Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

Pembimbing:
dr. Mahdar Johan, Sp.KK

Disusun Oleh:
Jade Irene 2013.061.005

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA JAKARTA
RSUD SYAMSUDIN, SH SUKABUMI
PERIODE 1 JUNI 2015 4 JULI 2015
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1. Identitas Pasien


Nama : Ny. YY
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Alamat : Jl. Ariprahman Hakim No.2, Cipelang
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Pemeriksaan : 9 Juni 2015

1.2. Anamnesis
Diperoleh secara autoanamnesis, pukul 10.15 WIB.

A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat bercak kemerahan pada ketiak kanan dan kiri.

B. Keluhan Tambahan
Pasien merasakan gatal pada bercak kemerahan tersebut.

C. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan
terdapat terdapat bercak kemerahan pada ketiak kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu,
yang dirasakan makin lama makin meluas. Bercak kemerahan dirasakan sangat gatal
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Pasien mengaku bahwa dalam aktivitas sehari-hari pasien sering berkeringat. Pakaian
yang pasien gunakan juga cenderung yang tertutup dan ketat. Pasien mengaku sekitar 1
minggu yang lalu mulai menggunakan deodorant. Sebelumnya pasien tidak pernah menderita
penyakit kulit seperti yang dialami pasien sekarang. Di keluarga pasien juga tidak ada yang
menderita penyakit kulit serupa dengan pasien. Riwayat penyakit kencing manis, penyakit
paru, penggunaan obat-obatan (kortikosteroid) jangka panjang disangkal pasien.
1.3. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Generalis
Keadaan umum : Tampak tenang
Kesadaran : Compos mentis
Laju nadi : 100 x/menit
Laju napas : 20 x/menit
Suhu : Afebris
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 75 kg
Indeks massa tubuh (IMT) : 31,25 kg/m2
Status gizi : obese
Status internus : Dalam batas normal

B. Pemeriksaan Dermatologik

Regio/Letak Lesi
Aksila dekstra
Efloresensi
Primer: pustule, eritema
Sekunder: -
Sifat UKK
Ukuran: miliar
Susunan/bentuk: korimbiformis
Penyebaran dan lokalisasi: regional,
bilateral, intertriginosa
Regio/Letak Lesi
Aksila sinistra
Efloresensi
Primer: pustule, eritema
Sekunder: skuama koleret
Sifat UKK
Ukuran: miliar (pustule); en plaque
(skuama koleret)
Susunan/bentuk: korimbiformis
Penyebaran dan lokalisasi: regional,
bilateral, intertriginosa

C. Pemeriksaan Anjuran (Penunjang)


Pemeriksaan kerokan kulit dengan larutan KOH 10%

1.4. Resume Kasus


Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan
terdapat terdapat bercak kemerahan pada ketiak kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu,
yang dirasakan makin lama makin meluas, dan terasa sangat gatal. Pasien mengaku bahwa
dalam aktivitas sehari-hari pasien sering berkeringat. Pakaian yang pasien gunakan juga
cenderung yang tertutup dan ketat. Pasien mengaku sekitar 1 minggu yang lalu mulai
menggunakan deodorant. Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit kulit seperti
yang dialami pasien sekarang. Di keluarga pasien juga tidak ada yang menderita penyakit
kulit serupa dengan pasien. Riwayat penyakit kencing manis, penyakit paru, penggunaan
obat-obatan (kortikosteroid) jangka panjang disangkal pasien. Status internus pasien dalam
batas normal, status gizi pasien termasuk obese.
Pada pemeriksaan kulit didapatkan lesi pada daerah aksila dekstra dengan efloresensi
primer berupa: pustule; eritema, ukuran lesi miliar, susunan/bentuknya korimbiformis, dan
penyebaran lesi: regional; bilateral; daerah intertriginosa. Selain itu didapatkan pula lesi pada
daerah aksila sinistra dengan efloresensi primer berupa: pustule; eritema, elfloresensi
sekunder berupa skuama koleret, ukuran lesi: miliar (pustule); en plaque (skuama koleret),
susunan/bentuknya korimbiformis, dan penyebaran lesi: regional; bilateral; daerah
intertriginosa.

1.5. Diagnosis
A. Diagnosis Banding
1. Kandidiasis intertriginosa
2. Dermatitis kontak alergi
3. Eritrasma

B. Diagnosis Kerja
Kandidiasis intertriginosa

1.6. Tatalaksana
A. Tatalaksana Umum
- Menjelaskan agar pasien menjaga daerah ketiak (daerah lipatan kulit) supaya tetap
kering.
- Pasien disarankan untuk memakai pakaian yang lebih longgar, berbahan katun agar
dapat menyerap keringat.
- Pasien disarankan untuk menghentikan pemakaian deodorant.
- Menjelaskan bahwa penyakit ini dapat sembuh dengan pengobatan secara tuntas, jika
tidak dapat terjadi rekurensi.

B. Tatalaksana Khusus (Farmakologi)


Topikal:
Miconazole cream 2%
Sistemik:
- Ketoconazole tab 200 mg 2 dd tab I
- Cetirizine tab 10 mg 1 dd tab I
- Vitamin C tab 50 mg 3 dd tab I
1.7. Prognosis

Quo ad vitam : Bonam.


