1
JAWABAN
Apa diagnosis banding bayangan opaque pada lapangan paru dan
bagaimanakah gambaran radiologis nya ?
Kelainan parenkim paru dengan densitas yang meninggi:
1) Kelainan parenkim paru dengan densitas homogen, berbatas tegas, yang
mempunyai gambaran lobar atau segmental dan berbentuk poligonal atau
segitiga.
Atelektasis
Pneumoni lobaris
Infark paru
Lung sequestration
Epituberkulosa
2) Kelainan parenkim paru dengan batas tidak tegas dan tersebar irregular.
Kelainan yang tersebar dimana saja:
Tuberkulosis anak-anak
Bronkopneumoni tengah dan bawah
Kelainan dengan kecenderungan untuk distribusi di bagian basal paru:
Bronkiektasis
Aspirasi pneumoni
Hypostatic pneumoni
Kelainan dengan tendesi untuk berlokalisasi di bagian 2/3 medial dari
lapangan paru:
Edema paru
Uremic lung
Pulmonary alveolar proteinosis
Penyakit-penyakit kolagen
Kelainan dengan kecenderungan untuk distribusi di apeks atau daerah
sub-apikal:
TB dewasa
infeksi mikotik pada paru
chronic hypereosinophilia
Kelainan yang bertendendensi migrasi dari satu tempat ke tempat lain:
2
Loeffler's syndrome
3) Kelainan paru dengan lesi noduler dengan batas yang tegas.
Lesi noduler yang soliter
0,5-3 cm : coin lesion
> 3 cm
Multipel nodule
Metastasis tumor ganas
Pneumoconiosis
Caplan's syndrome (rheumatoid pneumoconiosis)
Silo-filler's disease
Multipel granul/miliar
Miliar tuberculosis
Histoplasmosis
Sarcoidosis
Pulmonary amyloidosis
Alveolar carcinoma dari paru
Metastasis
4) Kelainan paru dengan densitas bergaris (linear density)
Arteri-arteri paru mengalami dilatasi
Vena-vena paru mengalami dilatasi
Lymphatic paru mengalami dilatasi
Fibrosis peribronkial yang bertambah
Plate-like / Linear atelektasis (Fleischner)
3
Gambaran radiologis
a. Pneumonia
b. Edema Pulmo
Hidrostatik pulmonary edema didefiniskan sebagai adanya cairan
abnormal di paru akibat meningkatnya tekanan vena paru akibat dari
gagalnya ventrikel kiri, mitral stenosis, atau meningkatnya volume
darah, gagal ginjal, ataupun overhidrasi.
Edema interstitial dapat dilihat pada foto toraks dan CT scan sebagai
gambaran mengaburnya batas antara pembuluh darah dan dinding
bronkus (peribronchial cuffing), menebalnya fisura (subpleural
edema), dan penebalan septa interlobular (Kerley lines) (Fig. 3-7).
Seiring meningkatnya tekanan interstitial, air didorong masuk ke
dalam ruang alveolar melalui membrane kapiler alveolus; oleh karena
4
itu, edema seringkalo terlihat sebagai kombinasi dari kelainan opasitas
paru alveolar dan interstitial.
Foto thoraks juga dapat menunjukkan adanya kelainan lain yang
berhubungan. Seperti cardiomegaly, pleural effusions, dan melebarnya
pedikulus pembuluh darah, membesarnya vena azigos, dan redistribusi
vascular. Edema pulmo merupakan penyebab umum penyakit paru
interstitial, yang harus selalu dipertimbangkan sebagai diagnosis
banding penyakit paru interstisial. Edema paru juga dapat terjadi pada
orang dengan ukuran jantung normal.
5
c. Metastase
Foto rontgent lesi pada paru yang dapat bersifat soliter atau
multiple..
Mungkin sudah terjadi kalsifikasi (osteosarcoma, breast,
thyroid and mucinous adenocarcinoma).
Dapat berukuran kecil (thyroid, breast, prostate,
choriocarcinoma).
Kavitasi (squamous cell, colon, melanoma, transitional cell
carcinoma).
Haemorrhagic (choriocarcinoma, melanoma, thyroid).
Endobronchial (lung, lymphoma, breast, renal or colorectal
carcinoma).
Opasifikasi saluran udara (adenocarcinoma of the breast,
ovary or GI tract).
Dapat disertai limfadenopati.
Septal lines, irregular fissural nodularity lymphangitis
(breast, colon, pancreas and stomach).
6
d. Effusi Pleura
CXR (PA film) efusi yang kurang dari 300 mL mungkin tidak akan
tidak terlihat pada foto thorax.
Dapat terjadi penumpulan dari sudut costophrenicus. Bayangan
dengan densitas radioopaque meluas dari basal dengan
permukaan atas menyerupai meniscus. Dapat meluas hingga
apeks sehingga menyebabkan pergeseran mediastinum
menjauhi efusi.
Posisi lateral decubitus dapat memperlihatkan efusi dengan
volume cairan yang sedikit.
Selalu cari penyakit yang menyababkan efusi tersebut terjadi.
e. Abses
Paling umum terjadi pada aspek apicoposterior aspect dari
lobus superior paru atau pada segmen apeks dari lobus inferior
paru.
Foto toraks dapat menunjukkan gambaran normal pada 72 jam
pertama.
7
Gambaran thorax kavitasi terutama pada area sferis dari
konsolidasi biasanya berdiameter >2 cm, namun dapat
mencapai diameter 12 cm. biasanya terdapat air fluid level.
Biasanya dimensi dari abses sama apabila dinilai dari proyeksi
frontal ataupun lateral.
CT merupakan pemeriksaan penting dalam membedakannya
dengan lesi lain. Dinding abses biasanya tebal dan ireguler,
berisi lokula dari udara bebas. Penting untuk memastikan tidak
terdapat hubungan bebas antara abses bronchial tree
(bronchopleural fistula).
8
f. Aneurisma Arkus Aorta
Sebuah massa mediastinum yang terdiri dari jaringan lunak di region
aorta, berukuran 410 cm. Aorta yang melebar dan berliku-liku, aorta
>4.5 cm. Kalsifikasi Curvilinear melapisi bagian luar dinding aorta.
Efusi pleura kiri, left apical cap atau kolaps lobus paru kiri bawah.
9
Beberapa penyakit beserta gambaran radiologi, terdapat pada tabel berikut ini:
Perselubung Homogenit
Penyakit Batas Bentuk Besar
an putih as
Tergantung
- Infiltrat di apeks
TB paru aktif + + Tegas lesi
- Terdapat cavitas
penyakit
Tersebar di
- Khas terdapat
TB Milier + + Tegas kedua
bercak grabuler
lapang paru
Tergantung
- Kalsifikasi
Bekas TB paru + + Tegas lesi
- Fibrosis
penyakit
- Infiltrat disertai Tergantung
cavitas, bintik lesi
kalsifikasi, garis penyakit
TB paru lama
+ + Tegas fibrosis yang
aktif
menyebabkan
retraksi hilus ke
atas
- Perselubungan Tergantung
homogen pada lesi
lapangan penyakit
Pneumonia + + Tegas
atas/tengah/bawah
pulmo
dextra/sinistra
- Bercak infiltrat Tergantung
pada lapangan lesi
Bronkopneumonia + + Tegas bawah/tengah penyakit
pulmo
dextra/sinistra
- Perselubungan Tersebar di
perihiler bilateral kedua
Edema pulmo + + Tegas yang memberikan lapang paru
gambaran bat
wings appearance
- Perselubungan Tergantung
homogen pada lesi
lapangan paru penyakit
dextra/sinistra
- Tampak shift
Atelektasis + + Tegas trakea dan
mediastinum ke
arah lesi dan
hiperaerasi pada
paru sebelahnya
10
