Anda di halaman 1dari 31

PERAWATAN ADL

( ACTIVITY DAILY LIVING ) KELOMPOK I


SI-KEPERAWATAN 4A
PADA LANSIA
PERAWATAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

KELOMPOK 3
1 2 3
AFDHALUN NISA’
ASEP AGUNG GUMELAR
PERSONAL HYGIENE
DAN NUTRISI PADA DENURTA NUZUL
EXERCISE ROMADHONA KEBUTUHAN TIDUR
UNTUK
LANSIA PADA LANSIA
LANSIA DIMAS FAISAL LUTHFI SOBARUDIN
LULU LUTFIAH
FITRIA KANDA PUTRI
PERSONAL HYGIENE DAN NUTRISI
PADA LANSIA
•Perilaku lansia dalam pemenuhan personal •Kurangnya personal hygiene
hygiene yang baik menunjukkan lansia dapat disebabkan kurangnya
melakukan aktivitas sehari-hari seperti pengetahuan dan kesadaran lansia
perawatan kuku kaki dan tangan, perawatan akan pentingnya personal hygiene.
kulit kepala dan rambut, perawatan mata, Selain itu kurangnya motivasi dari
hidung dan telinga, perawatan gigi, dan petugas panti werda ataupun
genetalia. kelaurga lansia dalam melakukan
personal hygiene.
•Perubahan fisiologis organ tubuh tersebut
seperti hilangnya kemampuan sistem •Dampak dari personal hygiene yang
pendengaran, sistem penglihatan dan sistem kurang mengakibat lansia terkena
muskuloskeletal, yang mempengaruhi penyakit kulit, merasa
kemampuan lansia untuk mengurus dirinya tidaknyaman, kurang percaya diri
sendiri, dari bangun tidur, mandi, berpakaian sehingga lansia lebih sering
dan seterusnya terkait dengan personal dikamar.
hygiene
TERAPI UNTUK MENINGKATKAN
PERSONAL HYGIENE LANSIA
Definisi Self-care Agency
Tujuan Mengetahui pengaruh Self-Care Agency terhadap personal hygiene
Manfaat Meningkatakan kemandirian dan partisipasi aktif responden dalam
melaksanakan personal hygiene
Langkah- 1. Memberikan informasi mengenai tujuan, manfaat, macam-macam
langkah: personal hygiene dan melatih cara melakukan mandi, sikat gigi, toilet
training, dan berpakaian secara mandiri.
2. Memberikan motivasi untuk meningkatkan dan mempertahankan
personal hygiene yang sudah atau yang sedang dilakukan lansia.
Dukungan yang dilakukan dengan menyiapkan sarana dan
prasarana personal hygiene, dan mengkoordinasikan dengan
pekarya untuk kebersihan lingkungan.
Jurnal SELF-CARE AGENCY MENINGKATKAN PERSONAL HYGIENE PADA
LANSIA DI PANTI WERDA BINJAI
PERSONAL HYGIENE DAN NUTRISI PADA LANSIA
Kebutuhan gizi lanjut usia sangat dipengaruhi oleh faktor :
1.Umur, pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun. Setelah usia 50
tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5% untuk setiap 10 tahun. Kebutuhan
protein, vitamin dan mineral tetap yang berfungsi sebagai regenerasi sel dan
antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak
sel.
2.Jenis kelamin, umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih banyak (terutama
energi, protein dan lemak) dibandingkan pada wanita, karena postur, otot dan luas
permukaan tubuh laki-laki lebih luas dari wanita. Namun kebutuhan zat besi (Fe)
pada wanita cenderung lebih tinggi, karena wanita mengalami menstruasi. Pada
wanita yang sudah menopause kebutuhan zat besi (Fe) turun kembali.
3.Aktivitas fisik dan pekerjaan Lanjut usia m ngalami penurunan kemampuan fisik
yang berdampak pada berurangnya ktivitas fisik sehingga kebutuhan energinya
juga berkurang. Kecukupan zat gizi seseorang juga sangat tergantung dari
pekerjaan seharihari : ringan, dang, berat. Makin berat pekerjaaan seseorang
makin besar zat gizi yang ibutuhkan. Lanjut usia dengan pekerjaaan fisik yang
berat memerlukan at gizi yang lebih banyak.

4.Postur tubuh yang lebih besar memerlukan energi lebih banyak dibandingkan
postur tubuh yang lebih kecil.

