Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Laporan Kasus

SCABIES KRUSTOSA PADA WANITA


USIA LANJUT
Ari Kurniawan

Pembimbing :
dr. Meira Dwi Kusuma Astuti, Msi.Med, Sp.PA (K)
PENDAHULUAN

• Scabies krustosa adalah bentuk paling


menular dari scabies
• Sering terjadi pada individual dengan
immunocompromised dan pasien usia
lanjut.
• scabies krustosa lebih sering berlanjut
menjadi sepsis dan berhubungan
dengan peningkatan angka mortalitas

3
SINOPSIS KASUS Pasien :
Wanita usia lanjut
Seorang wanita usia lanjut
datang ke UGD dengan
eritroderma, hipotensi, dan
hipotermia. Ruam pada kulit
dimulai dari kedua kaki
kemudian menyebar ke seluruh
tubuh selama dua bulan,
mencapai hampir 90% dari luas
permukaan tubuhnya.

Prednison mulai diberikan saat 6


minggu, dan dua minggu sebelum
datang ke UGD dengan perbaikan
pada ruam namun terdapat flare
berikutnya. Pasien kemudian
dirujuk dari klinik rawat jalan
dengan kecurigaan psoriasis
eritroderma.

4
STATUS
DERMATOLOGI

Dorsum pedis

Eritema difus, homogen, pucat dengan sisik. Sisik berpasir terdapat


di badan dan ekstremitas proksimal. Plak eritematosa diskrit
dengan sisik juga terlihat pada kulit kepala dengan sisik yang lebih
tebal dan lebih konfluen pada punggung tangan dan kaki (Gambar
1). Sisik memiliki morfologi seperti pasir pada kulit yang berbeda.
7
Tidak ada keterlibatan wajah atau mukosa dan tidak ada ektropion.
PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGI

stratum korneum memperlihatkan beberapa


mite dan struktur tidak teratur yang
konsisten dengan scybala serta infiltrat
inflamasi terkait (Gambar 2).
Korelasi klinikopatologi konsisten dengan
skabies krustosa. Pada pasien ini juga
ditemukan bakteremia dengan infeksi
saluran kemih.

9
TATALAKSANA

0 PENELURUSAN KONTAK DAN PENCEGAHAN INFEKSI

1
LOSIO PERMETRIN 5% DIAPLIKASIKAN KE SELURUH
TUBUH SETIAP HARI SELAMA 7 HARI KEMUDIAN DUA
KALI PER MINGGU

0 IVERMECTIN 200MCG/KG PADA HARI 1, 2, 8, 9,


DAN 15 SETELAH TERDIAGNOSIS
Eritema pasien membaik keluarga memutuskan untuk fokus
Foto thorax pasien menunjukkan infiltrat paru
setelah satu minggu dengan pada kenyamanan pasien termasuk
dan pasien mengalami peningkatan batuk dan
sisa ruam makula halus di unrestricted diet, penghentian
mengi. Ada kekhawatiran terjadinya aspirasi
seluruh tubuh dan sisa krusta terapi antibiotik, DNR, dan
kronis selama dirawat di rumah sakit. Pasien
pada kaki, leher posterior, dan mengalami episode takikardia (140x/menit), otonomi pasien atas kepatuhan
kulit kepala. Namun, kerokan hipoksia (85% pada nasal canul 2lpm), takipnea pengobatan. Pasien meninggal dua
berikutnya untuk tungau tetap (30x/menit), dan penurunan status mental minggu setelah presentasi awal.
positif

PERJALANAN KASUS

6
DISKUSI KASUS Faktor risiko utama yaitu
defisiensi nutrisi, pasien
dengan respon host yang
dimodifikasi, yaitu pasien
lanjut usia dan gangguan
kognitif, dan pasien dengan
perubahan respon imun
Skabies krustosa adalah
bentuk skabies yang sangat
menular dan disebabkan
oleh hiperinfeksi organisme
Sarcoptes scabiei.
Skabies berkrusta dicirikan
dengan proliferasi tungau di
kulit, scaling hiperkeratosis,
lesi berkrusta, dan pruritus
yang bervariasi

