PSIKIATRIKUS
STASE JIWA
Periode 2 - 18 Agustus 2021
Pembimbing : dr. Bintang Arroyantri, Sp. KJ
I. RIWAYAT PSIKIATRI
A. IDENTIFIKASI
Identifikasi menetapkan demografi dasar pasien. Ini mencakup usia dan
jenis kelamin, sering kali mencakup informasi ras atau etnis, dan
kadang-kadang mencakup afiliasi agama. Tidak perlu mencantumkan
informasi keluarga, sosial, pekerjaan, dan pendidikan yang tercakup lebih
lengkap dalam riwayat pribadi kecuali informasi tersebut memiliki
relevansi diagnostik langsung. Misalnya, meskipun dinas militer tidak
disebutkan secara rutin, akan sangat membantu untuk menyebutkan
bahwa seorang pasien adalah seorang pejuang ketika gangguan stres
pascatrauma sedang dipertimbangkan.
B. KELUHAN UTAMA
Tepatnya mengapa pasien datang ke psikiater, lebih disukai dalam
bahasa pasien sendiri, bila informasi bukan berasal dari pasien, catat
siapa yang memberikannya
E. RIWAYAT KELUARGA
Diperoleh dari pasien dan dari orang lain
- Etnis, kebangsaan, dan tradisi keagamaan
- Orang lain di rumah (deskripsi tentang mereka, hubungan sejak
pasien masih kanak-kanak)
- Deskripsi berbagai lingkungan rumah tangga tempat pasien pernah
tinggal
- Hubungan antara pasien dengan anggota keluarga lain saat ini
- Peran penyakit dalam keluarga
- Riwayat penyakit mental dalam keluarga
- Di mana pasien tinggal
F. RIWAYAT PRIBADI (ANAMNESIS)
● Riwayat kehidupan pasien sejak bayi hingga saat ini sejauh
yang dapat diingat
● Celah dalam riwayat yang secara spontan dihubungkan oleh
pasien
● Emosi yang berkaitan dengan periode kehidupan yang berbeda
(menyakitkan, menyebabkan stres, menimbulkan konflik) atau
fase dalam siklus kehidupan
Kesadaran/ Sensorium
Gaya bicara dapat cepat atau lambat, tertekan, tertahan, emosional, dramatis,
monoton, keras, berbisik, cadel, terputus-putus, atau bergumam
Flight of ideas : permainan kata-kata atau verbalisasi kontinu dan cepat yang menghasilkan
perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain.
Inkoherensi : pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami; pikiran atau kata kata yang
keluar tanpa hubungan logis maupun tidak sesua tata Bahasa.
Sirkumstansial : pikiran yang maju secara pelan karena melibatkan detail kecil dan tidak perlu
namun masih mencapai tujuannya
Tangensialitas : ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi pikiran yang mengarah ke tujuan.
Terhalang : terputusnya aliran pikiran secara tiba-tiba sebelum mencapai tujuanb
Terhambat : inisiasi dan majunya aliran pikiran melambat dan ide yang dilontarkan sedikit.
Dibutuhkan rangsangan berulang untuk “kembali mengalirkan” pikiran individu.
Perseverasi : respon yang menetap terhadap stimulus sebelumnya meski telah diberikan stimulus
baru.
Verbigerasi : pengulangan kata atau kalimat tertentu tanpa makna
Isi Pikiran
Pola Sentral : topik atau ide yang menjadi pokok pemikiran penderita
Waham : kepercayaan salah yang menetap dan tidak sesuai dengan latar
belakang budaya pasien.
Ide terfiksir : pikiran-pikiran salah yang belum sampai taraf waham dan masih
bisa dibantah atau dikoreksi. Bisa berupa kecurigaan, ide bunuh diri, idea of
reference, ide kebesaran, dll
Fobia : ketakutan yang tidak bervariasi, berlebihan, tidak rasional, dan
menetap akan suatu situmulus atau situasi spesifik; sehingga timbul hasrat yang
kuat untuk menghindari stimulus yang ditakutkan tersebut.
Hipokondria : kekhawatiran berlebihan terhadap kondisi kesehatan yang
didasarkan pada interpretasi yang tidak realistis terhadap tanda atau gejala
fisik
Konfabulasi : tindakan/usaha pengisian kekosongan yang terdapat atau terjadi
dalam ingatan dengan hal-hal yang bersifat, atau dengan pengalaman
realita, yang tidak cocok dengan hal yang ditemukannya sekarang.