5.Iklim/suhu udara Orang yang tinggal di daerah bersuhu dingin (pegunungan)


memerlukan zat gizi lebih untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
6.Kondisi kesehatan (stress fisik dan psikososial), Kebutuhan gizi setiap
individu tidak selalu tetap, tetapi bervariasi sesuai dengan kondi i kesehatan
seseorang pada waktu tertentu. Stress fisik dan stressor psik osial yang kerap
terjadi pada lanjut usia juga mempengaruhi kebutuhan gi . Pada lanjut usia
masa rehabilitasi sesudah sakit memerlukan penyesuaian ebutuhan gizi.

7.Lingkungan, lanjut usia y ng sering terpapar di lingkungan yang rawan


polusi (pabrik, industri, dll) p rlu mendapat suplemen tambahan yang
mengandung protein, vitamin dan ineral untuk melindungi sel-sel tubuh dari
efek radiasi.
Para ahli gizi menganjurkan (d) Membatasi konsumsi gula, dan
bahwa untuk lansia yang sehat, minuman yang banyak
menu mengandung gula.
sehari-hari hendaknya: (e) Menghindari konsumsi garam
(a) Tidak berlebihan, tetapi cukup yang terlalu banyak, merokok
mengandung zat gizi sesuai dan minumam alkohol.
dengan persyaratan kebutuhan (f) Cukup banyak mengkonsumsi
lansia. makanan yang mengandung
(b) Bervariasi jenis makanan dan serat (buah-buahan, sayuran,
cara olahannya. dan serealia) untuk
(c) Membatasi konsumsi lemak menghindari sembelit atau
yang tidak kelihatan (menempel konstipasi.
pada bahan pangan, terutama (g) Minum yang cukup.
pangan hewani).
TERAPI UNTUK MENINGKATKAN
PEMENUHAN NUTRISI PADA LANSIA
Terapi Dukungan Keluarga Dengan Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia
Tujuan Pemenuhan nutrisi.
Manfaat Meningkatakan kemandirian dan partisipasi aktif responden dalam melaksanakan personal
hygiene
Langkah-langkah: 1) Dukungan emosional (emosional support) dimana keluarga memahami keluhan lansia dan
memberikan saran untuk memecahkan masalah;
2) Dukungan informasional (informational support), yaitu keluarga sebagai pencari informasi
tentang kebutuhan nutrisi lansia dan memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga;
3) Dukungan instrumental (instrumental support), keluarga memberikan bantuan kepada lansia
baik berupa keuangan, juga membantu pekerjaan rumah tangga dalam mempersiapkan
makanan dan menyediakan transportasi untuk membeli kebutuhan makanan lansia;
4) Dukungan penghargaan (appraisal support), keluarga mengapresiasi anggota keluarganya
dan memberikan umpan balik pada anggota keluarga yang mengevaluasi diri
Jurnal Dukungan Dan Karakteristik Keluarga Dengan Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia
EXERCISE UNTUK LANSIA
Core Stability Exercise
Latihan untuk mengontrol gerak dan
posisi pada bagian pusat tubuh yaitu
mengontrol gerak dan posisi dari
trunk sampai pelvic yang digunakan
untuk melakukan gerakan secara
optimal. Latihan ini juga merupakan
komponen penting dalam
memberikan kekuatan lokal dan
keseimbangan dalam
memaksimalkan aktivitas agar
lebih efisien.
Jenis-jenis latihan core stability diantaranya adalah seated abdominal contraction,
seated oblique twist, legs lift, bridge exercise, lying spinal rotation.

Core stability exercise akan mengaktivasi otot-otot bagian dalam dari lower thrunk
yang berperan dalam mengontrol perpindahan berat badan serta melangkah selama
proses berjalan. Aktivasi otot-otot tersebut digunakan untuk menghasilkan rotasi spine.
Peningkatan pola aktivasi core stability juga menghasilkan peningkatan level pada
ekstremitas atau anggota gerak sehingga dapat mengembangkan kapabilitas dalam
mendukung atau menggerakkan ekstremitas sehingga dapat meningkatkan performa
saat berjalan dan mencegah terjadinya cidera.
Menurut penelitian Suadnyana tahun 2014, pemberian latihan diberikan 3 kali
seminggu selama 4 minggu dengan menunjukkan adanya peningkatan timed
up and go test (TUGT) dan mampu meningkatkan keseimbangan dinamisnya.

