Kortikosteroid
Sistemik
Pembimbing : dr. Ika Soelistina, Sp. KK
● An tI-i nfla ma si
● Imunosupresi
Djuanda A, Effendi EH. Kortikosteroid Sistemik. Dalam : Menaldi SLSW, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI; 2016: 408-10
Pendahuluan
Siagian JN, Ascobat P, Menaldi SL. Kortikosteroid Sistemik: Aspek Farmakologi dan Penggunaan Klinis di Bidang Dermatologi. MDVI. 2018; 45 (3): 164-71
Pendahuluan
Siagian JN, Ascobat P, Menaldi SL. Kortikosteroid Sistemik: Aspek Farmakologi dan Penggunaan Klinis di Bidang Dermatologi. MDVI. 2018; 45 (3): 164-71
Definisi
Rusmini H, Ma’rifah S. Gambaran Penggunaan Kortikosteroid Sistemik Jangka Panjang terhadap Kejadian Katarak di Poli Mata Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jurnal
Ilmu Kedokteran dan Kesehata. April 2017; 4 (2):91-6.
Mamfatuli T. Penggunaan Kortikosteroid dalam Praktek Klinis. J.Ked.N.Med. Maret 2018; 1 (1): 70-4
Kortikosteroid
Sintesis dan pelepasan kortisol oleh korteks adrenal
mengikuti variasi diurnal : kecepatan sekresi optimal
10 mg/hari
Glukokortikoid Mineralokortikoid
Proses metalosime, katabolisme, respon Mengatur reabsorbsi Natrium dan
imun tubuh dan reaksi inflamasi. Kalium pada tubulus kontortus ginjal.
Kortisol (hidrokortison)
Aldrosteron
Rusmini H, Ma’rifah S. Gambaran Penggunaan Kortikosteroid Sistemik Jangka Panjang terhadap Kejadian Katarak di Poli Mata Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jurnal
Ilmu Kedokteran dan Kesehata. April 2017; 4 (2):91-6.
Mamfatuli T. Penggunaan Kortikosteroid dalam Praktek Klinis. J.Ked.N.Med. Maret 2018; 1 (1): 70-4
MEKANISME KERJA
Kortikosteroid memengaruhi kecepatan sintesis protein, dimulai dari difusi pasif ke dalam sel, bereaksi
dengan reseptor protein spesifik sitoplasma membentuk kompleks steroid-reseptor, mengalami perubahan
konformasi dan bergerak menuju nukleus untuk berikatan dengan kromatin, lalu menstimulasi transkripsi
RNA dan sintesis protein spesifik untuk mewujudkan efek fisiologis steroid
Aktivitas – Mekanisme Kerja
Anti-Inflamasi Imunosupresi
Aktivasi transkripsi gen antiinflamasi/ represi Menekan hipersensitivitas tipe
transkripsi gen proinflamasi. Glukokortikoid
lambat, yakni menghambat fagositosis
menghambat sintesis prostaglandin oleh makrofag serta mengurangi aktivitas
dan leukotrien melalui hambatan limfosit T, dengan hanya sedikit pengaruh
fosfolipase A2 dalam melepaskan asam pada imunitas humoral (supresi perubahan
arakhidonat (supresi perubahan vaskular) selular).
Siagian JN, Ascobat P, Menaldi SL. Kortikosteroid Sistemik: Aspek Farmakologi dan Penggunaan Klinis di Bidang Dermatologi. MDVI. 2018; 45 (3): 164-71
FARMAKOKINETIK
Siagian JN, Ascobat P, Menaldi SL. Kortikosteroid Sistemik: Aspek Farmakologi dan Penggunaan Klinis di Bidang Dermatologi. MDVI. 2018; 45 (3): 164-71
FARMAKODINAMIK
Kortikosteroid mempengaruhi metabolisme : karbohidarat, protein dan lemak, mempengaruhi
fungsi sistem kardiovaskuler, ginjal, otot lurik, sistem saraf & organ lain. Korteks adrenal
berfungsi homeostatik (mempertahankan diri dalam menghadapi perubahan)
Kortikosteroid dibedakan menjadi 2 golongan besar :
a. Glukokortikoid: Penyimpanan glikogen hepar dan efek Anti inflamasi. Efek kesimbangan
air & elektrolit kecil
b. Mineralokortikoid: Efek keseimbangan air & elektrolit namun penyimpanan glikogen hepar
kecil
Efek Metabolisme Glukokortikoid glikogenolisis dan gluconeogenesis kadar gula
darah meningkat.
Glukokortikoid lipase menyebabkan lipolisis
Efek Katabolik & anti Anabolik Efek Katabolik & antianabolik (jaringan limfoid, ikat, otot, tulang,
lemak perifer, dan kulit)
Berkurang massa otot & penipisan kulit
Tulang Osteoporosis
Efek Anti-inflamasi & Immunosupresi Mengurangi manifestasi peradangan menurunkan konsentrasi &
distribusi leukosit perifer & efek supresi pada sitokin dan kemokin
inflamatorik
Mempengaruhi reaksi inflamasi menurunkan sintesis prostaglandin,
leukotrien dan platelet-aktivating factor.
Vasokonstriksi, yang diduga terjadi dengan menekan degranulasi sel
mast.
Efek GI-Tract Menekan Respon Imun lokal Helicobacter Pylori Tukak Gaster
Indikasi
Djuanda A, Effendi EH. Kortikosteroid Sistemik. Dalam : Menaldi SLSW, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI; 2016: 408-10
Kontraindikasi
1. Hipersensitivitas terhadap kortikosteroid
2. Infeksi jamur sistemik
3. Osteoporosis
4. Hiperglikemia yang tidak terkontrol (diabetes mellitus)
5. Glaukoma, infeksi sendi, & hipertensi yang tidak terkontrol
Relatif, tambahan
1. Penyakit tukak lambung
2. Gagal jantung kongestif
3. Infeksi virus atau bakteri yang tidak dikendalikan oleh antiinfeksi.
Cara Penggunaan
Kortikosteroid dapat diberikan secara intralesi, oral, intra muskular atau intravena
sesuai dengan masa kerjanya, yang memiliki perbedaan potensi glukokortikoid (GK)
Djuanda A, Effendi EH. Kortikosteroid Sistemik. Dalam : Menaldi SLSW, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI; 2016: 408-10
Pencegahan Efek
Samping
Diet rendah kalori, rendah lemak, rendah garam, tinggi protein, kalium dan
kalsium. Perbanyak olahraga dan aktivitas fisik
Siagian JN, Ascobat P, Menaldi SL. Kortikosteroid Sistemik: Aspek Farmakologi dan Penggunaan Klinis di Bidang Dermatologi. MDVI. 2018; 45 (3): 164-71
Djuanda A, Effendi EH. Kortikosteroid Sistemik. Dalam : Menaldi SLSW, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI; 2016: 408-10
Kesimpulan