TB Paru
2. Pneumonia
Gambar (a) menunjukkan pneumothoraks yang hampir lengkap pada paru kiri
dengan pergeseran awal organ mediastinum ke sisi kanan. Foto ini diambil sekitar
satu jam setelah akupuntur dan diagnosisnya adalah tension pneumothorax. Gambar
(b), setelah mendapat perawatan yang sesuai dan drain chest hasil foto dada
menunjukkan re-ekspansi hampir lengkap dari paru-paru kiri.
(c) (d)
Gambar (c) menunjukkan menunjukkan pneumothorax pada paru kiri. Gambar (d)
menunjukkan infiltrasi interstitial di kedua bidang paru-paru lebih rendah.
4. Efusi Pleura
(a) (b)
Gambar (a) menunjukkan kesan efusi pleura sinistra masif. Pada gambar (b)
menunjukkan terdapat perselubungan pada basal paru kanan dan kiri dengan sinus
costofrenikus paru kanan dan kiri tumpul dan diafragma kanan dan kiri terselubung.
Kesan pada foto (b) adalah efusi pleura bilateral.
Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana cairan terkumpul pada ruang antara
lapisan parietal dan viseral dari pleura, biasanya berisi cairan serosa, namun dapat
juga mengandung bahan lainnya. Gambaran klinis yang bisa didapatkan dari efusi
pleura adalah gejalanya dapat asimptoatik, dapat dijumpai sesak nafas. Pada
umumnya gambaran klinis efusi pleura sesuai dengan penyakit yang mendasari.
Penyebab efusi pleura antara lain pleuritis karena virus, bakteri piogenik,
tuberkolosa, fungi (jamur), parasit, sirosis hati, SLE, RA, gangguan kardiovaskular,
emboli pulmonal, hipoalbuminemia,dan neoplasma. Pada pemeriksaan radiologi
diperlukan volume cairan sejumlah kurang lebih 300 ml agar efusi pleura dapat
terlihat pada foto thoraks tegak. Foto lateral dapat mendeteksi efusi pleura sebanyak
kurang lebih 75 ml dan foto lateral dekubitus dapat mendeteksi cairan efusi
sebanyak kurang lebih 15- 20 ml.
6. Edema Pulmonal
Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi
vaskular di hilus), Corakan paru
meningkat (lebih dari 1/3 lateral),
Kranialisasi vaskuler, Hilus batas tidak
jelas, Fibrosis interstitial
7. Perdarahan Intracranial
Hasil :
Kesan :
Subgaleal hematom regio occipital
Diastasis sutura lamdoidea aspek dextra dan fraktur ala mayor osphenoid
Hemosinus sphenoidalis dan etmoidalis bilateral
Subarachnoid hematom di fissura interhemisfer
Cavum septum pelucidum
Hasil :
Tampak soft tissue swelling di regio temporoparietal sinistra dan parietal sinistra
Tampak fraktur linier os temporal sinistra
Tampak pelebaran sutura coronaria
Tak tampak perselubungan di sinus paranasalis
Densitas bulbus occuli normal
Kaliber dan densitas N. Opticus normal
Gyri dan sulci kabur
Tampak lesi hiperdens, biconvex regio temporal sinistra
Tampak lesi hiperdens concav-convex regio frontoparietal sinistra
Ventrikel lateral dextra et sinistra dan ventrikel III menyempit
Struktur mediana terdorong ke dextra
Hasil : Tampak lesi hiperdens bentuk tipikal convex regio temporal sinistra
Kesan : Tampak epidural hematom sinistra regio temporal sinistra
8. Ileus Obstruktif
Foto Abdomen 3 Posisi
Kesan :
Kesan:
Obstruksi usus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usu, yang
dapat bersifat akut, maupun kronis, parsial maupun total. Sebagian obstruksi
mengenai usus halus. Terdapat dua jenis obstruksi yaitu mekanis (Ileus Obstruktif)
dan non-mekanis (Ileus Paralitik atau Ileus Adinamik).
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan
oleh sub mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus
terhalang dan tertimbun dibagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah
proksimal tersebut akan terjadi distensi atau dilatasi usus. Pada obstruksi usus
harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi usus
yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali
disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis adalah obstruksi
sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.
Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh cacat
lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya
berputar (volvulus). Invaginasi merupakan penyebab tersering dari sumbatan usus
akut pada anak, dan sumbatan usus akut ini merupakan salah satu tindakan bedah
darurat yang sering terjadi pada anak.
