Anda di halaman 1dari 36

REHABILITASI

MEDIK
GANGGUAN
FUNGSIONAL
PADA LANSIA

Dr. Nurul Ulyani, SpKFR


DESEMBER 2020
REHABILITASI MEDIK (RM) 
KEDOKTERAN FISIK DAN
REHABILITASI (KFR)
Cabang Ilmu kedokteran yang mengelola
secara komprehensif kecacatan/ keterbatasan
fisik akibat penyakit/ cedera yang mengenai
sistem neuromuskuloskeletal dan
kardiorespirasi beserta gangguan psiko-sosio-
vokasional yang menyertainya.
AGING

– Integral part of living


– Gradual but progressive physical changes
– Increased prevalence of acute or cronic illnesses

– >> PHYSICAL IMPAIRMENT


– >> FUNCTIONAL DISABILITY
– Proses Aging / Menua :proses
menghilangnya secara perlahan -
lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki dan
mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya shg tdk dapat
bertahan thd jejas (infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang
terjadi
– LANSIA : > 65 TAHUN
PERAN REHABILITASI LANSIA

– MENGEMBALIKAN / - MENCEGAH TERJADINYA GANGGUAN

MEMULIHKAN FUNGSI YANG FUNGSI DENGAN MENINGKATKAN


TERGANGGU KARENA PHYSICAL FITNESS & REHABILITASI
DINI / SEGERA PADA KONDISI GGN
PENYAKIT TERTENTU
MUSKULOSKLETAL MINOR UNTUK
( MISALNYA, STROKE, HIP
MENCEGAH DISABILITAS LEBIH BERAT
FRACTURE , DLL)
Characteristics of Aging:

– Decreased reserve capacity of organ systems


– Decreased internal homeostastic control
– Decreased ability to adapt in response in
different environment
– Decreased capacity to respond to stress
PENYEBAB KERENTANAN PENURUNAN
FUNGSI PADA LANSIA
– CUMULATIVE FUNCTIONAL SEQUELAE OF DISEASE
– EFFECTS OF ACUTE HOSPITALIZATION
– EFFECTS OF DECONDITIONING
 Deconditioning adalah perubahan2 fisiologis yang disebabkan oleh INAKTIVITAS FISIK  kebalikan dari
aktivitas fisik,
 Efek dari deconditioning antara lain :
 Decrease max O2 uptake
 Shortened time to fatigue during sUb max work
 Decreased muscle strength RESIKO JATUH
 Decrements in reaction time, balance, and flexibility
Geriatric Giant : masalah2 besar yang sering
terjadi pada pasien geriatri (14i)
1. Immobilization (imobilisasi)
2. Instability & Falls ( instabilitas dan jatuh)
3. Intelectual impairmen (demensia)
4. Incontinence (inkontinensia urin & alvi)
5. Infection (infeksi)
6. Impairment of hearing & vision (gangguan pendengaran dan penglihatan)
7. Impaction (impaksi / konstipasi)
14 i…….
8. Isolation (isolasi /depresi)
9. Inanition : kelemahan krn kurangnya nutrisi/ malnutrisi
10. Insomnia
11. Impotence (impotensi)
12. Immuno deficiency (defisiensi imunitas /daya tahan tubuh)
13. Iatrogenic disorder
14. Impecunity ( kemiskinan)
MASALAH LANSIA DI KLINIK YANG
SERING MENYEBABKAN
GANGGUAN FUNGSI
– PROBLEM MUSKULOSKLETAL : Oteoarthritis, Osteoporosis, spondylosis,
spondiloartrosis, degenerative disk
– PROBLEM UROLOGI:
Gangguan berkemih : Inkontinensia urin, Retensi Urin
– PROBLEM NEUROLOGIS ; Stroke, demensia, Parkinson, neuropati
– PROBLEM KARDIORESPIRASI ; PPOK, Hipertension Heart Disease
PROBLEM MUSKULOSKLETAL
– OSTEOARTITIS ; kelainan sendi degenerative yg ditandai oleh degenerasi
kartilago sendi, hipertropi tepi permukaan sendi dan kekakuan sendi
– OSTEOPOROSIS ; penyakit metabolism tulang yg ditandai rendahnya massa
tulang secara sistemik disertai kerusakan mikroarsitektur tulang,
menyebabkan tulang rapuh dan mudah fraktur (keropos)
– SPONDILOSIS : degenerasi pada korpus dan diskus intervertebral tulang
belakang
– HNP/HERNIA NUKLEUS PULPOSUS ; degenerasi dan herniasi diskus
intervertebra
– SPONDILOARTROSIS / OA SPINE : degenerasi kartilago pada facet joint
tulang belakang
OSTEOARTHRITIS
OSTEOPOROSIS
SPONDILOSIS,
SPONDILOATROSIS, HNP

– NYERI PINGGANG
– NYERI GERAK
– HNP KADANG DISERTAI
GEJALA NEUROLOGIS (NYERI
RADIKULER, GANGGUAN
SENSORIS,GANGGUAN
MOTORIK)
SPONDYLOSIS SPONDYLOLISTESIS
NORMAL HNP
PROBLEM UROLOGI : Inkontinensia,
retensi urin, infeksi
INKONTINENSIA adalah gangguan / ketidakmampuan
mengendalikan pengeluaran urin / feses
Px geriatri : volume kandung kemih mengecil, kekuatan otot
dasar panggul menurun, kekuatan spincther uretra dan
spinchter ani menurun  sering berkemih
Diperberat oleh kondisi lain seperti imobilisasi, hipertropi
prostat, DM, dll.
Gangguan berkemih geriatric perlu evaluasi lengkap
PROBLEM NEUROLOGI

– STROKE ; hemiparese, afasia,disfagia


– DEMENSIA
– POLINEUROPATI, RADIKULOPATI
PEMERIKSAAN REHABILITASI LANSIA,
terdiri dari :
1. Pemeriksaan fisik untuk mengetahui masalah medis : status keadaan umum atau kebugaran, fungsi penglihatan dan
pendengaran serta fungsi anggota gerak atas dan bawah.
2. Pemeriksaan fungsional atau kemampuan melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS).
Alat ukur utama yang digunakan dalam bidang rehabilitasi medik adalah penilaian terhadap kemandirian dalam
melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari yang mencakup : perawatan diri sendiri (mandi, berias, berpakaian),
mobilitas (berubah posisi ke dan dari tempat tidur dan tempat duduk, berjalanjalan), makan dan minum, fungsi b.a.k.
dam b.a.b
Beberapa ukuran yang dapat diguanakn sebagai tolok ukur AKS adalah :
–mampu berjalan dengan nyaman 500 meter
–dapat mengangkat benda seberat 5 Kg
–memegang dan membawa benda-benda kecil

–BARTHEL INDEX
......

3. Status mental : kognisi, daya ingat, demensia, depresi dan lain-lain.


–Untuk keberhasilan latihan peningkatan fungsi AKS maka seseorang harus mempunyai kemampuan
berkomunikasi, tingkat kewaspadaan diri (insight) dan motivasi yang cukup, serta kemmapuan kognitif
dan daya ingat untuk dapat mengerti, mengikuti dan mengingat perintah..
4. Status sosio-ekonomi dan kualitas hidup untuk melihat dukungan lingkungan sosial terhadap lansia.

DIAGNOSIS MEDIS DAN DIGNOSIS FUNGSIONAL


Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik

– Terapi Rehab  TEAM WORK


Prinsip Rehabilitasi Px Geriatri/ Lansia

1. Mengatasi penyakit dasarnya


2. Mencegah komplikasi sekunder
3. Mengatasi gangguan fungsional yang terjadi
4. Adaptasi
- Adaptasi pasien dengan penyakitnya/ gangguan fungsionanya
- Adaptasi lingkungan pasien
- Adaptasi keluarga dengan pasien

,
( Geriatric Medicine, Brunnell- Smith Springer 2003)
PROGRAM REHABILITASI UNTUK PASIEN LANSIA

–disusun berdasarkan gangguan fungsional yg dimiliki pasien


–Goal harus realistis dgn mempertimbangkan faktor premorbid dan
status medis pasien
–Bentuk latihan harus menyesuaikan kondisi fisik pasien, status
neurologis, muskuloskletal, kardiovaskuler, serta sosial budaya pasien.
–Edukasi pasien, care giver, dan keluarga
FUNCTIONAL TRAINING APPROACHES
–Latihan AKTIVITAS FUNGSIONAL
–BERPAKAIAN , MENYIAPKAN MAKAN, MERAWAT DIRI SENDIRI

–AKTIVITAS HOBI, REKREASI , OLAHRAGA


–AKTIVITAS SEDERHANA, TERBAGI, MUDAH DIIKUTI, BERULANG

–PILIH AKTIVITAS YANG MEMBERI RANGSANGAN KOGNITIF, KESEMPTAN UNTUK


EKSPRESI DIRI, DAN MENGHILANGKAN STRESS
Terapi Fisik : Latihan
– Latihan luas gerak sendi untuk memelihara gerak sendi,
– Latihan peregangan untuk meningkatkan luas gerak sendi, memperbaiki
elastisitas otot dan jar periartikuler
– Latihan penguatan otot : menjaga postur utk tetap stabil , dan
mendistribusikan gaya dan tekanan yg melalui sendi selama aktivitas
• Penguatan quadrisep utk OA lutut dan nyeri sendi yg lain
• Penguatan otot abdomen dan trunk (core muscles) utk px LBP
• Latihan aerobic : mis jalan, sepeda static  utk meningkatkan kebugaran
dan kemampuan kardiovaskuler
• Hidroterapi : latihan di air
ALAT BANTU JALAN
TONGKAT
ALAT BANTU JALAN…

WALKER ; LEBIH STABIL


CONTRA INDICATIONS TO PARTICIPATION IN AN
EXERCISE PROGRAM

 Unstable angina or severe left main coronary artery disease


 End stage congestive heart failure
 Severe valvular heart disease
 Malignant or unstable arrythmias
 Elevated resting blood pressure ( systolic >200 mmHg, diastoloic > 110 mmHg)
 Large or expanding aortic aeurism
 Known cerebral aneurism or recent intracranial bleed
 Uncontrolled or end stage systemic disease
 Acute retinal hemorrhage or recent opthalmc surgery
 Acute or unstbae musculoskletal injury
 Severe dementia or behaviour disturbances
TERAPI FISIK
– MODALITAS/ ALAT TERAPI ;
– TERAPI HANGAT VS DINGIN
TERAPI HANGAT
TERAPI DINGIN
Suhu terapeutik : 40-50 C
o

Kontra indikasi : inflamasi / akut


contoh Infra red (terapi hangat
superfisial)

Kompres dingin pada OA lutut dgn inflamasi akut


MEDICINE add years to life,
REHABILITATION add life to years

Anda mungkin juga menyukai