Pembimbing:
dr. Muslaningsih, Sp.Rad, M.Kes.
Tuberkulosis Pemeriksaan
Paru radiologis
TB
TB
Post
Primer
Primer
Pemeriksaan Nilai Normal
Hb ♂ = 13 - 18 g/dL
♀ = 12 - 16 g/dL
WBC 3200 – 10.000/mm3
RBC ♂ = 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3
♀ = 3,8-5,0 x 106 sel/mm3
Plt 170 – 380 x 103/mm3
Ht ♂ = 40% - 50 %
♀ = 35% - 45%
LED ♂ = <15mm/1jam
♀ = <20mm/1jam
MCV 80 – 100 (fL)
MCH 28– 34 pg/ sel
MCHC 32 – 36 g/dL
Diff count
Eosinofil 1–3%
Basofil 0–1%
Neutrofil batang 0–5%
Neutrofil segmen 50 – 65 %
Limfosit 25 – 35 %
Monosit 4–5% 7
Temuan pada pemeriksaan darah rutin pasien TBC
1. Peningkatan LED 🡪 Penderita TB paru dengan BTA positif akan mengalami inflamasi yang
menyebabkan jumlah lekosit. Jumlah leukosit berkaitan dengan fungsinya sebagai
pertahanan,sehingga ketika terjadi infeksi pada penderita TB paru dengan BTA positif jumlah
lekosit akan mengalami pengendapan yang lebih cepat karena bertambahnya jumlah sel
darah, apabila jumlah leukosit tinggi maka, darah akan mengendap lebih cepat,sehingga hasil
Laju Endap Darah semakin meningkat
2. Penurunan LED 🡪 Pemeriksaan LED secara rutin dapat menunjukkan perkembangan apakah
penyakit diderita mengalami proses penyembuhan misalnya pada penyakit TB paru, pada
saat penyakit radang atau infeksi mulai membaik perlahan-lahan LED akan menurun.
3. Penurunan Hb 🡪 Penurunan kadar hemoglobin pada penderita TBC dikaitkan dengan gejala
klinis yang dialami seperti adanya batuk darah atau muntah darah.
4. Leukositosis 🡪 Terdapat peningkatan leukosit akibat respon dari adanya infeksi
8
Pemeriksaan Radiologis
• Membantu dalam diagnosa TB, meskipun bukan gold standard.
• Sebagai dokumentasi, menentukan lokalisasi proses dan tanda
perbaikan maupun perburukan dengan perbadingan terhadap foto-foto
terdahulu.
• Untuk penilaian hasil tindakan terapi.
Foto CT Scan
Toraks Toraks
Foto Toraks
Posisi PA
Posisi Top Lordotik
Posisi Lateral
CT Scan
• Lesi-lesi yang letaknya di puncak paru,
• Lesi aktif seperti infiltrat yang letaknya tersembunyi di apeks,
• Cavitas dalam nodul yang letaknya superposisi dengan tulang
atau di dalam konsolidasi,
• Tanda endobronkial TB.
Aziza Scoring
• Sistem dengan pemeriksaan CT
Scan Toraks potongan terbatas
Variabel Skor
Usia <40 tahun 4
Merokok 3
Infiltrat 27
Nodul 13
Tree in bud 22
Tabel Aziza Kavitas 8
Scoring Konsolidasi 15
Reverse halo sign 2
Fibrokalsifikasi 8
Efusi 1
Total 103
13
Lesi Khas
Klasifikasi
Tb Post
Primer
16
KLASIFIKASI TB MENURUT WHO
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe tuberkulosis
berdasarkan:
1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit : TB paru atau TB
ekstra paru
2. Bakteriologi: BTA positif atau BTA negatif
3. Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat
4. Riwayat Pengobatan TB sebelumya: Baru atau sudah
pernah diobati (Relaps, gagal pengobatan, lost to
follow up)
17
Tuberkulosis Primer
Penyakit pada parenkim
• Konsolidasi homogen, padat, lokasi predominan di satu lobus (inferior,
tengah, dan lingula, segmen anterior lobus atas) paru kanan.
• Fokus Ghon: konsolidasi airspace unilateral akibat eksudat kaseosa
bronkoalveolar.
Limfadenopati
• Limfadenopati hillus ipsilateral.
• Ranke complex: sugestif infeksi Tb sebelumnya dan compromised.
Efusi pleura
• 25% kasus, unilateral.
• Akibat tuberculous pleurisy.
• Perluasan infiltrat primer ke pleura melalui hematogen.
18
19
20
21
Tuberkulosis Post Primer
Cavitas
• Hallmark Tb sekunder
• Lokasi di lapang atas dan segmen apikal lobus bawah
• Kadang terdapat di basal, disertai pleuritis.
Tree in bud pattern
• Penyebaran bronkogenik Tb, cavitas menginvasi ke saluran udara
terdekat.
• Lesi gambaran opak centrilobular, bercabang atau linear dengan
atau tanpa nodul centrilobular pada permukaan pleura.
Lesi kronik
• Gambaran opak fibronodular, sering disertai kalsifikasi.
• Bronkiektasis lapang paru atas. 22
23
24
Klasifikasi Tb Post Primer
25
26
27
• Tuberkulosis paru primer banyak menyerang daerah
yang banyak transmisi M. tuberculosis yaitu nomor 3
sampai 6.
Pembersihan partikel limfatik relatif menurun pada apeks. Ini menjelaskan mengapa
gangguan granulomatosa, seperti TBC atau sarkoidosis, muncul terutama di
lobus atas.
28
Klasifikasi Tb Post Primer
Tuberculosis minimal (Minimally advanced)
30
Tuberkulosis sangat lanjut (far advanced tuberculosis)
Penyembuhan
Perburukan
32
Penyembuhan
1. Penyembuhan tanpa bekas
2. Penyembuhan dengan meninggalkan cacat.
Berupa garis-garis berdensitas tinggi/fibrokalsifikasi di lapangan atas paru
dapat mengakibatkan penarikan pembuluh-pembuluh darah besar di kedua
hilli ke atas
33
Perburukan atau Perluasan
Penyakit
34
Pleuritis
• Terjadi akibat meluasnya infiltrat primer langsung
ke pleura atau melalui penyebaran hematogen.
• Disertai efusi pleura
35
Penyebaran Milier
Akibat penyebaran hematogen tampak sarang-sarang sebesar l-2mm atau
sebesar kepala jarum (milium), tersebar secara merata di kedua belah paru.
Pada foto toraks, tuberkulosis miliaris ini menyerupai gambaran 'badai kabut’
(Snow storm apperance).
36
Kavitas
Timbulnya lubang ini akibat melunaknya sarang keju. Dinding lubang
sering tipis berbatas licin atau tebal berbatas tidak licin. Di dalamnya
mungkin terlihat cairan, yang biasanya sedikit.
37
Tuberkuloma
• Fokus nodular terlokalisir akibat Tb.
• Nodul soliter berbatas tegas, spherical, dan smooth, namun dapat
pula tepi ireguler akibat fibrosis.
38
Penutup
✘ Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang menyerang parenkim paru.
✘ Dari foto toraks ini dapat ditemukan gambaran abnormal seperti infiltrat,
kavitas, konsolidasi, fibrosis, maupun kalsifikasi pada parenkim paru.
✘ Beberapa lesi Tb sulit dinilai dengan foto toraks sehingga diperlukan
pemeriksaan CT Scan, dengan Aziza Scoring
✘ TB dapat mencapai penyembuhan dan perluasan penyakit. Pada perluasan
dapat ditemukan efusi pleura, TB milier, kavitas, maupun tuberkuloma.
39
Terima Kasih
40
41
42
43
Lesi Primer Post-primer
Infiltrat Tidak dapat tervisualisasi dengan baik Bercak halus biasanya di segmen apical
dan posterior dari lobus superior. Pada
kebanyakan kasus lebih dari satu
segmen paru.
Tree in bud Jarang ditemukan Sering ditemukan
Ground glass opacity Dapat terjadi di lobus maupun segmen Dapat ditemukan
manapun
44