Anda di halaman 1dari 7

Tugas Pengkajian Resep

Nama: Silvia Distiani


NIM : 207120036

Resep 1

Pengkajian Administrasi

Nama pasien Sofia


Umur -
Alamat pasien -
Nama dokter dr. Lilik Karsono, Sp. KK
Nomor SIP 3302/53147/01/449.1/097/DS/P/IX/2021
Alamat Praktek Apotek Kimia Farma Kamandaka
Nomor Telepon (0281) 638546
Tanggal Resep 4 Juni 2023

Pengkajian Farmasetika
Nama Obat Bentuk Sediaan Kegunaan
Clobesan 10 gr Cream Kortikosteroid topikal
membantu meredakan
gejala inflamasi pada
hampir semua penyakit
kulit dengan cepat. Bahkan
penggunaan yang salah,
misalnya untuk penyakit
kulit menular dapat
menghasilkan perbaikan
awal pada gejalanya.
(Andrey, 2022)
Pyderma 10 gr Cream Kortikosteroid topikal
membantu meredakan
gejala inflamasi pada
hampir semua penyakit
kulit dengan cepat. Bahkan
penggunaan yang salah,
misalnya untuk penyakit
 Racikan Clobesan kulit menular dapat
dengan Pyderma menghasilkan perbaikan
Racikan Clobesan awal pada gejalanya.
dengan Pyderma (Andrey, 2022)
merupakan racukan Methyl Prednisolon Capsul Metilprednisolon
golongan obat 8mg diindikasikan untuk
kortikosteroid yang penekanan inflamasi dan
dapat menghambat kelainan hiper-sensitivitas,
atau menghentikan inflamasi bowel parah,
rasa gatal, ruam edema serebral disertai
merah, dan meredakan dengan keganasan,
gejala inflamasi rematik, dan inflamasi
kulit. (Tiara,2017)
 Penggunaan Logista 10 mg Tablet Loratadine dapat
Methylprednisolon digunakan untuk
dengan Logista secara mengobati gejala alergi
bersamaan seperti mata yang berair
Penggunakan atau gatal, urtikaria kronis
Methylprednisolon dan bersin-bersin. Obat
dengan Logista secara loratadine memiliki efek
bersamaan sejauh ini samping yang relatif
tidak menimbulkan sedikit dikarenakan obat
efek yang buruk. ini diabsorbsi pada bagian
Logista mengandung proksimal (atas) saluran
loratadine yang pencernaan. (Supriyanto,
berfungsi untuk 2022)
mengatasi urtikaria/ biduran dengan cara menekan reaksi alergi dan meredakan rasa gatal
sedangkan untuk methylprednisolon bekerja untuk mengurangi zat pemicu peradangan

Pertimbangan Klinis

 Ketepatan Indikasi dan Dosis Obat


1. Ketepatan indikasi untuk racikan Clobesan dan Pyderma.
Pemakaian KT kombinasi (campuran KT dengan antimikroba atau antijamur dalam 1
kemasan) dibolehkan dengan alasan ter- tentu dan hanya digunakan dalam waktu
singkat, yaitu 1-2 minggu. Efek yang diinginkan adalah mengatasi inflamasi terlebih
dahulu, kemudian dihentikan dan dilanjutkan dengan obat antijamur.(Rheysiani,
2015)

2. Ketepatan indikasi untuk methylprednisolon


Dosis metil-prednisolon untuk indikasi tersebut adalah 2-40 mg/hari secara peroral,
sedangkan dosis dengan pemberian secara intramuskular, intravena lambat atau infus
adalah 10-500 mg/hari.7 Metilprednisolon mem-punyai waktu paruh 18-36 jam dan
dapat mencapai kadar plasma puncak (Cp max) dalam waktu minimal 1,1-2,2 jam.
(Tiara, 2017)

3. Ketepatan indikasi untuk Logista


PIONAS (Pusat Infomasi Obat Nasional) menuliskan bahwa dosis untuk Loratadine
yaitu 10mg/hari, sehingga lebih dipertimbangkan dalam pemberian dosis Loratadine
(Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nas) (Eni, 2021)

 Aturan dan Cara Penggunaan Obat


1. Racikan Clobesan dan Pyderma 3 kali sehari, di oleskan tipis tipis
2. Methylprednisolon 1 kali sehari sesudah makan
3. Logista 1 kali sehari sesudah makan

 Efek Samping
1. Pyderma dapat menyebabkan efek samping perubahan pigmentasi kulit, rasa panas
pada kulit. folikulitis (radang pada folikel rambut), akne.

2. Clobesan.
Penggunaan kortikosteroid topikal pada wajah menimbulkan efek samping yang tidak
terlihat di bagian tubuh lain yaitu rosacea steroid, erupsi akneiformis, hipertrikosis,
demodikidosis, dan lain-lain. (Andrey, 2022)

3. Methylprednisolon
Salah satu efek samping kortikosteroid adalah risiko nyeri perut karena ulkus peptik.
Hal ini karena efek hambatan sintesa mukosa lambung, hiperplasia sel lambung dan
sel parietal dengan peningkatan asam lambung dan penekanan metabolisme asam
arakidonat yang mengurangi sintesa prostaglandin. Resiko ini akan meningkat bila
kortikosteroid diberikan pada penderita autoimun dan yang sedang mendapat terapi
golongan non-steroid anti-inflammatory (NSAID). (Endang, 2023)
4. Logista
Logista menimbulkan efek samping sakit kepala, lelah, mengantuk, mulut kering,
gangguan pencernaan, mual, ruam. Obat loratadine memiliki efek samping yang
relatif sedikit dikarenakan obat ini diabsorbsi pada bagian proksimal (atas) saluran
pencernaan (supriyanto, 2022)

 Kontraindikasi
1. Pyderma; hipersensitif terhadap komponen obat
2. Clobesan tidak memiliki kontraindikasi
3. Methylprednisolom; Infeksi jamur sistemik kecuali terapi antiinfeksi spesifik
digunakan; Admin IM pada purpura trombositopenik idiopatik. Admin intratekal.
Pemberian vaksin hidup atau hidup yang dilemahkan secara bersamaan (pada pasien
yang menerima dosis imunosupresif).
4. Logista; Jangan gunakan pada orang-orang yang hipersensitif terhadap loratadine
Resep 2

Pengkajian Administrasi

Nama pasien Parsinah


Umur -
Alamat pasien -
Nama dokter dr. Dwi Ernawati
Nomor SIP 3302/53183/01/449.1/116/DU/P/IV/2022
Alamat Praktek Fakultas Kedokteran Univ. Jenderal
Soedirman
Nomor Telepon (0281) 622022
Tanggal Resep -

Pengkajian Farmasetika
Nama Obat Bentuk Sediaan Kegunaan
Metformin 500 mg Tablet Mengendalikan kadar gula darah pada penderita
diabetes tipe 2.
Glimepirid 2 mg Tablet Menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes tipe 2.
Amlodipin 5 mg Tablet Menurunkan tekanan darah tinggi, membantu
mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah
ginjal. Amlodipin menurunkan tekanan darah
dengan cara relaksasi otot polos arteri, yang
menurunkan resistensi perifer total sehingga
tekanan darah menurun. (Syahrida,2018)
Candesartan 8 mg Tablet Menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Obat
ini juga digunakan dalam pengobatan gagal jantung.

 Penggunaan Metformin dengan Glimepirid secara bersamaan


Metformin tidak masalah dikombinasikan dengan Glimepirid karena fungsi dari
metformin untuk mengendalikan kadar gula darah sedangkan glimepirid untuk
menurunkan kadar gula darah.
Metformin bekerja dengan mencegah pembentukan gula dalam hati, menghambat dan
menurunkan penyerapan dalam usus, dan mengoptimalkan kerja hormon insulin,
sehingga kadar gula dalam darah individu dengan penyakit diabetes akan menurun.
Glimepiride bekerja dengan cara merangsang sel beta pankreas yang masih berfungsi
untuk memproduksi dan melepas hormon insulin, serta meningkatkan sensitifitas jaringan
terhadap hormon insulin, sehingga kadar gula darah dapat terkontrol.

 Penggunaan Candesartan dengan Amlodipin secara bersamaan


Amlodipin dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi dengan obat antihipertensi
lainnya, amlodipin mempunyai bioavailabilitas yang tinggi, volume distribusi yang luas,
serta waktu paruh eliminasi yang panjang.(Syahrida, 2018)
penggunaan obat antihipertensi monoterapi diberikan pada pasien hipertensi grade 1
sedangkan untuk hipertensi grade 2 diberikan obat antihipertensi dengan kombinasi.
(Teti, 2021)

