Anda di halaman 1dari 84

INTERPRETASI FOTO TORAKS

NORMAL DAN ILUSTRASI KASUS

Luhur Soeroso
Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FK USU / RSHAM
Periksa kualitas film foto toraks tersebut : apakah
kontras terlalu hitam atau terlalu putih. Vertebra
torakalis I-V harus terlihat dan diskus intervertebralis
terlihat samar-samar.

Melihat identitas foto toraks : tanggal pembuatan,


nama, umur, tanda kiri dan kanan, jenis foto AP/PA

Pada PA : letak diafragma sejajar dengan iga 9 -11


belakang kanan atau iga 5-6 depan kanan yang
memotong pertengahan diafragma kanan (inspirasi
maksimal).
iga belakang bentukA.
Iga depan bentuk V.
\
Inspirasi kurang maksimal Inspirasi maksimal shg sinus
shg sinus frenikostalis tidak frenikostalis tampak jelas
tampak jelas
Penilaian jantung : CTR < 50 % : interpretasi
normal

Trakea : medial (posisi ditengah)

Menilai paru dibagi atas :


Lapangan atas (paratrakeal) : Iga 1 - 2
Lapangan tengah (parahilar) : Iga 3 - 4
Lapangan bawah (parakardial) : Iga 5 6

Posisi hilus kiri lebih tinggi dibandingkan


dengan hilus kanan.
Menilai kedua sinus frenikus kostalis dan
frenikus kardiale terlihat jelas.

Menilai bentuk dome (kubah) diafragma


convex (cembung) dan pinggiran licin dan
terlihat jelas. Hemidiafragma kanan lebih
tinggi dari hemidiafragma kiri sekitar 2 - 3 cm.
Sinus kostofrenikus kiri Foto toraks menunjukkan sinus kostofrenikus kiri
tumpul. tumpul.
Foto toraks menunjukkan efusi pleura subpulmonal pada sisi kiri dan
memberikan gambaran peninggian kubah diafragma
Mengamati densitas tulang dinding toraks
yaitu :
kosta : intact
klavikula : simetris
skapula : tidak menutupi kedua lapangan paru

Mengamati jaringan lunak dinding toraks


terlihat homogen
Kedua skapula menutupi Kedua skapula tidak
lapangan paru menutupi lapangan paru
1.Trakea
2. Bronkus Utama kanan
3. Bronkus Utama kiri
4. Arkus aorta
5. Arteri Interlobaris kanan
6. Arteri pulmonalis kanan
7. Arteri pulmonalis kiri.
8. Trunkus anterior
9. Vena pulmonalis inferior
kanan
10.Atrium kanan
11.Ventrikel kiri

12.Hemidiafragma kanan
13.Sinus frenikokardialis kanan
14.Sinus frenikokardialis kiri
15.Lambung
16.Hemidiafragma kiri
17.Sinus frenikokostalis kanan
18.Sinus frenikokostalis kiri
19-20.Bayangan mammae
21.Clavicula kanan
22.Clavicula kiri
Kelainan dasar elementer :

1. Infiltrat
2. Induratif
3. Milier
4. Nodular
5. Kaverne
6. Tuberkuloma
7. Pleura
1. Infiltrat
Infiltrat bayangan non homogen dengan batas tidak
jelas, bentuk tidak teratur (ill defined) .
Kumpulan dari infiltrat memberikan gambaran
mengawan.

Diagnosis banding :
TB paru
Pneumonia
Kanker paru (Bronchoalveolar carcinoma, squamous
cell, dll)
Viral pneumonia, dll

2. Induratif
Induratif merupakan bayangan bercak garis - garis
padat dengan batas yang tegas (kalsifikasi dan fibrosis)
3. Milier
Milier merupakan gambaran bercak-bercak infiltrat
halus dengan diameter 2 mm yang tersebar di
seluruh lapangan paru.

Diagnosis banding :
TB paru (milier)
Infeksi jamur : Histoplasmosis , aspergillosis, dll.
Infeksi bakteri : bronkopneumonia (jarang)
Pneumonia viral (varicella pneumonia)
Sarkoidosis, dll

4. Nodular
Nodular merupakan gambaran bercak bercak
infiltrat dengan diameter > 10 mm yang tersebar di
seluruh lapangan paru.
5. Kaverne
Kaverne / kaviti bayangan rongga dengan batas
jelas berisi udara bisa dengan gambaran airfluid level
atau tanpa air fluid level, massa , jamur . Dapat dijumpai
berdinding tipis , tebal dan tidak teratur.

Diagnosis banding jika ditemukan gambaran


kaviti/kaverne :
TB paru
Abses paru
Jamur paru (Aspergilloma)
Tumor paru (Cavitary Bronchogenic Carcinoma)
Kista paru
Bulla & bleb paru
Pneumatocele, dll
6. Tuberkuloma
Tuberkuloma umumnya soliter dan lesi dengan
batas yang jelas , bentuk bulat atau oval dengan
diameter 0,5 4 cm dan terdapat kalsifikasi .
Umumnya dijumpai klasifikasi kelenjar getah
bening di hilus dan jaringan parut.
Tuberkuloma ini merupakan manifestasi TB paru
primer dan TB paru post primer.
Lokasi di daerah lobus atas dan segmen superior

7. Pleura
Efusi pleura, penebalan pleura, kalsifikasi pleura, pleural
plaques, pneumotoraks, hidropneumotoraks, tumor pleura
(benign dan maligna mesotelioma).
Gambar 1. Gambaran infiltrat. Gambar 2. Gambaran nodular.
Gambar 3. Gambaran milier. Gambar 4 . Gambaran tuberkuloma
atas paru kanan (panah).
Gambar 5. Gambaran induratif ; Gambar 6. Gambaran induratif
fibrosis dan ektasis : fibrosis dan kalsifikasi
Gambar 7. Kaverne Gambar 8. Cavitary Bronchogenic
Carcinoma.
Gambar 9.A . Abses paru (air fluid level) Gambar 9. B. Abses paru
(air fluid level)
Gambar 10. A. Multipel kista Gambar 10. B. Pada
gambaran jarak dekat tampak
paru.
multipel kista paru.
Gambar 11.A. Fungus ball Gambar 11. B. Pada gambaran
(Aspergilloma). jarak dekat tampak Cressent sign.
FOTO TORAKS MENGGAMBARKAN PUTIH
(WHITE OUT) PADA SATU HEMITORAKS

Gambar 12. Foto toraks menunjukkan deviasi trakea dan penarikan


mediastinum pada sisi yang sakit (ATELEKTASIS).
Diagnosis banding WHITE OUT :

1.Efusi pleura masif


2.Kolaps (atelektasis total)
3.Pneumonia
4.Infiltrasi tumor paru pada seluruh paru
5.Fibrotoraks
6.Pembedahan pneumomektomi
Tabel 1. WHITE OUT
Gambaran radiologis Penyebab
A - Penarikan mediastinum pada sisi yang 1.Kolaps paru ( Atelektasis total )
sakit. 2.Fibrotoraks
- Deviasi trakea pada sisi yang sakit

B. - Pendorongan mediastinum pada sisi Efusi pleura masif


yang sehat.
- Deviasi trakea pada sisi yang sehat

C. - Mediastinum berada di sentral 1.Kolaps pada seluruh paru disertai dengan


- Tidak ada deviasi efusi pleura. ( atelektasis dengan efusi pleura)
2.Pneumonia pada seluruh paru
3.Infiltrasi tumor paru pada seluruh paru

D. - Penarikan mediastinum pada sisi yang Post pneumomektomi . terdapat riwayat


sakit. pembedahan.
- Deviasi trakea pada sisi yang sakit
- Beberapa iga tidak ada (menghilang)
Gambar 13. White out pendorongan Gambar 14. White out . Konsolidasi
mediastinum disertai deviasi trakea pada homogen pada paru kiri disertai deviasi
sisi yang sehat. trakea sisi sehat dan pendorongan
mediastinum.
Gambar 15. White out. Kombinasi Gambar 16. konsolidasi homogen pada paru kiri
atelektasis dan efusi pleura. dgn trakea medial dan mediastinum berada di
sentral.
Gambar 17. White out. Post pneumomektomi.
Deviasi trakea kearah lesi sakit dan penarikan
mediastinum.
I. AIRWAY DISEASE

Kelainan saluran napas mencangkup :


Asma normal Ro.
PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) / COPD
(chronic obstructive pulmonary disease) : Bronkitis
kronis dan emfisema
Bronkiektasis
Cystic Fibrosis
Bronchiolitis
Bronkitis kronis
Normal
Penebalan dinding bronkus tramlines
Corakan bronkovaskuler bertambah (increased lung
markings).

Emfisema
Hiperinflasi
Hiperlusen
Ruang retrosternal melebar
Diafragma mendatar
Bulla
Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye
drop appearance )
Gambaran CT scan toraks :
Emfisema sentrilobular
Emfisema panlobular
Emfisema paraseptal

3. BRONKIEKTASIS
Corakan bronkovaskuler bertambah , atelektasis, kolaps paru,
kistik dengan atau tanpa airfluid level.

Klasifikasi Reid tahun 1950 membagi bronkiektasis dibagi atas tiga


tipe dan hanya dapat dilihat dari gambaran CT scan toraks.Ketiga
tipe yaitu : (1) Silindrik, (2) Varikosa, (3) Kistik / sakular
Gambar 18. Increased lung Gambar 19. Hiperlusen pada kedua
markings. paru.
Atelektasis kehilangan gas di paru disertai dengan
kehilangan volume paru. Atelektasis paru sering
dijumpai pada kelainan gambaran radiologis.

5 TIPE ATELEKTASIS
1. Resorption (obstructive) atelectasis
2. Compressive atelectasis
3. Passive Atelectasis
4. Adhesive atelectasis
5. Cicatrization atelectasis
Kasus kasus atelektasis obstruksi :
1. Bronchogenic carcinoma sekitar 2/3 dari
squamous cell carcinoma obstruksi saluran
nafas besar dari massa di endobronkial.
2. Tuberkulosis endobronkial
3. Aspirasi benda asing (corpus alienum)
4. Mucous plaque (sekret yang kental)
Gambar 27. Atelektasis obstruksi Gambar 28. Atelektasis obstruksi
akibat bronchogenic carcinoma. akibat mucus plaque.
Gambar 29. Compressive Gambar 30. Passive atelectasis
atelectasis akibat bulla akibat pneumotoraks.
emphysematous.
PNEUMONIA
Gambar 33. menunjukkan lobar pneumonia Gambar 34. menunjukkan lobar
pada lapangan atas dan tengah paru kanan. pneumonia pada lapangan tengah dan
bawah paru kanan.
Gambar 37.A. menunjukkan Gambar 37.B. Menunjukkan perbaikan
bronkopneumonia pada lapangan atas dan setelah 20 hari dengan tidak ada kelainan.
tengah paru kanan. Diberikan pengobatan
antibiotika.
Gambar 38.A menunjukkan focal / round Gambar 38.B menunjukkan perbaikan
pneumonia pada lapangan tengah paru kanan. setelah 10 hari dengan tidak ada kelainan.
Diberikan pengobatan antibiotik.
Gambar 39.A Foto toraks menunjukkan Gambar 39.B Setelah dua minggu
konsolidasi non homogen pada lapangan pengobatan dilakukan foto toraks yang
tengah dan bawah paru kiri. Diberikan menunjukkan perbaikan dengan tidak ada
pengobatan antibiotika. kelainan.
Gambar 40. Tampak gambaran interstitial pneumonia.
Penderita HIV (+), Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP).
Gambar 41.A (26-12-2007). Tampak Gambar 41.B (28-12-2007). Terdapat
konsolidasi non homogen pada paru kiri perbaikan dibanding foto toraks
dan infiltrat pada lapangan tengah dan sebelumnya hanya terdapat infiltrat pada
bawah paru kiri. lapangan tengah dan bawah paru kiri.
Gambar 42.A(11-10-2007). Tampak infiltrat Gambar 42.B (20-10-2007). Tampak
pada seluruh lapangan paru kanan dan infiltrat perbaikan dibanding foto sebelumnya
pada lapangan tengah paru kiri. dengan sisa infiltrat pada lapangan tengah
paru kanan.
Gambar 43.A (02-09-05). Konsolidasi Gambar 43.B (08-09-2005) Pasca
non homogen pada kedua paru. dilakukan bronkoskopi dan
Lipoid pneumonia pengobatan. Tidak tampak kelainan.
1. R , , 10 years

09 - 05 - 06 10 - 05 - 06
11 - 05 - 06
A , , 29 years

08 - 05 - 06
RK , , 18 years

08 - 05 - 06
16-05-06. Konsolidasi non homogen kedua 07-07-06 Tampak fibrosis pada lapangan
paru. (Bilateral pneumonia) . Survive avian tengah dan bawah kedua paru.
influenza case
21-03-03. Tampak konsolidasi non homogen 21-03-03. Konsolidasi non homogen kedua
pada lapangan tengah dan bawah paru paru. (Bilateral pneumonia)
kanan.
01-04-03. Tampak tidak ada kelainan.
29-01-07. Konsolidasi non homogen kedua 05-02-07. Konsolidasi non homogen kedua
paru. (Bilateral pneumonia) paru. (Bilateral pneumonia)
TSUNAMI CASES
24-01-05. Konsolidasi non homogen 25-02-05. Tampak gambaran
lapangan tengah dan bawah paru pneumatocele pada lapangan tengah
kanan. (TSUNAMI CASE) dan bawah paru kanan.
Aspiration
Pneumonia +
Septic emboli
03 - 01 - 05 10 - 01 - 05
DI (, 12 years)

15 - 01 - 05 24 - 01 - 05
01 - 02 - 05 07 - 02 - 05

Blood Culture : Staph.aureus (+)


D - dimer : 4000
10 - 02 - 05 25 - 02 - 05
25 - 02 - 05
I. KELAINAN PLEURA

1. Efusi pleura : bila jumlah efusi pleura sekitar :


< 100 cc :
Sulit ditentukan , pada foto toraks sinus kostofrenikus
menghilang, Foto toraks lateral dekubitus bisa membedakan
cairan bebas atau penebalan pleura.

100 s/d 500 cc


Pada foto toraks terlihat perselubungan homogen dengan batas
atas konkaf dan lebih tinggi di bagian lateral disebut meniscus
pleura.

>500cc : dapat ditentukan secara klinis, terjadi pergeseran


mediastinum ke sisi yang berlawanan.

Terlokalisir : terjadinya adesi / perlengketan , bisa interlobus,


parietal, perilobus, subperlobus atau subpulmoner.
GAMBARAN FOTO TORAKS PADA EFUSI PLEURA

Gambar 1 (a) Gambaran foto toraks dapat diperkiraan volume cairan dari
pleura (a) perkiraan sekitar 200 300 ml (b) perkiraan sekitar 2 liter (c)
perkiraan sekitar 5 liter.
Gambar 2. menunjukkan konsolidasi Gambar 3. menunjukkan konsolidasi
homogen (meniscus sign) dengan sudut homogen meniscus sign pada lapangan
kostofrenikus kiri tumpul pada lapangan tengah dan bawah paru kanan.
bawah paru kiri.
Gambar 4. Konsolidasi homogen pada paru kiri disertai deviasi trakea
dengan pendorongan mediastinum pada sisi yang sehat (efusi pleura
masif).
PNEUMOTORAKS

Gambar 24. Luasnya pneumotoraks. (A) Pneumotoraks kecil < 2 cm ,


(B) pneumotoraks besar > 2 cm.
Gambar 25. Pendorongan mediastinum Gambar 26. Radiolusen pada paru kiri,
tetapi tidak pneumotoraks tension. avaskuler ( pneumotoraks totalis )
Gambar 27. Pendorongan mediastinum tetapi Gambar 28. Pendorongan mediastinum
bukan jenis pneumotoraks tension (ventil). tetapi bukan jenis pneumotoraks tension
(ventil).
Gambar 29. Tampak air fluid level yang Gambar 30. Tampak air fluid level
mengarah diagnosis Hidropneumotoraks (Hidropneumotoraks).
KANKER PARU
Foto toraks memberikan manifestasi antara lain :
Massa radiopaque di paru.
Massa dengan obstruksi jalan nafas dengan gambaran
atelektasis.
Massa dengan gambaran pneumonia.
Pembesaran kelenjar para hilar : terutama pada OAT sel.
Kavitasi : terjadi 2-10% kasus.
Tumor pancoast : terdapat gambaran massa di daerah
superio atau apeks lobus superior.
Efusi pleura terutama efusi pleura ganas
Gambaran massa biasanya terlihat besar tumor sudah
diatas 2 cm, sedangkan dibawah 2 cm biasa sulit terdeteksi
Gambar 31 . Massa radiopaque di paru kiri Gambar 32. Massa dengan gambaran
pneumonia
Gambar 33. Massa pada apeks paru kiri disertai Gambar 34. menunjukkan pembesaran
destruksi iga 1 dan 2 mengarah diagnosis kelenjar para hilar kiri.
Tumor Pancoast (sulcus superior tumour)
Gambar 35. Konsolidasi homogen pada paru Gambar 36. Tampak bayangan rongga
kiri disertai penarikan mediastinum pada lesi dengan dinding yang tebal di lapangan atas
yang sakir dan deviasi trakea pada lesi yang paru kiri. Dilakukan CT scan dengan hasil
sakit (Atelektasis Total). tampak kaviti dengan ketebalan dinding 4 cm
( Cavitary Bronchogenic Carcinoma).
III. TUMOR MEDIASTINUM
Mediastinum terbagi atas:
1. Mediastinum anterior
2. Mediastinum medial
3. Mediastinum posterior

Massa mediastinum anterior biasanya merupakan


salah satu dari 4 T, yaitu :
1. Massa timus
2. Teratoma
3. Massa tiroid
4. Terrible lymphoma
Gambar 44. Mediastinal widening pada kasus Gambar 45. Teratoma maligna pada
lymphoma non Hodgkin. penderita laki-laki usia 22 tahun
Gambar 46.A. Terdapat massa di parakardial Gambar 46.B. Foto lateral
yang member gambaran seperti kardiomegali menunjukkan tumor mediastinum
kemudian dilakukan CT sscan toraks dengan anterior.
hasil Timoma.

Anda mungkin juga menyukai