Anda di halaman 1dari 7

SINDROM STEVEN JOHNSON: LAPORAN KASUS

STEVENS JOHNSON SYNDROME : CASE REPORT


Harryanto Agung Pratama1, Asrawati Sofyan2, Muhammad Ardi Munir3
1Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Universitas Tadulako – Palu,
INDONESIA – 94118
2Department of Dermatology and Venereology Diseases, Undata General Hospital –
Central Sulawesi, INDONESIA – 94118
3Department of Research on Tropical Diseases and Traumatology, Faculty of Medicine
TadulakoUniversity
*Correspondent Author : harryantoagung310399@gmail.com

ABSTRACT

Introduction : Stevens Johnson Syndrome (SJS) is an extremely rare, acute and potentially life-
threatening event; it is an immune complex-mediated hypersensitivity reaction often associated
with drug use.
Case report : This report describes the case of a 38-year-old female patient with complaints of
burning and stinging that has been felt for the last 7 years, accompanied by a thickening in the lip
area. Previously, in the last few weeks the patient had taken drugs given from an internal medicine
doctor, namely Hydroxychloroquine sulfate and curbexvit, after 2 days of taking the drug the
patient began to feel complaints that her face was getting sore.
Conclusion : Treatment of SJS must be done quickly to avoid complications that can increase
mortality, namely by avoiding the administration of drugs suspected of being a trigger, overcoming
life-threatening conditions, providing topical treatment, and systemic drugs such as anti-
inflammatories and anti-pain. systemic anti-inflammatory and anti-pain medications.
Keyword : Stevens Johnson syndrome (SJS), hypersensitivity reactions, drug use

ABSTRAK
Pendahuluan : Stevens Johnson Syndrome (SJS) adalah kejadian yang sangat jarang, akut, dan
potensial mengancam nyawa; merupakan reaksi hipersensitivitas diperantarai kompleks imun yang
sering berkaitan dengan penggunaan obat.
Laporan kasus : Laporan ini memaparkan kasus pasien perempuan usia 38 tahun dengan keluhan
wajah terasa seperti terbakar, dan perih yang dirasakan 7 tahun terakhir, disertai adanya rasa
menebal di area bibir. Sebelumnya beberapa minggu terakhir pasien ada mengkonsumsi obat-
obatan yang diberikan dari dokter penyakit dalam yaitu Hydroxychloroquine sulfate dan curbexvit,
setelah 2 hari meminum obat tersebut pasien mulai merasakan keluhan wajah yang semakin terasa
perih.
Kesimpulan :. Penanganan pada SJS harus dilakukan dengan cepat untuk menghindari komplikasi
yang dapat meningkatkan mortalitas yaitu dengan menghindari pemberian obat yang dicurigai
sebagai pencetus, mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, memberikan pengobatan topikal, dan
obat-obatan sistemik berupa anti-inflamasi dan anti-nyeri.
Kata Kunci : Sindrome Steven Johnson (SSJ), reaksi hipersensitivitas, penggunaan obat

Vol. 5 | No. 1 | Februari 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 1


PENDAHULUAN NET 0,4-1,2 kasus/ juta penduduk/ tahun.
Stevens Johnson Syndrome (SJS) Angka kematian NET adalah 25-35%,
adalah kejadian yang sangat jarang, akut, sedangkan angka kematian SSJ adalah 5%-
dan potensial mengancam nyawa; 12%. Penyakit ini dapat terjadi pada setiap
merupakan reaksi hipersensitivitas usia, terjadi peningkatan risiko pada usia di
diperantarai kompleks imun yang sering atas 40 tahun. Perempuan lebih sering
berkaitan dengan penggunaan obat. SJS terkena dibandingkan laki-laki dengan
mengakibatkan pengelupasan lapisan perbandingan 1,5:1. Data dari ruang rawat
epidermis luas, terjadi pemisahan lapisan inap RSCM menunjukkan bahwa selama
dermal epidermal junction dengan tahun 2010-2013 terdapat 57 kasus dengan
keterlibatan membran mukosa. Keadaan rincian: SSJ 47,4%, overlap SSJ-NET 19,3%
umum dapat bervariasi dari ringan sampai dan NET 33,3%.2 Pada kasus ini pasien
berat.1 berjenis kelamin perempuan dan berusia 38
SJS/TEN merupakan reaksi yang tahun.2
melibatkan kulit dan mukosa yang berat Beberapa kelompok populasi tertentu
serta mengancam jiwa, ditandai dengan lebih rentan mengalami SJS, seperti
pelepasan epidermis, bintil berisi air, dan kelompok asetilator lambat (individu dengan
erosi atau pengelupasan dari selaput lendir. organ hepar yang tidak dapat
SJS/TEN sering terjadi karena reaksi akibat mendetoksifikasi metabolit obat),
obat atau dapat terjadi karena infeksi, immunocompromised (khususnya HIV), dan
meskipun kejadiannya jarang. yaitu 1,4 – pasien tumor otak yang sedang menjalani
12,7 kasus per 1 juta orang per tahun radioterapi bersamaan dengan obat
mengalami SJS, TEN2, dengan angka antiepileptic. 3
mortalitas 10-40% SJS/TEN.1
Sindorm Stevens-Johnson (SSJ) dan LAPORAN KASUS
nekrolisis epidermal toksik (NET) Pasien perempuan usia 38 tahun
merupakan reaksi mukokutan akut yang datang ke IGD RS Madani dengan keluhan
mengancam nyawa, ditandai dengan wajah terasa seperti terbakar, keluhan rasa
nekrosis epidermis yang luas sehingga panas, dan perih keluhan sebelumnya sudah
terlepas. Kedua penyakit ini mirip dalam dirasakan sejak 7 tahun terakhir, keluhan
gejala klinis dan histopatologis, faktor disertai adanya rasa menebal di area bibir.
risiko, penyebab dan patogenesisnya, Sebelumnya pasien sudah pernah berobat di
sehingga saat ini digolongkan dalam proses dokter saraf dan penyakit dalam hanya saja
yang identik, hanya dibedakan berdasarkan tidak merasakan ada perubahan, sebelumnya
keparahan saja. Pada SSJ, terdapat beberapa minggu terakhir pasien ada
epidermolysis sebesar < 10% luas mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
permukaan badan (LPB), sedangkan pada dari dokter penyakit dalam yaitu
NET sebesar 30%. Keterlibatan 10%-30% Hydroxychloroquine sulfate dan curbexvit,
LPB disebut sebagai overlap SSJ-NET.2 setelah 2 hari meminum obat tersebut pasien
SSJ-NET merupakan penyakit yang mulai merasakan keluhan wajah yang
jarang, secara umum insidens SSJ adalah 1-6 semakin terasa perih.
kasus/ juta penduduk/ tahun, dan insidens Riwayat penyakit sebelumnya pasien

2 Vol. 5 | No. 1 | Februari 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


hanya merasakan nyeri di area wajah saat tersebar difus di area bibir atas dan bibir
terkena matahari hanya saja tidak bawah
mengeluhkan hingga kemerahan di wajah
Riwayat diabetes mellitus (-), riwayat
hipertensi (-), riwayat alergi makanan (-),
riwayat alergi obat (-). Tidak ada keluarga
pasien yang memiliki keluhan yang sama
dengan pasien Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis GCS
E4V5M6. Pada pemeriksaan status
dermatologi didapatkan lesi makula
eritematous di regio zygomatic, maxilla,
mandibula, dan regio thorax, juga tampak
lesi berupa erosi yang tersebar difuse di area
tubercle of upper and lower lips. Gambar 3. Tampak lesi macula
eritematous di regio thorax.

DISKUSI
Pada kasus ini pasien perempuan usia
38 tahun didiagnosis dengan Stevens
Johnson Syndrome. Diagnosis ini
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan.
Pada kasus ini, pasien datang ke IGD
RS Madani dengan keluhan wajah terasa
Gambar 1. Terdapat lesi macula seperti terbakar, keluhan rasa panas, dan
eritematous di regio zygomatic, maxilla, perih keluhan sebelumnya sudah dirasakan
dan mandibula. sejak 7 tahun terakhir, keluhan disertai
adanya rasa menebal di area bibir. Beberapa
minggu terakhir pasien ada mengkonsumsi
obat-obatan yaitu Hydroxychloroquine
sulfate dan curbexvit, setelah 2 hari
meminum obat tersebut pasien mulai
merasakan keluhan wajah yang semakin
terasa perih.
Pasien sebelumnya pernah
mengalami gejala yang sama sebelumnya,
riw. alergi (-), riwayat keluarga tidak ada
yang pernah mengalami keluhan yang
Gambar 2. tampak lesi berupa erosi yang serupa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan

Vol. 5 | No. 1 | Februari 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 3


keadaan Umum: baik, status gizi baik, tergantung dosis. Antibiotik paling banyak
kesadaran komposmentis. Pada pemeriksaan menyebabkan SJS diikuti analgetik, obat
Tanda-tanda vital didapatkan hasil batuk-pilek, NSAID, psikoepileptik, dan
pemeriksaan tekanan darah 160/100x/m, antigout.(3)
nadi 98x/m, suhu, 37,3oC, respirasi pasien
yaitu 20x/menit. Pada status dermatologis Resiko Tinggi Resiko Resiko
didapatkan lesi makula eritematous di regio Sedang Rendah
zygomatic, maxilla, mandibula, dan regio
thorax, juga tampak lesi berupa erosi yang Allupurinol Sefalosporin Beta blocker
tersebar difuse di area tubercle of upper and Carbamazepin Makrolid ACE
lower lips. inhibitor
SSJ-NET merupakan penyakit yang
jarang, secara umum insidens SSJ adalah 1-6 Cotrimoksazole Quinolon Calcium
dan
kasus/ juta penduduk/ tahun, dan insidens channel
zulfinamide
NET 0,4-1,2 kasus/ juta penduduk/ tahun. lainnya bloker
Angka kematian NET adalah 25-35%,
sedangkan angka kematian SSJ adalah 5%- Sulfasalazine Tetrasiklin Sulfinorea
12%. Penyakit ini dapat terjadi pada setiap
Lamotrigne Asetic acid Insulin
usia, terjadi peningkatan risiko pada usia di
atas 40 tahun. Perempuan lebih sering terkena gol.
dibandingkan laki-laki dengan perbandingan NSAID
1,5:1. Data dari ruang rawat inap RSCM (Diclofenac)
menunjukkan bahwa selama tahun 2010-2013
terdapat 57 kasus dengan rincian: SSJ 47,4%, Nevirapine Propionic
acid
overlap SSJ-NET 19,3% dan NET 33,3%.(2)
golongan
Pada kasus ini pasien berjenis kelamin NSAID
perempuan dan berusia 38 tahun.
Oxicam
Penyebab yang pasti belum
golongan
diketahui, dikatakan multifaktorial. Ada yang NSAID
beranggapan bahwa sindrom ini merupakan
eritema multiforme yang berat dan disebut (meloxicam)
eritema multiforme mayor, sehinga dikatakan Fenobarbital
mempunyai penyebab yang sama. Adapun Fenitoin
menurut beberapa penelitian etiologi dari SSJ:
Drug induced, infeksi, genetic.(3,4)
Tabel 1. Daftar obat yang berisikoSJS/TEN.(3)
Obat merupakan penyebab utama
SJS (50% - 80% kasus). infeksi atau Infeksi adalah penyebab kedua
kombinasi infeksi dan obat, serta keganasan tersering setelah obat. Virus yang telah
juga dapat sebagai penyebab. Telah banyak dilaporkan sebagai penyebab SJS
ditemukan lebih dari 100 jenis obat sebagai adalah: Herpes simplex virus (19,7% kasus),
penyebab SJS. Efek obat biasanya muncul cytomegalovirus, HIV, Coxsackie virus,
setelah 8 minggu pertama konsumsi obat, influenza, hepatitis, smallpox, dan mumps.
Pada anak, Epstein-Barr virus dan

4 Vol. 5 | No. 1 | Februari 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


enterovirus mungkin juga menjadi gejala prodormal dapat tidak spesifik, seperti
penyebab. Infeksi/bakteri yang dikaitkan demam dan flu like symptoms (gatal dan
dengan SJS adalah Streptokokus beta rasa terbakar pada mata, nyeri menelan,
hemolitik grup A, difteri, brucellosis, batuk, dengan dahak produktif, pilek, nyeri
lymphogranuloma venerum, mikobakteria, kepala, malaise, dan artralgia). Gejala dapat
Mycoplasma pneumonia, rickets, tularemia, berlangsung hingga 1-3 hari. Setelah periode
tifoid. Infeksi jamur penyebab SJS adalah ini, akan muncul lesi kemerahan disertai rasa
paracoccidiomycosis, dermatofitosis, dan terbakar yang simetris pada wajah, bagian
histoplasmosis. Sebagian besar pasien yang atas tubuh, dan bagian atas ekstremitas.
didiagnosis SJS, dilaporkan mengalami Bagian distal lengan dan tungkai, biasanya
infeksi saluran pernapasan atas tidak terkena.(3) Didapatkan gejala seperti
sebelumnya.(3) gatal dan rasa perih diarea wajah pada
leukocyte antigen yang diduga keluhan awal yang dirasakan pasien
menjadi penyebab SJS antara lain :
Lesi awal akan dimulai pada wajah
 HLA-B*1502, berkaitan dengan
dan dada yang selanjutnya menyebar
peningkatan risiko terhadap karbamazepin,
simetris ke arah luar. Lesi dapat terjadi di
fenitoin, lamotrigine
mana saja, paling sering di telapak tangan,
 HLA-B*5802, berkaitan dengan
telapak kaki, bagian dorsum tangan, dan
peningkatan risiko terhadapkarbamazepin
bagian ekstensor extremitas bawah. Daerah
 HLA-A*3101, berkaitan dengan lesi akan terasa nyeri terhadap sentuhan.
peningkatan risiko terhadapkarbamazepin Selanjutnya, 3 hingga 5 hari kemudian akan
 HLA-B*5801, berkaitan dengan terjadi pelepasan lapisan epidermis dan
peningkatan risiko terhadapallopurinol terbentuk bula rapuh dan ruptur
 HLA-B*44, ras putih yang memiliki gen ini meninggalkan lapisan sel kulit mati yang
lebih berisiko untukmengalami SJS luas. Nikolsky’s sign positif di area sekitar
 HLA-A29, berkaitan dengan peningkatan lesi. Nikolsky’s sign tidak spesifik untuk
risiko terhadap sulfonamid SJS, karena juga dapat timbul pada penyakit
 HLA-B12, berkaitan dengan peningkatan kulit autoimun.(3)
risiko terhadap sulfonamid dan NSAID
Semua kasus dugaan SJS dan TEN
 HLA-DR7, berkaitan dengan peningkatan harus dikonfirmasi oleh biopsi kulit untuk
risiko terhadap sulfonamid
histologis dan pemeriksaan
 HLA-A2, berkaitan dengan peningkatan imunofluoresensi. Awal menunjukkan lesi
risiko terhadap NSAID lapisan suprabasal keratinosit apoptosis.
 HLA-A*0206, memiliki hubungan yang kemudian lesi menunjukkan ketebalan
kuat dengan SJS dankomplikasi pada mata penuh nekrosis epidermal dan pemisahan
 HLA-DQB1*0601, memiliki hubungan dari epidermis dari dermis.(4)
yang kuat dengan SJS dan komplikasi
pada mata.(3) Tidak ada pemeriksaan laboratorium
yang spesifik kecuali biopsi yang dapat
SJS secara klinis dimulai 8 minggu menegakkan diagnosis SSJ. Pada
setelah terpapar obat. Gejala awal atau pemeriksaan darah lengkap dapat

Vol. 5 | No. 1 | Februari 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 5


menunjukkan anemia, limfopenia dan sebagai pencetus.
jumlah leukosit yang normal atau  Pasien dirawat (sebaiknya dirawat di
leukositosis nonspesifik, eosinophilia jarang ruangan intensif) dan dimonitor ketat
dan neutropenia dapat terjadi pada 1/3 untuk mencegah hospital associated
pasien. Peningkatan leukositosis yang berat infections (HAIs).
mengindikasikan adanya infeksi bakteri  Atasi keadaan yang mengancam jiwa.
yang lainnya. Kultur darah dan kulit sangat 2. Topikal
dianjurkan karena adanya insidensi infeksi Terapi topikal bertujuan untuk
bakteri yang serius dan sepsis yang mencegah kulit terlepas lebih banyak,
berhubungan dengan morbiditas dan infeksi mikroorganisme, dan
mortalitas.(4) mempercepat reepitelialisasi.
Penanganan lesi kulit dapat secara
konservatif maupun pembedahan
(debrideman).
 Dapat diberikan pelembab berminyak
seperti 50% gel petroleum dengan
50% cairan parafin.
 Keterlibatan mata harus ditangani
oleh dokter spesialis mata.
3. Sistemik
 Kortikosteroid sistemik:
deksametason intravena dengan dosis
setara prednison 1-4 mg/kgBB/hari
untuk SSJ, 3-4 mg/kgBB/hari untuk
SSJ-NET, dan 4-6 mg/kgBB/hari
Gambar 4. Representasi bergambar SJS, untuk NET.
overlap SJS-TEN dan TEN menunjukkan  Analgesik dapat diberikan. Jika nyeri
permukaan detasemen epidermal.5 ringan dapat diberikan parasetamol,
dan jika nyeri berat dapat diberikan
PenatalaksanaanNon Medikamentosa analgesik opiate-based seperti
yang dilakukan adalah pertahankan tramadol.
keseimbangan cairan dan elektrolit, Pilihan lain:
penanganan kulit yang mengalami  Intravenous immunoglobulin (IVIg)
epidermolisis, seperti kompres dan mencegah dosis tinggi dapat diberikan segera
infeksi sekunder, dan berikan nutrisi secara setelah pasien didiagnosis NET
enteral pada fase akut, baik secara oral dengan dosis 1 g/kgBB/hari selama 3
maupun nasogastrik. Pemberian hari
penatalaksanaan dengan medikamentosa  Siklosporin dapat diberikan
terbagi dalam beberapa penanganan,  Kombinasi IVIg dengan
diantaranya: kortikosteroid sistemik dapat
1. Prinsip mempersingkat waktu penyembuhan,
 Menghentikan obat yang dicurigai tetapi tidak menurunkan angka

