Klimakterium
Dinda Nur Aliya 1810711029
Rifdah Camila 1810711045
Mella Mahardika 1810711052
01
Gangguan
Menstruasi
Prevalensi
Pada tahun 2014 angka kejadian gangguan menstruasi di Italia
berkisar sebanyak 14,5% atau 515 dari 3.539 siswi yang
mengalami ketidakteraturan siklus haid. Pada tahun 2010,
prevalensi gangguan menstruasi di Indonesia sebesar 13,7% wanita
Indonesia yang berusia 10-59 tahun. Persentase haid tidak teratur
tertinggi terdapat di Gorontalo sebesar 23,3% dan terendah di
Sulawesi Tenggara sebesar 8,7%. Untuk data di Aceh didapatkan
sebanyak 11,4% yang mengalami siklus haid tidak teratur.
Definisi Menstruasi
01 Risiko lebih tinggi mengalami nyeri haid terjadi pada anak perempuan
yang mengalami menstruasi pada saat berusia 11 tahun atau lebih
muda. Selain itu, siklus menstruasi yang lebih panjang dan periode haid
yang lebih lama juga bisa terjadi.
Berat badan
02 Berat badan yang tidak normal, baik kelebihan atau kekurangan,
sama-sama meningkatkan resiko amenorrhea atau dysmenorrhea
AMENOREA
HIPOGONATROP SINDROM
DISMENOREA
I PRAMENSTRUAS
I (PMS)
OLIGOMENORE
MENORAGHIA METRORAGHIA A
AMENOREA HIPOGONATROPI
Klasifikasi Dismenorea
a. Dysmenorrhea primer yaitu dysmenorrhea yang terjadi tanpa disertai adanya kelainan ginekologis.
Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dysmenorrhea primer mudah terjadi. Dysmenorrhea
primer timbul sejak menarche (pertama kali menstruasi), biasanya di tahun pertama atau kedua
menstruasi.
b. Dysmenorrhea sekunder yaitu rasa nyeri yang berkaitan dengan kelainan ginekologis, baik secara
anatomi maupun proses patologis dan pelvis. Dysmenorrhea sekunder biasa terjadi beberapa saat
setelah menarche.
DISMENOREA
a. Dysmenorrhea ringan, yakni dysmenorrhea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat
sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa pemakaian obat-obatan.
b. Dysmenorrhea sedang, yakni dysmenorrhea yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri
tanpa perlu men inggalkan aktivitas sehari-hari.
c. Dysmenorrhea berat, yakni dysmenorrhea yang memerlukan istirahat sedemikian lama dengan
akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama satu hari bahkan lebih.
SINDROM PRAMENSTRUASI (PMS)
Premenstruasi sindrom adalah sekelompok gejala yang terjadi menjelang periode
menstruasi. Gejala ini bisa fisik, perilaku atau keduanya. Setiap wanita mengalami gejala
yang berbeda. Gejala-gejala ini berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi. Pada
beberapa kasus, gejala ini juga muncul pada hari pertama atau kedua menstruasi (Ramaiah,
2006).
MENORAGHIA
Menoragia adalah kondisi ketika terjadi perdarahan haid dalam jumlah yang
banyak (>80ml darah) dan/atau durasi yang bertambah lama (>7hari) pada
interval haid yang normal.
METRORAGHIA
Metroraghia dalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid.
OLIGOMENOREA
Oligomenore adalah suatu kondisi di mana periode menstruasi tidak teratur yang biasanya
diderita oleh wanita usia subur.
Normalnya jarak antara haid satu bulan dengan bulan selanjutnya biasanya 21-35 hari.
Seseorang dikatakan menderita oligomenore bila antar haid lebih dari 35 hari atau sama
sekali tidak mendapat haid selama 90 hari.
Seseorang juga bisa juga dikatakan menderita oligomenore bila mengalami kurang dari 9
kali menstruasi dalam periode setahun.
