Anda di halaman 1dari 33

TUTORIAL II

BLOK HEMATOLOGI
SCENARIO 1

Ketua :
Aliffia Setyawibowo Putri (J500190097)
Scriber :
Oxa Aqilla Putri Suharyono (J500190130)

Anggota :
1. Zhela Fatin Fatiha (J500190007)
2. Niken Mafatiha Nafila (J500190019)
3. Kurrun Aini Nazila (J500190024)
4. Alda Amelia Rif'At (J500190044)
5. Vitania Marsya (J500190045)
6. Laila Cahya Ratnasari (J500190064)
7. Kharisma Zahrotus Saida (J500190115)
8. Mega Cantik Mutiara Cahaya (J500190118)
9. Sekar Sulistyo Arum (J500160097)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
STEP 1
1. Dyspenia : kesulitan bernafas atau nafas berat karena hal hal diluar penyakit seperti olah
raga, ketinggian, istirahat dalam waktu lama, pola hidup kurang aktivitas
2. Hepatosplenomegali : Gangguan menyebabkan pembengkakan limfa, tidak bisa
menjalankan fungsi dengan baik
3. Limfadenopati : Kelenjar sistem imun yang membesar karena infeksi bakteri atau virus
4. Murmurs : Jika pemeriksaan menggunakan stetoskop muncul suara yang abnormal yaitu
berdesis
5. Peptic ulcer : Cedera asam peptic pada mukosa traktus gastro intestinal menyebabkan
kerusan lapisan submukosa. Mengenai lambung dan duodenum proksimal
6. Takikardi : Denyut nadi 100x permenit umunya 60x permenit, respon stress, trauma,
penyakit
7. Petekie : Bintik merah ungu atau coklat, didapati dilengan, perut,kaki, sebagai tanda
berbagai kondisi muncul sebagai ruam karena adanya pendarahan dibawah kulit
8. Purpura : Menyebabkan gangguan peradangan dan perdarahan di pembuluh darah,
biasanya di kulit, sendi, usus halus, dan ginjal
9. LDH : Laktat dehidrogenase, enzim terdapat di sel tubuh, tesnya untuk mengetahui infeksi
di hati atau liver
10. Retikulosit : Sel darah merah imature berasal dari proses pematangan sumsum tulang

STEP 2
1. Apa diagnosis sementara skenario tersebut ?
2. Apa penyebab penyakit yang dialami pasien ?
3. Selain gejala di skenario apa gejala dan tanda yang bisa muncul?
4. Apa yang dimasuk tes coombs dan apa fungsinya?
5. Bagaimana pasien bisa mengalami hepatosplenomegali?
6. Mengapa pasien mengalami takikardi?
7. Apa yang menyebabkan peningkatan LDH ?
8. Apa fungsi obat metylprednisolon ?
9. Mengapa pasien bisa mengalami ikterik dan murmur ?
10. Bagaimana pencegahan agar tidak terjadi penyakit tersebut?
11. Apa hubungan pasien yang hampir pingsan dengan riwayat penyakit sebelumnya?
STEP 3
1. Apa diagnosis sementara skenario tersebut ?
Jawab : Diagnosis nya anemia. Yaitu kondis dimana kita tidak memiliki sel darah merah
bersih yang cukup karena sel darah merah yang tidak berfungsi lagi menyebabkan aliran
oksigen ke tubuh berkurang.
Karena ada takikardi karena nafas pendek pendek sehingga nafas cepet, maka menyebabkan
takikardi, dyspneu (sesak nafas). Test coomb positif igg menandai adanya anemia

2. Apa penyebab penyakit yang dialami pasien ?


Jawab : Riwayat medis tukak lambung karena infeksi hilicobacter pilori menyebabkan
peningkatan jumlah yang menyebabkan gangguan absorbsi tubuh, menyebabkan anemia
defisiensi besi. Peptida anti mikroba yang berfungsi mengatur metabolisme besi ditubuh
diproduksi dilambung (rendah) dan liver , sehingga hepcidin meningkat

3. Selain gejala di skenario apa gejala dan tanda yang bisa muncul?
Jawab : Ditandai nilai lab yang HB rendah, peningkatan LDH, jumlah retikulosit absolut
tinggi, ditandai rendah hb dan hematokrit, rendah produksi sel darah merah menyebabkan
kerusakan eritrosit dan kehilangan banyak darah, defisiensi zat gizi.
Kadar HB merupakan kadar yang mudah untuk menentukannya. Cepat lelah, pucat bibir,
kuku, mata, telapak tangan, denyut jantung cepat.

