BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yaitu cuping telinga kanan dan kiri serta 2-4 lesi kulit lain yang aktif. Bila
ditemukan basil yang solid, menandakan adanya mikroorganisme yang hidup.
2.7.2. Pemeriksaan Histopatologis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil irisan lesi kulit atau saraf,
lalu dilakukan pewarnaan hematoksilin-eosin (H&E) atau Faraco-Fite untuk
mencari BTA.10 Fragmen lesi kulit yang diambil adalah bagian yang paling aktif
(merah, terdapat infiltrat dan/atau pembesaran).
2.7.3. Pemeriksaan Serologis
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan adalah pemeriksaan serologis.
Pemeriksaan yang ideal masih terus diteliti sampai sekarang. Yang banyak
dipelajari adalah pemeriksaan serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen M. leprae (PGL-1) dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA). Adanya antibodi anti PGL-1 dapat menunjukkan adanya bakteri,
membantu menentukan tipe kusta dan memantau hasil terapi.
2.7.4. Pemeriksaan Molekular
Sejak berkembang metode molekular berbasis amplifikasi asam nukleat,
yaitu PCR tahun 1989, pemeriksaan ini sudah digunakan untuk mendeteksi M.
leprae, 10 yang sangat sensitif dan spesifik. Dasar dari pemeriksaan ini adalah
amplifikasi sekuens tertentu dari genom M. leprae dan mengidentifikasi fragmen
deoxyribonucleid acid (DNA) atau ribonucleic acid (RNA) yang diamplifikasi.
Sampel dapat diambil dari berbagai tempat misalnya kerokan jaringan kulit,
biopsi kulit, saliva, swab atau biopsi mukosa mulut, swab atau biopsi fragmen
konka hidung, urin, saraf, darah, sputum, nodus limfatikus, dan rambut (Ayu,
2015).
2. Clofazimine
Clofazimine juga merupakan obat yang umum digunakan untuk mengatasi
penyakit lepra. Dokter mungkin akan meresepkan obat ini dengan obat lain seperti
kortison untuk mengobati luka dari penyakit lepra. Obat ini bisa diminum
bersamaan dengan makanan atau susu.
3. Obat Analgesik
Obat analgesik membantu mengurangi rasa nyeri yang diderita penderita
kusta.
2.8.2. Penatalaksanaan Non Farmakologis :
1. Mobilisasi
Pada umunya penderita kusta mengalami imobilisasi sehingga terjadi kelemasan,
maupun kekakuan pada anggota gerak maupun badan, sehingga perlu
dilatih/diajarkan mengenai mobilisasi baik Pasif maupun Aktif. Mobilisasi sangat
penting mengingat penderita kusta biasanya hanya berbaring sehingga perlu
dilakukan pengubahan posisi tiap 2 jam sekali untuk mencegah terjadinya
dekubitus dan Pneumonian (Ayu, 2015).
70 68
30
: Perempuan
: Meninggal
: Ikatan perkawinan
: Tinggal dalam satu rumah
: Pasien
c. Struktur peran. Data ini menjelaskan mengenai peran anggota kelurga dan
masyarakat yang terbagi menjadi peran formal dan informal. Menurut
Nasrul Effendy, (1998) dalam Dion Y, dan Betan Y (2013) Peran yang
terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan
sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik
anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
d. Nilai/Norma keluarga. Data ini mejelaskan mengenai nilai atau norma
yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi dari struktur
keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan
mengintervensi keluarga adalah ;
a. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas
kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para
anggota keluarga.
b. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak –
anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat
yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan
menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup
masyarakat.
d. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang
memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif
15
7. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah. Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan
perawbotan rumah tangga, jenis WC, serta jarakn WC ke sumber air. Data
karakteristik rumah disertai juga dalam bentuk denah.
16