Quo ad functionam : Bonam.
Quo ad sanationam : Bonam.
BAB II
ANALISIS KASUS

2.1. Analisis Diagnosis Kerja


KASUS TEORI: KANDIDIASIS
Epidemiologi Wanita, usia 60 tahun. Semua usia, namun orang tua dan
bayi lebih mudah terkena infeksi.
Faktor Sering berkeringat Faktor mekanis: trauma; oklusi;
Predisposisi Pakaian tertutup dan ketat pakaian ketat, obesitas
Penggunaan deodorant Faktor nutrisi: malnutrisi umum
Status gizi termasuk obesitas Faktor fisiologi: hamil, usia lanjut
Pasien menyangkal adanya Penyakit sistemik: diabetes mellitus,
penyakit kencing manis hipertiroid, hipotiroid, keganasan
(endokrinopati) Imunologik: imunosupresi
Pasien menyangkal adanya Iatrogenik: penggunaan antibiotik,
penyakit kronis seperti kortikosteroid jangka panjang, pil
tuberkulosis paru KB, KB suntik, KB implan
Pasien menyangkal Faktor eksogen:
menggunakan obat-obatan 1. iklim, kelembaban yang
(kortikosteroid) jangka panjang menyebabkan perspirasi
meningkat
2. Kebiasaan memakai pakaian
tertutup
Manifestasi Pasien mengeluhkan gatal Keluhan subjektif berupa gatal
Klinis
Lokasi Letak lesi pada daerah aksila Daerah intertriginosa: genitokruris;
Predileksi (daerah intertriginosa) aksilaris; interdigital; inframammae
Karakteristik Regio/letak lesi: aksila dekstra, Lesi pada daerah intertriginosa yang
Lesi efloresensi primer: pustule; mengalami maserasi, dengan
eritema, ukuran lesi: miliar, karakteristik eritematosa, dengan lesi
susunan/bentuk: korimbiformis, satelit berupa vesikopustul, susunan
penyebaran dan lokalisasi: korimbiformis.
regional; bilateral; intertriginosa Pustul kemudian dapat pecah,
Regio/letak lesi: aksila sinistra, meninggalkan erosi dengan dasar
efloresensi primer: pustule; eritema, dikelilingi skuama koleret.
eritema, efloresensi sekunder:
skuama koleret, ukuran lesi:
miliar (pustule); en plaque
(skuama koleret),
susunan/bentuk: korimbiformis,
penyebaran dan lokalisasi:
regional; bilateral; intertriginosa
Pemeriksaan Pemeriksaan kerokan kulit Pemeriksaan kerokan kulit dengan
Laboratorik dengan larutan KOH 10% tidak larutan KOH 10%, akan tampak
dilakukan spora, blastospora (budding cell),
dengan pseudohifa.
Pada pemeriksaan dengan pewarnaan
gram, akan tampak gram (+) ovoid
bodies, dengan diameter 2 5
mikrometer
Pada biakan dengan media agar
Sabouraud + antibiotic, akan tumbuh
koloni mukoid berwarna putih
keabuan dalam 2 5 hari

2.2. Analisis Diagnosis Banding


1. Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah
kontak dengan alergen melalui proses sensitasi sebagai suatu akibat dari pajanan
sebelumnya.
Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis. Pada yang akut dimulai
dengan bercak eritema berbatas tegas, kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel
atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah).
Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin
juga fisur, batasnya tidak jelas.
Gejala yang umum dirasakan penderita adalah pruritus yang umumnya
konstan dan seringkali hebat (sangat gatal).
Untuk mendiagnosis dermatitis kontak alergi dapat dilakukan uji tempel.
Tempat untuk melakukan uji tempel biansanya di punggung atau bagian luar dari
lengan atas. Bahan uji dapat berasal dari antigen standar buatan pabrik atau dari bahan
kimia murni dan lebih sering bahan campuran yang berasal dari rumah, lingkungan
kerja atau tempat rekreasi.

2. Eritrasma
Eritrasma merupakan penyakit infeksi bakteri kronik pada stratum korneum
yang disebabkan oleh Corynebacterium minitussismum. Tempat predileksinya adalah
di daerah ketiak dan lipat paha, atau daerah intertriginosa lainnya, terutama pada
penderita gemuk. Lesi kulit berupa eritoskuamosa dengan skuama halus, kadang
terlihat berwarna merah kecoklatan, tergantung dari area lesi dan warna kulit
penderita. Lesi dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat. Perluasan lesi terlihat
pada pinggir yang eritematosa dan serpiginosa. Lesi ini tidak menimbul, kering.
Biasanya penderita tidak mengeluhkan keluhan subjektif, kecuali bila terjadi
ekzematisasi oleh karena penderita berkeringat banyak atau terjadi maserasi pada
kulit.
Untuk mendiagnosis eritrasma dapat dilakukan pemeriksaan dengan lampu
Wood ataupun pemeriksaan kerokan kulit. Pada pemeriksaan lampu Wood, lesi
terlihat berfluoresensi merah membara (coral-red). Pada pemeriksaan kerokan kulit
terlihat sebagai batang pendek, halus, bercabang, berdiameter 1 mikron atau kurang,
yang mudah putus sebagai bentuk basil kecil atau difteroid.
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 6th ed. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2013.
2. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatricks
dermatology in general medicine. 7th Ed. New York: McGraw-Hill; 2008.
3. Wolff K, Johnson RA. Flitzpatricks color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th
Ed. New York: McGraw-Hill; 2009.
4. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews disease of the skin clinical dermatology.
11th Ed. Canada: Elsevier; 2011.

Anda mungkin juga menyukai