Anda di halaman 1dari 11

3.

2 Analisa Data
Data Etiologi Problem
Ds : Demensia Hambatan Memori
Lansia mengatakan dia tidak tahu ↓
saat ini sedang dimana Perubahan intelektual
Do : ↓
- Dari penilaian fungsi Kehilangan kemampuan
kognitif didapatkan skore menyelesaikan masalah
lansia 20 yang menandakan ↓
fungsi kognitif sedang Emosi labil
- Lansia nampak bingung dan ↓
mengulang perkataanya lagi Pelupa

Hambatan memori
Ds : Demensia Defisit perawatan diri
- Lansia mengatakan mampu ↓
mandi,berpakaian dan Daya ingat menurun
makan sendiri ↓
- Perawat ruangan Kemampuan melakukan
mengatakan, selalu aktivitas menurun
membantu lansia mandi dan ↓
berhias. Deficit perawatan diri
Do :
- Lansia nampak
berpenampilan rapi dan
tidak bau badan.
- Rambut rapi
- Pakaian sesuai dan bersih.
Ds : Demensia Resiko nutrisi kurang dari
Do : ↓ kebutuhan tubuh
- BB : 38 Kg dan TB: 155 Daya ingat menurun
Cm UMT: 18,5 ↓
- Hasil pengukuran skor Munculnya gejala
nutrisi menunjukan 3 ( neuropsikiatri
beresiko kekurangan ↓
nutrisi) Penurunan nafsu makan

Resiko nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan memori berhubungan dengan perubahan intelektual ditandai dengan lansia

mengatakan dia tidak tahu saat ini sedang dimana, Dari penilaian fungsi kognitif

27
didapatkan skore lansia 20 yang menandakan fungsi kognitif sedang, Lansia nampak

bingung dan mengulang perkataanya lagi.

2. Deficit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemampuan melakukan

aktivitas akibat demensia ditandai dengan Lansia mengatakan mampu

mandi,berpakaian dan makan sendiri, Perawat ruangan mengatakan, selalu membantu

lansia mandi dan berhias, lansia nampak berpenampilan rapi an tidak bau badan,

rambut rapi, pakaian sesuai dan bersih.

3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kondisi klinis akibat

demensia

3.4 Intervensi

No Dx Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan 1 Lakukan pendekatan 1 Lingkungan yang aman
tindakan keperawatan dan diskusi terhadap dan menghilangkan
dalam waktu 2 Memori setiap perawat dan bahaya dapat mencegah
lansia dapat membaik kepala panti tentang resiko jatuh atau cedera
dengan kriteria : menciptakan 2 Dengan mengajarkan
 Lansia dapat lingkungan yang lansia senam otak
menyebutkan aman, menghilangkan diharapkan memori lansia
nama, bahaya dan membaik.
hari/tanggal. menjauhkan objek 3 Diharapkan lansia dapat
 Lansia dapat berbahaya dari aktif mengikuti kegiatan
menyebutkan lingkungan lansia. yang diberikan dan dapat
tempat tinggalnya 2 Ajarkan lansia senam merangsang memori
sekarang. otak lansia menjadi lebih baik.
 Lansia dapat 3 Ajarkan lansia TAK
menyebutkan Terapi Kognitif
kegiatan dari Visual
bangun hingga
akan tidur dengan
benar
2 Setelah dilakukan 1. Ajarkan lansia 1. Dengan mempraktekan
tindakan keperawatan mempraktekan cara cara mandi lansia dapat
dalam waktu 2 minggu mandi yang benar melakukan proses mandi
kemampuan lansia dalam 2. Ajarkan lansia yang sesuai.
kebersihan ADL memilih pakaian yang
membaik sesuai

28
dengan kriteria : 3. Observasi 2. Dengan berpakaian yang
 Lansia dapat kemampuan lansia sesuai lansia lebih
mandi dengan dalam melakukan nampak baik
bersih tindakan Hygine 3. Mengobservasi menunjukan
 Berpakaian peningkatan kemampuan
dengan sesuai pasien.