pada lapangan paru lesi
dextra/sinistra penyakit
dengan dinding
tebal
- Air fluid level +
- Perselubungan Tergantung
homogen berbatas lesi
Tumor paru + + Tegas
tegas pada daerah penyakit
paru dextra/sinistra
- Perselubungan Tergantung
homogen setinggi lesi
ICS pada penyakit
hemithoraks
Efusi pleura + + Tegas
dextra/sinistra
yang menutupi
sinus diafragma
dan batas jantung
- Tampak corakan Tergantung
putih bentuk bulat lesi
Bula Terinfeksi + + Tegas
pada lapangan paru penyakit
dextra/sinistra
- Perselubungan Tergantung
homogen pada lesi
Infeksi mikotik lapangan penyakit
+ + Tegas
paru atas/tengah/bawah
pulmo
dextra/sinistra
- Gambaran putih Tergantung
berbatas tegas besarnya
membentuk korpus
Korpus alienum + + Tegas
gambaran densitas alienum
tinggi berwarna
putih
11
Apa diagnosis banding bayangan luscent pada lapangan paru dan
bagaimanakah gambaran radiologis nya ?
Kelainan dari parenkim paru dengan densitas menurun / radioluscent yang
bertambah:
1. Generalized
Pneumothoraks
Emfisema
Idiopathic hyperluscent
Pulmonary stenosis
Emboli paru
COPD
2. Circumscribe
Soliter
Bleb
Kavitas
Bula
Kista
Pnematocele
Hernia
Multipel
Kista
Kavitas
Honey comb
Pneumatocele
12
Gambaran radiologis
1. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
Ini adalah Foto Thorax dengan pasien COPD. Kedua lapangan paru terlihat lebih
hitam dan lebih besar secara volume dibandingkan dengan gambaran normal.
Hemidiafragma terlihat rata dan pada bagian tengah dan terdapat bullae di bagian
tengah paru. Lebih sedikit pembuluh darah yang terlihat secara peripheral
terutama di bagian atas dan tengah, tetapi arteri pulmonari terlihat besar di
pertengahan, menandakan adanya perkembangan hipertensi arterial pulmonari
lanjutan.
Jika kita mau menentukan penyebab adanya bayangan hitam pada kedua lapangan
paru, maka yang perlu kita perhatikan adalah :
Perhatikan masalah daya tembus. Lihat pada corpus vertebrae yang berada di
belakang jantung. Ingat bahwa sinar-x yang daya tembusnya besar akan
memberikan gambaran corpus vertebrae lebih keras di belakang bayangan
jantung. Jika corpus vertebrae tersebut terlihat sangat jelas, maka ini berarti daya
13
tembus sinar-x terlalu tinggi. Hal ini akan menyebabkan gambaran paru terlihat
hitam. Jika ini terjadi maka COPD tidak bisa dinilai karena penyebab gambaran
paru terlihat hitam bukan karena penyakit tetapi karena over expose.
Namun jika kita merasa bahwa faktor eksposi yang kita gunakan sudah tepat,
maka penyebab gambaran hitam pada kedua lapangan paru kebanyakan adalah
karena COPD. COPD ditandai dengan pembesaran paru-paru yang disebabkan
karena adanya udara yang terjebak dan berkembangnya bullae (bullae adalah
istilah medis untuk gelembung yang dilapisi oleh kulit dan didalamnya terpat
udara atau cairan). Untuk memastikan bahwa ini COPD maka harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Hitung jumlah costae yang telihat secara anterior. Jika paru-paru membesar,
maka kita dapat menghitung costae lebih dari tujuh. Hati-hati dalam perhitungan
ini, sebab kadang-kadang pada pasien normal, kita juga dapat menghitung costae
lebih dari tujuh.
2. Lihat bentuk diafragma. Pada kasus COPD diafragma terlihat flat bahkan
kadang-kadang membuka ke atas. Hal ini lebih memudahkan dalam penandaan
adanya hiper ekspansi daripada menghitung jumlah costae.
3. Lihat bentuk dari jantung. Thorax yang mengalami pelebaran pada kasus
COPD akan membuat sinar-x menjadikan jantung menjadi elongasi dan terlihat
mengecil, terangkat dari batas bawahnya.
4. Lihat Bullae. Terdapat daerah hitam yang jelas pada paru-paru biasanya terlihat
melingkar, dikelilingi oleh bayangan garis rambut. Bullae menekan paru-paru
normal dan menyimpangkan pembuluh-pembuluh darah yang berada disekeliling
paru-paru jadi untuk melihat bullae ini cari daerah yang terdapat penyimpangan
pembuluh darah, biasanya di situ terdapat bullae.
5. Lihat tanda-tanda paru. Paru-paru yang hitam karena COPD biasanya diiringi
14
oleh menurunnya tanda-tanda paru. Penurunan tanda-tanda paru ini terjadi pada
kedua lapangan paru (bilateral) dan menyebar secara lurus mulai dari hilum yang
menjadi pendek dan tebal hingga ke peripheral.
2. Pneumothorax
1. Lihat ujung paru. Pada pneumothorax kita dapat melihat ujung dari paru
terlihat tidak normal. Perhatikan lebih seksama bagian atas, dimana udara
15
akan terakumulasi pertama kali. Mata kita terlatih untuk melihat garis
horisontal lebih baik dibandingkan dengan melihat garis vertikal sehingga
kadang-kadang lebih mudah mendeteksi ujung paru apabila foto thorax
tersebut diputar sehingga ujung paru berada di atas dan dibawah bukan di
kanan dan di kiri.
3. Lihat sisa paru yang ada. Bullous disease tampak berkurang jika sisa
paru yang ada tampak normal.
5. Minta pasien untuk melakukan ekspirasi saat foto thorax diambil. Pada
umumnya Thorax akan terlihat lebih kecil saat ekspirasi, namun pada
pneumothorax, thorax terlihat lebih besar saat ekspirasi.
16
3. Tension Pneumothorax
Pasangan foto thorax diatas menunjukkan adanya potensi kondisi yang fatal dari
tension pneumothorax (pneumothorax yang disebabkan karena adanya
penekanan). Pada Foto Inspirasi, paru kanan semuanya kolaps, tetapi mediastinum
berada ditengah. Pada Foto Ekspirasi, udara terjebak di hemithorax kanan di
bawah tekanan positif, jantung dan paru kiri tertekan ke arah kiri. Vena balik
jantung mengalami obstruksi dengan potensi hasil yang fatal jika cavum pleura
tidak segera dikeringkan.
17
bergeser dari paru yang mengalami tension pneumothorax.
3. Lihat bentuk mediastinum. Lihat pada ujung dari paru yang berwarna hitam.
Jika dia cekung ke arah yang berwarna hitam, maka dicurigai adanya tension
pneumothorax.
4. Selalu ingat pada pasien. Tension Pneumothorax bisa berkembang kapan saja
dan jika pasien tiba-tiba mengalami stres, maka gambaran tension pneumothorax
bisa hilang saat diambil foto thorax pada kondisi stres ini, padahal pasiennya
masih memiliki tension pneumothorax.
4. Pulmonary embolus
Foto thorax di atas diambil dari pasien yang mengalami pembesaran pulmonary
embolus akut. Perhatikan dengan baik pada daerah kanan atas. Mendadak muncul
fissura horisontal dimana daerah tersebut terlihat lebih hitam dibandingkan
dengan bagian kiri pada tinggi yang sama (tanda panah). Ini merupakan
Westermarks sign dari perfusi yang berkurang pada daerah paru yang
mengindikasikan bahwa arteri pada daerah ini mengandung gumpalan besar.
Bagaimanakah patofisiologi dan gambaran Tuberkulosis anak?
18
Patofisiologi tuberkulosis
Selain oleh M. tuberculosis dari orang dewasa atau anak lain, anak dapat
terinfeksi Mycobacterium bovis dari susu sapi yang tidak dipasteurisasi. Infeksi
M. bovis ini umumnya bermanifestasi sebagai TB kelenjar getah bening atau TB
usus.
Sebagian besar anak yang terinfeksi M. tuberculosis tidak menjadi sakit selama
masa anakanak. Satusatunya bukti infeksi mungkin hanyalah tes tuberkulin kulit
yang positif. Kemungkinan paling besar anak menjadi sakit dari infeksi M.
tuberculosis adalah segera setelah infeksi dan menurun seiring waktu. Jika anak
yang terinfeksi menjadi sakit, sebagian besar akan menunjukkan gejala dalam
jangka waktu satu tahun setelah infeksi. Namun untuk bayi, jangka waktu tersebut
mungkin hanya 68 minggu.
19
Masa inkubasi tuberkulosis yaitu 2-10 minggu sesudah exposure (IDAI, 2008).
Proses terbentuknya tuberkulosis primer; Di paru basil yang berkembang biak
menimbulkan suatu daerah radang yang disebut afek/fokus primer dari ghon.
Kemudian, basil akan menjalar melalui saluran limfe dan terjadi limfangitis dan
akan terjadi limfadenitis regional. Pada lobus atas paru akan terjadi pada kelenjar
limfe pada trakheal, sedangkan pada lobus bawah akan terjadi pada kelenjar limfe
hiler.
Pada proses tuberkulosis primer pada anak biasa melalui inhalasi. Komplikasi
yang sangat mungkin terjadi adalah pleuritis, karena perluasan infiltrat primer ke
pleura melalui penyebaran hematogen. Komplikasi lain adalah atelektasis akibat
stenosis bronkus karena perforasi kelenjar ke dalam bronkus.
20
d. Milier
e. Atelektasis
f. Kavitas
g. Kalsifikasi dengan infiltrat
h. Tuberkuloma
Pada TB paru anak, ciri radiografi adalah berukuran relatif lebih besar dan
pentingnya limfadenopati dibandingkan dengan ukuran yang kurang signifikan
pada fokus parenkim. Adenopati selalu hadir dengan tuberkulosis pada anak,
tetapi tidak dapat dilihat oleh radiograf polos ketika temuan paru lainnya muncul.
Kebanyakan kasus TB paru pada anak, infiltrat ringan parenkim dan
limfadenopati resolusi secara spontan, radiografi dada tetap normal, dan anak
tanpa gejala. Pada beberapa anak, kelenjar getah bening hilus dan mediastinum
terus membesar dan dapat segera terlihat pada rontgen dada. Sumbatan sebagian
bronkus yang disebabkan oleh kompresi eksternal dari node membesar dapat
menyebabkan terperangkapnya udara, hiperinflasi, dan bahkan emfisema. Nodus
yang menempel dan menyusup ke dinding bronkus, caseum mengisi lumen
menyebabkan obstruksi lengkap. Hal ini menyebabkan atelektasis yang biasanya
melibatkan distal segmen lobar ke lumen terhambat. Yang dihasilkan bayangan
radiografi biasanya disebut runtuhnya-konsolidasi atau lesi segmental. Temuan ini
mirip dengan yang disebabkan oleh aspirasi benda asing; pada dasarnya, kelenjar
getah bening bertindak sebagai benda asing. Beberapa lesi segmental di lobus
yang berbeda dapat terlihat pada 25% anak-anak.
21
Gambar Chest x-ray pada anak dengan TB paru primer
Temuan radiografi lainnya terjadi pada beberapa pasien . Kadang-kadang, anak-
anak memiliki gambaran lobar pneumonia tanpa muncul gambaran limfadenopati.
Jika infeksi semakin destruktif, pencairan parenkim paru menyebabkan
pembentukan rongga tuberkulosis berdinding tipis primer. Jarang lesi bulosa
terjadi di paru-paru yang mengarah ke pneumothorax. Pembesaran kelenjar getah
bening subcarinal menyebabkan kompresi esofagus, dan jarang fistula
bronchoesophageal. Sebuah tanda tuberkulosis subcarinal adalah splaying
horizontal bronkus mainstem.
22
Perbedaan tuberkulosis primer (TB anak) dengan tuberkulosis sekunder (TB
dewasa/re-infeksi) antara lain, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
23
Sebutkan klasifikasi Tuberkulosis
Nasional
Tb. Paru
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA), TB paru dibagi atas:
a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan
hasil BTA positif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan biakan positif
b. Tuberkulosis paru BTA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,
gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan
tuberkulosis aktif
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan
biakan M. tuberculosis
24
2. Berdasarkan tipe pasien
Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.
Ada beberapa tipe pasien yaitu :
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.
b. Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Bila BTA
negatif atau biakan negatif tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi
aktif / perburukan dan terdapat gejala klinis maka harus dipikirkan
beberapa kemungkinan :
Lesi nontuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis, jamur,
keganasan dll)
TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang
berkompeten menangani kasus tuberkulosis
c. Kasus default atau drop out
Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan > 1 bulan dan
tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum
masa pengobatannya selesai.
d. Kasus gagal
Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan) atau akhir pengobatan.
e. Kasus kronik
Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah
selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2 dengan
pengawasan yang baik.
f. Kasus Bekas TB:
25
Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada)
dan gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB yang tidak
aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang menetap.
Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung.
Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah
mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks
ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi
b. Tb Sekunder/ Tb re-infeksi
Timbul pada seseorang dengan riw. Tb primer
Gambaran khas: kavitas
Bercak infiltrat yang terlihat pada foto thoraks biasanya di lapangan atas dan
segmen apikal lobus bawah, kadang twrlihat di bagian basal paru yang
biasanya disertai oleh pleuritis
26
Kadang dan sering disertai terjadi pembesaran kelenjar limfe
Internasional
Class Type Description
TB-0 -No TB exposure Tidak ada riwayat terpapar. Reaksi
-Not infected negatif terhadap tes tuberkulin.
TB-1 -TB exposure Ada riwayat terpapar. Reaksi negatif
-No evidence of terhadap tes tuberkulin.
infection
TB-2 -TB infection Reaksi positif terhadap tes
-No disease tuberkulin. Pemeriksaan
bakteriologi negatif (jika dilakukan).
Tidak ada penemuan klinis dan
radiologis TB.
TB-3 -Current TB disease Pemeriksaan kultur positif (jika
dilakukan) / pemeriksaan tes
tuberkulin positif dan klinis dan/atau
radiologis menunjukkan penyakit
27
awal TB.
TB-4 -Previous TB disease Riwayat episode TB (+), penemuan
abnormal pada pemeriksaan
radiologi pada orang dengan reaksi
positif tes tuberkulin, pemeriksaan
bakteriologi (-) (jika dikerjakan) dan
tidak ditemukan klinis dan
radiologis penyakit awal TB.
TB-5 -TB Suspect Diagnosis pending (pasien tidak
dapat diklasifikasikan lebih dari 3
bulan).
28
Sebutkan organ-organ retroperitoneal dan intraperitoneal?
Pembagian Organ di Cavum Abdomen Berdasarkan Letaknya terhadap
Peritoneum.
Organ intraperitoneal
Organ di dalam cavum abdomen yang sebagian besar (>2/3 permukaan
organnya) diliputi oleh peritoneum visceral, dan biasanya memiliki
penggantung. Organ tersebut adalah:
1. gaster
2. vesica fellea
3. lien
4. duodenum pars superior
5. hepar
6. jejunum
7. ileum
8. colon transversum
9. colon sigmoid
10. caecum
11. appendix vermiformis
12. cauda pancreas
Organ retroperitoneal/ekstraperitoneal
Organ di dalam cavum abdomen yang sebagian kecil (hanya <1.3 bagian
organnya) ditutupi oleh peritoneum visceral sejak lahir hingga dewasa,
meliputi traktus urinarius dan vaskular besar, antara lain:
1. Ren
2. Ureter
3. Vesica urinaria
4. Vena cava inferior
5. Aorta abdominalis
6. Ductus thoracicus
Organ ekstraperitoneal sekunder
Organ di dalam cavum abdomen yang semula terletak intraperitoneal
kemudian menjadi retroperitoneal, antara lain:
29
1. colon ascendensm
2. colon decendens
3. rectum
4. pankreas (caput, collum, corpus)
5. duodenum (pars descendens, pars tranversum, pars descendens)
30
Bagaimanakan persiapan, indikasi, kontraindikasi dan pelaksanaan
pemeriksaan :
a. IVP
b. Colon in loop
Persiapan :
Pemeriksaan ureum kreatinin
ureum maksimum 60 mg %
kreatinin maksimum 2 mg %
Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laxantia (pencahar) untuk
membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.
Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.99 malam sebelum pemeriksaan
untuk mendapat keadaan dehidrasi ringan.
Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok (untuk
menghindari udara usus saat pemeriksaan).
Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk
mendistensikan lambung dengan gas.
Pada pasien rawat inap diberikan lavement.
31
Skin test subkutan.
Pelaksanaan :
Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih
Dilakukan foto BNO
Injeksi kontras intravena (setelah cek tensi dan cek alergi)
Beberapa saat setelah injeksi dapat terjadi flushing, rasa asin di lidah, sakit
kepala ringan, gatal, mual/muntah
Jenis kontras yang digunakan :
tonik : contohnya urografin
non tonik : lapanero, ultravist, omnipaque
Pengambilan foto serial
Sebaiknya segera setelah pasien disuntikkan kontras, kedua ureter di bendung,
baru dibuat foto serial.
menit ke-5 : menilai nefrogram dan pelviocalices system (pcs)
menit ke-15 : menilai pcs sampai dengan kedua ureter
menit ke-30 : menilai uretrerovesico juntion
menit ke-45 : menilai vesika urinaria dan funf=gsi voiding (fungsi
pengosongan kandung kencing), yaitu melihat kontraksi otot-otot vesika
urinaria.
Colon in loop:
No Indikasi Kontraindikasi
1 Kelainan kongenital (Hirsprung Ileus paralitik
2 disease) Perforasi usus
3 Peradangan kronik Peritonitis
4 Tumor abdomen Ileus obstruktif lama (>8 jam)
Obstruksi kolon
- invaginasi
5 - volvulus Infeksi akut saluran cerna
6 General Check up Kolitis berat, dimana dinding
abdomen menjadi sangat tipis dan
32
7 ditakutkan terjadi perforasi
KU pasien yang jelek
Persiapan :
Mengubah pola makan penderita. Penderita hendaknya memakan makanan
yang mempunyai konsistensi lunak, rendah serat, ataupun rendah lemak
Minum air sebanyak mungkin agar tinja di kolon tetap lembek
pemberian pencahar
lama persiapan berkisar 1 -2 hari tergantung keadaan penderita dan klinis
Pelaksanaan :
Satu hari sebelum peneriksaan pasien makan bubur kecap
Jam 20.00 makan malam terakhir
Jam 22.00 pasien makan garam inggris (MgSO4) dan mulai puasa
Boleh minum, maksimal 100 cc sampai jam 12 malam
Mengurangi bicara dan merokok untuk menghindari penumpukan udara
dalam seluruh traktus gastrointestinal
Pasien rawat inap boleh diberikan lavement
33