4. Apa yang dimasuk tes coombs dan apa fungsinya?


Jawab : Tes untuk menemukan antibodi yang menyerang sel darah. Tes coomb direct
(langsung) langsung dites dengan antibodinya, untuk pemeriksaan anemia, bayi baru lahir
yang menderita kuning dan Indirect untuk mendeteksi antiglobulin yang tidak terikat dengan
sel darah merah

5. Bagaimana pasien bisa mengalami hepatosplenomegali?


Jawab : Hepatomegali dan splenomegali adalah manifestasi pada penyakit ini, umumnya
ringan sampai sedang tapi bisa membesar, jarang dijumapai karena makrofag limfa lebih aktif
dari makrofag dihati, ditandai penurunan kadar hemoglobin.
Splenomegali, pada anemia ada pengahancuran sel darah sebelum waktunya yang
menyebabkan limfa membesar kemudian memacu kerja dari splen karena merupakan salah
satu organ hematopoetik
Macam macam anemia :
 Anemia defisiensi besi paling umum terjadi karena kekurangan zat besi
 Anemia defisiensi B12
 Anemia hemolitik karena kerusakan sel darah merah lebih cepat dari sel darah merah
baru
 Anemia aplastik
 Sikloselanemia karena kelainan genetik yang membuat sel darah merah seperti bilan
sabit

6. Mengapa pasien mengalami takikardi?


Jawab : Takikardi adalah kondisi dimana detak jantung diatas normal tapi dalam kondisi
istirahat, normalnya 60-100x per menit, pasien mengalami takikardi indikasinya adalah
meningkat detak jantung, diagnosis sementara anemia jadi jantung bekerja lebih keras untuk
memasok darah kaya O2 makanya anemia banyak yang megalami sesak nafas dan lelah jika
dibiarkan denyut nadi tidak tertur dan kegagalan jantung
Penurunan kadar HB, menyebabkan tubuh membuat kompensasi dengan mensuplai O2 ke
jaringan dengan memompa darah dengan lebih keras yang bisa menyebabkan takikardi, jadi
takikardi ada hubungannya dengan enurunan kadar HB di tubuh.

7. Apa yang menyebabkan peningkatan LDH ?


Jawab : Terjadi karena penyakit kerusakan di sel, makanya waktu LDH dilepas LDH tinggi
karena aliran darah berkurang, gangguan cerebrovaskular, anemia, penyakit hati (hepatitis),
trauma otot, kematian jaringan, alkoholic, orang yang mebgocumsi obat obatan tertentu.

8. Apa fungsi obat metylprednisolon ?


Jawab : Yaitu obat yang untuk mengatasi penyakit akibat peradangan contoh lupus dan
multiple sklerosis tapi juga bisa untuk alergi asma, obat kortikosteroid bisa mengurangi
inflamasi atau peradangan juga bisa untuk mengobati kondisi diantaranya radang sendi,
penyakit kulit, multiple sklerosis, dan masalah ginjal

9. Mengapa pasien bisa mengalami ikterik dan murmur ?


Jawab : Ikterik yaitu perubahan warna menjadi kuning, di skenario menderita ikterik di sklera
karena ada peningkatan bilirubin di darah terdapat berbagai macam penyebab yaitu terjadi
kanker hati, batu empedu, hepatitis, anemia karena bisa terjadi pemecahan sel darah berlebih
jadi menyebabkan ikterik sklera.
Murmur : Suara bising jantung, kelainan suara jantung karena ada oembukaan katup yg tidak
sempurna
10. Bagaimana pencegahan agar tidak terjadi penyakit tersebut?
Jawab :
 makan asupan tinggi zat besi, contoh makan daging ayam tanpa lemak, sayuran
 meningkatkan makanan kaya vitamin c, contoh :jeruk brokoli
 asupan kaya vit b12 dan folat untuk prosuksi sel darah merah, contoh: daging sapi,
hati, ikan telur
 memenuhi pola makan seimbang
 menghindari teh dan kopi saat makan
 mengatasi enyebab kehilangan darah, contoh :haid gak normal, dan masalah
perdarahan

11. Apa hubungan pasien yang hampir pingsan dengan riwayat penyakit sebelumnya?
Jawab : Hubungannya denga hipertensi dimana tensi lebih dari 80/120 mmhg bisa mngancam
otak dan kehilangan kesadaran dipengaruhi jika aliran darah ke jantung megalami gangguan,
mengakibatkan pingsan karena aliran darah terganggu, pada kondisi gula darah rendah juga
bisa menyebakan pingsan.