1
2
PSORIASIS
DIAGNOSIS BANDING

DERMATITIS ATOPIK Diagnosis DERMATITIS KONTAK


Banding

1
PTIRIASIS RUBRA PILARIS 3
PENGOBATAN Agen Scabicidal Topikal, Ivermectin Sistemik, Dan Keratolitik Topikal

Krim permethin 5%
adalah pengobatan lini
pertama, dioleskan
setiap hari selama 7
hari, dan kemudian dua
kali seminggu sampai
gejalanya hilang

Untuk pasien yang tidak


Dosis tunggal 200μg/kg
dapat mentoleransi krim
ivermectin harus diberikan
permetrin,belerang,benzoil
secara bersamaan pada hari
benzoat, krotamiton, dan
1, 2, 8, dan 15, dan hari 22
malathion dapat digunakan
dan 29 untuk kasus yang
sebagai agen topikal lini
parah
kedua
1
5
• Jika ditemukan Kasus skabies berkrusta harus segera diberitahukan ke PPI institusional
• CDC merekomendasikan bahwa departemen kesehatan lokal dan negara bagian mengembangkan pedoman
untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi kasus scabies krustosa.
• Sebagai pencegahan, klinisi harus mencurigai skabies mungkin menjadi penyebab yang mendasari ruam kulit
yang tidak terdiagnosis.
• Di panti jompo, anggota staf harus dilatih dalam mendapatkan dan memeriksa kerokan kulit untuk
mengidentifikasi tungau skabies [7].
• Institusi menjaga kerahasiaan rekam medis seperti nama pasien, usia, jenis kelamin, nomor kamar, dan teman
sekamar serta nama semua staf yang memberikan perawatan langsung kepada pasien sebelum penerapan
tindakan pengendalian infeksi.
• Gejala dapat memakan waktu hingga dua bulan untuk muncul pada pasien dan staf yang terpapar, meskipun
risiko penularannya tinggi [8].
• Desinfeksi lingkungan harus diutamakan, alas tidur yang digunakan oleh orang yang terpapar harus dikumpulkan
dan diangkut dengan cara yang aman untuk mencegah penularan melalui fomites.
• Komunikasi sangat penting untuk memastikan pendekatan layanan kesehatan karyawan yang proaktif untuk
mengurangi risiko bagi pasien dan staf lain
• Departemen Kesehatan Ohio memiliki pedoman khusus untuk skabies tipikal dengan tindakan tambahan untuk
skabies Krustosa.
• Pasien harus ditempatkan pada tindakan pencegahan yang ketat sampai pasien berhasil diobati dan kerokan kulit
negatif untuk tungau hidup
• Pasien harus diisolasi di kamar sendiri atau satu kamar dengan pasien lain yang mengalami skabies berkrusta.
• Staf yang ditunjuk untuk merawat pasien harus membatasi kontak dengan pengunjung, dan furnitur yang
ditutupi dengan kain harus dilepas.
• Tindakan pencegahan kontak sangat penting untuk mengurangi kontak kulit ke kulit dengan gown sekali pakai,
sarung tangan, dan penutup sepatu harus digunakan setiap saat.
• Kamar pasien harus disedot debu setiap hari, dan setelah keluar, penyedot debu harus ditempatkan di kamar
pasien.
• Semua individu yang mungkin telah terpapar dengan pasien yang terkena harus diidentifikasi dan dirawat dalam
periode 24-48 jam untuk mencegah paparan ulang.
• Di Ohio, skabies bukanlah penyakit yang dapat dilaporkan secara individual tetapi wabah, yang didefinisikan
sebagai dua atau lebih kasus [9]..
KESIMPULAN
• Paien lanjut usia memiliki resiko lebih tinggi terkena scabies
krustosa dibandingkan populasi dewasa
• Ketika scabies krusta terdiagnosis, klinis harus memperhatikan
kontrol infeksi, pasien yang terkena harus diisolasi, pasien dan
orang yang kontak harus segera ditatalaksana.
• Scabies krusta membawa resiko yang signifikan untuk terjadinya
komplikasi termasuk sepsis
• diagnosis awal dan tatalaksana sangat penting untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas

1
6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai