Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR KEPERAWATAN LANSIA

Martina Nur maisya 1906010035


Rahma Riski Maulina 1906010036
Nur Wahyuni 1906010037
Ilham Fernanda 1906010038
Ervia Nur Indahsari 19.0601.0039
LANJUT USIA

Menurut World Health Organization (WHO)


Lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih.

Menurut Fatimah (2010)


Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan bilogis, fisik, kejiwaan dan
sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya.
KARAKTERISTIK LANSIA

1 Lansia Merupakan Periode Kemunduran


Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
2. Lansia Memiliki Status Kelompok Minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh
pendapat yang kurang baik

3. Menua Membutuhkan Perubahan Peran


Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal.
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.

4. Penyesuain Yang Buruk Pada Lansia


Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk
sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN LANSIA

Nutrisi Atau Makanan


Perubahan pada saluran pencernaan
menyebabkan penurunan efektivitas
01 02
Lingkungan
Lingkungan yang bersih berperan untuk
meningkatkan kesehatan pada lansia,
penggunaan zat gizi pada lansia. Perlu mengingat bahwa lansia termasuk usia yang
mengatur pola makan dengan jumlah yang rentan terhadap penyakit
cukup untuk mencegah masalah kekurangan
atau kelebihan gizi pada lansia.

Gaya Hidup Pelayanan Kesehatan


Perubahan pola hidup, seperti melakukan
olahraga ringan dan istirahat yang cukup
03 04 Adanya fasilitas kesehatan yang baik juga
menjadi faktor yang memengaruhi kesehatan
merupakan beberapa faktor perilaku yang pada lansia. Seperti adanya posyandu lansia.
memengaruhi kesehatan tubuh pada lansia. Tersedianya fasilitas kesehatan dengan cara
. pelayanan yang baik akan meningkatkan
kesehatan pada lansia.
TIPOLOGI LANSIA
Bermacam -macam tipe lanjut usia, sebagai berikut :
- Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan,
bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
- Tipe mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
teman pergaulan serta memenuhi undangan
- Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya
tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
- Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang, mengikuti kegiatan
beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
- Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.
TIPE TIPE LANSIA

Orang lanjut usia dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tipe yang
bergantung kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi
fisik, mental, social dan ekonominya. Tipe ini antara lain:
- Tipe optimis; santai dan riang=tipe kursi goyang (rocking chairman)
- Tipe konstruktif
- Tipe ketergantungan (dependent)
- Tipe defensive
- Tipe militant dan serius
- Tipe marah/frustasi (the angry man)
- Tipe putus asa (benci pada diri sendiri=self heating man)
MENURUT KEMAMPUAN DIRI SENDIRI

- Lanjut usia mandiri - Lanjut usia mandiri dengan - Lanjut usia mandiri dengan
sepenuhnya bantuan langsung keluarganya bantua tidak langsung

- Lanjut usia dibantu - Lanjut usia Panti Social - Lanjut usia yang dirawat di
oleh badan social Tresna Werda Rumah Sakit
- Lanjut usia yang menderita gangguan
mental
PERUBAHAN FISIK PADA LANJUT USIA
1. Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia mengakibatkan
penurunan tampilan dan fungsi fisik. lansia menjadi lebih
pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu dan pelebaran
lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi
tipis dan keriput, masa tubuh berkurang dan masa lemak
bertambah.
2. Perubahan kardiovaskular yaitu pada katup jantung terjadi
adanya penebalan dan kaku, terjadi penurunan kemampuan
memompa darah (kontraksi dan volume) elastisistas pembuluh
darah menurun serta meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer sehingga tekanan darah meningkat.
3. Perubahan sistem pernapasan yang berhubungan dengan
usia yang mempengaruhi kapasitas fungsi paru yaitu
penurunan elastisitas paru, otot- otot pernapasan kekuatannya
menurun dan kaku, kapasitas residu meningkat sehingga
menarik nafas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya
menurun, kemampuan batuk menurun dan terjadinya
penyempitan pada bronkus.
LANJUTAN