Hasil pencitraan radiologis pada foto polos 3 posisi (Supine, tegak, atau lateral
dekubitus):
Pada posisi supine: distensi usus halus (>3 cm) dengan sejumlah valvula koniventes
memberikan gambaran “stack of coins” atau Herringbone appearance.
9. Stroke Infark
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24
jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak sepintas, tumor otak, dan stroke sekunder karena trauma
maupun infeksi.
Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh
iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal
pembuluh darah otak yang menyebabkan berkurangnya suplai oksigen dan glukosa
ke bagian otak tertentu. Oklusi dapat berupa trombus, embolus, atau
tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai anoksia salah satu daerah
pendarahan otak tersebut. Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral
atau perdarahan subarakhnoid.
Stroke non hemorragik adalah stroke yang biasanya disebabkan kerana adanya
sumbatan pada pembuluh darah otak yang dapat berupa emboli maupun kalsifikasi
ditambah dengan kerusakan vaskuler oleh lipid. Sumbatan ini menyebabkan
terjadinya edema di daerah yang mengalami iskemik berupa edema vasogenik.
Stroke jenis ini paling banyak disebabkan oelh emboli ekstrakranial atau thrombosis
intracranial. Namun dapat juga disebabkan oleh penurunan aliran darah serebri.
Infark merukan kematian jaringan akibat influx Ca2+ dan pelepasan radikel bebas
kerana terjadi suplai O2 ke jaringan terhambat. Bila jaringan otak kekurangan O2,
akan terjadi pelunakan dan edema baik intrasel maupun ekstrasel. Pada daerah otak
yang mengalami infark kita akan menemukan daerah yang disebut Umbra (daerah
sel neuronnya sudah mati dan dikenali sebagai daerah infark) dan Penumbra ( daerah
yang neuronnya masih setengah hidup dan setengah mati dipanggil pre-infark).
Infark Hiperakut
Pada kasus stroke iskemik hiperakut (0-6 jam setelah onset), CT scan biasanya tidak
sensitif mengidentifi kasi infark serebri karena terlihat normal pada >50% pasien;
tetapi cukup sensitif untuk mengidentifi kasi perdarahan intrakranial akut dan/atau
lesi lain yang merupakan kriteria eksklusi terapi trombolitik. Gambaran CT scan
yang khas untuk iskemia serebri hiperakut adalah sebagai berikut :
Gambaran pendangkalan sulcus serebri (sulcal eff acement)
Gambaran ini tampak akibat adanya edema difus di hemisfer serebri. Infark
serebral akut menyebabkan hipoperfusi dan edema sitotoksik. Berkurangnya
kadar oksigen dan glukosa seluler dengan cepat menyebabkan kegagalan pompa
natrium-kalium, yang menyebabkan berpindahnya cairan dari ekstraseluler ke
intraseluler dan edema sitotoksik yang lebih lanjut. Edema serebri dapat
dideteksi dalam 1-2 jam setelah gejala muncul. Pada CT scan terdeteksi sebagai
pembengkakan girus dan pendangkalan sulcus serebri.
Menghilangnya batas substansia alba dan substansia grisea serebri
Substansia grisea merupakan area yang lebih mudah mengalami iskemia
dibandingkan substansia alba, karena metabolismenya lebih aktif. Karena itu,
menghilangnya diferensiasi substansia alba dan substansia grisea merupakan
gambaran CT scan yang paling awal didapatkan. Gambaran ini disebabkan oleh
influks edema pada substansia grisea. Gambaran ini bisa didapatkan dalam 6
jam setelah gejala muncul pada 82% pasien dengan iskemia area arteri serebri
media.
InfarkAkut
Pada periode akut (6-24 jam), perubahan gambaran CT scan non-kontras akibat
iskemia makin jelas. Hilangnya batas substansia alba dan substansia grisea
serebri, pendangkalan sulkus serebri, hipodensitas ganglia basalis, dan
hipodensitas insula serebri makin jelas.
Distribusi pembuluh darah yang tersumbat makin jelas pada fase ini.
Selama periode subakut (1-7 hari), edema meluas dan didapatkan efek massa
yang menyebabkan pergeseran jaringan infark ke lateral dan vertikal. Hal ini
terjadi pada infark yang melibatkan pembuluh darah besar.
Edema dan efek massa memuncak pada hari ke-1 sampai ke-2, kemudian
berkurang. Infark kronis ditandai dengan gambaran hipodensitas dan
berkurangnya efek massa. Densitas daerah infark sama dengan cairan
serebrospinal.