Anda di halaman 1dari 38

Dermatology Emergency

Kepaniteraan Ilmu Kulit dan Kelamin RSUD Pasar Rebo


Periode 10 September – 13 Oktober 2018
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
Hello!
Desya Billa K.A.
Laura Rahardini
Tri Bakti Oktarizal
Kepaniteraan Ilmu Kulit dan Kelamin RSUD Pasar Rebo
Periode 10 September – 13 Oktober 2018
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi 2
STEVEN JOHNSON
SYNDROME &
TOXIC EPIDERMAL
1 NECROLYSIS
Dermatology Emergency

3
Definisi
Reaksi mukokutan akut, ditandai dengan nekrosis epidermis yang
luas sehingga terlepas.
Kedua penyakit ini mirip, hanya dibedakan berdasarkan keparahan
saja. 4
EPIDEMIOLOGI

1,6 kasus/juta penduduk/tahun


Insiden SSJ

0,4 – 1,2 kasus/juta penduduk/tahun


Insiden TEN

5
Klasifikasi

◉ Kriteria berdasarkan luas epidermolisis:


SSJ: < 10% luas permukaan tubuh

Overlap SSJ-NET: 10% - 30% luas permukaan tubuh

NET: > 30% luas permukaan tubuh

6
Etiologi

Obat-obatan Lainnya
◉ Allopurinol ◉ Infeksi Mycoplasma
◉ Sulfonamida pneumoniae
◉ Oxicam (NSAID) ◉ Infeksi virus
◉ Antikonvulsan ◉ Imunisasi
aromatik
◉ Nevirapin

7
Sumber: Atlas dan Sinopsis Dermatologi
Klinis Fitzpatrick,
8 2017)
Patogenesis

Reaksi
sitotoksik Apoptosis
Etiologi
terhadap luas
keratinosit

Obat-obatan dan lainnya Sel NK dan sel limfosit


CD8+ yang spesifik
terhadap obat penyebab

9
Manifestasi Klinis

Timbul kelainan kulit


• Segera, beberapa hari/jam, atau hingga
8 minggu setelah awal pajanan obat

Gejala prodromal
• Demam, nyeri kepala, malaise,
batuk/pilek selama 1-3 hari
10
Manifestasi Klinis

• Makula eritematosa atau purpurik, dapat pula ada lesi target


Lesi di • Simetris di wajah, badan dan bagian proksimal ekstremitas
kulit

Nekrosis • Bula kendur (tanda Nikolsky positif)


lesi di
kulit

Lesi di • Minimal di 2 lokasi: Oral, mata atau genital


mukosa

11
NET: Gambaran non NET: Gambaran eksantema NET: Gambaran
eksantema diffus Ruam makula berkonfluens eksantema
Eritema menyebar pada yang menyebar luas dengan Ruam makula menyatu.
hampir seluruh tubuh  kerutan epidermis di beberapa
Epidermis nekrosis yang
Epidermis berkerut, terlepas tempat.
terlepas. dan meluruh 
dan meluruh  Erosi yang Pelepasan epidermis pada Timbul erosi yang besar
besar. tempat yang ditekan (Tanda dan sangat nyeri.
Nikolsky)  Erosi berwarna
merah.
12
Gambaran lesi pada Gambaran lesi pada Gambaran lesi pada
Genital Oral Mata

13
Diagnosis Banding

Scarlet Exanthema Phototoxic Exfoliativa Generali- SSSS


Fever -tous drug Eruption Dermatitis zed Bullous
eruption Fixed
Drugs
Eruption

14
Tatalaksana
Early Diagnosis Glukokortikoid Sistemik Rehidrasi
Diagnosis sedini mungkin Pemberian high dose pada Awasi pemberian cairan
dan segera hentikan obat awal onset dapat dan elektrolit intravena
yang dicurigai menurunkan angka
morbiditas dan
mortalitas.

Best Care Keterbalitan Eye Lession


Oropharyngeal
Intermediate or Intensive Erythromicin ointment
Care Unit Suction untuk mencegah
terjadinya pneumonitis
aspirasi

Pencegahan
Hindari pemakaian obat dari golongan yang sama 15
Tatalaksana

NON MEDIKAMENTOSA:
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Penanganan kulit yang epidermolisis 
kompres untuk mencegah infeksi
3. Nutrisi melalui oral atau naso gastrik

16
Tatalaksana
MEDIKAMENTOSA
1. Stop obat pencetus
2. Rawat di ICU untuk monitor ketat dan mencegah infeksi nosokomial
3. Topikal
• Tujuan: mencegah kulit terlepas lebih banyak, mencegah infeksi, mempercepat re epitelisasi
• Berikan Pelembab berminyak  50% petroleum dan 50% parafin
4. Sistemik
• Steroid sistemik Dexametason IV yang setara dengan prednison
• SSJ  Prednison 1-4mg/KgBB/ hari
• SSJ-NET Prednison 3-4mg/KgBB/hari
• NET  Prednison 4-6mg/KgBB/hari
• Analgesik jiika perlu  Nyeri ringan: Paracetamol.
17
Berat : Tramadoll
Prognosis

• Nekrosis jaringan kulit meluas


• Transcutaneous fluid loss
• Gangguan elektrolit
• Azotemia pre renal
• Kolonisasi bakteri
• Hipermetabolik
• Jika penggunaan obat berulang, gejala
yang ditimbulkan akan lebih parah

18
STAPHYLOCOCCAL
SCALDED
SKIN
2 SYNDROME
Dermatology Emergency

19
Definisi
Bentuk penyakit kulit yang berat dan disebabkan oleh
eksotoksin eksfoliatif yang dihasilkan S. aureus faga grup II
dan ditandai oleh pembentukan bula dan eksfoliasi yang
generalisata
20
Etiologi

Toksin eksfoliatif A (ETA) dan B (ETB) yang dihasilkan


dari strain toksigenik bakteri staphylococcus aureus
grup II faga 52, 55, dan/atau faga 71 21
Patogenesis

Bakteri menghasilkan
Sumber infeksi di eksotoksin Toksin sampai ke
mata, hidung, telinga (epidermolin & kulit mengakibatkan
tenggorokan eksfoliatin) yang epidermolisis
bersifat epidermolisis

22
Manifestasi Klinis
24-48 jam 
Eritem meluas pada benjolan-benjolan
Demam, malaise, kulit yang biasa berisi cairan 
gelisah, nyeri terjadi pada daerah mudah pecah 
lipatan kesan seperti
terbakar

2-3 hari  lapisan Luka terbuka


atas kulit Luka terbuka yang mengering 
mengeriput  lembab, merah dan deskuamasi 
pengelupasan nyeri sembuh dalam 7–14
lembaran kulit hari.
23
Bercak Bu l a berd ind ing Luka yang
kemerahan yang tip is yang p ec ah
telah
menyebar pada d an mengering dan
lengan, muka meninggal k an mulai terjadi
dan badan bayi k esan terbak ar
d esk u amasi
penderita SSSS 24
Diagnosis

Pemeriksaan Bakterial
• Jika terdapat infeksi ditempat
lain selain kulit

Histopatologi
intraepidermal cleavage
induced by the epidermolytic
toxin occurs within or just
below the stratum

• Khas  lepuh intraepidermal,


granulosum. Note paucity of
cells in generalized disease.
cleavage occurs in the
granular layer and is due to
acantholysis. compacted
celah pada stratum
acantholytic cells in the
blister roof granulosum 25
Tatalaksana

 Antibiotik → derivat penisilin yang efektif bagi


S.aureus
◉ Kloksasilin: 2x250 mg untuk dewasa, pada
neonatus (penyakit Ritter), dosis 3x50 mg
sehari
◉ Klindamisis
◉ Cephalosporin generasi 1
 Topikal: sofratule atau krim antibiotik
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
26
27

Prognosis
Kematian dapat terjadi, terutama pada bayi berusia
di bawah setahun, yang berkisar antara 1-10%.
Penyebab utama kematian ialah tidak adanya
keseimbangan cairan/elektrolit dan sepsis .
Angka kematian pada dewasa lebih besar (50 -60%).


3 ERITODERMA
Dermatology Emergency

28
Definisi
Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan
atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup
90% permukaan tubuh yang berlangsung dalam beberapa
hari sampai beberapa minggu
29
Etiologi

Alergi obat secara sistemik

Perluasan penyakit kulit

Penyakit sistemik

30
Penyakit Kulit Penyakit Sistemik Obat-obatan
 Dermatitis atopik  Mikosis fungoides  Sulfonamid
 Dermatitis kontak  Penyakit Hodgkin  Antimalaria
 Dermatofitosis  Limfoma  Penisilin
 Penyakit Leiner  Leukemia akut dan kronis  Sefalosporin
 Liken planus  Multipel mieloma  Arsen
 Mikosis fungoides  Karsinoma paru  Merkuri
 Pemfigus foliaceus  Karsinoma rektum  Barbiturat
 Pitiriasis rubra  Karsinoma tuba falopii  Aspirin
 Psoriasis  Dermatitis papuloskuamosa  Kodein
 Sindrom Reiter pada AIDS  Difenilhidantoin
 Dermatitis  Yodium
seboroik  Isoniazid
 Dermatitis statis  Kuinidin
 Kaptopril

31
Suhu tubuh tidak
Pelebaran
Agen teratur akibat
Pembuluh
peningkatan
Darah
suhu

Patogenesis
Renal
Dehidrasi
Heat
Hipotermia Mekanisme
Failure Loss
terjadinya
eritroderma belum
CO
meningkat diketahui dengan
Decomp
Metabolisme jelas
meningkat

Skuama loss Hipoproteinemi


a Edema
9 gr/m2
32
Manifestasi Klinis
Penyakit
Penyakit Kulit Alergi Obat
Sistemik
• Psoriasis Karena • Sindrom Sezary • Alergi timbul
penyakit atau eritema akut dalam 10
obat yang terlalu berwarna merah hari  Eritem
kuat  eritema membara yang Penyembuhan 
tak merata, universal skuama
skuama tebal, disertai skuama • Edema wajah
pitting nail dan rasa sangat dan leher
• Leiner Eritema gatal, Infiltrat
universal & pada kulit dan
skuama kasar edema
33
Diagnosis

Pada pemeriksaan darah


didapatkan albumin serum yang
rendah dan peningkatan
gammaglobulins,
ketidakseimbangan elektrolit,
protein fase akut meningkat,
leukositosis, maupun anemia
ringan

34
Tatalaksana

Sesu ai k au sa  e ritro de rma ka re na oba t 


HENTIKA N OBA T

◉ P em berian k o rtik o stero id :


• E ritro de rm a ka re na o ba t  p red niso n 4x 1 0 mg
• E ritr o de rm a ka re na pe rl u a s a n pe n y a kit ku l it 
p red ni so n 4x 1 0 m g - 4x 1 5 m g/ hari . j ik a a d a
p er baik an, d o si s d it u r u n k an p erl ah an -lah an . Ji k a
tid ak ad a p erbaik an d o sis d ap at d inaik k an .
• L e ine r D is e a s e  p red niso n 3 x 1 -2 mg/ hari
• S e za ry S y ndrome  p rednison 3 0 mg/ hari
35
Tatalaksana

E ritr o de rm a kr o ni s  b eri d i e t ting gi p r o tein


k arena t erl ep a sn ya sk u a ma m en ye b abk an
k ehil angan p rotein

K e l a i na n k u l it  o l e si e mo l l i en b eru p a s alep
l ano l in 1 0% a tau k ri m u rea 1 0% u ntu k men gu rangi
rad iasi ak ibat v aso d il atsi o l eh eritema

36
37

Prognosis
Prognosis eritroderma tergantung pada
proses penyakit yang mendasarinya


Terima
Kasih

38

Anda mungkin juga menyukai