Anda di halaman 1dari 4

1.

Penyebab kaki bengkak :


Kaki bengkak saat hamil dapat disebabkan oleh hal normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis).
Pada saat hamil, secara normal terjadi penumpukan mineral natrium yang bersifat menarik air,
sehingga terjadi penumpukan cairan di jaringan. Hal ini ditambah dengan penekanan pembuluh darah
besar di perut sebelah kanan (vena kava) oleh rahim yang membesar, sehingga darah yang kembali
ke jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini terjadi saat ibu berbaring
terletang atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu hamil trimester ketiga disarankan berbaring ke
arah kiri.
Pembengkakan yang tidak normal dapat disebabkan oleh preeklampsia, selulitis, dan trombosis vena
dalam. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kaki bengkak pada kehamilan yang
diwaspadai, karena memberikan risiko tinggi kepada ibu dan bayi. Faktor risiko menderita
preeklampsia adalah penderita tekanan darah tinggi yang kronis, usia di bawah 17 tahun atau di atas
35 tahun, riwayat keluarga preeklampsia, diabetes, kehamilan pertama, kehamilan kembar, serta
gangguan pembuluh darah.
Tanda bahaya pada ibu dengan pembengkakan tungkai antara lain: tekanan darah di atas 140/90
mmHg, pembengkakan salah satu tungkai yang disertai rasa hangat atau merah, serta adanya nyeri
kepala atau nyeri perut hebat.

Penyebab edema yang terpenting adalah hilangnya protein yang lebih banyak dari yang dapat dibuat
oleh hati yang sehat (Sibuea, 2008). Penurunan konsentrasi plasma akibat kegagalan untuk
menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran protein yang
menimbulkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma. Apabila ibu hamil mengalami penurunan
konsentrasi protein akan mengakibatkan peningkatan kapiler diseluruh tubuh sehingga terjadi
edema ekstraseluler dan dapat mengakibatkan malnutrisi protein (Guyton & Hall 2006).

2. Peningkatan TD ketika hamil


Preeklampsia dan eklampsia dikenal dengan nama “Toksemia Gravidarum merupakan suatu
sindroma yang berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah
perifer, dan penurunan perfusi organ yang ditandai adanya hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Adanya kejang dan koma lebih mengarah pada
kejadian eklampsia.

1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan


mola hidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi pada bertambahnya usia kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin intrauterin.
4. Sebab jarangnya ditemukan kejadian preeklampsia pada kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
Pada kehamilan normal, invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua menghasilkan
suatu ‘perubahan fisiologis’ pada arteri spiralis. Untuk memenuhi kebutuhan
kehamilan maka jalan yang paling mungkin adalah membesarkan diameter arteri.
Pada wanita hamil, pembesaran diameter arteri spiralis meningkat 4-6 kali lebih
besar daripada arteri spiralis wanita tidak hamil, yang akan memberikan
peningkatan aliran darah 10.000 kali dibandingkan aliran darah wanita tidak hamil.
Maka kemampuan melebarkan diameter arteri spiralis ini merupakan kebutuhan
utama untuk keberhasilan kehamilan.
Hasil akhir dari perubahan fisiologis yang normal adalah arteri spiralis yang tadinya
tebal dan muskularis menjadi lebih lebar berupa kantung yang elastis, bertahanan
rendah dan aliran cepat, dan bebas dari kontrol neurovascular normal, sehingga
memungkinkan arus darah yang adekuat untuk pemasokan oksigen dan nutrisi bagi
janin.
Pada preeklampsia terjadi defisiensi plasentasi. Terjadi kegagalan pada invasi
trofoblas, sehingga ‘perubahan fisiologis’ pada arteri spiralis tidak terjadi. Perubahan
hanya terjadi pada sebagian arteri spiralis segmen desidua, sementara arteri spiralis
segmen miometrium masih diselubungi oleh sel-sel otot polos. Selain itu ditemukan
pula adanya hyperplasia tunika media dan thrombosis. Garis tengah arteri spiralis
40% lebih kecil dibandingkan pada kehamilan normal, hal ini menyebabkan tahanan
terhadap aliran darah bertambah dan pada akhirnya menyebabkan insufisiensi dan
iskemia.

3. Peningkatan BB 1 kg/ minggu


Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, yang
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan wajah.
Kenaikan berat badan ½ kg per minggu dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila
kenaikan 1 kg per minggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap
timbulnya preeklampsia.
Peningkatan berat badan yang terjadi tiba-tiba dapat mendahului serangan preeklampsia,
dan bahkan kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan tanda pertama preeklampsia
pada wanita. Peningkatan berat badan sekitar 0,45 kg perminggu adalah normal tetapi bila
melebihi dari 1 kg dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan maka kemungkinan terjadinya
preeklampsia harus dicurigai. Peningkatan berat badan yang mendadak serta berlebihan
terutama disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala
edem non dependen yang terlihat jelas, seperti kelopak mata yang membengkak, kedua
tangan atau kaki yang membesar.
TAMBAHAN

1. Proteinuria
Derajat proteinuria sangat bervariasi menunjukan adanya suatu penyebab fungsional
(vasospasme) dan bukannya organik. Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal
atau tidak ditemukan sama sekali. Pada kasus yang paling berat, proteinuria biasanya dapat
ditemukan dan mencapai 10 gr/lt. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan dengan
hipertensi dan biasanya lebih belakangan daripada kenaikan berat badan yang berlebihan.

2. Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan semakin sering terjadi pada kasus-kasus
yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh
dengan pemberian analgesik biasa. Pada wanita hamil yang mengalami serangan eklampsi, nyeri
kepala hebat hampir dipastikan mendahului serangan kejang pertama.

3. Nyeri epigastrium
Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering ditemukan
preeklampsi berat dan dapat menunjukan serangan kejang yang akan terjadi. Keluhan ini mungkin
disebabkan oleh regangan kapsula hepar akibat oedem atau perdarahan.

4. Gangguan penglihatan
Seperti pandangan yang sedikit kabur, skotoma hingga kebutaan sebagian atau total.
Disebabkan oleh vasospasme, iskemia dan perdarahan ptekie pada korteks oksipital.

Disebut preeklamsi ringan bila terdapat:

1. Tekanan darah >140 / 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.

2. Proteinuria kuantitatif (Esbach)  300 mg / 24 jam, atau dipstick  +1.

Disebut preeklampsia berat bila terdapat:

1. Tekanan darah >160 / 110 mmHg.

2. Proteinuria kuantitatif (Esbach)  2 gr / 24 jam, atau dipstick  +2.

3. Trombosit < 100.000 / mm3.

4. Hemolisis mikroangiopathi ( peningkatan LDH )

5. Peningkatan SGOT / SGPT.


6. Adanya sakit kepala hebat atau gangguan serebral, gangguan penglihatan.

7. Nyeri di daerah epigastrium yang menetap.

Anda mungkin juga menyukai