6 Vol. 5 | No. 1 | Februari 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


mortalitas. Antibiotik sistemik hanya KONFLIK KEPENTINGAN
diberikan jika terdapat indikasi.(6) Penulis menyatakan bahwa dalam
Sindrom Stevens-Johnson / penulisan ini tidak terdapat konflik
nekrolisis epidermal toksik berpotensi kepentingan pada tulisan ini
sangat serius dengan angka kematian yang
tinggi, Rata-rata angka kematian yang DAFTAR PUSTAKA
disesuaikan yang dilaporkan untuk Sampel 1. Solehudin., Jumari., Suryadi, B., Koto,
Rawat Inap Nasional 2009-2012 (AS) Y., Purnama, A. Case Study: Asuhan
adalah 4,8% untuk SJS, 19,4% untuk Keperawatan Pasien Stevens Johnson
tumpang tindih SJS/TEN, dan 14,8% Syndrome. Nutrix Journal. Vol 6(1).
untuk TEN. Di Créteil, Prancis, 66 dari 2022
361 pasien yang didiagnosis dengan
2. Menaldi, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan
sindrom Stevens-Johnson / nekrolisis
Kelamin. Edisi Ketujuh. Cetakan Kedua.
epidermal toksik meninggal (18%): 2%
dengan SJS, 12% dengan tumpang tindih Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2016
SJS / TEN, dan 26% dengan TEN.(7)
3. Dewi, CC. Tinjauan atas Stevens
KESIMPULAN Johnson Syndrome dan Toxic Epidermal
Sindrom Steven Johnson (SSJ) Necrolsysis. CDK Journal Edisi
adalah kejadian yang sangat jarang, akut, Suplemen. Vol 46. p.2019
dan potensial mengancam nyawa; 4. Fitriany, J., Alratisda, F. Stevens
merupakan reaksi hipersensitivitas Johnson Syndrome. Jurnal Averous. Vol
diperantarai kompleks imun yang sering 5(1). 2019
berkaitan dengan penggunaan obat. Pada
5. Harr, T., French, LE. Toxic epidermal
kasus ini sudah dilakukan prinsip
necrolysis and Stevens-Johnson
penanganan yang tepat yaitu dengan
syndrome. Harr and French Orphanet
menghindari pemberian obat yang
Journal of Rare Diseases. Vol 5(39).
dicurigai sebagai pencetus, mengatasi
2010
keadaan yang mengancam jiwa,
memberikan pengobatan topikal, dan 6. PERDOSKI. Panduan Praktik Klinis
obat-obatan sistemik berupa anti- Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
inflamasi dan anti-nyeri untuk di Indonesia. Jakarta : Perhimpunan
mengurangi rasa nyeri. Penanganan pada Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Stevens Johnson Syndrome harus Indonesia. 2017
dilakukan dengan cepat untuk 7. Oakley, AM., Krishnamurthy, K.
menghindari komplikasi yang dapat Stevens Johnson Syndrome. NCBI
meningkatkan mortalitas Bookshelf. A service of the National
Library of Medicine, National Institutes
PERSETUJUAN of Health. 2023
Pada laporan kasus ini, penulis
telah menerima persetujuan dari pasien
dalam bentuk informed consent.

Vol. 5 | No. 1 | Februari 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 7

Anda mungkin juga menyukai