Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
LANSIA DENGAN
GANGGUAN BIOLOGIS

SANTI PUSPITASARI, S.KEP.,NERS.,M.KEP


ITEM PENGKAJIAN

PENGKAJIAN
PENGKAJIAN PENGKAJIAN
AKTIVITAS &
KESEHATAN NUTRISI
ISTIRAHAT
FISIK

PENGKAJIAN PENGKAJIAN
PSIKOSOSIAL KHUSUS PADA
& SPIRITUAL LANSIA
PENGKAJIAN KESEHATAN FISIK
PADA LANSIA
1. PERUBAHAN MOBILITAS
sistem muskuloskeletal
Kelemahan otot pada lansia akan mengakibatkan lansia mengalami
gangguan dalam aktivitas berjalan, berbalik dan menjaga
keseimbangan akibat dari memendeknya otot dan penebalan
kartilago menyebabkan sendi menjadi kaku dan sulit digerakan
pada lansia

sistem kardiovaskuler
Konsumsi O2 dan cardiac output menurun seiring bertambahnya
usia lansia, perubahan ini terbukti nadi lansia yang tidak mengalami
peningkatan setelah melakukan aktivitas dan membutuhkan waktu
lebih lama untuk kembali ke kondisi semula

sistem pernafasan
kapasitas vital pada pulmo menurun, perubahan lainnya seperti
penurunan efisiensi pertukaran gas alveoli dan ekspansi pulmo
menyebabkan ventilasi dan menurunan suplai darah mengakibatkan
lansia kesulitan bergerak dan meningkatkan resiko atelektasis

respon terhadap penyakit


masalah kronis menyebabkan lansia membatasi aktivitasnya bahkan
bed-rest sehingga lansia mengalami komplikasi ulkusdekubitus,
kontraktur, pnemonia, tromboflebitis, inkontensia, konstipasi, batu
ginjal, dehidrasi, penurunan nafsu makan dan masalah psikologis
akibat gangguan sensori dan depresi
ketika lansia jatuh, mereka akan mengalami ketakutan terhadap terjadinya
jatuh berulang mengakibatkan lansia membatasi aktivitasnya, menarik diri
dan menjadi tergantung pada orang lain, kurang mobile dan beresiko
mengalami jatuh berulang, faktor yang predisposisi jatuh pada lansia :

FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK


Usia Kondisi lingkungan
Postur dan Keseimbangan Pencahayaan kurang
Gaya Berjalan Lantai licin
Pengelihatan Penempatan perabot yang kurang tepat
Pemakaian alas kaki yang tidak pas

iNSTRUMEN PENGUKURAN RESIKO JATUH LANSIA :

BERG BALANCE SCORE

2. RESIKO JATUH
3. PERUBAHAN INKONTINENSIA URIN

ELIMINASI Kapasitas kandung kemih


mengalami penurunan mejadi setengah
lansia

dari kapasitas kandung kemih, ginjal


mengalami penurunan kamampuan untuk
mengkonsentrasikan urin. Perubahan sistem
KONSTIPASI saraf pusat dan sistem saraf otonom
Proses absorbsi cairan di kolon terus menyebabkan lansia mengalami penurunan
terjadi, sehingga semakin lama feses kemampuan untuk mengkontraksikan
berada di kolon feses akan semakin sfingter eksternal kandung kemih
mengeras
Intervensi yang dapat dilakukan :
1. Blader Training
Intervensi yang dapat dilakukan :
2. Habit Training (lansia gangguan
1. Meningkatkan pola aktivitas
kognitif) BAK setiap 2-4 jam sekali
2. Meningkatkan intake cairan dan
3. Prompt Viding (bertujuan
maknan tinggi serat
meningkatkan kesadaran lansia
3. Membiasakan BAB dengan pola
terhadap inkontinensia agar lebih
teratur
peka terhadap rangsangan miksi)
4. Pelvic Muscle Exercise (menguatkan
otot dasar pelvis untuk klien
dengan fungsi kognitif utuh)
Nyeri yang dirasakan lansia berdampak pada gangguan pemenuhan
ADL, imobilitas dan depresi. Toleransi nyeri pada lansia menurun akibat
penurunan norepinefrin dan opiat endorfin. Pengkajian nyeri
diperhatikan kondisi fungsi kognitif lansia, pengkajian yang perlu
dilakukan pada lansia sebagai berikut :

1. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik (fokus pada


bagian yang nyeri)
2. Riview lokasi nyeri , intensitas nyeri, faktor yang
meringankan dan memperberat nyeri dan efek terhadap
mood dan tidur
3. Pengkajian fungsi kognitif
4. Pengkajian ADL pasien
5. Pengkajian keseimbangan dan gaya berjalan
6. Pengkajian fungsi sensori