Pelatihan ini baik untuk meningkatkan keseimbangan seseorang dan merupakan


suatu program latihan untuk memperbaiki keseimbangan diantaranya dengan
latihan penguatan control keseimbangan, berjalan pada permukaan yang berbeda
dan penguatan otot-otot core pada umumnya.
Terapi Square stepping exercise
Tujuan Fisioterapi dalam hal ini sangat berperan terhadap peningkatan gerak dan
fungsi terutama pada lansia sehingga Qualitas of life lansia akan baik dan
bisa menikmati kehidupan tanpa batuan orang lain
Manfaat Meningkatkan kemampuan sistem musculoskeletal, ditambah dengan
kemampuan visual diharapkan akan mampu meningkatkan keseimbangan
pada lansia dan menurunkan resiko jatuh. Selain dapat meningkatkan
keseimbangan juga dapat meningkatkan kognitif lansia, karena lansia
diharuskan mengerti pola dan melalukan langkah sesuai pola yang
ditentukan
Langkah-langkah: Square stepping exercise (SSE) adalah sebuah latihan dengan menggunakan
pola kotak persegi dengan ukuran 25 inci sebanyak 40 kotak dengan pola
tertentu sesuai tahapannya. Latihan ini mengharuskan lansia melakukan
langkah ke depan, belakang, samping kanan dan samping kiri8. Latihan ini
dapat dilakukan secara mandiri maupun berkelompok.

Jurnal Pengaruh Pemberian Square Stepping Exercise Untuk Meningkatkan


Keseimbangan Dinamis Pada Lansia
Terapi Jalan kaki merupakan latihan aerobik yang ringan dan sederhana.
Tujuan Untuk meningkatkan kebugaran jasmani di usia lanjut

Manfaat Aktivitas fisik yang dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka


waktu yang panjang dapat melatih kebugaran jasmani seseorang,
begitu juga dengan jalan kaki. Selain melatih kebugaran jasmani,
oksigen yang dihirup dan diedarkan saat berjalan kaki akan
memperlancar sirkulasi darah sehingga tubuh menjadi lebih cepat
lelah, tubuh dapat lebih cepat kembali ke kondisi normal dan dapat
mengurangi stres atau depresi.
Langkah-langkah: Rutin jalan kaki pagi
Jurnal Pengaruh Latihan Jalan Kaki Terhadap Kebugaran Jasmani Lansia Di
Puskesmas Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat
Senam lansia
adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilkukan secara
tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam
lansia mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara optimal dan
membantu menghilangkan radikal bebas yang berada di dalam tubuh ( widianti dan
proverawati, 2010) .
a. Pemanasan
Gerakan umum (yang dilibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi di lakukan secara lambat
dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan peregangan (strecting). Lamanya kira-kira 8-10 menit.
Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat.
b. Condisioning (inti)
Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti, yakni melkaukan
berbagai rangkaian dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan.
c. Pendinginan
Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini bertujuan
mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan menurunnya frekuensi detak
jantung. Menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan
mengembalikkan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah
diotot kaki dan tangan
Langkah-langkah senam :
a.Pemanasan
1)Tekuk kepala kesamping lalu tahan dengan tahan pada sisi yang sama dengan arah
kepala. Tahan dengan hitung 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
2)Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus keatas kepala dengan posisi kedua
kaki dibuka lebar bahu. Tahan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan
b.Inti
1)Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan labaian kedua tangan searah
dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
2)Buka kedua kaki dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua
kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambal mengatur nafas.
3)Kedua kaki dibuka agak lebar lalu diangkat tangan menyerong. Sisi kaki searah
dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan di letakkan di pinggang dan kepala searah
dengan gerakkan tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya.
4)Gerakan hamper sama dengan sebelumnya tapi jari mengepal dan kedua
tangan diangkat ke atas. Lalukan bergantian secara pelahan dan semampunya.
5)Hamper sama dengan inti I, tapi kaki di gerakkan ke sampig. Kedua kaki
dengan jemari mengepal kea rah yang berlawanan. Ulanagi dengan sisi
bergantian.
6)Kedua kaki dibuka lebar dari bahu. Satu lutut agak di bekuk dan tangan yang
searah lutut di pinggang tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang di tekuk.
Ulangi gerakan kea rah sebaliknya dan lakukan semampunya.

c.Pendinginan
1)Kedua kaki dibuka sellebar bahu. Lingkaran satu tangan keleher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitung 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2)Posisi tetap tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping dengan gerakkan
setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan kesisi lainnya. Dan tahan
dengan hitungan yang sama.
KEBUTUHAN TIDUR PADA LANSIA Lansia akan menjadi lebih
banyak mementingkan
Tidur adalah proses yang berhubungan dengan mata tertutup kehidupan akhirat
selama beberapa periode yang memberikan istirahat total daripada kehidupan
bagi mental dan aktivitas fisik manusia, kecuali fungsi duniawi, selain itu lansia
beberapa organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, sirkulasi
darah dan organ dalam lainnya. biasanya sering mengingat
atau merenungi setiap
perbuatan yang
Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan dilakukannya selama masa
pola tidur, gangguan tidur mempengaruhi kualitas hidup. mudanya sebagai bekal
Bertambahnya usia juga terdapat penurunan dalam
kualitas tidur. Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda, kelak di akhirat. Dengan
usia lanjut membutuhkan waktu tidur 6-7 jam per hari. Pada adanya hal tersebut maka
usia lanjut pun akan terjadi proses perubahan fisik dan lansia menjadi susah untuk
mental yang mana perubahan itu juga terjadi pada pola memulai tidurnya.
tidurnya.
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA
A. Insomnia
Penyebab insomnia pada lansia:
(1) penyakit fisik atau gejala, seperti nyeri jangka panjang,
kandung kemih atau prostat, penyakit sendi seperti arthritis
atau bursitis, dan gastroesophageal reflux;
(2) faktor lingkungan/perilaku, termasuk diet/ nutrisi;
(3) penggunaan obatobatan, seperti kafein, alkohol, atau obat
resep untuk penyakit kronis, dan
(4) penyakit mental yang atau gejala, seperti kecemasan,
depresi, kehilangan identitas pribadi, atau dapat dikatakan
status kesehatan yang buruk
Gangguan juga terjadi pada dalamnya tidur sehingga lansia sangat sensitif
terhadap stimulus lingkungan, kalau seorang dewasa muda normal akan
terbangun sekitar 2-4 kali. Tidak begitu halnya dengan lansia, ia lebih sering
terbangun.
Dampak Insomnia pada lansia; misalnya mengantuk berlebihan di siang
hari, gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh,
penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan penurunan kualitas
hidup. Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa baik secara
langsung (misalnya insomnia yang bersifat keturunan dan fatal dan apnea
tidur obstruktif) atau secara tidak langsung misalnya kecelakaan akibat
gangguan tidur.
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA

B. Hipersomnia
Hipersomnia dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24
jam, dengan keluhan tidur berlebihan (Stanley, 2006). Biasanya disebabkan
oleh masalah psikologis, depresi, kecemasan, dan gaya hidup yang
membosankan (Hidayat, 2008). Dengan pada ciri mengantuk di siang hari
yang persisten, mengalami serangan tidur
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA
C. Enuresis
Enuresis yaitu kencing yang tidak disengaja atau mengompol.
Pada pria lansia dapat terjadi hipertrofi kelenjar prostat yang
menyebabkan tekanan pada leher kandung kemih sehingga
sering berkemih. Selain itu, hipertrofi prostat dapat
mengakibatkan kesulitan memulai dan mempertahankan aliran
urine.
Wanita lansia, terutama wanita yang memiliki anak, dapat
mengalami inkontinensia stress, yaitu terjadi pelepasan urine
involunter saat batuk, bersin, atau pun saat tidur tanpa disadari
mereka akan mengompol sehingga menyebabkan terbangun hal
ini disebabkan karena melemahnya otot kandung kemih pada
lansia
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA
D. NARKOLEPSI
Merupakan keinginan yang tidak terkendali untuk tidur atau serangan mengantuk
mendadak, sehingga dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur itu
datang (Asmadi, 2008).
E. APNEA TIDUR
Apnea tidur merupakan henti napas saat tidur atau mendengkur (Stanley, 2006).
Yang disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan di mulut.
Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas sering terjadi pada usia lanjut karena
otot-otot di bagian belakang mengendur lalu bergetar jika dilewati udara
pernapasan (Asmadi, 2008). Sebagian besar penderita apnea tidur ini adalah pria,
dengan keluhan sering terbangun di malam hari, banyak tidur di siang hari,
mendengkur,dan nyeri kepala pada saat bangun (Lumbantobing, 2004)
TERAPI 1 UNTUK MASALAH TIDUR
PADA LANSIA
Definisi Memperdengarkan murottal Al-Quran surah Ar-Rahman oleh
Misyari Rasid
Tujuan Agar lansia bisa beristirahat dengan tenang
Manfaat Menurunkan tingkat insomnia pada lansia
Langkah- Memperdengarkan murotal Al-Qur’an pada kelompok
langkah: intervensi dilakukan setiap pagi pukul 06.00 WIB selama 8
hari dalam waktu 12 menit.
Jurnal Efektivitas Mendengarkan Murotal Al-Qur ’ an terhadap
Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sleman
Yogyakarta (2015)
TERAPI 2 UNTUK MASALAH TIDUR
PADA LANSIA
Definisi Terapi relaksasi merendam kaki dengan air hangat
Tujuan Agar lansia bisa beristirahat dengan tenang
Manfaat Menstimulasi efek ingin tidur (sopartifik), menimbulkan efek
relaksasi
Langkah- Merendam kaki di baskom berisi air hangat bisa dilakukan
langkah: pada suhu 42⁰C selama 15-30 menit diantara pukul 19.00 –
21.00, dengan ketinggian air semata kaki
Jurnal Pengaruh terapi dengan air hangat terhadap kualitas tidur
lansia di dusun cambahan gamping kab. Sleman yogyakarta
(2016)
TERAPI 3 UNTUK MASALAH TIDUR
PADA LANSIA
Definisi Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia
Tujuan agar lansia mampu tidur dengan nyaman dan tenang
Manfaat untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut
berulang – berulang kalimat ritual (Allah) dan menghilangkan berbagai
pikiran yang mengganggu, melegakan stress untuk penyakit darah tinggi
penyakit jantung dan hendak susah tidur, sakit kepala.
Langkah- Pelatihan relaksasi pernafasan dilakukan dengan mengatur mekanisme
langkah: pernafasan yaitu pada irama dan intensitas yang lebih lambat dan
dalam sambil mengingat nama Allah SWT
Jurnal Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Upt
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso
REFERENSI
Afriantara, L. (2018). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA DI POSYANDU MAWAR DESAJANGGAN KECAMATAN PONCOL KABUPATEN MAGETAN.

Banjar Bebengan, D. I., Tangeb, D., Mengwi, K., Badung, K., Suadnyana, I. A. A., Nurmawan, S., & Made Muliarta, I. (n.d.). CORE STABILITY EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS
LANJUT USIA.

Fathur Rahman, Handono, dkk(2019). Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif
Hasyim Latif Sidoarjo.

Fatimah, F. S., & Noor, Z. (2015). Efektivitas Mendengarkan Murotal Al-Qur ’ an terhadap Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sleman Yogyakarta. 3(1), 5–9.
https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/view/95/94

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. (2012). PEDOMAN PELAYANAN G I Z I LANJUT US IA.

Murtiyani, N, Suidah, H. 2019. Pengaruh Pemberian Intervensi 12 Balance Exercise Terhadap Keseimbangan Postural Pada Lansia. Jurnal Keperawatan Vol. 12 No. 1

Nazari, N., Yusuf, R., & Tahlil, T. (2016). Dukungan Dan Karakteristik Keluarga Dengan Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia Family Support and Characteristics of the Caring Family On the Elderly
Nutrition. Jurnal Ilmu Keperawatan, 4(2).

Pramita, I., & Susanto, A. D. (n.d.). Sport and Fitness Journal PENGARUH PEMBERIAN SQUARE STEPPING EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA.

Rizka, M. (2018). PENGARUH LATIHAN JALAN KAKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI LANSIA DI PUSKESMAS SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. JURNAL STAMINA, 1(1), 206–218.
stamina.ppj.unp.ac.id

Simorangkir, L., Sinaga, J., Ners, D. P., Santa, S., Medan, E., & Mik, D. P. (2019). SELF-CARE AGENCY MENINGKATKAN PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA DI PANTI WERDA BINJAI SELF-CARE
AGENCY IMPROVES PERSONAL HYGIENE OF ELDERLY IN NURSING HOME BINJAI. In Nursing Current (Vol. 7, Issue 1).

Syarif, M. (2016). Pengaruh terapi dengan air hangat terhadap kualitas tidur lansia di dusun cambahan gamping kab. Sleman Yogyakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.

Yulaikhah, D., Arisdiani, T., Puji Widiastuti, Y., studi Ilmu Keperawatan, P., & Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, S. (2017). PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANJUT USIA.
“ILMU ITU BUKAN YANG DIHAFAL, TETAPI YANG
MEMBERI MANFAAT.’’

IMAM AS-SYAFIE

PERAWATAN ADL
( ACTIVITY DAILY LIVING )
PADA LANSIA

Anda mungkin juga menyukai