3 Setelah dilakukan 1. Anjurkan lansia 1. Dengan makan sedikit


tindakan keperawatan makan sedikit namun namun sering
dalam waktu 2 minggu sering mengurangi rangsangan
lansia tidak mengalami 2. Anjurkan makan berlebihan
defisit nutrisi selagi hangat 2. Makan selagi hangat
dengan kriteria : 3. Hindari bau meningkatkan nafsu
 Lansia makan 3x1 menyengat saat makan
hari dengan porsi makan 3. Bau yang menuengat
habis 4. Anjurkan makan dapat menurunkan selera
selingan diantara makan
waktu makan 4. Selingan dapat
5. Makan bersama menambah nafsu makan
dengan penghuni dan dapat memenuhi
panti yang lain kebutuhan nutrisi.
5. Makan bersama dapat
meningkatkan nafsu
makan

3.5 Implementasi

No Jam dan Implementasi


DX Tanggal
1 31/06/2019
08.00 1. Membina hubungan saling percaya dengan
memperkenalkan nama dan asal daerah
08.10 R/ lansia kooperatif komunikasi dapat terjalin 2 arah
2. Melakukan pengkajian kognitif
R/ lansia memiliki kemampuan kognitif sedang dimana
08.20 skore total sejumlah 20
3. Mengajarkan lansia senam otak dengan 3 gerakan yang
mudah
R/ lansia kesulitan mengikuti gerakan senam otak
2 31/ 06/2019
08.30 1. Memberikan lansia kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya mengenai kegiatan membersihkan diri
R / lansia mengatakan mandi jam 04.30 setelah itu
lansia berpakaian dan menggunakan perona pipi dan
eyes shadow berwarna terang.

29
No Jam dan Implementasi
DX Tanggal
1 01/07/2019
08.00 1. Menyapa lansia, menanyakan kembali nama perawat
serta nama lansia.
R / lansia tidak dapat menyebutkan nama perawat
08.10 2. Menanyakan kegiatan lansia dari awal bangun hingga
bertemu perawat
R / lansia mengatakan pertama mandi setelah itu duduk
dan belum sarapan, saat di konfirmasi lansia sudah
sarapan, lansia tidak dapat menyebutkan menu
sarapanya.
08.20 3. Mengulang kembali senam otak dengan 3 gerakan
R / lansia masih nampak bingung dan tidak dapat
melakukan sendiri senam otak
2 01/07/2019
09.30 1. Mengajarkan pada lansia untuk mandi sesuai langkah
R / lansia mampu mengulang langkah- langkah mandi.
2. Motivasi lansia untuk menggosok area yang sulit di
dijangkau seperti ketiak,
R / lansia mengatakan iya
1 03/07/ 2019
08.00 1. Menyapa lansia dan menanyakan lagi apakah masih
ingat dengan nama perawat
R / lansia mengatakan lupa dengan nama perawat
2. Mengajarkan lansia terapi visual membuat kelepon (
08.10 makanan yang sering dimasak lansia saat masih di
rumah)
R / lansia dapat membuat klepon sesuai dengan urutan,
namun beberapa kali lupa jika lansia sudah memasukan
gula dan garam) lansia mampu menyebutkan warna
dari kue klepon, lansia merasa senang dapat membuat
klepon lagi.
2 03/07/ 2019 1. Mengobservasi kebersihan diri lansia dan
09.30 kemampuan lansia melakukan perawatan diri
secara mandiri
R/ perawat ruangan mengatakan jika lansia masih
membutuhkan bantuan saat mandi dan berpakaian

3.6 Evaluasi

No Jam dan Evaluasi


Dx Tanggal
1 01/07/2019
10.00 S : lansia mengatakan lupa dimana dia sekarang
O:
- Lansia nampak mengulang pembicaraan

30
No Jam dan Evaluasi
Dx Tanggal
- Lansia tidak mampu mengulang senam otak yang
sudah diajarkan
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : pada pertemuan berikutnya perawat akan mengajarkan
lansia melakukan terapi kognitif visual membuat klepon.

2 01/07/2019
10.00 S : lansia mengatakan mandi jam set 5/jam 5
O:
- Lansia nampak rapid an tidak bau badan
- Lansia nampak berpakaian sesuai dan memakan
blush on dan eye shadow
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : pada pertemuan berikutnya ulang kembali apa yang telah
di ajarkan
1 03/07/2019
10.00 S : lansia mengatakan lupa hari ini tanggal berapa, dan tidak
tahu ia tinggal di mana sekarang, Lansia mengatakan
kegiatanya dari bangun hinga akan tidur.
O:
- Lansia nampak bingung dan menguang perkataan
- Pernyataan lansia sesuai dengan kenyataan setelah
di kroscek dengan lansia yang memiliki kognitif
baik dan perawat panti
A : masalah keperawatan teratasi sebagian
P : pada pertemuan berikutnya perawat akan mengevaluasi
kembali kemampuan pasien dalam mengingat kegiatan yang
sudah di lakukan
2 03/06/2019 S : lansia mengatakan pagi ini sudah mandi dengan sabun
10.00 batang
O:
- Lansia tidak bau badan
- Pakaian rapi
- Rambut rapi
- Lansia menggunakan blush on
A : Masalah keperawatan teratasi
P : pertahankan intervensi dan motivasi lansia untuk mandi
secara bersih
1 08/06/2019 S : lansia mengatakan kemaren kita bersama-sama membuat
09.30 klepon
O:
- Lansia mulai memiliki pembicaraan dua arah
dengan perawat
- Lansia tidak nampak bingung saat di Tanya, namun
tetap mengulang pembicaraan berkali-kali
A : masalah keperawatan teratasi sebagian

31
No Jam dan Evaluasi
Dx Tanggal
P : pertahankan intervensi yang telah di berikan dan tetap
mengalakukan latihan senam otak ringan sesuai kemampuan
lansia
2 03/06/2019 S : lansia mengatakan pagi ini sudah mandi dengan sabun
10.00 batang dan sudah gosok gigi, lamsia mengatakan sikat gigi
terlebih dahulu baru menbasuh tubuh dengan sabun.
O:
- Lansia tidak bau badan
- Pakaian rapi
- Rambut rapi
- Lansia menggunakan blush on
A : Masalah keperawatan teratasi
P : pertahankan intervensi dan motivasi lansia untuk mandi
secara bersih

32
BAB 4
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan di terapkan pada kasus ini menggunakan pendekatan


proses keperawatan di mulai dari pengkajian sampai evaluasi dengan tujuan memenuhi
kebutuhan pasien secara bio, psiko, sosial dan spiritual pada pasien Nn N dengan
demensia dengan membandingkan antara teori dengan kenyataan yang di temui di
lapangan.
4.1 Pengkajian dan Diagnosa
Pengkajian adalah tahap pertama yang perawatlakukan di dalam proses
perawatan. Pengkajian ini melalui pengkajian pola fungsional menurut Gordon,
pemeriksaan fisik dengan metode head to toe, dan pengumpulan informasi atau data –
data ini diperoleh dari wawancara dengan pasien, perawat di wisma, melakukan
observasi, catatan keperawatan, dan pemeriksaan fisik.
Dalam melakukan pengkajian pada Nn N perawattidak menemui hambatan
yang berarti, karena pasien cukup kooperatif namun pasien memiliki ingatan yang tidak
terstruktur sehingga pembicaraan diulang-ulang. Data yang telah perawatkumpulkan
meliputi identitas pasien, kebiasaan sehari-hari, fungsi kognitif, riwayat kesehatan
sekarang, pemeriksaan fisik, dan pengkajian data fokus. Sehingaa muncul beberapa
hambatan memori dan defisit perawatan diri. Hal tersebut sesuai dengan teori tentang
demensia yang dikemukakan oleh Miller (2012) yaitu demensia adalah gangguan
fungsi kognitif yang menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari.
4.2 Perencanaan dan Implementasi Keperawatan
Perencanaan merupakan semua rencana tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah eperawatan yang diberikan kepada pasien.
Masalah keperawatan yang pertama adalah gangguan memori pada masalah
keperawatan ini perawat memberikan intervensi senam otak dan terapi kognitif visual.
Senam otak yang dilakukan sebanyak 3 gerakan yang mudah di lakukan oleh lansia hal
ini sesuai dengan perencanaan yaitu mengajarkan gerakan senam otak. Selaras dengan
jurnal yang dikemukakan oleh Yusuf Dkk (2010) menunjukan bahwa senam otak

