Anda di halaman 1dari 47

Disusun oleh :

Kelompok 4 OBAT
Daisy Liadiniar Triwigati (1765050127)
Michelle Mailangkay (1865050001)
KORTIKOS
Safira Hani (1965050031) TEROID
Charina Indhy Btari (1965050073)
ADRENOKORTIKOTR
OPIN (ACTH)
ADRENOKORTIKOSTEROID

ANTAGONIS KORTIKOSTEROID

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 499-500
ADRENOKORTIKOTROPIN
(ACTH)
● Sekresi ACTH diatur oleh umpan
balik negatif hormon korteks adrenal
(kortisol).
● Defisiensi kortisol (Addison
Disease), maka produksi dan sekresi
ACTH meningkat

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 499-500
Mekanisme Farmakokinetik Indikasi Efek Samping Sediaan
Kerja
ACTH bereaksi A: ACTH tidak Untuk Peningkatan - Kortikotropi
dengan reseptor efektif peroral, membedakan sekresi kortisol, n USP (IM,
hormon spesifik dirusak oleh insufisiensi reaksi IV)
di membran sel ezim proteolitik adrenal primer hipersensitifitas
korteks adrenal sal.cerna, secara dan sekunder (syok sampai - Kortikotropi
 sintesis IM, ACTH kematian) n repositoria
adrenal diabsorbsi baik. (IM atau SK
kortikosteroid Pemberian 40 unit, 1x
sehingga D: ACTH cepat ACTH sehari)
meningkatkan hilang dari sekresi
sintesis cAMP sirkulasi, waktu glukokortikoid. - Kortikotropi
paruh paruh 15 ACTH jarang n seng
menit digunakan hidroksida
untuk USP (IM, 1x
E: lewat urin pengobatan sehari, 40
bertujuan Unit)
mendapatkan
efek
mineralkortikoi
d
ADRENOKORTIKOSTEROID
1. PENGATURAN SEKRESI

Sekresi korteks adrenal dipengarhui oleh ACTH

Zona fasikulata korteks adrenal mensekresikan kortisol dan


kortikosteron. Kalau kadar tinggi, maka terjadi penghambatan
sekresi ACTH

Tidak berlaku untuk aldosteron, karena disekresikan oleh zona


glomerulosa

Sekresi aldosteron dipengarhui oleh sistem renin angiotensin


Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 499-500
MEKANISME

Efek
fisiologi
steroid
• Konformasi
Membentuk 
kompleks menstimulasi
reseptor- transkripsi
steroid RNA
• Difusi
pasif

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 499-500
FAAL DAN
FARMAKODINAMIK
Peran kortikosteroid  permissive effect (kortikosteroid diperlukan
supaya terjadi efek obat lain.

Kortikosteroid dibagi 2 golongan : glukokortikoid dan mineralokortikois

Efek glukokortikoid: pennyimpanan glikogen hepar dan efek anti-


inflamasi. Prototip : kortisol

Efek mineralokortikoid: keseimbangan air dan elektrolit. Prototip :


desoksikortikosteron

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 500-502
PENGARUH KORTIKOSTEROID
TERHADAP FUNGSI DAN
ORGAN TUBUH
● Metabolisme
karbohidrat dan
protein Penggunaan jangka
lama peningkatan
glukagon plasma 
Glukokortikoid glukoneogenesis
merangsang lipase
 lipolisis
peningkatan
deposit lemak.
Penggunaan
kortikosteroid
jangka panjang
dan dosis besar
gejala diabetes Departemen Farmakologi dan Terapeutik
melitus (glukosa FKUI.2012.Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai
darah tinggi,
Penerbit FKUI. Hal 502
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 503

● Metabolisme lemak

Pada dosis besar dan jangka panjang  sindrom


cushing

Gangguan distribusi lemak  lemak terkumpul


pada depot lemak; leher belakang (buffalo hump),
daerah supraklavikula, dimuka (moon face). Lemak
di ekstremitas akan menghilang

Mekanisme: kadar insulin meningkat sehingga


hiperglikemi yang ditimbulkan oleh glukokortikoid.
Insulin mempunyai efek lipogenik dan antilipolitik
pada jaringan lemak di batang tubuh
PENGARUH KORTIKOSTEROID
PADA KESEIMBANGAN AIR
DAN ELEKTROLIT
Mineralkortokoid meningkatkan reabsorbsi Na+ serta
ekskresi K + dan H+ di tubuli distal

Retensi Na disertai ekspansi volume cairan ekstrasel,


hipokalemia dan alkalosis.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 503
SISTEM KARDIOVASKULER
Langsun Tidak
g langsung

Terhadap keseimbangan air dan elektrolit. Pada hipokortisisme


Kapiler, arteriol dan miokard terjadi pengurangan olume viskositas darah meningkat timbul
hipotensi dan kolaps kardiovaskular

Defisiensi
kortikostero Permeabilitas dinding kapiler meningkat, respon vasomotor
id pembuluh darah kecil berkurang, fungsi jantung menurun
dimonitaoring tanda edema paru
Aldosteron
primer Sekresi aldosteron berlebihan gejala hipotensi dan hipokalemia.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 504
OTOT RANGKA

Pada cushing
sindrom  wasting
otot rangka
kelemahan otot pada (pengurangan masa
pasien otot)
aldosteronisme
Insufisiensi primer
adrenal/pasien hipokalemia
Addison 
penurunan kapasitas
kerja otot rangka
cepat lemah dan lelah

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 504-5
ANTI INFLAMASI

Dapat mencegah atau


Kortikosteroid →
menekan timbulnya gejala
menghambat reaksi inflamasi
inflamasi akibat radiasi,
 menghambat migrasi
infeksi, zat kimia, mekanik
leukosit ke daerah inflamasi.
atau alergen

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 505-506
JARINGAN LIMFOID DAN
SISTEM IMUNOLOGI
Glukokortikoid

Mengurangi jumlah sel pada


beberapa keganasan sel limfosit

Mengatasi reaksi hipersensitivitas


tipe lambat (cell mediated)

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 506
PERTUMBUHAN
Bila glukokortikoid digunakan oleh anak untuk waktu yang lama
menghambat pertumbuhan, karena efek antagonisnya terhadap kerja
hormone pertumbuhan di perifer

Glukortikoid di Otot & tulang  menghambat sintesis dan ↑


degradasi protein & RNA → gagal fungsi hormon pertumbuhan

Pertumbuhan terhambat pada pemakaian kortikosteroid karena :


Hambatan somatomedin oleh hormon pertumbuhan, Hambatan sekresi
hormon pertumbuhan, Hambatan osteoblas di tulang

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 506
FARMAKOKINETIK
ABSORBSI

Secara Mencapai Kadar tinggi dengan cepat di


IV tubuh Ex: Ester Kortisol dan Sintetiknya

Secara Absorpsi Cukup baik ex: kortisol dan


Oral analog sintetik

Secara Mendapatkan efek dengan jangka waktu


IM lama

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 506-8
Pada keadaan normal 90% kortisol terikat oleh 2 jenis
protein plasma
 1. Globulin pengikat kortikosteroid ( afinitas tinggi, kapasitas ikat
rendah)
 2. Albumin (afinitas rendah, kapasitas ikat tinggi)

 Saat kadar kortikosteroid rendah atau normal, sebagian besar


kortikosteroid terikat dengan globulin
 Saat kadar kortikosteroid meningkat, jumlah hormon yang terikat
dengan Albumin meningkat, sedangkan jika yang terikat globulin
lebih sedikit mengalami perubahan.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 506-8
FARMAKOKINETIK
(METABOLISME)
Biotransformasi steroid terjadi di dalam dan diluar hati
Metabolitnya merupakan senyawa inaktif atau berpotensi rendah.
Senyawa kortikosteroid aktif memiliki ikatan rangkap pada atom C4,5
dan gugus keton pada atom C3
Terjadi reduksi ikatan rangkap di hepar dan ekstrahepatik
Perubahan gugus keton menjadi gugus hidroksil hanya terjadi di hati
Terjadi penggabungan asam sulfat dan gugus keton di hati yang
membentuk Ester yang mudah larut dan kemudian di eksresi

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 506-8
INDIKASI
Penggunaan kortikosteroid awalnya di berikan untuk terapi empiris
Penggunaan harus dilihat 6 prinsip terapi:
 1 dosis efektif harus ditetapkan trial and error dan harus di evaluasi dari waktu ke waktu
 2. suatu dosis tunggal kortikosteroid umunya tidak berbahaya
 3. penggunaan untuk beberapa hari tanpa adanya kontraindikasi spesifik umumnya tidak
berbahaya, kecuali penggunaan dengan dosis besar
 4. pengobatan diperpanjang sehingga melebihi dosis subtitusi, insiden efek samping dan efek
lethal potensial akan bertambah, maka dari itu awasi dan sadari resiko pengaruhnya terhadap
metabolisme
 5. penggunaan kortikosteroid bukan merupakan terapi akusal atau kuratif akan tetapi bersifat
paliatif karena efek dari kortikosteroid (inflamasi)
 6. penghentian secara tiba tiba pada terapi jangka panjang dengan dosis besar memiliki resiko
insufiensi adrenal yang hebat

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 508-13
• Memperbaiki kekurangan akibat
insufiensi sekresi korteks adrenal
akibat gangguan fungsi dan struktur
Terapi adrenal atau hipofisis
• 1. Infusiensi adrenal akut dan kronis
Subtitusi • 2. Hiperplasia adrenal kongenital
• 3. insufiensi adrenal sekunder akibat
insufiensi adenohipofisis

• Efek anti inflamasi dan kemampuan

Terapi
menekan reaksi imun. Pada penyakit
dengan dasar respon imun contoh
• 1. Fungsi paru pada fetus

non • 2. Asma Bronkhial dan penyakit saluran


napas lainnya

endokrin
• 3. Alergi
• 4. Penyakit kolagen, mata, hepar, dan
ginjal
• 5. keganasan

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 508-13
KONTRAINDIKASI
KORTIKOSTEROID
Hingga saat ini pemberian kortikosteroid tidak memiliki
kontraindikasi absolut
Kontraindikasi relatif
 1. pada pasien DM, kortikosteroid memiliki sifat anti insulin
yang berpengaruh terhadap pemberian pengobatan kepada
pasien
 2. infeksi bakteri berat, karena memiliki sifat
immunosupresan
 3. tukak peptik/ duodenum
 4. Hipertensi serta gangguan kardiovaskuler

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 513
EFEK SAMPING
Karena penghentian obat
• menimbulkan isufiensi
secara tiba tiba adrenal akut, dengan gejala:
demam mialgia, atralgia,
malaise
• Kurangnya fungsi kelenjar
akibat pemakaian
kortikosteroid yang lama
mengakibatkan kelenjar
Pemberian terus adrenal menyebabkan
menerus terutama dosis rendahnya mekanisme
besar umpan balik dari
kortikosteroid endogen ke
eksogen

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 513-4
KOMPLIKASI

Gangguan cairan dan


elektrolit, hiperglikemia Ulkus Sindrom
dan glikosuria, mudah peptikum Cushing
mendapat infeksi

Miopati pada otot Osteoporosis


Glikosuri
proksimal lengan Psikosis dan fraktur
a
dan tungkai vetebrae

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 513-4
KORTIKOSTEROID
TOPIKAL
• Kortikosteroid topikal dipakai untuk mengobati radang kulit yang
bukan disebabkan oleh infeksi, khususnya penyakit eksim, dermatitis
kontak, gigitan serangga dan eksim scabies
• Obat-obat ini diindikasikan untuk menghilangkan gejala dan
penekanan tanda-tanda penyakit bila cara lain seperti pemberian
emolien tidak efektif.