STEP 4
S : Kelelahan, hampir pingsan seminggu sebelumnya, riwayat ulkus, hipertensi, dyspneu
selama satu bulan
O : Kecepatan nadi 100x/menit, sklera ikterik, retikulosit 10,3%, Hb 3,8 gr/dl, terdapat
sflerosit, sel target, ptekie, skistosit, murmurs, hepatosplenomegali, purpura
A : Diagnosis semntara yaitu anemia hemolitik krena sklera ikterik, HB rendah, terdapat sel
target dan konjungtiva pucat
P : Dengan menggunakan coomb test
Step 5 (LO)
1. Definisi dan klasifikasi anemia general dan anemia hemolitik
2.Etiologi dan faktor resiko anemia hemolitik
3. Diagnosis banding dan pencegahan anemia hemolitik
4. Diagnosis anemia dan anemia hemolitik
5. Patofisiologi anemia hemolitik
6. Manifestasi klinis anemia hemolitik
7. Penegakan diagnosis dari anemia hemolitik
8. Tata laksana dari anemia hemolitik
9. Pemeriksaan fisik dan penunjang anemia hemolitik
10. Komplikasi dan prognosis anemia hemolitik
11. Edukasi pasien dan indikasi merujuk pasien
12. Nilai keislaman anemia hemolitik

STEP 6
STEP 7
1. Definisi dan klasifikasi anemia general dan anemia hemolitik
Anemia secara umum adalah kondisi dimana jumlah RBC rendah dari normal akan
mempengaruhi fungsinya terjadi pengurangan HB, fungsi HB untuk pengikat O2 yang
dibawa jaringan ditubuh. Menimbulkan gejala kelelahan, sesak nafas, pusing.
Penyebab karena kekurngan nutrisi yaitu zat besi, folat, vit B12, vit A. Resiko di wanita
hamil, anak dibawah 2 thn. Klasifikasinya :
1. mikrositik, dibawah 80 fento liter, NCV dibawah 20 mikrogram, di defisiensi
besi,thalasemia, anemia kronik, keracunan timbal.
2.Normositik, NCV 80-90 mikroliter,pada anemia hemolitik, pada anemia kronik,
kekurangan darah akut, penyakit ginjal, pada defisiensi, kerusakan sumsum tulang
3. makrositik, NCV >95 fentoliter, ada dimegaloblastik (defisiensi B12 atau asam folat) dan
non megaloblastik(alkohol, penyakit liver, anemia aplastik)
Anemia hemolitik disebabkan hemolisis berlebih. Klasifikasinya:
 herediter (intra eritrosit karena membran, metabolisme, karena HB. Ada skeleton di
membrannya menyebabkann bentuknya berubah jadi bulat seperti bola/sklerost
langsung dihancurkan.) Hemaglobinopati terjadi pada thalasemia(tidak bisa
memproduksi rantai Hb membentuk eritrosit tak normal) dan sickle cell(bisa
membentuk rantau tapi lebih panjang dan membuat eritrosit seperti bulan sabit)
pada gangguan metabolisme defek pada jalur seperti enzim piruvat kinase
 acquared
Autoimun (warm yang bereaksi igg dan cold yang bereaksi igm) dan
microangiopathic terjadi dipembuluh darah karena kekacauan sistem pembekuan
darah, TTP, hiperuremic syndrome
Bisa karena infeksi malaria, clostridium, baleriosis
Karena bahan kimia dan fidik seperti obat, luka bakar
hiperpremisme
Hemoglobinopati structural kelainan rantai asam amino.
Autoimun ada kelainan eritrosit jadi ada antibodinya menyebbakan eritrosit mudah lisis dan
umurnya memendek jadi < 120 hari.
Hemolitik transfusion reaction adalah reaksi yang mengancam jiwa saat menerima transfusi
darah, alograf, hemolitik lisis of newborn trejadi ketika bayi baru lahir golongan darah gak
cocok sma ibunya
2.Etiologi dan faktor resiko anemia hemolitik
3. Diagnosis banding dan pencegahan anemia hemolitik
Diagnosis banding
Anemia hemolitik ada 2 tipe
1. didapat
Ada 3:
-karena utoimun karena reaksi antigen antibodi dipermukaan eritrosit, karena mekanisme
gangguan
-mikroangiopati
- infeksi
2. herediter
Dibagi menjadi enzinopati pada G6PD karena infeksi dan pengaruh obat,
Hamoglobinopati terjadi karena pada thalasemia dan sickle cell anemia, anemia karen a
perdarahan dan penyakit kronik
Anemia hemolitik (normositik) penyakit lain yaitu penyakit ginjal, anemia kronis, pada orang
yang kekurangan darah yang sudah akut, pada orang yang mengalami kerusakan sumsum
tulang
Kelainan seperti anemia pasca perdarahan akut setelah terapi, anemia karena eritropoesis
inefektif karena hiperplasis nomorblastik sumsum tulang retikulosit gak meningkat, anemia
kerongga retropenial, kasus ikterus di sindrom gillbert atau kelaian katabolisme, kerusakan
otot yang luas.
Pencegahan
Meghindari kontak langsung, menjauhi kerumunan, mencuci tangan dan menggososk gigi
rutin, faksinasi, menghondari obat yang memicu penyakit ini, konsultasi genetik unutuk
mengetahui peluang penurunan penyakit
Anemi G6PD dengan menghindari kacang kacangan, menghindari obat antimalaria/analgesi,
jangan terjadi pendarahan
4. Diagnosis anemia dan anemia hemolitik
Anemia gejalananya lemah, leti,lesu,sesak nafas, mudah lelah saat aktivitas, pada enmia
defisiensi asam folat terjadi lidah merah. Orang yang menderita anemia hemolitik menderita
splenomegali, ada hb diubah jadu iron dan noniron akan menghsilkan bilirubin. Hepato dan
plenomegali karena limfa dan hepar bekerja keras untuk pemecahan Hb tadi.
Anamnesi, datang dengan keluhan pucat, lesu,letih, terjadi ikterik (urin gelap/tidak)
Anemia defisiensi zat besi lidah bengkak, kuku mudah patah, makan kertas dan esbatu,
bentuk kuku seperti sendok, gatal dikulit menimbulkan ruam,
Anemia defisiensi asam folat mudah marah, diare, pucat, perm lidah halus, mati rasa, sulit
jalan sering jatuh, otot lebgan dan kaki sering kesemutan dan kaku
Anemia aolastik khas mual, darah diurin, perut dan kaki bengkak
Anemia fankomi penyakit keturunan mencegah menghasilkan 3 jenis sel, jari abnormal,
masalah jantung, mata lebih kecil dari normal
Anemia hemolitik khas kulit kuku menguning, uka borok nanah sulit sembuh, limfa
membengkak, bagian perut atas sakit
Anemia sek sabir,bengkak kaki, pertumbuhan lambat
Pemeriksaan fisik, hepatomegali, splenomega, kulit pucat, sklera ikterik, nyeri tekan
abdomen kuadran atas, pada kardiovaskular murmur dan bising jantung, takikardi, jantung
berdebar debar
Kecepattan timbl penyakit jika ceat maka pasien menderita autoimun hemolitik, jika pelan
menderita anemia defisiensi besi, asam folat, B12
Pemeriksaan darah tepi dengan mengetahui MCV
Cek kadar retikulosit, ada peningkatan laktat dehidogenasi, dan bilirubin indirec dan
penurunan protein plasma yang mengikat Hb.
5. Patofisiologi anemia hemolitik
Proses hemolisis menimbulkan
1. penurunan kadar HB
2. peningkatan hasil pemecahan eritrosit ditubuh
hemolisis ekstravaskuler(lebih sering terjadi, oleh sistem retikuloendoteleal sehingga
difagositosis di makrofag) dan intravaskuler (destruksi langsung di trauma
mekanik,jarang terjadi, hemolisis fragmentasi jika menyebabkan luka di sel darah
merah, hemoisis oksidatid)
6. Manifestasi klinis anemia hemolitik
Gejala umum anemia yaitu sindrom anemia, contohnya lemah, leti, lesu, mata berkunang,
pucat, khasnya ikterus, hepatomegali, splenomegali karena organ bekerja keras untuk
mengkompensasi HB yang lisis berlebih.
1. Hemolitik imun
 Tipe hangat
Menghasilkan igg antibodi yang berikatan dengan permukaan membran dan dilisiskan
kompelement.
 Tipe dingin
Karena igm, kurang respon terhadap kortikosteroid, terjadi aglutinasi di suhu dingin,
anemi ringn ada splenomegali
 Anemia karena induksi obat
Karena pemakaian obat tertentu
 Hemolitik autoimun karena transfusi
Karena transfusi golongan xraah berbeda, sesak nafas, mual muntah, menggigil
2. Hemolitik non imun
TTP (kelainan neurologis) dan hemolitik curentsyndrom(yidak ada kelainan
neurologis) ada manifestasi klinis lain,timbul menifestasi akut juka terpapar oksidan,
sensitif kacang buncis.
3. Sklerosirosis herediter
4. Anemia karena Infeksi
5. Anemia karena Trauma karena gigitan serangga atau ular
7. Penegakan diagnosis dari anemia hemolitik
Penegakan diagnosis
1. Anamnesis
2. pemeriksaan fisik
Pucat, tanda vital takikardi, takipnea, ikterik karena peningkatan bilirubin, splenomegali
(ringan sampai sedang)dan hepatomegali (jarang dijumpai), cholelitiasis, ulkus
tungkai,pada anemia sel sabit dan schlerositosis, pada pasien anemia hemolitik kronis,
anmemia hemolitik akut
3. pemeriksaan penunjang
8. Tata laksana dari anemia hemolitik
Tatalaksana anemia hemolitik tergantung penyebabnya, golongan besar terapinya
1. terapi gawat darurat
2. terapi suportif symptomatic
3. terapi causal
Jenis penyebabnya
1. obati penyakit dasar dengan sebaik baiknya
2. kortikosteroid
3. plenektomi jika tidak ada respon terhadap kortikosteroid
4. kortikosteroid untuk memberi respon kecil bagi sebagian penderita
5. kelainan enzim eritrosit, terapi tergantung derajat penyakit untuk mempertahankan fungi
ginjal misal dengan transfusi
6. untuk anemia sel sabit, makan bergizi, transfusi, infus 3 lt perhari beri analgesik
secukupnya, terapi,
7. transfusi teratur, hidroksi urea,
8. untuk thalasemia mayor karena keturunan beri transfusi teratur, beri ironselator, terapi
definitif dengan transplantasi sumsung tulang, dengan rekayasa genetik transvergen
9. Pemeriksaan fisik dan penunjang anemia hemolitik
Pemeriksaan fisik
Anemia hemolitik ada konjungtiva anemis, kulit pucat, spleno dan hepatomegli, urij gelap.
Pemeriksaan penunjang: bilirubin meningkat, tes fungsi hati, tes retikulosit (peningkatan
retikulosit), tes gambaran darah tepi(sklerositosis), coomb test direct unruk mendeteksi
antibodi di perm eritrosit, coomb test indirect untuk deteksi antibodi di serum(hasilnya di
perm sel ada imunoglobulin G terjadi aglutinasi ditemukan salah satu saja )
10. Komplikasi dan prognosis anemia hemolitik
Komplikasi dan prognosis
Gagal jantung, kardiomiopati, irama jantung yang tidak teratur, batu empedu
Prognosisnya: tergantung etiologi dan deteksi dini. Prognosisnya baik. Splenektomi bisa
mengontrol penyakit ini, datang dengan keadaan buruk, dan bisa meninggal karena hemolisis
berlebih
11. Edukasi pasien dan indikasi merujuk pasien
Indikasi merujuk jika terjadi kompliksi atau mcv menurun, gagal induksi oral, komplikasi,
HB turun dibawah <8 untuk laki, dan <7 untuk perempuan
Edukasi : mengedukasi pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala hemolitik, menjelaskan
tentang penyakit thalasemia karena keturunan bisa menderita penyakit tersebut, mengetahui
jenis obat yang dihindari,
12. Nilai keislaman anemia hemolitik

Anda mungkin juga menyukai