33
mampu meningkatkan fungsi kognitif lansia dengan hasil penelitian sebanyak 66 %
mengalami peningkayan kemampuan kognitif.
Selain itu perawat juga memberikan terapi kognitif visual dengan mengajak Nn
N membuat klepon. Dengan memberikan warna hijau pada adonan.
Pada intervensi ke 3, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh perawat tidak
dapat memberikan implementasi karna keterbatasan media dan kondisi di wisma.
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan yang
perawatsusun sebelumnya dalam rencana asuahan keperawatan pada Nn N
Pelaksanaan tindakan keperawatan perawatlakukan secara mandiri selama 2 minggu
di wisma Martha lantai 2 panti werdha bakthi luhur cabang sidoarjo mulai tanggal 31
Mei sampai dengan 8 Juni 2019. perawatan yang dilakukan perawatdi wisma mulai
pukul 08.00 sampai selesa dengan kontrak waktu sebelum memulai kunjungan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini, perawat menemukan faktor
penunjang diantaranya adalah respon pasien yang baik, pasien bersifat terbuka dan
kooperatif,serta kerjasama yang baik dengan perawat di wisma.
Hambatan yang dirasakan perawatantara lain adalah kondisi pasien yang sudah
lansia, yang mengalami penurunan fungsi kognitif, sehingga lansia mudah sekali lupa
dengan penjelasan atau kegiatan yang baru saja di laksanakan.
4.3 Evaluasi
Sebagai tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi yang ditulis dalam
catatan perkembangan yang berfungsi untuk mendemonstrasikan keadaan klien, baik
berupa kemajuan maupun kemundurannya dilihat dari masalah yang ada.
Pada dasarnya evaluasi dari masalah keperawatan yang ditemukan pada kasus
Nn N teratasi sebagian dikarena kondisi pasien yang sudah lansia, serta dukungan
sekitar yang tidak memadahi sengga lansia jarang di ajak berkomunikasi sehingga
kognitif lansia tidak dapat terasah dengan maksimal. Namun untuk perawatan d

34
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi vegetatif atau
keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan
interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu. (Corwin, 2014).
Seperti pada kasus Nn N (64 Tahun) yang mengalami demensia, sehingga
menyebabkan lansia mengarami penurunan kemampuan untuk melakukan ADL secara
adekuat. Selain itu lansia juga mengalami penurunan kempuan dalam mengingat
pengetahuan umum dan kemampuan berhitung. Perawat memberikan intervensi berupa
senam otak dan terapi kognitif visual dengan membuat klepon. Setelah di lakukan
intervensi kemampuan lansia dalam mengingat dan berkomunikasi mwningkat dan
cukup baik.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien
Diharapkan bagi responden tetap memiliki semangat yang kuat dalam
menjalani kehidupannya. Tetap sehat dan dapat bermanfaat bagi sesamanya, serta
menikmati masa tua dengan bermakna.
5.2.2 Bagi Perawat Pasien
Diharapkan bagi perawat wisma untuk selalu memberikan dukungan dan
dorongan kepada pasien baik secara fisik maupun psikis agar dapat meningkatkan
motivasi pasien untuk menjalani kehidupan di hari tua yang bermanfaat dan bermakna.

35
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing

Intervention Classification (NIC). 6th Ed. United Kingdom: Elsevier Inc

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. (2014). Nanda International, Inc. Nursing

Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017, tenth edition. Oxford :

Wiley-Blackwell

Moorhead, S., Johson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes

Classification (NOC). 5th Ed. United Kingdom: Elsevier Inc

Wilkinson, Judith & Nancy A. Ahern. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan,

edisi 9. Jakarta: EGC.

Husband, A., Worsley, A. (2006). Different types of dementia. Pharmaceutical

journal, 277(5), 579-582

Passmore, P. (2010). Behavioural and psychological symptomps in Alzheimer’s

disease. Journal of quality research in dementia

Dewi, Sofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:

Deepublish.

Ganguli, M. (2009). Depression, cognitive impairment, and dementia: why should

clinicians care about web of causation?. Indian J. Psychiatry, 51, 29-34

36
37

Anda mungkin juga menyukai