4. NYERI
PENGKAJIAN AKTIVITAS &
ISTIRAHAT
PENGKAJIAN AKTIVITAS
Aktivitas fisik atau olahraga dapat memperbaiki
komposisi tubuh seperti lemak tubuh, kesehatan tulang,
masa otot, kekuatan otot dan fleksibilitas sehingga
lansia menjadi lebih sehat dan terhindar dari resiko
jatuh. Terdapat beberapa manfaat olahraga sebagai
berikut :
FISIK
Olahraga dapat meningkatkan kapasitas
aerobik, kekuatan, fleksibilitas dan
keseimbangan

PSIKOLOGIS
Olahraga dapat meningkatkan mood,
Aktivitas fisik yang meningkatkan kepercayaan diri,
bermanfaat bagi menurunkan resiko demensia dan
mencegah depresi
lansia harus
memenuhi kriteria SOSIAL
FITT (Frekuensi, Olahraga dapat mengurangi
Intensitas, Time, ketergantungan pada orang lain,
Type) meningkatkan interaksi sosial dan
meningkatkan produktivitas
PENGKAJIAN
ISTIRAHAT
Seseorang yang tidak mendapat tidur cukup
akan menjadi mudah marah dan lansia akan
menyebabkan timbulnya kebingungan.
Bentuk gangguan tidur yang paling umum
terjadi adalah insomnia, insomnia terjadi
saat seseorang mengalami kesulitan untuk
tertidur dan merasa belum tidur dengan
cukup.

Penyebab lain dari insomnia adalah sleep


apnea, sleep apnea terjadi saat sebagian
jalan nafas mengalami obstruksi saat tidur.
Gejala yang terlihat dari kondisi ini adalah
kelelahan saat terbangun dan sepanjang
hari, lansia yang mengalami sleep apnea
akan mengalami kelelahan sepanjang waktu.
PENGKAJIAN NUTRISI
PENGKAJIAN RESIKO GANGGUAN NUTRISI

Lansia yang mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung gizi beresiko


mengalami gangguan nutrisi, untuk mengkaji lansia yang berpotensi
mengalami gangguan nutrisi sebelum tanda dan gejalanya muncul dengan
menggunakan instrumen sebagai berikut :

NUTRITIONAL RISK CHECK LIST


PENGKAJIAN
PSIKOSOSIAL &
SPIRITUAL
BERDUKA
Lanjut usia mengalami kehilangan peran, nilai sosial, kehilangan fungsi tubuh,.Proses
berduka yang terjadi akibat kematian orang yang dicintai merupakan kehilangan terbesar
yang dialami lanjut usia
KEPUTUS ASAAN
Putus asa yang dialami dapat mengarahkan lansia pada ide bunuh diri, keputusasaan pada
konteks penyakit klinis karena resiko bunuh diri akan meningkat pada lansia yang hidup
sendiri, berduka, memiliki gangguan jiwa dan penyalahgunaan obat serta alkohol
DEPRESI
Mempengaruhi penampilan lansia pada pengujian status mental, jika lansia mengalami
gangguan kognitif curigai pula kemungkinan depresi.
DERILIUM
Derilium menunjukkan ekpresi wajah cemas, memori jangka pendek dapat terganggu atau
tetap utuh. Lansia dengan derilium tidak akan memperhatikan lingkungan sekitarnya atau
berespon lambat terhadap perubahan lingkungan
DEMENSIA
Ditandai dengan penurunan fungsi kognitif, perubahan kepribadian, kerusakan memori,
penurunan fungsi intelektual dan perubahan mood serta kemampuan pengambilan
keputusan
PENGKAJIAN
KHUSUS PADA
LANSIA
STATUS FUNGSIONAL
Bartel Indeks
Karz Indeks

STATUS KOGNITIF & PSIKOLOGIS


Mini Mental Status Mental (MMSE)
Short Fortable Mental Status Questionnaire (SPSMQ)
Geriatric Depresion Scale (GDS)
Back Depression Inventory

PENGKAJIAN SOSIAL
Skala jaringan Sosial Luben dengan 3 pernyataan yang dapat
membedakan mana lansia yang terisolasi dan tidak, yaitu :
1. Apakah ada seseorang yang khusus, yang dapat anda hubungi saat
anda membutuhkan bantuan?
2. selain anak-anak, adakah sanak keluarga yang menurut anda sangat
dekat dengan anda dan berkunjung setidaknya sekali dalam sebulan
3. Berapa banyak teman yang anda rasa dekat dan bertemu dengan anda
setidaknya sekali dalam sebulan

Anda mungkin juga menyukai