Pemilikan Pikiran
Obsesi : menetapnya secara patologis suatu pikiran atau perasaan kuat
yang tidak dapat dihilangkan dari kesadaran dengan usaha yang logis
Alienasi : pikiran tidak dihayati sebagai milik sendiri dan dianggap datang
dari kekuatan luar tertentu
Bentuk Pikiran
- Autistik : pikiran yang dibuat dan hanya dimengerti oleh penderita
- Dereistik : aktivitas mental yang tidak sejalan dengan logika atau pengalaman
- Simbolik : pikiran yang diungkapkan dengan menggunakan
perumpamaan
- Paralogik : menyimpulkan kesamaan antara dua hal karena persamaan objek
- Simetrik : kecenderungan pikiran untuk menyamakan objek dan subjek
- Konkritisasi : hilangnya kemampuan berpikir abstrak
Kelainan dorongan instinktual dan
perbuatan
• Abulia/Hipobulia : penurunan rangsang untuk bertindak dan berpikir, biasanya menyertai
defisit neurologis
• Vagabondage : dorongan untuk berjalan yang berlebihan, seringkali menyebabkan
perjalanannya tidak terarah
• Katatonia : kelainan motorik khas dalam gangguan nonorganik
- Posturing : mempertahankan suatu postur aneh dan tidak pada tempatnya
secara volunter, biasanya dipertahankan dalam jangka waktu lama.
- Fleksibilitas Cerea : keadaan seseorang yang dapat dibentuk menjadi posisi tertentu
kemudian dipertahankan
- Rigiditas : mempertahankan suatu postur rigid secara volunter, meski telah
dilakukan semua usaha untuk menggerakkannya.
- Stupor : aktivitas motorik yang melambat secara nyata, seringkali
sampai titik imobilitas dan tampaknya tidak menyadari sekelilingnya
Lain-lain: Katalepsi, luapan katatonik, dll.
• Kompulsi, impuls yang tidak terkontrol untuk melakukan suatu tindakan secara berulang
- Dipsomania : dorongan untuk minum alkohol
- Kleptomania : dorongan untuk mencuri
- Trikotilomania : dorongan untuk menarik rambut
- Dipsomania : dorongan untuk minum minuman beralkohol
- Satiriasis/Nimfomania : keinginan kompulsif dan berlebih untuk melakukan koitus
• Raptus/Impulsivitas :dorongan yang datang tiba-tiba dan tidak dapat ditahan/ditunda
• Mannerisme : pergerakan tidak disadari yang menjadi kebiasaan seseorang
• Kegaduhan Umum : dorongan yang muncul secara berlebihan dan tidak terkendali di
hampir semua aspek kejiwaan
• Autisme : penarikan diri secara aktif dari alam nyata ke alam fantasi yang
kemudian mendominasi pikiran penderita
• Deviasi Seksual : penyimpangan dalam identitas, orientasi, dan atau preferensi seksual
dari yang sewajarnya
• Logore : dorongan berbicara yang terus-menerus dan tidak dapat dikendalikan
• Ekolalia : pengulangan kata yang diucapkan orang lain
• Ekopraksia : keadaan patologis dimana seseorang meniru gerakan orang lain
• Mutisme : tidak bersuara tanpa adanya penjelasan kelainan struktural
- Anxietas adalah kegelisahan yang tampak secara nyata dan
berlebihan
- Reality Testing Ability, kemampuan untuk membedakan
realitas dan bukan, dinilai pada alam perasaan, alam pikiran,
dan alam perbuatan
Pemeriksaan Lanjutan
A. Pemeriksaan fisik
B. Pemeriksaan neurologis
C. Wawancara psikiatri diagnostik tambahan
D. Wawancara dengan anggota keluarga, teman, atau tetangga yang dilakukan oleh pekerja sosial
E. Tes psikologis, neurologis, atau laboratorium sesuai indikasi : elektroensefalogram, CT Scan, MRI,
tes terhadap penyakit medis lain, tes pemahaman bacaan dan mengarang, tes untuk afasia, tes
psikologis proyektif atau objektif, uji supresi deksametason, tes urine 24 jam untuk intoksikasi
logam berat, penapisan urine untuk penyalahgunaan obat.
Ringkasan temuan
Gejala mental, temuan medis dan laboratoris, serta hasil tes psikologis, dan neurologis, bila
ada dibuat ringkasannya. Termasuk pengobatan yang telah diterima pasien, dosis, serta durasinya.
Diagnosis
Klasifikasi diagnosis dibuat berdasarkan edisi revisi DSM IV, yang menggunakan klasifikasi multiaksial yang terdiri
dari lima aksis dan masing-masing harus tercantum dalam diagnosis
Aksis I : sindrom klinis (misalnya gangguan mood, skizofrenia, gangguan anxietas menyeluruh) dan penyakit lain yang
menjadi focus perhatian klinis
Aksis II: gangguan kepribadian, retardasi mental, dan mekanisme defensi
Aksis III : semua penyakit medis umum (misalnya epilepsi, penyakit kardiovaskular, endokrin)
Aksis IV : masalag psikososial dan lingkungan (misalnya perceraian, luka, kematian orang yang dicintai) yang
berhubungan dengan penyakit
Aksis V : penilaian fungsi secara global yang ditunjukkan oleh pasien selama wawancara (misalnya fungsi sosial,
pekerjaan, dan psikologi) dengan menggunakan kisaran nilai kontinu dari 100 sampai 1
Terima Kasih