Sumber : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-13-kulit/134-kortikosteroid-topikal
Sumber : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-13-kulit/134-kortikosteroid-topikal
EFEK SAMPING
KORTIKOSTEROID
TOPIKAL
Efek samping lokal meliputi:
Penyebaran dan perburukan infeksi yang tidak diobati;
Penipisan kulit yang belum tentu pulih setelah pengobatan dihentikan karena
struktur asli mungkin tak akan kembali;
Striae atrofis yang menetap;
Dermatitis kontak;
Dermatitis perioral;
Jerawat, perburukan jerawat atau rosasea;
Depigmentasi ringan; yang mungkin hanya sementara tetapi bisa menetap
sebagai bercak-bercak putih;
Hipertrikosis.
Sumber : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-13-kulit/134-kortikosteroid-topikal
PENGHAMBAT
KORTIKOSTEROID
1. Metirapon
 Menghambat kerja enzim 11 -β – hidroksilase  pembentukan 11-desoksikortisol
berhenti → tidak dapat menghambat sekresi ACTH → meningkatnya sekresi
ACTH, ekskresi 11-desoksikortisol, dan 17-hidroksikortikoid

2. Aminoglutemid
 Menghambat konversi kolestrol menjadi -5-pregnenolon → menyebabkan
gangguan produksi kortisol, aldosterone, dan seks-steroid

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2012.Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 514-16
INTERAKSI OBAT
Makrolida Diberikan bersama clsritromisin dan gentamisin bisa
menurunkan klirens metilprednisolon

metrotreksat Meningkatkan hepatotoksik dari metroteksat dosis tinggi

mifepristone Efikasi steroid menurun dalam 3-4 hari penggunaan


mifepristone

efedrin Meningkatkan klirens metilprednisolon

NSAID Kortikosteroid meningkatkan keparahan ulserasi akibat


NSAID, dan meningkatkan kemungkinan perdarahn
gastoinstestinal

Stockley IH. Stockley’s Drug Interactions. Baxter K, editor. London: Pharmaceutical


Press; 2010. 222-226 p.
Rifampisin Efek kortikosteroid berkurang

Beta blocker Bronkodilatir menyebaban hipokalemia

teofilin Meningkatan level serum teofilin kertika


diberikan korikosteroid topikan dan
parenteral

Vaksin Infeksi  mengancam jiwa

Diuretik Hipokalemia

Stockley IH. Stockley’s Drug Interactions. Baxter K, editor. London: Pharmaceutical


Press; 2010. 222-226 p.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. PJ
Jenis Kelamin : Laki- laki
Umur : 23 tahun
Alamat : Paniki Bawah Lk. I
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Kristen Protestan
Tanggal Periksa : 12 Januari 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Kelemahan wajah sisi kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Kelemahan wajah sisi kanan ± 2 minggu yang lalu tiba tiba saat
bangun tidur hendak berkumur dari sudut mulut yang lemah keluar
air kumur.
Penderita merasa mulutnya mulai mencong. Pasien juga mengeluh
tidak bisa mengangkat dahi, mata kanan sulit menutup sempurna,
sulit mengunyah dan kesulitan makan karena makanan dan minuman
keluar lewat sudut mulut yang lemah.
Kelemahan pada anggota gerak tidak ada. Infeksi telinga, infeksi
virus, tumor dan trauma tidak ada.
RIWAYAT
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma, tumor, infeksi virus, dan infeksi telinga disangkal
Pasien baru pertama kali sakit seperti ini.
Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga
Riwayat Kebiasaan
Sebelumnya pasien sering mengendarai motor di malam hari tanpa menggunakan helm.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan orang tua, biaya sehari-hari masih dibiayai oleh orang tua. Penderita
tinggal di rumah permanen berlantai satu, dinding tembok, lantai keramik, memiliki 3 kamar
tidur dan satu kamar mandi jongkok. Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS kesehatan.
Riwayat Psikologis
Pasien menjadi cemas dan kurang percaya diri atas sakit yang diderita.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 36,5°C
Kulit : Sawo matang
Kepala :Wajah asimetris, sudut nasolabial dextra menghilang, mata
kanan tidak bisa menutup sempurna, pupil bulat isokor 3 mm/3 mm,
konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Leher : Trakea letak di tengah
Toraks :
Inspeksi : simetris kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri, ictus cordis tidak tampak
Perkusi : Batas jantung atas : ICS 2 Linea parasternalis sinistra, Batas
jantung bawah : ICS 2-3 Linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Cor SI-SII normal, bising (-), gallop (-)
Pulmo : suara pernapasan vesikuler, Wheezing -/-, rhonki -/-
Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal,
hepar dan lien tidak teraba
Ekstemitas : edema (-), kelemahan anggota gerak (-)
STATUS LOKALIS
Regio fasialis
1. Wajah asimetris,
2. Sudut nasolabial dextra hilang,
3. Kerutan dahi kanan < kiri,
4. Lagoftalmus mata kanan,
5. Mulut mencong ke kiri
6. Tes pengecapan 2/3 anterior normal
TABEL UGO FISCH SCALE
Persentase
Posisi Point (%) Skor
0,30,70,100
Istirahat 20 30% 6
Mengerutkan
10 0% 0
dahi
Menutup mata 30 30% 9

Tersenyum 30 0% 0

Bersiul 10 30% 3

Total 18
DIAGNOSA
Diagnosis Klinis : Bell’s palsy dextra
Diagnosis etiologi : Idiopatik
Diagnosis fungsional
Impairment : kelemahan otot wajah kanan
Disabilitas : Gangguan otot wajah (makan, minum, tersenyum,
berkumur, mengerutkan dahi, menutup mata, bersiul)
TATALAKSANA
FARMAKOLOGI
• Kortikosteroid (Prednison) 1 mg/kgBB atau 60 mg/hari selama 6
hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari
• Prednisone mengurangi inflamasi dengan menginhibisi migrasi
leukosir PMN dan mengembalikan peningkatan permeabilitas
kapiler.
A D M E
Diabsorbsi hampir 65-91% berikatan Bentuk prodrug. Via urine
seluruhnya engan dengan protein Dikonversi
cepat. Mencapai plasma menjadi bentuk Waktu paruh : 3,5
konsentrasi plasa metabolite aktif jam
tertinggi dalam 2 (prednisolone)
jam (immediated- dalam tubuh
release); 6-6,5 jam
(modified-release)
PROBLEM REHABILITASI
MEDIK
Kelumpuhan otot-otot wajah sebelah kanan
Gangguan Aktivitas Kehidupan sehari-hari (AKS) seperti makan,
minum dan berkumur)
Gangguan ekspresi wajah
PROGRAM REHABILITASI MEDIK
Fisioterapi
 Evaluasi : Kelumpuhan otot-otot wajah sisi kanan
 Program :
 Pemanasan superficial berupa Infra Red pada regio fasialis dextra
 Massage sisi kanan wajah (deep kneading massage)
 Latihan otot-otot ekspresi wajah

Okupasi Terapi
 Evaluasi :
 Kelumpuhan otot-otot wajah sisi kanan
 Gangguan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) seperti makan,
minum dan berkumur
 Program :
 Latihan peningkatan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan latihan
tiup lilin, minum dengan sedotan, mengunyah permen karet,
berkumur, latihan tersenyum di depan cermin
Terapi psikolog
 Evaluasi : Penderita merasa cemas dan tidak percaya diri
dengan sakitnya
 Program : Support mental pada penderita dan keluarga
agar tidak cemas dengan penyakit yang dideritanya dan beri
dukungan agar rajin berlatih di rumah dan kontrol secara
teratur.
Program sosial medik
 Evaluasi : Pasien mahasiswa, tinggal dengan orang tua, biaya sehari-hari
cukup. Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS kesehatan.
 Program : Memberikan edukasi pada penderita, keluarga, lingkungan
rumah/sekolah mengenai penyakit penderita dan memberikan dukungan
agar penderita rajin melakukan terapi dan home program.
Home program
 Latihan minum dengan sedotan
 Latihan senyum di depan cermin 2x/hari selama ± 15 menit
 Latihan meniup lilin
 Latihan bersiul
 Latihan menggembungkan pipi di depan cermin
 Latihan berkumur
 Latihan mengunyah permen karet di sisi kanan wajah
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai