*

OLEH
NAHDIA FADHILA
1218011109

Perceptor :
dr. Tantri Dwi Kaniya, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM ABDUL
MOELOEK
2017
*
 *
Hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang
bersifat parsial maupun total

Langsung
Fraktur Fraktur

Sifat
disebabkan spontan/
trauma patologik

trauma
yang berat

Fraktur Tidak
langsung
stress/fatigue
Tipe fraktur
A. Fraktur transversal

B. Fraktur oblik

C. Fraktur kominutif

D. Fraktur avulsi

E. Fraktur Greenstick
F. Fraktur epifisis dengan
separasi
G. Fraktur
kompresi
H. Fraktur impresi
 *
A. FRAKTUR COLLUM FEMUR

Klasifikasi fraktur berdasarkan dislokasi menurut Garden

Garden I : Incomplete (Impacted)
Garden II : Fraktur kolum femur tanpa
dislokasi
Garden III : Fraktur kolum femur dengan
sebagian dislokasi
Garden IV : Fraktur kolum femur dan dislokasi
total
B. FRAKTUR BATANG FEMUR (DEWASA)
C. FRAKTUR BATANG FEMUR (ANAK)
D. FRAKTUR TIBIA FIBULA

Fraktur kruris merupakan terbanyak dari kecelakaan lalu

lintas. Melihat susunan anatomis kruris dimana permukaan
medial tibia hanya dilindungi jaringan subkutan,hal ini
menyebabkan mudahnya terjadi fraktur kruris terbuka yang
menimbulkan masalah dalam pengobatan.
E. FRAKTUR TALUS
F. FRAKTUR METATARSAL
10. Fraktur dan Dislokasi pada Pergelangan
Kaki
Klasifikasi menurut Lauge-Hansen
1. Tipe adduksi
2. Tipe adduksi dan rotasi eksternal
3. Tipe abduksi
4. Tipe abduksi dan rotasi eksternal (paling sering)
5. Tipe kompresi vertikal
* DIAGNOSIS
*Anamnesa
*Pem. Fisik
*Look, Feel, Move
*Pem. Penunjang
*X-Ray
*CT Scan
*MRI
* lokasi fraktur secara akurat
* menentukan jumlah fragmen tulang
* menunjukan derajat dislokasi
* melihat ada tidaknya benda asing
* mengetahui fraktur yang tidak terduga

*
* NYERI
* DEFORMITAS
* KREPITASI
* EDEMA DAN BENGKAK DI STEMPAT
* SUHU TUBUH TEMPERATUTUR LOKSI
* DAERAH CIDERA KURANG KUAT PADA DAERAH
YANG BENGKAK

*
1. Komplikasi awal
a. Syok
b. Emboli lemak
c. Sindroma komportement
d. Infeksi
e. Trombo emboli
f. Emboli paru
g. Kagulasi intra vaskuler diseminatsi

2. Komlikasi lambat
a. Penyatuan terlambat / tidak ada penyatuan.
b. Nekrosis terlambat / tidak ada penyatuan.
c. Reakasi terhadap alat fiksasi internal