
- Panaskan akan terjadi endapan kuning.
c. Uji kalsium
- Tambahkan ke dalam filtrate (pl) beberapa tetes larutan Kalium oksalat
- Warna putih keruh atau terjadinya endapan putih menunjukkan adanya Ca
dalam filtrate
d. Uji Glukosa
- 2 ml sisa filtrate (pl) diatas dibubuhi dengan 2 tetes gliserol, sedikit bubuk
Na2CO3 bebas air dan 2 tetes 2,5 % larutan CuSO4
- Didihkan selama beberapa menit
- Bila terjadi warna kuning keruh atau merah bata maka hal itu menunjukkan
adanya glukosa (gula reduksi)
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Tema Praktikum :

Cara Kerja (sistematis dalam bentuk skema) :

Hasil :
Pembahasan :

Kesimpulan :

Pengesahan
Oleh : .......................
Nilai : .......................

(....................................)
2. PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA LIPID

Lipida adalah sekelompok senyawa kimia yang mempuyai sifat :


1. Tidak larut dalam air
2. Larut dalam larutan non polar seperti eter, chloroform, benzene, toluene, aceton.
Untuk dapat bercampur dengan air diperlukan emulsifying agent, missal garam-garam
empedu.
Lipid merupakan bahan yang penting karena :
a. Mempunyai nilai kalori tinggi
b. Mengandung asam lemak esensial
c. Melarutkan berbagai vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, K.
Di dalam tubuh sendiri lipida mempunyai fungsi sangat banyak :
1) Sebagai thermal blanket, untuk isolasi panas tubuh.
2) Sebagai pelindung terhadap trauma mekanik, momentum lemak sekitar ginjal,
jantung dan sebagainya.
3) Secondary sex characteristic : penumpukan lemak di bagian badan tertentu
menyebabkan perbedaan bentuk tubuh antara laki-laki dan wanita.
4) Merupakan penyusun sel yang penting dalam bentuk kombinasi dengan protein,
yaitu sebagai lipoprotein yang terdapat pada membrane sel dan membrane
mitokondria.
5) Berguna untuk transport lipid sendiri di dalam darah.
6) Sebagai cadangan energy terbesar yang setiap saat dapat digunakan,
7) Fungsi pengendalian, misalnya prostaglandin dan hormone steroid.
8) Beberapa vitamin penting (A, D, E, K) juga merupakan derivate lipid.

Di dalam makanan sebagian besar lipida terdapat sebagai trigliserida dan sebagian kecil
sebagai fosfolipida, ester kolesterol dan kolesterol.
Klasifikasi Lipida menurut BLOOR :
A. Simple lipid (lipid sederhana) yaitu ester dari asam lemak dengan gliserol, atau
alcohol tinggi.
1. Lemak (fat) : yaitu ester asam lemak dengan gliserol. Lemak ini dalam
keadaan cair disebut minyak.
2. Waxes (lilin : yaitu ester asam lemak dengan alcohol tinggi.
B. Compound lipid (lipida majemuk) yaitu ester yang terdiri dari asam lemak dan alcohol
serta senyawa lain.
1. Fosfolipida : yaitu lipida yang mengandung asam lemak, alcohol dan residu
asam fosfat.
2. Cerebrosida (glikolipida) : yaitu ester asam lemak danalkohol serta
karbohidrat, tapi tidak mengandung residu asam fosfat.
3. Lain-lain : sulfolipida, amilolipida, dan lipoprotein.
C. Derived lipid : merupakan hasil hidrolisa dari kedua kelompok di atas, termasuk
gliserol, asam lemak, sterol, benda keton dan lain-lain.

Lemak netral : lemak yang tidak bermuatan listrik. Yang termasuk di sini adalah trigliserida,
kolesterol, kolesteril ester. Akan tetapi secara umum yang disebut lemak netral adalah
trigliserida.
Asam lemak : merupakan asam karboksilat, hasil hidrolisis lemak dan dapat dibagi menjadi 2
golongan besar :
1. Asam lemak jenuh : tidak mengandung ikatan rangkap
2. Asam lemak tak jenuh : mengandung 1 atau lebih ikatan rangkap
Beberapa contoh asam lemah jenuh : CnH2n+1 COOH
1) Asam acetatCH3COOH = C2:0
2) Asam propionateCH3(CH2)2COOH = C4:0
3) Asam butirat/butanoat CH3(CH2)3COOH = C5:0
4) Asam caproat/heksanoat CH3(CH2)4COOH = C6:0
5) Asam caprilat/ oktanoat CH3(CH2)6COOH = C8:0
6) Aam kaprat/decanoatCH3(CH2)8COOH = C10:0
7) Asam laurat/dodekanoatCH3(CH2)10COOH = C12:0
8) Asam miristat/tetradekanoatCH3(CH2)12COOH = C14:0
9) Asam palmitat/heksadekanoatCH3(CH2)14COOH = C16:0
10) Asam stearate/oktadekanoatCH3(CH2)16COOH = C18:0
11) Asam arachidat/eicosanoat CH3(CH2)18COOH= C20:0
12) Asam behenat/dokosanoatCH3(CH2)18COOH =C21H43COOH= C22:0
13) Asam lignoserat C23H47COOH =CH3(CH2)22COOH= C24:0
14) Asam corotatC25H51COOH=CH3(CH2)24COOH = C26:0
Beberapa contoh asam lemak tidak jenuh :
a. Monounsaturated fatty acid : hanya 1 ikatan rangkap, memiliki rumus Cn H2n-1 COOH
Contoh : asam oleat, asam palmitoleat.
b. Polyunsaturated fatty acid (PUFA) : lebih dari 1 ikatan rangkap
1) Dua ikatan rangkap, rumus Cn H2n-3COOH
Contoh : asam linoleat
2) Tiga ikatan rangkap rumus Cn H2n-5COOH
Contoh : asam linolenat
3) Empat ikatan rangkap rumus Cn H2n-7COOH
Contoh : asam arachidonat.
Di dalam tubuh asam arachidonat dapat dipakai untuk membuat prostaglandin.
Asam linoleat, asam linolenat dan asam arachidonat disebut asam lemak esensial
karena tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh manusia. Kekurangan asam lemak
esensial dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, kulit tebal, kering dan
bersisik. Pada hewan kekurangan asam lemak esensial juga mengakibatkan
gangguan reproduksi.
ALKOHOL
Alkohol yang terdapat di dalam lipida adalah gliserol, cholesterol dan alcohol tinggi
yang terdapat di dalam waxes, yaitu cetyl alcohol (C16H33OH). Adanya gliserol dapat
ditunjukkan dengan test Akrolein. Gliserol dihilangkan 2 molekul airnya dengan penambahan
KHSO4 dan diberi pemanasan akan terjadi akrolein yang mudah menguap dan berbau khas.
TRIGLISERIDA
Sering disebut sebagai lemak netral, yaitu ester dari asam lemak dan gliserol. Hampir
semua trigliserida mempunyai lebih dari 1 macam asam lemak di dalam molekulnya. Jika R
seluruhnya asam stearate, trigliseridanya disebut Tristearin.

STEROID
Steroid sering ditemukan bersama-sama dengan lemak, dan dapat dipisahkan dari
lemak dengan jalan penyabunan. Steroidnya merupakan unsaponifiable residue. Steroid
merupakan turunan dari cycle pentanoperhydrophenanthrene.
KOLESTEROL
Kolesterol tersebar pada semua sel di dalam tubuh, tetapi paling banyak dijumpai
fpada sel saraf. Kolesterol tidak dijumpai pada lemak nabati.
ERGOSTEROL
Ergosterol dijumpai pada tanaman dan yeast/ragi dan merupakan bahan baku
penting untuk sintesis vitamin D. Ergosterol bila disinari dengan sinar ultraviolet akan
terbuka cincin dan memiliki khasiat anti rakhitis.
COPROSTEROL
Coprosterol dijumpai di dalam feces sebagai hasil reduksi ikatan rangkap antara C5
dan C8 dari kolesterol oleh bakteri usus.
Beberapa steroid lain yang penting adalah asam empedu, garam empedu, hormone cortex
adrenal, hormone kelamin, vitamin D, glikosida jantung, steroid tumbuh-tumbuhan dan
beberapa alkaloida.
PERCOBAAN LIPID
Selama percobaan dengan lipid, mahasiswa harus bekerja sangat berhati-hati untuk
mencegah kebakaran inhalasi uap beracun. Untuk mencegah bahaya yang mungkin terjadi,
ada baiknya bila sifat-sifat beberapa pelarut yang sering dipakai dikenal dan selalu diingat.
1. Aseton dan alcohol: mudah menguap, mudah terbakar dan cepat bercampur dalam
air.
2. Etil eter: sangat mudah menguap, mudah terbakar dan tidak larut dalam air.
3. Petroleum eter: sangat mudah menguap, mudah terbakar dan tidak larut dalam air.
4. Benzene: mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak larut dalam air dan beracun.
Sisa bahan pelarut yang mudah menguap tidak boleh dibuang ke dalam bak pencuci.
Buanglah ke dalam botol yang disediakan untuk itu.
PERINGATAN:
Percobaan yang memakai eter harus diselesaikan secepat cepatnya. Api tidak boleh
dinyalakan sebelum semua mahasiswa selesai percobaan-percobaan ini.
1. Daya larut:
1.1. Untuk memeriksa daya larut suatu zat, terutama lipid, sejumlah kecil zat
tersebut dilarutkan dalam beberapa ml pelarut. Derajat kelarutan dapat dilihat
secara langsung. Apabila ini tidak cukup, larutan dapat dituang perlahan lahan
(atau disaring dengan kertas saring dengan kertas saring kering) ke dalam sebuah
gelas arloji. Setelah itu pelarut dapat diuapkan dengan bantuan penangas uap.
Jumlah residu menunjukkan jumlah zat yang larut dalam larutan yang diperiksa.
Periksalah daya larut lemak domba dalam air, alcohol panas, alcohol digin, eter
dan kloroform. Taruhlah setetes larutan dalam eter pada sehelai kertas saring,
perhatikanlah sifat bercak lemak setelah eter menguap.
1.2. Masukan sedikit lemak padat ke dalam tabung reaksi. Tambahkanlah 2ml air
dan hangatkanlah dalam penangas uap. Perhatikanlah bahwa lemak akan
mencair dan terapung pada permukaan air. Tambahkanlah sekaraang beberapa
ml natrium hidroxida dalam alcohol. Pannaskan kembali, larutan akan menjadi
jernih. Kocok dan perhatikan pembentukan busa cepat. Terangkan!
1.3. Periksalah daya larut minyak kelapa atau minyak goring dalam air, alcohol
panas, alcohol dingin eter dan chloroform. Lakukanlah test bercak lemak.
Masukanlah ke dalam tabung reaksi 1ml minyak kelapa dan 3ml air,. Kocok,
tambahkanlahsekarang 1 ml larutannatrium karbonat 0,5% dan kocok lagi.
Bagaimana pengaruh natrium karbonat terhadap kestabilan emulsi?
1.4. Periksalah daya larut asam palmitate dalam air, alcohol panas, alcohol dingin,
eter dan chloroform. Ulangi test bercak lemak. Larutkanlah sedikit asam
palmitate dalam campuran alcohol eter 2:1. Letakanlah setetes pada segelas-
gelas obyek dan biarkan menguap. Periksa residu di bawah mikroskop dan
gambarkan bentuk kristalnya.
1.5. Periksalah daya larut gliserol dalam air, alkohol, eter dan khloroform.
Perhatikanlah rupa gliserol yang kental dan rasailah setetes. Lakukanlah test
bercak lemak. Cuci bercak tersebut dengan air, dan keringkanlah kertas saring
yang dipakai itu. Apakah perbedaan bercak gliserol dan bercak lemak?
1.6. Kristal lemak, larutkan kira-kira 40 tetes lemak binatang yang sedang meleleh
dalam 5cc eter yang terdapat dalam tabung reaksi. Tutuplah dengan kertas saring
(jangan terlalu rapat) dan penaskanlah dalam penangas uap sampai semua eter
menguap. Pindahkan sedikit lemak ke atas gelas obyek dan periksalah di bawah
mikroskop.
2. Reaksi akrolein
Percobaan ini harus dilakukan didalam lemari asam.
Metoda:
- Ke dalam sebuah tabung reaksi dimasukan bubuk halus KHSO4 padat sampai kira-
kira setinggi 1cm.
- Kemudian 3-4 tetes minyak kelapa diteteskan ke dalam tabung reaksi tersebut.
Tabung reaksi mula-mula dipanasi berhati-hati di atas nyala api. Kemudian
pemanasan (boleh) dilakukan lebih kuat. Perhatikanlah bau akrolein yang
terbentuk.
- Jika pemanasan dilakukan secara mendadak dan kuat, maka akan terbentuk SO 2
yang baunya juga merangsang seperti bau akrolein. Ulangilah percobaan di atas
dengan menggunakan 3-4 tetes gliserol sebagai pengganti minyak kelapa.
Tuliskan persamaan reaksi pembentukan akrolein.

3. Hidolisis MENTEGA
Metoda :
Masukanlah kira-kira 6gr Mentega dan larutkan NaOH dalam alkohol 35ml ke dalam
gelas kimia kecil, panaskan dalam penangas air. Periksalah apakah penyabunan sudah
lengkap dengan memasukkan campuran tadi kedalam tabung reaksi berisi air. Apabila
penyabunan sudah lengkap larutan dalam reaksi akan jernih dan tidak terlihat tetesan
minyak di atas permukaan air. Pindahkan campuran mentega dan NaOH dalam alkohol
tadi ke dalam gelas kimia 250cc dan tambahkan 10ml air, panaskan dalam penangas air
hingga semua alkohol menguap, asamkan dengan H2SO4 encer dengan memakai lakmus
sebagai indikator. Perhatikan bau asam butirat dan asam-asam lemak lain yang mudah
menguap, suatu lapisan “minyak” akan timbul pada permukaan, pindahkanlah lapisan ini
dengan pipet kedalam tabung reaksi, panaskan hati-hati sampai asam-asam yang mudah
menguap hilang, Dinginkan “minyak” yang tertinggal ternyata tidak membeku.
Terangkan apa sebab begitu ?
Lakukan test akrolein terhadap “minyak” tersebut.
Lakukan juga test untuk ikatan rangkap, bagaimana hasilnya ?

4. Percobaan untuk MENYATAKAN IKATAN JENUH


Metoda :
Ambillah 3 tabung reaksi kering kedalam tabung yang pertama masukkanlah
sedikit minyak kelapa, Tabung yang ke 2 margarine dan tabung ke 3 minyak padat,
sedemikian rupa, hingga tiap-tiap zat tadi mengisi penuh bagian bulat tabung reaksi. Ke
dalam tiap tabung ditambahkan khloroform dalam jumlah sama, kemudian teteskan ke
dalam tiap tabung larutan hubl’s iod, goyangkanlah tabung reaksi pada tiap penambahan
iodium, terangkan apa yang terjadi.
5. Penetapan ANGKA PENYABUNAN
Metoda ;
Dengan pipet bersih dan kering, masukkan 5ml minyak kedalam labu
Erlenmayer 250cc. Dari berat jenis minyak, hitunglah berat minyak yang dipakai.
Masukkanlah 150ml KOH dalam alkohol 0,5 N(alkohol 90%) dengan pipet. Ke dalam labu
Erlenmayer yang lain masukkanlah KOH dalam alkohol 0,5 N dalam jumlah yang sama
(tidak mengandung minyak). Kedua tabung ditutup dengan reflux kondesor dan
keduanya dipanaskan dalam penangas air selama kira-kira setengah jam sambil diaduk-
aduk sewaktu-waktu. Masukkanlah kedalam kedua labu Erlenmayer tersebut 1 ml
larutkan fenolftalin 1% dalam alkohol. Lakukanlah titrasi degan HCL 0,5 N. Kurangilah
angka yang di dapatkan pada ‘blanko’ dari yang di dapatkan pada titrasi minyak yang
dipakai Tentukanlah jumlah mg. KOH yang diperlukan untuk penyabunan 1gr minyak
(angka penyabunan). Satu ml HCL yang dipakai untuk titrasi ekuivalen dengan 0,02805
g.KOH.
6. Percobaan-percobaan dengan KHOLESTEROL
6.1. Reaksi SALKOWSKI
Metoda :
Satu ml larutkan kolesterol 0,05% dalam khloroform dicampur berhati-hati
dengan 1ml H2SO4 pekat, dalam tabung reaksi yang kering benar, Setelah kedua lapisan
cairan berpiisah lagi akan timbul berturut-turut warna ; merah, biru, ungu dalam lapisan
khloroform. Selain dari itu dalam lapisan asam akan tampak fluoricensi kuning.
6.2. Reaksi LIEBERMAN BURCHARD
Percobaan ini juga hanya dapat berjalan dalam ala-alat yang kering dan
benar.
Metoda :
Dua ml larutan kolesterol 0,05% dalam khloroform dicampur dengan
10 tetes asam asetat anhydrat kedalam campuran ini di tambahkan 2-3 tetes asam sulfat
pekat, kocoklah hati-hati dan perhatikan warna-warna yang timbul, warna yang timbul
tidaklah tetap sifatnya, perlu diperhatikan waktu yang diperlukan untuk perubahn-
perubahan warna dari merah-biru-hijau.
7. Bentuk KRISTAL KOLESTEROL
Metoda :
Sejumlah kecil kolesterol padat dilarutkan dalam alkohol panas, Setetes
larutan ini diletakkan diatas sebuah helas obyek dan dibiarkan sampai alkohol itu habis
menuap, periksalah bentuk kristal kolesterol yang terjadi dengan menggunakan
mikroskop.
8. Kristal KOLESTEROL DIBROMIDA
Metoda :
Kristal kolesterol dalam khloroform ditaruh di atas gelas obyek. Disampingnya
diteteskan pula setets larutan brom dalam acetat. Kedua tetesan tersebut dicampur
sehingga Brom dapat diikat oleh kolesterol. Perhatikan bentuk kristal yang terjadi
dengan menggunakan mikroskop.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Tema Praktikum :

Cara Kerja (sistematis dalam bentuk skema) :

Hasil :
Pembahasan :

Kesimpulan :

Pengesahan
Oleh : .......................
Nilai : .......................

(....................................)

Anda mungkin juga menyukai