4. Perubahan integumen 5. Perubahan sistem Perubahan musculoskeletal Perubahan gastroinstestinal


terjadi dengan bertambahnya persyarafan terjadi perubahan sering terjadi pada wanita terjadi pelebaran esofagus,
usia mempengaruhi fungsi struktur dan fungsi sistem saraf. pasca monopause yang dapat terjadi penurunan asam lambung,
dan penampilan kulit, dimana Saraf pancaindra mengecil mengalami kehilangan densitas peristaltik menurun sehingga
epidermis dan dermis menjadi sehingga fungsi menurun serta tulang yang masif dapat daya absorpsi juga ikut
lebih tipis, jumlah serat elastis lambat dalam merespon dan mengakibatkan osteoporosis, menurun, ukuran lambung
berkurang dan keriput serta waktu bereaksi khususnya terjadi bungkuk (kifosis), mengecil serta fungsi organ
kulit kepala dan rambut yang berhubungan dengan persendian membesar dan aksesoris menurun sehingga
menipis, rambut dalam hidung stress, berkurangnya atau menjadi kaku (atrofi otot), menyebabkan berkurangnya
dan telinga menebal, hilangnya lapisan mielin kram, tremor, tendon produksi hormon dan enzim
vaskularisasi menurun, rambut akson sehingga menyebabkan mengerut dan mengalami pencernaan.
memutih (uban), kelenjar berkurangnya respon motorik sklerosis.
keringat menurun, kuku keras dan refleks.
dan rapuh serta kuku kaki
tumbuh seperti tanduk.
LANJUTAN

08 Perubahan genitourinaria terjadi pengecilan ginjal, pada aliran


darah ke ginjal menurun, penyaringan di glomerulus menurun dan
fungsi tubulus menurun sehingga kemampuan mengonsentrasikan
urine ikut menurun.
Perubahan pada vesika urinaria terjadi pada wanita yang dapat
09 menyebabkan otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan terjadi
retensi urine.

Perubahan pada pendengaran yaitu terjadi membran timpani


10 atrofi yang dapat menyebabkan ganguan pendengaran dan
tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.
LANJUTAN

11. Perubahan pada penglihatan


terjadi pada respon mata yang
menurun terhadap sinar, adaptasi
terhadap menurun, akomodasi
menurun, lapang pandang menurun,
dan katarak (Siti dkk, 2008).
ADD YOUR TITLE HERE

Pada lansia dapat dilihat dari kemampuanya beradaptasi terhadap kehilangan fisik,
Perubahan sosial, emosional serta mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup.
Psikologis ketakutan menjadi tua dan tidak mampu produktif lagi memunculkan gambaran yang
negatif tentang proses menua. Banyak kultur dan budaya yang ikut menumbuhkan
Lansia angapan negatif tersebut, dimana lansia dipandang sebagai individu yang tidak
mempunyai sumbangan apapun terhadap masyarakat dan memboroskan sumber daya
ekonomi (Fatimah, 2010).
PERUBAHAN MENTAL SPIRITUAL

SPIRITUAL
Perkembangan spiritual yang baik akan
membantu lansia untuk menghadapi
kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan.
Perubahan spiritual pada lansia ditandai
dengan semakin matangnya pada lansia dalam
kehidupan keagamaan dan kepercayaan yang
terintegrasi dalam kehidupan dan terlihat
dalam pola berfikir dan bertindak sehari hari.
Perubahan dalam kebutuhan spiritual
merupakan salah satu parameter yang
mempengaruhi kualitas hidup lansia (Nugroho,
2016).
AGING PROSES

TEORI-TEORI BIOLOGI
1. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
2. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).
3. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory).
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4. “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh.
T
ADD LANJUTAN

5. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan
sel-sel tubuh lelah terpakai.
6. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal
bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
7. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
8. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut
mati.
TEORI KEJIWAAN SOSIAL

KEPRIBADIAN BERLANJUT
AKTIVITAS ATAU KEGIATAN
(continuity theory)
Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada
Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi
dapat dilakukannya. Teori ini menyatakan bahwa pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh
lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut tipe personality yang dimiliki.
banyak dalam kegiatan sosial.
TEORI PEMBEBASAN
UKURAN OPTIMUM (POLA HIDUP) (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
lanjut usia. interaksi sosial lanjut usia menurun, sehingga sering terjaadi
kehilangan ganda (triple loss), yakni:
Kehilangan peran
Hambatan kontak sosial
Berkurangnya kontak komitmen
THE PROFESSIONAL TEMPLATE

THANKS

Anda mungkin juga menyukai