Pertimbangan Klinis

 Ketepatan Indikasi dan Dosis Obat


1. Ketepatan penggunaan Metformin 500 mg sudah tepat karena metformin ditujukan
untuk mengedalikan kadar gula darah pada penderita pasien diabetes
2. Ketepatan penggunaan Glimepirid 2 mg merupakan dosis yang tidak terlalu besar
untuk obat yang dapat menurunkan kadar gula pada pasien diabetes, sudah tepat jika
pasien menderita DM tipe 1 atau 2
3. Ketepatan penggunaan candesartan 8 mg merupakan dosis yang tidak terlalu besar
untuk obat hipertensi. Dosis candesartan ada 2 yaitu candesartan 8 mg dan 16 mg.
Ketepatan penggunaan candesartan 8 mg tepat pada pasien penderita hipertensi yang
ringan
4. Ketepatan penggunaan amlodipin
Amlodipin merupakan golongan obat antihipertensi CCB yang bekerja dengan cara
menghambat influks kalsium pada otot polos pembuluh darah dan miokard. Kalsium
merupakan unsur organik saliva. Bila influks kalsium pada otot pembuluh darah
dihambat maka secara tidak langsung akan memengaruhi saliva dengan mengu- bah
keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan memengaruhi aliran darah ke
kelenjar. Dosis amlodipin mulai dari 5mg

 Aturan dan Penggunaan Obat


1. Metformin 500 mg : 2 kali sehari dikonsumsi saat makan pada pagi dan malam hari
2. Glimepirid 2 mg : 1 kali sehari dikonsumsi sesudah makan dipagi hari
3. Candesartan 8 mg : 1 kali sehari dikonsumsi sebelum makan dipagi hari
4. Amlodipin 5 mg : 1 kali sehari dikonsumsi sebelum makan saat malam hari

 Efek samping
1. Metformin ; Gangguan saluran cerna yang bersifat sementara, namun dapat dihindari
dengan cara konsumsi Metformin HCl bersamaan dengan makanan.
2. Glimepirid ; Gangguan pada saluran cerna, seperti muntah, nyeri lambung dan diare.
3. Candesartan ; Infeksi saluran pernafasan bagian atas, nyeri punggung, dan pusing.
4. Amlodipin ; Efek samping yang paling umum terjadi adalah edem perifer, sakit
kepala, pusing, ruam kulit, dan kelelahan, mual, takikardi (Sweetman S.C,2009).

 Kontraindikasi
1. Metformin : Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi: Penyakit
ginjal dengan kadar kreatinin serum lebih dari 1.5 mg/dL (pria) dan lebih dari 1.4
mg/dL (wanita). Infark miokard akut, septikemia, gagal jantung kongestif. Penyakit
hati kronik, alkoholik, hipoksia. Asidosis metabolik akut atau kronik atau memiliki
riwayat asidosis laktat, termasuk ketoasidosis dibetes dengan atau tanpa disertai
koma. Wanta hamil dan/atau menyusui.
2. Glimepirid : Hipersensitivitas. Pasien ketoasidosis diabetik, dengan atau tanpa koma.
3. Candesartan : Pasien yang hipersensitif terhadap candesartan, wanita hamil dan
menyusui
4. Amlodipin : Sakit kepala, pusing, mengantuk, debaran jantung, sakit perut, mual,
edema, kelelahan. Pasien (6-17 thn): Vasodilatasi, epistaksis, kelemahan.
Daftar Pustaka

Andrey w.2022.Studi Literatur Efek Merugikan Penggunaan Kortikosteroid Topikal pada


Wajah. Jurnal Farmasi.Semarang;Universitas Ngudi Waluyo.
Endang M, dkk.2023.Penggunaan Kortikosteroid untuk Infeksi Saluran Pernafasan Atas Pada
Pasien Dewasa di Klinik TM di Surabaya.Jurnal Farmasi.Surabaya;Akademi Farmasi
Surabaya.
Eni Koniah.2021.Analisis Peresepan Obat Pada Instalasi Rawat Jalan Di Klinik X Kabupaten
Bogor Periode September -November 2020. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas
Jambi.Jambi;Universitas Pakuan.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2015.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 492015 s/d
2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.
Supriyanto.2022.Evaluasi Penggunaan Cetrizin dan Loratadin Sebagai Anti Histamin di Apotek
Kusuma Farma Kudus.Journal of Pharmacy.Kudus.
Syahrida, D.A.2018.Profil Penggunaan Obat Antihipertensi di RSUD Mas Amsyar Kasongan
Kabupaten Katingan.Palangkaraya.
Teti Sutriati.2021.Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi.Journal of
Pharmaceutical Education.Gorontalo;Universitas Negeri Gorontalo
Tiara Triasari.2017.Penggunaan Metilprednisolon Sebagai Pereda Nyeri Pada Pasien Nyeri
Punggung Bawah Akut Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta.Yogyakarta;Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai