Anda di halaman 1dari 24

Jelita Mayang Sari

04011281722143 / Beta 2017


Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Kasus 2

Dokter Rizal berpraktek sebagai dokter umum dengan SIP: 1234/Dinkes/2017 di Jalan HBR
Motik, Landas Pacu Timur, Palembang, RT 13 RW 6, Demang Lebar Daun 30146 Telp. (0730)
6545555 dari hari Senin sampai Sabtu, jam praktek mulai jam 16.00 sampai jam 20.00. Pada
tanggal 4 November, datang seorang pasien bernama Monika Kristina, perempuan, usia 24
tahun 2 bulan 2 hari menderita hipertensi, ke tempat prekteknya. Ny. Monika datang ke klinik
dengan keluhan yeri ulu hati yang telah dirasakan selama 3 hari. Setelah dokter melakukan
pemeriksaan, dokter mendiagnosa pasien mengalami tukak lambung, lalu dokter meresepkan
obat sebagai berikut:

R/ Prolon 8 mg tablet No. V


S 1/2-1/2-0 p.c.

R/ Laz 30 mg kapsul No. V


S 1 dd 1 a.c.

R/ Velcox OD 15 mg tablet No. X


S 2 dd 1 p.c.

R/ Rizonax 50 mg tablet No. V


S 1 dd 1 malam p.c.

Analisislah kasus di atas berdasarkan komponen-komponen berikut:

1. Uraikanlah obat yang terdapat pada resep di atas berdasarkan nama obat dan zat aktif,
indikasi, farmakodinamik (mekanisme kerja), efek samping dan kontraindikasi.
(Sertakan literatur yang digunakan)

Nama obat Indikasi Farmakodinamik Efek Samping dan


dan zat aktif (mekanisme kerja) Kontraindikasi
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Prolon Anti-inflamasi atau Methylprednisolone ESO:


(Methylprednis imunosupresif, mengikat dan Supresi adrenal,
olone) Kondisi alergi mengaktifkan reseptor reaksi anafilaktoid,
Status asmatikus glukokortikoid imunosupresi,
intraseluler. Reseptor miopati akut,
glukokortikoid aktif sarkoma Kaposi,
mengikat daerah gangguan kejiwaan
promotor DNA (yang (misalnya depresi,
dapat mengaktifkan euforia, insomnia,
atau menekan perubahan suasana
transkripsi) dan hati, perubahan
mengaktifkan faktor kepribadian),
transkripsi yang peningkatan
mengakibatkan kerentanan dan
inaktivasi gen melalui keparahan infeksi,
deasetilasi histon. gangguan
penyembuhan, HTN,
Na dan retensi cairan,
kolaps CV (dosis
tinggi), tukak
lambung, katarak
subkapsular, atrofi
kulit, jerawat,
kelemahan otot,
retardasi
pertumbuhan,
penurunan K darah;
depresi kulit dermal /
subdermal pd tempat
inj. Topikal: Gatal,
eritema terbakar,
vesikulasi; jarang,
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

folikulitis,
hipertrikosis,
dermatitis perioral,
perubahan warna
kulit, reaksi alergi
kulit.

Kontraindikasi:
Infeksi jamur
sistemik kecuali jika
digunakan terapi anti
infeksi khusus;
Admin IM dalam
purpura
trombositopenik
idiopatik. Admin
intratekal. Pemberian
vaksin hidup atau
hidup yang
dilemahkan secara
bersamaan (pada
pasien yang
menerima dosis
imunosupresif).
Laz Peptic ulcer, Lanzoprazole ESO:
(Lansoprazole) Gastro-oesophageal menggantikan Hypomagnesemia,
reflux disease, benzimidazole gastric gangguan
Reflux oesophagitis antisecretory agent, penglihatan,
bekerja sebagai Proton urticaria, rash,
Pump Inhibitor (PPI). gangguan psikis
Bekerja memblokir (depresi, insomnia,
tahap akhir dan kebingungan).
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

pembentukan asam
lambung dengan Kontraindikasi:
menghambat H+/K+ - Sedang dalam
adenosine penggunaan obat
triphosphatase rlprivirine dan
(ATPase) enzim. atazanavir.

Velcox Osteoartritis, Meloxicam, turunan Efek samping:


(Meloxicam) rheumatoid artritis, oxicam, adalah NSAID Retensi cairan,
spondilitis ankilosis yang menunjukkan edema, insufisiensi
aktivitas anti-inflamasi, ginjal, gagal ginjal
analgesik, dan akut, nekrosis
antipiretik. Ini secara papiler ginjal
reversibel menghambat (penggunaan lama),
siklooksigenase-1 dan - hiperkalemia,
2 (COX-1 dan -2), penglihatan kabur,
dengan demikian anemia, jarang,
menghambat sintesis agranulositosis,
prostaglandin. trombositopenia,
leukopenia.

Kontraindikasi:
Hipersensitivitas thd
meloxicam, aspirin,
atau NSAID lain.
Riwayat atau
perdarahan
gastrointestinal aktif,
ulserasi atau
perforasi yang
berhubungan dengan
penggunaan NSAID.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Penyakit radang usus


aktif (misalnya
penyakit Crohn dari
kolitis ulserativa),
gagal jantung parah.
Pengobatan nyeri
perioperatif dalam
pengaturan operasi
CABG. Ggn hati
berat. Kehamilan
(trimester 3) dan
menyusui.
Rizonax Spasme otot Eperisone adalah agen ESO:
(Eperisone yang bekerja secara Syok, reaksi
HCl) sentral yang anafilaksis (misalnya
melemaskan otot kemerahan, gatal,
rangka dengan urtikaria, edema,
menghambat kekakuan dypnoea), sindrom
otot yang diinduksi Stevens-Johnson dan
secara eksperimental, nekrolisis epidermal
penekanan refleks toksik.
tulang belakang dan
pengurangan Kontraindikasi:
sensitivitas spindel otot Laktasi.
melalui neuron γ-
motorik. Ini juga
melebarkan otot polos
pembuluh darah dan
meningkatkan aliran
darah.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

2. Apakah pemberian meloxicam pada resep di atas sudah tepat dengan kondisi pasien?
Jelaskan alasan pemberiannya berdasarkan aspek farmakologi obat. Jika tidak berikan
alasannya. (Sertakan literatur)
Meloxicam tidak perlu diberikan kepada pasien sebab obat ini merupakan
golongan NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs) yang dapat merusak gaster
dan memperparah kondisi tukak lambung yang dialami pasien. Ulkus peptikum adalah
kelainan pada mukosa saluran cerna bagian atas yang meluas melalui mukosa
muskularis ke lapisan yang lebih dalam dari dinding usus. Ada dua faktor risiko utama
untuk penyakit tukak lambung - Helicobacter pylori dan NSAID. Obat ini memiliki
manfaat yang baik dan riwayat penggunaan klinis yang panjang, tetapi dapat
menyebabkan tukak lambung yang dapat menyebabkan komplikasi yang fatal
(Atchison JW, Herndon CM, Rusie E., 2013). NSAID bekerja dengan menghambat
COX-1 di saluran gastrointestinal menyebabkan pengurangan sekresi prostaglandin dan
efek sitoprotektifnya pada mukosa lambung. Oleh karena itu, hal ini meningkatkan
kerentanan terhadap cedera mukosa (Brune K, Patrignani P, 2015). Penghambatan
COX-2 juga dapat berperan dalam cedera mukosa. Maka itu, peresepan meloxicam
pada kondisi pasien dengan tukak lambung tidak tepat.

3. Uraikan obat yang ada pada kasus di atas dengan kriteria berikut ini.
a. Macam bentuk sediaan obat yang tersedia di pasaran

Prolon (methylprednisolone)
Tablet - 2 mg
- 4 mg
- 8 mg
- 16 mg
- 32 mg
Suspensi Injeksi - 2 mg
- 5 mg
- 25 mg
- 20 mg
- 40 mg
- 80 mg
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Powder for injection - 40 mg


- 125 mg
- 500 mg
- 1g
- 2g
Laz (lansoprazole)
Kaplet - 15 mg
- 30 mg
Tablet - 15 mg
- 30 mg
Suspensi - 100 ml
Velcox (Meloxicam)
Tablet - 7,5 mg
- 15 mg
Rhizonax (Eperison HCl)
Tablet salut selaput - 50 mg

b. Contoh sediaan dan komposisinya yang ada

Nama obat Contoh sediaan + komposisi


Methylprednisolone
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Lansoprazole

Meloxicam

Eperisone Hcl

c. Dosis yang dapat diberikan (dosis referensi dan perhitungannya)

Nama obat Referensi dosis


Methyprednisolone Oral:
Anti-inflamasi atau imunosupresif
Dewasa: Awal 2-60 mg / hr dlm 1-4 dosis terbagi, tergantung
penyakit yg diobati.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Lansoprazole Oral:
Tukak lambung 30 mg 1 x / hr selama 4-8 minggu
Meloxicam Oral:
Dewasa: Osteoartritis PO Sebagai tab: 7,5 mg / hr, dpt
ditingkatkan menjadi Maks 15 mg / hr jika perlu. Sebagai
kapsul: 5 mg setiap hari. Maks: 10 mg / hari. Artritis
reumatoid; Ankylosing spondylitis 15 mg / hr. Dosis dapat
disesuaikan tergantung pada respon dan tingkat keparahan
kondisi pasien, dapat dikurangi menjadi 7,5 mg setiap hari.
Maks: 15 mg setiap hari.
Eperisone Hcl Oral:
50 mg 3x sehari.

d. Jadwal/aturan pakai (frekuensi, cara, waktu, lama pemberian)


Prolon
Frekuensi Sebagai anti-inflamasi dan imunosupresi yang diberikan
secara oral. Frekuensi pemberiannya yakni 1-4 kali
sehari, tergantung dari penyakitnya.
Cara Peroral
Waktu Sesudah makan
Lama pemberian Tergantung penyakit (2-5 hari)/pro renata
Laz
Frekuensi Satu kali sehari
Cara Peroral
Waktu Sebelum makan (saat perut kosong)
Lama pemberian 8 minggu
Melcox
Frekuensi Satu kali sehari
Cara Peroral
Waktu Sebelum atau sesudah makan
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Lama pemberian Tergantung penyakit/pro renata


Rhizonax
Frekuensi Tiga kali sehari
Cara Peroral
Waktu Sesudah makan
Lama pemberian pro renata

e. Uraikan interaksi yang terjadi dalam resep (obat yang berinteraksi, jenis
interaksi, efek interaksi, mekanisme interaksi, dan rekomendasinya)

Nama obat Interaksi


Methyprednisolone 1. Obat-obatan yang menginduksi enzim hati seperti
fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan
pembersihan metilprednisolon dan mungkin memerlukan
peningkatan dosis metilprednisolon untuk mencapai
respons yang diinginkan.
2. Siklosporin dan metilprednisolon sama-sama memiliki
efek inhibisi terhadap metabolisme. Penggunaan
metilprednisolon dan siklosporin bersamaan telah
dilaporkan dapat menyebabkan kejang.
3. Obat-obatan seperti troleandomycin dan ketoconazole
dapat menghambat metabolisme metilprednisolon dan
dengan demikian menurunkan clearance obat. Oleh
karena itu, dosis metilprednisolon harus dititrasi untuk
menghindari toksisitas steroid.
4. Metilprednisolon dapat meningkatkan pembersihan
aspirin dosis tinggi. Hal ini dapat menyebabkan
penurunan kadar serum salisilat atau meningkatkan risiko
toksisitas salisilat saat metilprednisolon dilepas. Aspirin
harus digunakan dengan hati-hati dalam hubungannya
dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita
hipoprotrombinemia.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Lansoprazole 1. Peningkatan INR dan waktu protrombin bila digunakan


dengan warfarin.
2. Dapat meningkatkan risiko hipomagnesemia bila
digunakan bersamaan dengan diuretik.
3. Dapat menurunkan konsentrasi rilpivirine, atazanavir dan
nelfinavir dalam darah.
4. Dapat mengurangi efek terapeutik clopidogrel.
5. Dapat meningkatkan paparan digoksin.
6. Dapat mengurangi absorpsi ketokonazol dan itrakonazol.
7. Dapat meningkatkan konsentrasi metotreksat dan
tacrolimus dalam plasma.
8. Dapat menurunkan konsentrasi serum teofilin.
9. Mengurangi ketersediaan hayati dengan sukralfat dan
antasida.
10. Peningkatan konsentrasi plasma dengan inhibitor
CYP2C19 (misalnya fluvoxamine).
11. Mengurangi kadar serum dengan penginduksi CYP2C19
dan CYP3A4 (misalnya rifampisin)
Meloxicam 1. Meloxicam dapat mengurangi efek antihipertensi dari
ACE-inhibitor.
2. Pemberian bersamaan aspirin dosis rendah dengan
meloxicam dapat menyebabkan peningkatan risiko
ulserasi GI atau komplikasi lain.
3. Penggunaan cholestyramine secara signifikan
meningkatkan clearance meloxicam sebesar 50%. Hal ini
mengakibatkan penurunan t1/2 dan penurunan AUC
sebesar 35%.
4. Meloxicam berpotensi mengurangi efek natriuretik dari
furosemid dan tiazid pada beberapa pasien. Respon ini
telah dikaitkan dengan penghambatan sintesis
prostaglandin ginjal. Pasien yang menjalani pengobatan
litium harus diawasi secara ketat untuk mengetahui tanda-
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

tanda toksisitas litium saat MOBIC dimasukkan,


disesuaikan, atau ditarik.
5. Meloxicam telah dilaporkan secara kompetitif
menghambat akumulasi metotreksat pada ginjal. Ini
mungkin menunjukkan bahwa meloxicam dapat
meningkatkan toksisitas metotreksat.
6. Efek warfarin dan meloxicam pada perdarahan saluran GI
bersifat sinergis, sehingga pengguna kedua obat bersama-
sama memiliki risiko perdarahan GI serius dimana pasien
dapat mengalami perubahan INR dan peningkatan risiko
komplikasi perdarahan saat obat baru diperkenalkan.
Eperisone Hcl 1. Penggunaan metokarbamol secara bersamaan dengan
tolperizone HCl dapat menyebabkan gangguan akomodasi
visual.

f. Farmakokinetik dari obat-obat yang terdapat dalam resep

Nama obat Farmakokinetik


Methyprednisolone 1. Absorpsi: Diserap dengan cepat (oral); diabsorbsi dari
sendi selama satu minggu tetapi diabsorbsi lebih lambat
setelah injeksi IM dalam (sebagai asetat); cepat
diabsorbsi sesudah injeksi IM (Na suksinat ester).
Waktu untuk konsentrasi plasma puncak: 2 jam (Na
suksinat ester). Metilprednisolon oral memiliki
biovailabilitas sebesar 89,9% sedangkan
metilprednisolon rektal sebesar 14,2%. Sekitar 1/10
dosis oral atau IV metilprednisolon akan mencapai
humor vitreous.
2. Distribusi: Didistribusikan dengan cepat (lisan).
Melintasi plasenta. Volume distribusi: 0,7-1,5 L/kg
dengan rerata 1.38 L/kg.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

3. Metabolisme metilprednisolon diperkirakan sebagian


besar dimediasi oleh 11beta-hidroksisteroid
dehidrogenase dan 20-ketosteroid reduktase.
4. Ekskresi: Waktu paruh plasma: ≥3,5 jam dengan
kecepatan plasma clearence 336 mL/jam/kg.
Lansoprazole 1. Absorpsi: Diserap dengan cepat dari saluran
gastrointestinal. Makanan menunda penyerapan dan
mengurangi ketersediaan hayati (kira-kira 50-70%).
Ketersediaan hayati:> 80%. Waktu untuk konsentrasi
plasma puncak: Kira-kira 1,5-2 jam.
2. Distribusi: Volume distribusi: 15,7 ± 1,9 L. Pengikatan
protein plasma: Sekitar 97%.
3. Metabolisme: Dimetabolisme secara ekstensif di hati
melalui hidroksilasi terutama oleh isoenzim CYP2C19
menjadi 5-hidroksil-lansoprazole yang tidak aktif; dan
tingkat yang lebih rendah oleh isoenzim CYP3A4
menjadi lansoprazole sulfon tidak aktif.
4. Ekskresi: Terutama melalui feses (67%); urin (33%, 14-
25% sebagai metabolit; <1% sebagai obat tidak
berubah). Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 1-2 jam.
Meloxicam 1. Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran
gastrointestinal. Biovailabilitas mutlak: 89% (cap).
Waktu untuk konsentrasi plasma puncak: Dalam 2 jam
(tutup), 4-5 jam (tab).
2. Distribusi: Volume distribusi: Sekitar 10 L. Pengikatan
protein plasma: Sekitar 99,4%, terutama pada albumin.
3. Metabolisme: Dimetabolisme di hati melalui oksidasi
oleh CYP2C9 dan CYP3A4 menjadi metabolit tidak
aktif.
4. Ekskresi: Melalui urin (<1% sebagai obat tidak
berubah), feses sebagai metabolit tidak aktif. Waktu
paruh eliminasi: Sekitar 15-22 jam.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Eperisone Hcl 1. Absorpsi: Waktu untuk konsentrasi plasma puncak: 1,6-


1,9 jam.
2. Distribusi: Memasuki ASI.
3. Ekskresi: Eliminasi paruh waktu: 1,6-1,8 jam.

g. Formula yang dipilih dan alasan (secara ringkas, terapi lengkap

Nama obat Informasi obat


Lansoprazole Lansoprazole digunakan untuk menatalaksana tukak lambung yang
dialami pasien. Lansoprazole termasuk obat golongan protein pump
inhibitor (PPI) yang merupakan first line treatment pada pasien yang
mengalami ulkus peptikum dengan menghambat sekresi cairan
gaster.
Paracetamol Paracetamol diberikan sebagai obat simptomatik untuk
menatalaksana keluhan nyeri pada pasien. Methylprednisolone harus
digunakan hati-hati pada pasien dengan tukak lambung karena dapat
meningkatkan suseptibilitas dan derajat keparahan penyakit
sehingga methylprednisolone tidak digunakan untuk kasus ini.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

h. Dari uraian tersebut, buatlah resep yang benar dan rasional

i. Informasi obat (aturan pakai, terapi non farmakologi, informasi yang berkaitan
dengan terapi)

Nama obat Informasi obat


Methyprednisolone Simpan di antara 20-25 ° C.
Lansoprazole Simpan pada suhu 25 ° C. Lindungi dari cahaya dan
kelembaban.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Kasus 4

Dokter Alexa berpraktek sebagai dokter umum dengan SIP: 1357/Dinkes/2019 di Jalan Delima
2 No. 199 Telp: (0730) 326701 dari hari Senin sampai dengan Sabtu, jam praktek mulai jam
16.00 sampai dengan jam 20.00. Pada tanggal 4 November 2020 datang seorang pasien
bernama Ahmad 30 tahun, mengeluh batuk sejak 3 hari yang lalu. Batuk disertai dahak, tidak
demam, tidak sesak nafas, dan tidak pilek. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu afebris, pulmo,
dan lainnya tak ada kelainan. Dokter mendiagnosa batuk dan memberi terapi antipiretik,
mukolitik, dan antihistamin.

Analisislah kasus di atas berdasarkan komponen-komponen berikut:


1. Uraikanlah obat yang termasuk dalam jenis mukolitik berdasarkan zat adiktif, indikasi,
farmakodinamik (mekanisme kerja), efek samping, dan kontra indikasi. (Sertakan literatur
yang digunakan).

Nama obat Indikasi Farmakodinamik Efek Samping dan


dan zat aktif (mekanisme kerja) Kontraindikasi
Acetylcystein 1. Mucolytic Asetilsistein memberikan aksi Efek samping:
2. Keracunan mukolitik melalui gugus 1. Reaksi
parasetamol sulfhidril bebasnya yang hipersenstivitas
3. Mata kering membuka ikatan disulfida (urtikaria,
berhubungan dalam mukoprotein, sehingga gatal-gatal,
dengan produksi menurunkan viskositas hipotensi,
lendir yang mukosa. Ini adalah prekursor wheezing,
abnormal glutathione yang berfungsi dyspnoea)
sebagai substrat untuk sintesis 2. Fluid overload
glutathione dalam tubuh. yang
Dalam toksisitas parasetamol, menimbulkan
asetilsistein bertindak sebagai hyponatremia
agen hepatoprotektif dengan dan kejang
memulihkan glutathione hati, 3. Penurunan
berfungsi sebagai pengganti prothrombin
glutathione, dan time
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

meningkatkan konjugasi 4. Kemerahan


sulfat nontoxic dari akut
parasetamol. 5. Eritema pada
kulit (IV)
6. Gastrointestinal
haemorrhage
(oral)
7. Hemoptysis
8. Rhinorrhoea
9. Stomatitis
(inhalasi)
Kontraindikasi:
Penggunaan bedak
ora untuk larutan
dan tablet
effervescent pada
anak di bawah 2
tahun.
Ambroxol 1. Mukolitik Ambroxol adalah agen Efek samping:
2. Sakit mukolitik yang meningkatkan 1. Syok
tenggorokan sekresi saluran pernafasan anafilaktik
dengan meningkatkan 2. Angioedem
produksi surfaktan paru dan a
merangsang aktivitas siliaris. 3. Rash
Aktivitas ini menghasilkan 4. Urtikaria
peningkatan pembersihan 5. Pruritus
mukosiliar dan peningkatan 6. Steven-
sekresi cairan yang Johnson
memfasilitasi pengeluaran syndrome
cairan dan meredakan batuk. 7. Toxic
epidermal
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

necrolysis
(TEN)
8. Erythema
multiforme
Kontraindikasi:
Ambroxol tidak
boleh digunakan
pada pasien dengan
riwayat
hipersensitivitas
atau anafilaksis
terhadap ambroxol.
Bromhexine Mukolitik Bromhexine meningkatkan Efek samping:
transportasi lendir dengan 1. Berbahaya:
mengurangi viskositas lendir Steven-
dan dengan mengaktifkan Johnson
epitel bersilia (pembersihan syndrome,
mukosiliar). Efek sekretolitik toxic
dan sekretomotor di area epidermal
saluran bronkial ini necrolysis
meredakan batuk dan 2. Gastrointest
memfasilitasi ekspektasi inal:
Mual,
muntah,
diare, nyeri
pada perut
3. Umum :
4. Sistem
syaraf :
5. Kulit
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Carbocisteine Mukolitik Carbocisteine adalah agen Efek samping:


mukoitik yang berkeja 1. Gastrointest
dengan cara mengurangi inal :
hiperplasia sel goblet dalam Mual, diare,
penanganan gangguan nyeri perut,
pernafasan yang berhubungan muntah,
dengan sekresi lendir berlebih perdarahan
dan kental. gastrointesti
nal
2. Operasi dan
prosedur
kesehatan :
Ruam pada
kulit, gatal-
gatal,
dermatitis
bulosa

Kontraindikasi:
1. Ulkus
peptikum
2. Anak < 2
tahun
Cyclidrol Mukolitik Cyclidrol adalah mukolitik Efek samping:
yang digunakan pada 1. Nyeri perut
penyakit pernapasan karena 2. Ruam kulit
batuk berdahak. Kontraindikasi:
Gangguan ginjal
Erdosteine Eksaserbasi akut Erdosteine, suatu prodrug Efek samping:
bronkitis kronis. erdotin, menghambat adhesi Nyeri epigastrium,
bakteri ke sel epitel dan perubahan rasa,
membuka ikatan disulfida di angioedema., mual,
mukoprotein bronkial,
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

sehingga mengurangi muntah, diare. Sakit


viskositas mukus dan sputum kepala.
purulen.
Kontraindikasi:
Ulkus peptik aktif.
Ggn hati dan ginjal
berat (CrCl <25 mL
/ menit).
Letosteine Mukolitik Obat ini bekerja dengan cara Efek samping:
batuk berhubungan dengan gugus - 1. Mual
infeksi saluran SH yang dibebaskan secara in 2. Muntah
pernafasan vitro melalui jalur hidrolisis 3. Diare
bronkopneumonia dengan mengikat spesies 4. Nyeri perut
oksigen yang bersifat reaktif Kontraindikasi:
1. Hipersensiti
vitas
2. Hamil

2. Pilihlah obat yang tepat untuk kasus di atas dan alasannya!


Antipiretik, antihistamine, dan antibiotik tidak perlu diberikan. Hasil pemeriksaan
menunjukkan pasien afebris sehingga antipiretik tidak diperlukan untuk menurunkan
panas demam. Antihistamin biasanya digunakan untuk terapi alergi nasal, pilek atau flu
untuk mengurangi sekresi nasal dan bersin namun pada kasus ini pasien tidak mengalami
pilek, flu atau sesak napas sehingga pemberian obat antihistamin tidak diindikasikan.
Batuk pasien bersifat akut dan tidak memiliki tanda-tanda infeksi, maka tidak diperlukan
pemberian antibiotik. Maka itu, pasien hanya diberikan mukolitik untuk meredakan batuk
berdahak sesuai dengan keluhan yang dialaminya. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat kerja sel yang menghasilkan dahak atau mukus, sehingga menghasilkan
dahak yang tidak kental dan mudah untuk dikeluarkan.

3. Uraikan obat yang pada kasus di atas dengan kriteria berikut ini:
a. Informasi obat (aturan pakai, terapi non farmakologi, informasi yang berkaitan
dengan terapi)
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Nama obat Informasi obat


Bromhexin Indikasi/Kegunaan
Sebagai agen mukolitik (pelancar dahak)

Cara pakai:
Per oral (tablet atau sirup): 8-16 mg tid

Detil dosis: Oral (tablet/sirup); Agen mukolitik

Dewasa: 8-16 mg tid; Anak-anak: 2-5 tahun 4mg bid; 6-11


tahun 8mg tid; ≥12 tahun dosis dewasa.
Dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.

Peringatan
Pasien dengan riwayat ulkus peptikum, asthma, gangguan hati
dan ginjal berat. Pengobatan bat ukuntuk anak-anak
(khususnya di bawah 6 tahun) harus dilakukan secara hati-
hati, mengingat adanya risiko bahaya dan keterbatasan bukti
efikasi obat. Kehamilan dan laktasi.
Efek Samping
SJS-TEN, mual-muntah, diare, sakit perut, berkeringat,
angioedema, urtikaria, bronkospasme, sakit kepala, pusing,
kemerahan pada kulit (rash), pruritus.
Interaksi
Bromhexine dapat meningkatkan penyerapan obat-obatan
antibiotik jika digunakan secara bersamaan
Penyimpanan

