KELOMPOK 3
1 2 3
AFDHALUN NISA’
ASEP AGUNG GUMELAR
PERSONAL HYGIENE
DAN NUTRISI PADA DENURTA NUZUL
EXERCISE ROMADHONA KEBUTUHAN TIDUR
UNTUK
LANSIA PADA LANSIA
LANSIA DIMAS FAISAL LUTHFI SOBARUDIN
LULU LUTFIAH
FITRIA KANDA PUTRI
PERSONAL HYGIENE DAN NUTRISI
PADA LANSIA
•Perilaku lansia dalam pemenuhan personal •Kurangnya personal hygiene
hygiene yang baik menunjukkan lansia dapat disebabkan kurangnya
melakukan aktivitas sehari-hari seperti pengetahuan dan kesadaran lansia
perawatan kuku kaki dan tangan, perawatan akan pentingnya personal hygiene.
kulit kepala dan rambut, perawatan mata, Selain itu kurangnya motivasi dari
hidung dan telinga, perawatan gigi, dan petugas panti werda ataupun
genetalia. kelaurga lansia dalam melakukan
personal hygiene.
•Perubahan fisiologis organ tubuh tersebut
seperti hilangnya kemampuan sistem •Dampak dari personal hygiene yang
pendengaran, sistem penglihatan dan sistem kurang mengakibat lansia terkena
muskuloskeletal, yang mempengaruhi penyakit kulit, merasa
kemampuan lansia untuk mengurus dirinya tidaknyaman, kurang percaya diri
sendiri, dari bangun tidur, mandi, berpakaian sehingga lansia lebih sering
dan seterusnya terkait dengan personal dikamar.
hygiene
TERAPI UNTUK MENINGKATKAN
PERSONAL HYGIENE LANSIA
Definisi Self-care Agency
Tujuan Mengetahui pengaruh Self-Care Agency terhadap personal hygiene
Manfaat Meningkatakan kemandirian dan partisipasi aktif responden dalam
melaksanakan personal hygiene
Langkah- 1. Memberikan informasi mengenai tujuan, manfaat, macam-macam
langkah: personal hygiene dan melatih cara melakukan mandi, sikat gigi, toilet
training, dan berpakaian secara mandiri.
2. Memberikan motivasi untuk meningkatkan dan mempertahankan
personal hygiene yang sudah atau yang sedang dilakukan lansia.
Dukungan yang dilakukan dengan menyiapkan sarana dan
prasarana personal hygiene, dan mengkoordinasikan dengan
pekarya untuk kebersihan lingkungan.
Jurnal SELF-CARE AGENCY MENINGKATKAN PERSONAL HYGIENE PADA
LANSIA DI PANTI WERDA BINJAI
PERSONAL HYGIENE DAN NUTRISI PADA LANSIA
Kebutuhan gizi lanjut usia sangat dipengaruhi oleh faktor :
1.Umur, pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun. Setelah usia 50
tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5% untuk setiap 10 tahun. Kebutuhan
protein, vitamin dan mineral tetap yang berfungsi sebagai regenerasi sel dan
antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak
sel.
2.Jenis kelamin, umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih banyak (terutama
energi, protein dan lemak) dibandingkan pada wanita, karena postur, otot dan luas
permukaan tubuh laki-laki lebih luas dari wanita. Namun kebutuhan zat besi (Fe)
pada wanita cenderung lebih tinggi, karena wanita mengalami menstruasi. Pada
wanita yang sudah menopause kebutuhan zat besi (Fe) turun kembali.
3.Aktivitas fisik dan pekerjaan Lanjut usia m ngalami penurunan kemampuan fisik
yang berdampak pada berurangnya ktivitas fisik sehingga kebutuhan energinya
juga berkurang. Kecukupan zat gizi seseorang juga sangat tergantung dari
pekerjaan seharihari : ringan, dang, berat. Makin berat pekerjaaan seseorang
makin besar zat gizi yang ibutuhkan. Lanjut usia dengan pekerjaaan fisik yang
berat memerlukan at gizi yang lebih banyak.
4.Postur tubuh yang lebih besar memerlukan energi lebih banyak dibandingkan
postur tubuh yang lebih kecil.
Core stability exercise akan mengaktivasi otot-otot bagian dalam dari lower thrunk
yang berperan dalam mengontrol perpindahan berat badan serta melangkah selama
proses berjalan. Aktivasi otot-otot tersebut digunakan untuk menghasilkan rotasi spine.
Peningkatan pola aktivasi core stability juga menghasilkan peningkatan level pada
ekstremitas atau anggota gerak sehingga dapat mengembangkan kapabilitas dalam
mendukung atau menggerakkan ekstremitas sehingga dapat meningkatkan performa
saat berjalan dan mencegah terjadinya cidera.
Menurut penelitian Suadnyana tahun 2014, pemberian latihan diberikan 3 kali
seminggu selama 4 minggu dengan menunjukkan adanya peningkatan timed
up and go test (TUGT) dan mampu meningkatkan keseimbangan dinamisnya.
c.Pendinginan
1)Kedua kaki dibuka sellebar bahu. Lingkaran satu tangan keleher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitung 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2)Posisi tetap tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping dengan gerakkan
setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan kesisi lainnya. Dan tahan
dengan hitungan yang sama.
KEBUTUHAN TIDUR PADA LANSIA Lansia akan menjadi lebih
banyak mementingkan
Tidur adalah proses yang berhubungan dengan mata tertutup kehidupan akhirat
selama beberapa periode yang memberikan istirahat total daripada kehidupan
bagi mental dan aktivitas fisik manusia, kecuali fungsi duniawi, selain itu lansia
beberapa organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, sirkulasi
darah dan organ dalam lainnya. biasanya sering mengingat
atau merenungi setiap
perbuatan yang
Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan dilakukannya selama masa
pola tidur, gangguan tidur mempengaruhi kualitas hidup. mudanya sebagai bekal
Bertambahnya usia juga terdapat penurunan dalam
kualitas tidur. Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda, kelak di akhirat. Dengan
usia lanjut membutuhkan waktu tidur 6-7 jam per hari. Pada adanya hal tersebut maka
usia lanjut pun akan terjadi proses perubahan fisik dan lansia menjadi susah untuk
mental yang mana perubahan itu juga terjadi pada pola memulai tidurnya.
tidurnya.
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA
A. Insomnia
Penyebab insomnia pada lansia:
(1) penyakit fisik atau gejala, seperti nyeri jangka panjang,
kandung kemih atau prostat, penyakit sendi seperti arthritis
atau bursitis, dan gastroesophageal reflux;
(2) faktor lingkungan/perilaku, termasuk diet/ nutrisi;
(3) penggunaan obatobatan, seperti kafein, alkohol, atau obat
resep untuk penyakit kronis, dan
(4) penyakit mental yang atau gejala, seperti kecemasan,
depresi, kehilangan identitas pribadi, atau dapat dikatakan
status kesehatan yang buruk
Gangguan juga terjadi pada dalamnya tidur sehingga lansia sangat sensitif
terhadap stimulus lingkungan, kalau seorang dewasa muda normal akan
terbangun sekitar 2-4 kali. Tidak begitu halnya dengan lansia, ia lebih sering
terbangun.
Dampak Insomnia pada lansia; misalnya mengantuk berlebihan di siang
hari, gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh,
penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan penurunan kualitas
hidup. Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa baik secara
langsung (misalnya insomnia yang bersifat keturunan dan fatal dan apnea
tidur obstruktif) atau secara tidak langsung misalnya kecelakaan akibat
gangguan tidur.
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA
B. Hipersomnia
Hipersomnia dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24
jam, dengan keluhan tidur berlebihan (Stanley, 2006). Biasanya disebabkan
oleh masalah psikologis, depresi, kecemasan, dan gaya hidup yang
membosankan (Hidayat, 2008). Dengan pada ciri mengantuk di siang hari
yang persisten, mengalami serangan tidur
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA
C. Enuresis
Enuresis yaitu kencing yang tidak disengaja atau mengompol.
Pada pria lansia dapat terjadi hipertrofi kelenjar prostat yang
menyebabkan tekanan pada leher kandung kemih sehingga
sering berkemih. Selain itu, hipertrofi prostat dapat
mengakibatkan kesulitan memulai dan mempertahankan aliran
urine.
Wanita lansia, terutama wanita yang memiliki anak, dapat
mengalami inkontinensia stress, yaitu terjadi pelepasan urine
involunter saat batuk, bersin, atau pun saat tidur tanpa disadari
mereka akan mengompol sehingga menyebabkan terbangun hal
ini disebabkan karena melemahnya otot kandung kemih pada
lansia
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA
D. NARKOLEPSI
Merupakan keinginan yang tidak terkendali untuk tidur atau serangan mengantuk
mendadak, sehingga dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur itu
datang (Asmadi, 2008).
E. APNEA TIDUR
Apnea tidur merupakan henti napas saat tidur atau mendengkur (Stanley, 2006).
Yang disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan di mulut.
Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas sering terjadi pada usia lanjut karena
otot-otot di bagian belakang mengendur lalu bergetar jika dilewati udara
pernapasan (Asmadi, 2008). Sebagian besar penderita apnea tidur ini adalah pria,
dengan keluhan sering terbangun di malam hari, banyak tidur di siang hari,
mendengkur,dan nyeri kepala pada saat bangun (Lumbantobing, 2004)
TERAPI 1 UNTUK MASALAH TIDUR
PADA LANSIA
Definisi Memperdengarkan murottal Al-Quran surah Ar-Rahman oleh
Misyari Rasid
Tujuan Agar lansia bisa beristirahat dengan tenang
Manfaat Menurunkan tingkat insomnia pada lansia
Langkah- Memperdengarkan murotal Al-Qur’an pada kelompok
langkah: intervensi dilakukan setiap pagi pukul 06.00 WIB selama 8
hari dalam waktu 12 menit.
Jurnal Efektivitas Mendengarkan Murotal Al-Qur ’ an terhadap
Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sleman
Yogyakarta (2015)
TERAPI 2 UNTUK MASALAH TIDUR
PADA LANSIA
Definisi Terapi relaksasi merendam kaki dengan air hangat
Tujuan Agar lansia bisa beristirahat dengan tenang
Manfaat Menstimulasi efek ingin tidur (sopartifik), menimbulkan efek
relaksasi
Langkah- Merendam kaki di baskom berisi air hangat bisa dilakukan
langkah: pada suhu 42⁰C selama 15-30 menit diantara pukul 19.00 –
21.00, dengan ketinggian air semata kaki
Jurnal Pengaruh terapi dengan air hangat terhadap kualitas tidur
lansia di dusun cambahan gamping kab. Sleman yogyakarta
(2016)
TERAPI 3 UNTUK MASALAH TIDUR
PADA LANSIA
Definisi Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia
Tujuan agar lansia mampu tidur dengan nyaman dan tenang
Manfaat untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut
berulang – berulang kalimat ritual (Allah) dan menghilangkan berbagai
pikiran yang mengganggu, melegakan stress untuk penyakit darah tinggi
penyakit jantung dan hendak susah tidur, sakit kepala.
Langkah- Pelatihan relaksasi pernafasan dilakukan dengan mengatur mekanisme
langkah: pernafasan yaitu pada irama dan intensitas yang lebih lambat dan
dalam sambil mengingat nama Allah SWT
Jurnal Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Upt
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso
REFERENSI
Afriantara, L. (2018). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA DI POSYANDU MAWAR DESAJANGGAN KECAMATAN PONCOL KABUPATEN MAGETAN.
Banjar Bebengan, D. I., Tangeb, D., Mengwi, K., Badung, K., Suadnyana, I. A. A., Nurmawan, S., & Made Muliarta, I. (n.d.). CORE STABILITY EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS
LANJUT USIA.
Fathur Rahman, Handono, dkk(2019). Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif
Hasyim Latif Sidoarjo.
Fatimah, F. S., & Noor, Z. (2015). Efektivitas Mendengarkan Murotal Al-Qur ’ an terhadap Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sleman Yogyakarta. 3(1), 5–9.
https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/view/95/94
Murtiyani, N, Suidah, H. 2019. Pengaruh Pemberian Intervensi 12 Balance Exercise Terhadap Keseimbangan Postural Pada Lansia. Jurnal Keperawatan Vol. 12 No. 1
Nazari, N., Yusuf, R., & Tahlil, T. (2016). Dukungan Dan Karakteristik Keluarga Dengan Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia Family Support and Characteristics of the Caring Family On the Elderly
Nutrition. Jurnal Ilmu Keperawatan, 4(2).
Pramita, I., & Susanto, A. D. (n.d.). Sport and Fitness Journal PENGARUH PEMBERIAN SQUARE STEPPING EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA.
Rizka, M. (2018). PENGARUH LATIHAN JALAN KAKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI LANSIA DI PUSKESMAS SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. JURNAL STAMINA, 1(1), 206–218.
stamina.ppj.unp.ac.id
Simorangkir, L., Sinaga, J., Ners, D. P., Santa, S., Medan, E., & Mik, D. P. (2019). SELF-CARE AGENCY MENINGKATKAN PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA DI PANTI WERDA BINJAI SELF-CARE
AGENCY IMPROVES PERSONAL HYGIENE OF ELDERLY IN NURSING HOME BINJAI. In Nursing Current (Vol. 7, Issue 1).
Syarif, M. (2016). Pengaruh terapi dengan air hangat terhadap kualitas tidur lansia di dusun cambahan gamping kab. Sleman Yogyakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
Yulaikhah, D., Arisdiani, T., Puji Widiastuti, Y., studi Ilmu Keperawatan, P., & Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, S. (2017). PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANJUT USIA.
“ILMU ITU BUKAN YANG DIHAFAL, TETAPI YANG
MEMBERI MANFAAT.’’
IMAM AS-SYAFIE
PERAWATAN ADL
( ACTIVITY DAILY LIVING )
PADA LANSIA