Departemen Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin/
Fakultas KedokteranUniversitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: wahyu_lestari2000@unsyiah.ac.id
Abstrak. Furunkulosis adalah peradangan pada folikel rambut atau kelenjar sebaseous di bawah kulit.
Furunkulosis ini merupakan salah satu infeksi yang mempengaruhi kulit di berbagai area yang dapat berlangsung
beberapa tahun. Dilaporkan sebuah kasus pasien laki-laki berusia 65 tahun dengan keluhan bisul pada lengan kiri
atas, kepala, dan ketiak. Pada kasus ini disertai dengan penyakit penyerta Diabetes Mellitus Tipe 2. Status
dermatologis di regio capitis, axilla sinistra, dan brach2 sinistra terdapat nodul eritem dengan skuama dan krusta
kekuningan, berbentuk lonjong, jumlah multiple, distribusi regional. Dari hasil pewarnaan gram didapatkan positif
cocci/GPC derajat 2+ dan hasil polimorfonuklear/PMN derajat 3+. Pasien diberikan terapi coamoxyclav 625 mg
3x1 hari dan pirotop 10 gram krim dioleskan pagi dan malam. Pasien furunkulosis dengan penyakit penye Diabetes
Mellitus Tipe 2 memerlukan terapi antibiotik yang adekuat dan mengontrol kadar gula darah.
Abstract. Furunculosis is inflammation of the hair follicles or sebaceous glands under the skin. Furunculosis is
an infection that affects the skin in various areas that can last for several years. Reported a case of a male patient
aged 65 years with complaints of ulcers on the left upper arm, head, and armpit. In this case accompanied by
comorbidities Diabetes Mellitus Type 2. Dermatological status in the region of capitis, axilla sinistra, and left
brach2 there are erythematous nodules with yellowish scales and crusts, oval in shape, multiple in number, regional
distribution. From the results of gram staining, the results were positive for cocci/GPC grade 2+ and
polymorphonuclear/PMN grade 3+ results. The patient was given therapy with coamoxyclav 625 mg 3x1 day and
pyrotopes 10 grams of cream applied morning and night. Furunculosis patients with Type 2 Diabetes Mellitus
require adequate antibiotic therapy and control blood sugar levels.
otot di bawahnya, dan bakteri dapat menyebar untuk 5. Untuk infeksi berat atau di daerah berbahaya,
membentuk abses di lokasi distal dan mempengaruhi antibiotik dengan dosis maksimal diberikan
hampir semua sistem organ internal. Struktur secara parenteral (vancomycin 1-2 gram
keseluruhan abses S. aureus konsisten, terlepas dari intravena perhari selama 7 hari)
5
lokasi anatominya.
Kasus
Gambar 1. Patogenesis Sthapylococcus
Aureus Telah dilaporkan pasien laki-laki dengan inisial
tuan. J berusia 65 tahun di poliklinik Kesehatan
kulit dan kelamin RSUDZA dengan keluhan bisul
lengan kiri atas, ketiak, dan kepala sejak 2 hari yang
lalu. Awalnya 1 minggu yang lalu bisul muncul
dikepala, 3 hari kemudian bisul menyebar pada
ketiak kiri, lalu 2 hari setelahnya bisul muncul lagi
di lengan kiri atas disertai dengan nyeri di daerah
bisul bila ditekan atau tergesek dengan pakaian
yang semakin memberat. 2 hari yang lalu pasien
mengeluhkan demam lalu membaik
setelahmengkonsumsi paracetamol. Pasien
memiliki penyakit diabetes melitus tipe 2 yang
Abses piogenik dimulai sebagai respon inflamasi terkontrol dan mengkonsumsi obat secara teratur.
akut lokal terhadap infeksi bakteri. Selain berfungsi Pada status dermatologis regio capitis, axilla
sebagai penghalang fisik untuk melindungi diri sinistra, brach2 sinistra terdapat nodul eritema
terhadap mikroba, keratinosit memiliki reseptor dengan skuama dan krusta kekuningan berbentuk
pengenalan pola yang mendeteksi mikroba yang lonjong, jumlah multipel, distribusi regional.
menyerang dan sampai pada akhirnya akan Dari hasil pewarnaan gram didapatkan gram positif
memberi sinyal respons proinflamasi. Sel inang ini cocci/GPC derajat 2+ (sedikit) yang menandakan
juga menghasilkan peptida antimikroba yang bahwa terdapat 2-10 bakteri pada lapang pandang
memiliki aktivitas langsung terhadap S.aureus. Saat besar/dengan pembesaran 100x, sedangkan hasil
abses terbentuk, ia memperoleh beberapa dari Polimorfonuklear/PMN derajat 3+ (sedang)
karakteristik. Bagian tengah abses berisi eksudat yang menandakan bahwa 1-50 bakteri ditemukan
inflamasi akut yang terdiri dari banyak PMN yang pada lapang pandang besar. Pasien diberikan terapi
viabel dan nekrotik, debris jaringan, fibrin, dan Coamoxyclav 625 mg 3x1 hari dan diberikan
bakteri hidup. Pematangan abses disertai dengan pirotop 10 gr krim dioleskan pagi dan malam.
proliferasi fibroblastik dan perbaikan jaringan pada
tepi abses serta pembentukan kapsul fibrosa di Pembahasan
perifer. Pembentukan abses adalah mekanisme
yang digunakan oleh inang untuk menahan dan Furunkulosis merupakan peradangan pada folikel
rambut yang menyebabkan pembentukan abses
menghilangkan patogen.5 Jika furunkel yang dengan akumulasi pus dan jaringan nekrotik. Hasil
disertai dengan demam atau selulitis maka studi mikroba menunjukkan bahwa penyebab dari
sebaiknya terapi disertai dengan antibiotik furunkulosis dapat berupa bakteri dan jamur. Bakteri
sistemik. Pilihan antibiotik untuk furunkulosis akut S. aureus adalah penyebab utama munculnya bisul
6
adalah : karena merupakan flora normal kulit, khususnya di
bagian luar permukaan kulit. Adanya trauma dan
1. Penicillinase resisten penicillin atau sefalosporin sayatan dapat menjadi titik masuknya patogen ke
generasi pertama secara oral dosis 1-2 gram per dalam tubuh manusia melalui folikel rambut. 6,7
hari sesuai dengan tingkat keparahan kasus. Furunkulosis adalah
2. Jika dicurigai atau terbukti penyebabnya furunkel yang berjumlah lebih dari satu. Furunkel
adalah strain yang resisten terhadap methicilin ialah nodul inflamasi mendalam yang berkembang
dan vancomicin diobati dengan trimetropim di sekitar folikel rambut, biasanya berawal dari
sulfamethoksazol dosis ganda 2x1 hari, folikulitis sebelumnya yang posisinya lebih
klindamisin 300- 450 mg 3x1 hari atau superfisial. Furunkel muncul terutama di daerah
doksisiklin atau minosiklin 100 mg 2x1 hari. yang mengalami gesekan, oklusi, dan keringat,
4
3. Pasien dengan infeksi S. aureus yang tidak seperti leher, wajah, aksila, dan bokong.
responsi dengan pengobatan tersebut harus
dicurigai strain resiten antibiotik. Seiring bertambahnya usia PH kulit seseorang
4. Mupirocin krim diaplikasikan setiap hari akan mengalami perubahan. Pada usia 20-50
selama 5 hari. tahun PH kulit terjaga tetap stabil, sedangkan pada
usia 50 hingga 60 tahun terjadi peningkatan secara
355
Wahyu Lestari et al.- Furunkulosis pada pasien
signifikan tetapi PH akan mengalami penurunan meninggalkan krusta. Rasa sakit di sekitar lesi
hingga nilai normal atau bahkan lebih rendah pada kemudian mereda, dan kemerahan serta edema
usia lebih dari 60 tahun. Pada saat itu juga terjadi berkurang selama beberapa hari hingga beberapa
penurunan sekresi estrogen yang berpengaruh minggu. Furunkel dapat terjadi sebagai lesi soliter
terhadap produksi sebum. Sehingga menyebabkan atau sebagai lesi multiple. Selain itu terdapat
kondisi kulit menjadi kering. Kondisi kulit yang beberapa faktor host yang berkaitan dengan
kering rentan mengalami mikrotrauma yang furunkulosis seperti: obesitas, pengobatan dengan
memudahkan bakteri patogen masuk kedalam kulit. glukokortikoid, dan defisiensi immunoglobulin.
7
Kesimpulan
Daftar Pustaka
357