ETIOLOGI
Penyebab amenorea hipogonatropi antara lain:
1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah menstruasiterhambat untuk
keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone hormone yang tidak mencukupiuntuk
membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit.
● Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan
● Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
● Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
● Endometrium tidak bereaksi
3. Penyakit lain : penyakit metabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar dan ginjal
a. Dismenore primer
Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk
melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi. Dismenore primer disebabkan oleh zat kimia alami
yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang
otot otot halus dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat,
sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertama menstruasi kadar prostaglandin
sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya, lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar
prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri menstruasi pun akan berkurang seiring dengan makin
menurunnya kadar prostaglandin (Sinaga, 2017).
b. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder umumnya disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada sistem reproduksi, misalnya
fibroid uterus, radang 25 panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenore sekunder dapat diatasi
hanya dengan mengobati atau menangani penyakit atau kelainan yang menyebabkannya (Sinaga, 2017).
SINDROM PRAMENSTRUASI (PMS)
● Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, tetapi salah satu faktor yang berpengaruh adalah
ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron yang mengakibatkan retensi cairan dan
natrium, penambahan berat badan, serta terkadang edema. Faktor kejiwaan serta masalah-
masalah sosial juga berpengaruh. Perempuan yang mudah mengalami premenstrual syndrome ini
adalah perempuan yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan faktor-
faktor psikologis.
● Penyebab sindrom sebelum menstruasi yang paling sering berhubungan dengan faktor-faktor
sosial, budaya, biologis, dan masalah psikis emosional.
Menoraghia
Penyebab terjadinya menoraghia antara lain:
● Ketidakseimbangan hormon, misalnya akibat sindrom ovarium polikistik,
obesitas, hipotiroidisme, dan resistensi insulin.
● Gangguan atau pertumbuhan jaringan pada rahim, seperti radang panggul, miom
(fibroid rahim), endometriosis, adenomyosis, polip rahim
● Gangguan pada ovarium, sehingga menyebabkan proses ovulasi tidak terjadi
sebagaimana mestinya.
● Kelainan genetik, terutama yang mempengaruhi proses pembekuan darah,
misalnya penyakit von Willebrand.
● Efek samping obat, seperti obat antiradang, obat hormon, antikoagulan, obat yang
digunakan pada kemoterapi, serta suplemen herbal yang mengandung gingseng, ginkgo
biloba, dan kedelai.
● Alat kontrasepsi, seperti pil KB dan IUD (KB spiral).
● Kanker, seperti kanker rahim atau serviks.
METRORAGHIA
Penyebab metroraghia adalah kelainan organic (polip
endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks),
kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen (Irianto,
2015).
OLIGOMENORE
A
Penyebab oligomenore adalah:
● Efek samping penggunaan pil KB hormonal. Banyak wanita yang mengalami perdarahan
haid yang lebih sedikit dalam 3-6 bulan sejak menggunakan pil KB.
● Baru pertama kali haid
● Wanita menjelang menopause
● Terlalu sering berolahraga berat
● Tingginya kadar protein prolaktin dalam darah
● Menggunakan obat-obatan golongan antipsikotik dan obat epilepsi
● Gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia
● Menderita diabetes atau masalah kelenjar tiroid
MANIFESTASI KLINIS
AMENOREA HIPOGONATROPI
● Tidak terjadi haid
● Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
● Nyeri kepala
● Badan lemah
● Sakit kepala
● Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedangmenyusui )
● Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
● Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
● Vagina yang kering
● Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti
pola pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
DISMENOREA
Gejala Emosional:
● Peka rangsang, perubahan suasana hati, kelailan emosional
● Bermusuhan
● Depresi
● Ansietas
● Letargi
MENORAGHIA
1. Amenorea 2. Dismenorea
3. Menorhagia 4. Oligomenorea
Anemia Defisiensi Besi : Gangguan • Komplikasi yang paling menakutkan
menstruasi yang menetap dapat adalah terganggunya fertilitas dan
menyebabkan kehilangan zat besi kronis setres emosional pada penderita
pada 30 persen kasus. Remaja sering sehingga dapat memperburuk
kali mengalami hal tersebut. Hingga 20 terjadinya kelainan haid lebih lanjut.
persen dari pasien dalam kelompok usia Prognosa akan memburuk bila
ini yang mengalami menorrhagia juga oligomenorea mengarah pada
mengalami masalah pada pembekuan fertilitas atau tanda dari keganasan
darah
Penatalaksanaan Medis
1. Amenorea
1). Uji progestogen positif 2). Uji progesteron negative
Bagi wanita yang belum menginginkan anak, cukup diberikan Wanita dengan uji P negatif, dilakukan uji estrogen dan progesteron
P dari hari 16 sampai hari ke 25 siklus haid. Pengobatan (Uji E+P) Diberikan estrogen selama 21 hari, dan dari ke 12 sampai
berlangsung selama 3 siklus berturut-turut. Setelah itu di lihat, hari ke 21 diberikan progesteron 5 -10 mg/hari. Jenis estrogen
seperti etinilestradiol (50 ug), estrogen valerianat (2 mg), atau
apakah siklus haid menjadi normal kembali, atau tidak. Kalau
estrogen konyugasi (0,625 mg). Paling sederhana adalah pemberian
masih belum terjadi juga siklus haid normal, maka pengobatan pil kontrasepsi kombinasi. Uji E+P dikatakan positif, bila 2 atau 3 hari
dilanjutkan lagi, sampai terjadi siklus haid yang normal lagi. kemudian terjadi perdarahan (bervariasi), dan bila tidak terjadi
perdarahan, uji E+P dikatakan negatif, yang artinya ada gangguan di
uterus (Asherman sindrom), atau atresia genitalia distal.
3). Uji E+P positif
Uji E+P positif artinya wanita tersebut hipoestrogen. Terjadi 4). Agonis Dopamin
gangguan pembentukan E di folikel. Selanjutnya perlu dicari
penyebabnya dengan analisa hormonal. FSH dan LH
Agonis Dopamin seperti bromocriptine (Parlodel) atau
rendah/normal,PRL normal. Bila hasil analisa hormonal ditemukan pergolide (Permax) , efektif dalam mengobati
FSH, atau LH yang tinggi, pRL normal, maka penyebab hiperprolaktinemia. Pada sebagian besar wanita, pengobatan
amenoreanya adalah di ovarium (insufisiensi ovarium). Selanjutnya dengan obat agonis dopamin mengembalikan fungsi endokrin
perlu dilakukan biopsi ovarium per Laparoskopi. Bila hasil hormon ovarium normal dan ovulasi.
FSH dan LH sangat rendah, maka perlu dilakukan uji stimulasi
dengan HMG (Uji HMG) untuk memicu fungsi ovarium. Ovarium
yang normal akan memproduksi E, yang dapat diperiksa melalui
urine atau darah (Uji HMG+).
Penatalaksanaan Amenorea
5. Metformin (Glucophage) adalah obat yang telah berhasil digunakan pada wanita dengan sindrom
ovarium polikistik untuk menginduksi ovulasi.
6. Pada beberapa wanita, berat badan yang berlebihan bisa menjadi penyebab amenore. Para wanita
harus membatasi jumlah lemak dalam diet mereka, dan mereka harus latihan cukup untuk
mempertahankan berat badan ideal. Lebih dari 8 jam olahraga berat dalam seminggu dapat
menyebabkan amenore. Program olahraga yang sedang menstruasi dapat mengembalikan normal.
7. Pada wanita dengan anoreksia nervosa atau penurunan berat badan yang berlebihan, siklus haid yang
normal sering dapat dikembalikan dengan menjalani perawatan untuk memulihkan dan
mempertahankan berat badan yang sehat.
8. Jika amenore disebabkan oleh stres emosional, mencari cara untuk mengatasi stres dan konflik dapat
membantu.
9. Mempertahankan gaya hidup sehat dengan menghindari konsumsi alkohol dan merokok juga
membantu.
Penatalaksanaan dismenorea
Farmakologi
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2000, total
populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 645 juta
orang, tahun 2010 mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030
mendatang jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan
mencapai 1,2 milyar orang. Artinya sebanyak 1,2 milyar perempuan akan memasuki
usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali lipat dari angka sensus tahun
1990 jumlah perempuan menopause (Mulyani, 2013).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015
mencapai 255 juta dan terjadi peningkatan menjadi 268 juta pada tahun 2019
(Badan Pusat Statistik 2015). Menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-
2035 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah perempuan berusia di atas 50 tahun
adalah 20,9 juta. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup
dalam usia menopause di Indonesia 30,3 juta orang. Menurut Badan Pusat
Statistika (BPS), pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause
(Baziad, 2010).
Definisi Menopause
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju
fase usia tua (senium)yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif
ataupun endokrinologik dari ovarium, yaitu fase peralihan antara
pramenopause dan pascamenopause. (Baziad, 2003, hal 1)
• Gangguan psikis :
1. Mudah tersinggung
2. Depresi
3. Insomania atau sulit tidur
• Gangguan organik :
1. Osteoporosis
2. Nyeri senggama (dispareunia)
KOMPLIKASI KLIMAKTERIUM
1. Penyakit Jantung Koroner : Keluhan yang 4. Dementia : Wanita pascamenopause biasanya
mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah kemampuan berfikir dan ingatannya menurun
meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari hal ini merupakan pengaruh dari
ototnya olehkarena turunnya sirkulasi menuju kulit,
menurunnyahormon estrogen, dimana hormon
badan terasa panas termasukwajah, terjadi perubahan
sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ketengkuk estrogen ini dapat mempengaruhikerja dari
(hot flushes), mudah berdebar – debar terjadi tekanan degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel otak.
darahtinggi yang berlanjut ke penyakit jantung 5. Sindrom Klimakterium : Tidak terjadi pada
koroner.
semua wanita, tetapi hanya sebagian kecil. Di asia-
2. Masalah Urogenitalia : Ketidakmampuan indonesia, gejala ini tidak umum, lebih menonjol
mengendalikan buang air kecil (inkontinensia) kemunduran keinginan seksual sehingga menjadi
3. Osteoporosis : Dengan turunnya kadar estrogen, keluhan dari suaminya.
maka proses osteoblast yangberfungsi membentuk
tulang baru terhambat dan fungsi osteoclastmerusak
tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan
dirusakosteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru
oleh osteoblast, sehinggatulang menjadi osteoporosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG KLIMAKTERIUM
1. Periksa darah : Kadar progesterone dan 3. Tes kehamilan
estrogen ( estradiol ). Pada menopause, 4. Pemeriksaan HCG, pada menopause HCG
kadar progesterone dan estrogen rendah. akan negatif (-)
2. Kadar estriol normal berkisar antara 40-
5. Pada pemeriksaan Pap smear bisa
250 pg/ml. Sedangkan pada menopause
diketahui adanya perubahan pada lapisan
kadar estriol kurang dari 20 pg/ml. Selain
vagina akibat perubahan kadar estrogen.
itu, terjadi peningkatan kadar FSH 30 ml
unit/mlKadar kolesterol, HDL ( High
Density Lipoprotein ), dan LDL ( Low
Density Lipoprotein ). Pada umumnya,
klien yang sudah mengalami menopause
kadar kolesterol dan LDL meningkat, dan
HDL menurun.
PENATALAKSANAAN MEDIS KLIMAKTERIUM
• Farmakologi
1. Terapi sulih hormon (TSH). Tujuannya yaitu untuk mengganti hormon yang ada
pada keadaan normal untuk memperthankan kesehatan wnita yang bertambah
tua ( kasdus,2002 )
2. Olahraga
3. Nutrisi ( diet )
4. Fitoestrogen
5. Kalsium
6. Gaya hidup
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
AnybyQuestions?
infographics & images Freepik.