Untuk sediaan tablet, sirup simpan pada suhu ruangan (20-


30°C) . Simpan pada tempat yang kering dan hindari dari
tempat yang lembap. Jangan simpan di kamar mandi. Jauhkan
obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

4. Uraikan obat yang pada kasus diatas dengan kriteria berikut ini
a. Macam bentuk sediaan obat yang tersedia di pasaran
Nama obat Sediaan
Bromhexine Tablet 8 mg
Sirup 4mg/5ml

b. Contoh sediaan dan komposisinya yang ada


Nama obat Contoh sediaan + komposisi
Mucohexin sirup
4mg/5cc 120 ml
(Merek dagang);
Bromhexine HCL
(generik)

Mucohexin tablet
8mg/tab; 4 tab/strip
(Merek dagang);
Bromhexine HCL
(generik)

Bisolvon tablet
8mg/tab; 4 tab/strip
(Merek dagang);
Bromhexine HCL
(generik)

c. Dosis yang dapat diberikan (dosis referensi dan perhitungannya)


Nama obat Referensi dosis
Bromhexin Detil dosis: Oral (tablet/sirup); Agen mukolitik

Dewasa: 8-16 mg tid; Anak-anak: 2-5 tahun 4mg bid; 6-11


tahun 8mg tid; ≥12 tahun dosis dewasa.
Dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

Ahmad (30 tahun); dewasa: 8-16 mg tid.

d. Jadwal/aturan pakai (frekuensi, cara, waktu, lama pemberian)


Nama obat Aturan pakai
Bromhexin Frekuensi, waktu dan lama pemberian:
Detil dosis: Oral (tablet/sirup); Agen mukolitik

Dewasa: 8-16 mg tid; Anak-anak: 2-5 tahun 4mg bid; 6-11


tahun 8mg tid; ≥12 tahun dosis dewasa.
Dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.

Cara:
Dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.

e. Formula yang dipilih dan alasan (secara ringkas, tetapi lengkap)


Nama obat Informasi obat
Bromhexin Pasien mengalami batuk berdahak sejak tiga hari lalu, tidak ada
gejala demam, pilek, atau sesak nafas. Pemeriksaan fisik: afebris,
pulmo, dan lainnya tak ada kelainan.
Obat yang harus diberikan secara rasional adalah obat untuk
batuk berdahak Jenis obat-obat yang dimaksud dapat berupa agen
mukolitik (pengencer dahak) atau ekspektoran (perangsang batuk
dan pengencer dahak). Beberapa jenis mukolitik, yakni
bromhexine, ambroxol, asetilsistein dan ekspektoran, yakni
erdostein dan guaifenesin.
Karena pasien hanya mengeluhkan batuk berdahak sejak tiga hari
lalu, maka pasien cukup diberikan agen mukolitik (bromhexine).
Pasien tidak memerlukan antipiretik, sebab tidak ada keluhan
demam. Pasien juga tidak memerlukan antihistamine yang
berfungsi sebagai anti-alergi (tidak ada keluhan/tanda-tanda
Jelita Mayang Sari
04011281722143 / Beta 2017
Tugas Farmakologi Blok 27 Tahun 2020

alergi pada pasien). Tidak ada penjelasan mengenai adanya


tanda-tanda infeksi bakterial pada pasien (dahak mukopurulen,
dsb), sehingga antibiotik belum diperlukan. Perlu diingat adanya
kemungkinan interaksi antara bromhexine dan antibiotik.

f. Dari uraian tersebut, buatlah resep yang benar dan rasional

g. Pengendalian obat (aturan pakai, terapi non farmakologi, informasi yang


berkaitan dengan terapi)
Nama obat Informasi obat
Bromhexin Penyimpanan
Untuk sediaan tablet, sirup simpan pada suhu ruangan (20-
30°C) . Simpan pada tempat yang kering dan hindari dari
tempat yang lembap. Jangan simpan di kamar mandi. Jauhkan
obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Anda mungkin juga menyukai