LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN MENSTRUASI
Oleh:
KELOMPOK I
KELAS 2.A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN MENSTRUASI
DISMINOREA
3. Patofisiologi
a. Disminorea primer
Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami
regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron.
Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga
mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini akan
menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium
menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat bersama dengan
kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang
akan menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita
dengan disminorea primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan
PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan merangsang miometrium dengan
akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan distrimi uterus. Akibatnya akan
terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan mengakibatkan iskemia.
Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan
selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen
nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia.
b. Disminorea sekunder
Adanya kelainan pelvis, misalnya: endometriosis, mioma uteri, stenosis
serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat menyebabkan kram pada
uterus sehingga timbul rasa nyeri
3. Hestroscopy, untuk membuat gambar dalam rongga rahim, seperti polip atau
tumor lain.
f. Penatalaksanaan
1. Secara umum olah raga dan latihan peragangan otot-otot dan ligament sekitar
rongga panggul, agar aliran darah dirongga panggul lancar. Selain itu, dengan
berolah raga perlu di atasi, misalnya dengan kebiasaan makan berserat. Bila perlu
sekali-sekali boleh diberi obat pencahar. Penderita dianjurkan tetap melakukan
aktivitasnya sehari-hari. Pemberian obat-obat anti sakit.
1. Keluhan utama
Nyeri perut saat haid klien dengan disminore.
2. Riwayat penyakit sekarang
a. Mual dan Muntah
b. Pusing
c. Kelelahan
d. Nyeri yang menjalar dari bawah perut sampai punggung belakang (PQRST)
3. Riwayat penyakit dahulu
a. Pernah hamil atau belum pernah hamil
b. Pernah melakukan oprasi atau pembedahan,DM dll.
c. Riwayat obstetric
4. Riwayat abortus
5. Riwayat siklus haid
a. Apakah haid teratur
b. Siklus berapa lama
c. Apakah ada masalah dengan haid
d. HPHT
6. Riwayat kehamilan
a. Hamil berapa kali
b. Ada masalah dalam kehamilan
7. Riwayat KB
a. Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan.
b. Masalah dengan cara tersebut
c. Jenis kontrasepsi yang telah digunakan setelah persalinan
8. Riwayat psikososial
a. Keadaan yang menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari klien.
b. Pendapat klien terhadap penyakit saat ini
c. Perubahan yang timbul saat haid
9. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
a. Tekanan darah: 110/70-130/90 mmHg
b. Respiratori: 16-24x/mnit
c. BB
d. Kesadaran
e. Nadi:76-92x/menit
f. Suhu:36-37x/menit
g. TB
h. Mata
- Konjungtiva pucat pada perdarahan banyak (anemis).
i. Dada
- Mammae pada penderita disminore tegang dan nyeri.
j. Respiratori
- Jalan nafas
k. Abdomen
- Nodul/pembesaran timbulnya mioma
l. Genitalia.
- Perinium
m. Vesika urinaria
n. Extrimitas (Integumen)
o. Turgor kulit (CRT)
a. Warna kulit
b. Kesulitan dalam pergerakan.
2. Data penunjang
a) Lab (Urine,Hb)
b) USG
Pemberian Analgesik
Observasi:
a. Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
b. Identifikasi riwayat alergi obat
c. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
d. Monitor efektivitas analgesik
Terapeutik :
a. Tetapkan target efektivitas analgesik
untuk mengoptimalkan respon pasien
b. Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi :
a. Jelaskan efek terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
Manajemen Energi
Observasi :
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
b. Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik:
a. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
b. Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
Edukasi:
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
c. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi:
a. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
4.) IMPLEMENTASI
Lakukan sesuai intervensi
5.) EVALUASI
Dx Evaluasi Hasil
Nyeri akut S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
berhubungan dengan O: Pasien tampak tidak meringis dan tidak gelisah,
agen pencedera tekanan pada perineum berkurang.
fisiologis (mis, A: Masalah teratasi
inflamasi, iskemia, P: Pertahankan intervensi
neoplasma)
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi