Anda di halaman 1dari 50

Gangguan Menstruasi dan

Klimakterium
Dinda Nur Aliya 1810711029
Rifdah Camila 1810711045
Mella Mahardika 1810711052
01
Gangguan
Menstruasi
Prevalensi
Pada tahun 2014 angka kejadian gangguan menstruasi di Italia
berkisar sebanyak 14,5% atau 515 dari 3.539 siswi yang
mengalami ketidakteraturan siklus haid. Pada tahun 2010,
prevalensi gangguan menstruasi di Indonesia sebesar 13,7% wanita
Indonesia yang berusia 10-59 tahun. Persentase haid tidak teratur
tertinggi terdapat di Gorontalo sebesar 23,3% dan terendah di
Sulawesi Tenggara sebesar 8,7%. Untuk data di Aceh didapatkan
sebanyak 11,4% yang mengalami siklus haid tidak teratur.
Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan dari dinding rahim (endometrium) yang dimulai


sekitar 14 hari setelah ovulasi yang terjadi secara berkala disebabkan oleh
terjadinya peluruhan lapisan endometrium uterus. Lama haid biasanya antara
3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-
8 hari. Jumlah darah normal yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Rata-rata
panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia
43 tahun 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari (Wiknjosastro,
2008).
Definisi Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika


siklus menstruasi mengalami anomali atau
kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan
menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan,
dan bahkan tidak haid sama sekali.
Usia

01 Risiko lebih tinggi mengalami nyeri haid terjadi pada anak perempuan
yang mengalami menstruasi pada saat berusia 11 tahun atau lebih
muda. Selain itu, siklus menstruasi yang lebih panjang dan periode haid
yang lebih lama juga bisa terjadi.

Berat badan
02 Berat badan yang tidak normal, baik kelebihan atau kekurangan,
sama-sama meningkatkan resiko amenorrhea atau dysmenorrhea

Faktor Risiko Stres


03 Baik emosional maupun fisik, stres dapat menghalangi hormon
LH (luteinizing Hormone) untuk lepas dari tubuh. Hal tersebut
dapat menyebabkan amenorrhea sementara

Siklus dan aliran menstruasi


04 Siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih berat
umumnya, berkaitan dengan rasa nyeri dan kram.
Klasifikasi

AMENOREA
HIPOGONATROP SINDROM
DISMENOREA
I PRAMENSTRUAS
I (PMS)

OLIGOMENORE
MENORAGHIA METRORAGHIA A
AMENOREA HIPOGONATROPI

• Amenorrhea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan


berturut-turut.

Terdapat 2 jenis amenorrhea, yaitu:


1. Amenorrhea primer : apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas
tidak pernah mendapat haid
2. Amenorrhea sekunder : apabila penderita pernah mendapat haid, tetapi
kemudian tidak dapat lagi
DISMENOREA
• Dismenorea didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau nyeri haid.

Klasifikasi Dismenorea

1. Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis

a. Dysmenorrhea primer yaitu dysmenorrhea yang terjadi tanpa disertai adanya kelainan ginekologis.
Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dysmenorrhea primer mudah terjadi. Dysmenorrhea
primer timbul sejak menarche (pertama kali menstruasi), biasanya di tahun pertama atau kedua
menstruasi.
b. Dysmenorrhea sekunder yaitu rasa nyeri yang berkaitan dengan kelainan ginekologis, baik secara
anatomi maupun proses patologis dan pelvis. Dysmenorrhea sekunder biasa terjadi beberapa saat
setelah menarche.
DISMENOREA

2. Berdasarkan intensitas nyeri

a. Dysmenorrhea ringan, yakni dysmenorrhea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat
sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa pemakaian obat-obatan.
b. Dysmenorrhea sedang, yakni dysmenorrhea yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri
tanpa perlu men inggalkan aktivitas sehari-hari.
c. Dysmenorrhea berat, yakni dysmenorrhea yang memerlukan istirahat sedemikian lama dengan
akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama satu hari bahkan lebih.
SINDROM PRAMENSTRUASI (PMS)
Premenstruasi sindrom adalah sekelompok gejala yang terjadi menjelang periode
menstruasi. Gejala ini bisa fisik, perilaku atau keduanya. Setiap wanita mengalami gejala
yang berbeda. Gejala-gejala ini berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi. Pada
beberapa kasus, gejala ini juga muncul pada hari pertama atau kedua menstruasi (Ramaiah,
2006).
MENORAGHIA
Menoragia adalah kondisi ketika terjadi perdarahan haid dalam jumlah yang
banyak (>80ml darah) dan/atau durasi yang bertambah lama (>7hari) pada
interval haid yang normal. 

METRORAGHIA
Metroraghia dalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid.
OLIGOMENOREA

Oligomenore adalah suatu kondisi di mana periode menstruasi tidak teratur yang biasanya
diderita oleh wanita usia subur.

Normalnya jarak antara haid satu bulan dengan bulan selanjutnya biasanya 21-35 hari.
Seseorang dikatakan menderita oligomenore bila antar haid lebih dari 35 hari atau sama
sekali tidak mendapat haid selama 90 hari.

Seseorang juga bisa juga dikatakan menderita oligomenore bila mengalami kurang dari 9
kali menstruasi dalam periode setahun.
ETIOLOGI
Penyebab amenorea hipogonatropi antara lain:
1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah menstruasiterhambat untuk
keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone hormone yang tidak mencukupiuntuk
membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit.
● Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan
● Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
● Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
● Endometrium tidak bereaksi
3. Penyakit lain : penyakit metabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar dan ginjal
a. Dismenore primer
Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk
melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi. Dismenore primer disebabkan oleh zat kimia alami
yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang
otot otot halus dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat,
sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertama menstruasi kadar prostaglandin
sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya, lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar
prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri menstruasi pun akan berkurang seiring dengan makin
menurunnya kadar prostaglandin (Sinaga, 2017).

b. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder umumnya disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada sistem reproduksi, misalnya
fibroid uterus, radang 25 panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenore sekunder dapat diatasi
hanya dengan mengobati atau menangani penyakit atau kelainan yang menyebabkannya (Sinaga, 2017).
SINDROM PRAMENSTRUASI (PMS)

● Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, tetapi salah satu faktor yang berpengaruh adalah
ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron yang mengakibatkan retensi cairan dan
natrium, penambahan berat badan, serta terkadang edema. Faktor kejiwaan serta masalah-
masalah sosial juga berpengaruh. Perempuan yang mudah mengalami premenstrual syndrome ini
adalah perempuan yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan faktor-
faktor psikologis.
● Penyebab sindrom sebelum menstruasi yang paling sering berhubungan dengan faktor-faktor
sosial, budaya, biologis, dan masalah psikis emosional.
Menoraghia
Penyebab terjadinya menoraghia antara lain:
● Ketidakseimbangan hormon, misalnya akibat sindrom ovarium polikistik,
obesitas, hipotiroidisme, dan resistensi insulin.
● Gangguan atau pertumbuhan jaringan pada rahim, seperti radang panggul, miom
(fibroid rahim), endometriosis, adenomyosis, polip rahim
● Gangguan pada ovarium, sehingga menyebabkan proses ovulasi tidak terjadi
sebagaimana mestinya.
● Kelainan genetik, terutama yang mempengaruhi proses pembekuan darah,
misalnya penyakit von Willebrand.
● Efek samping obat, seperti obat antiradang, obat hormon, antikoagulan, obat yang
digunakan pada kemoterapi, serta suplemen herbal yang mengandung gingseng, ginkgo
biloba, dan kedelai.
● Alat kontrasepsi, seperti pil KB dan IUD (KB spiral).
● Kanker, seperti kanker rahim atau serviks.
METRORAGHIA
Penyebab metroraghia adalah kelainan organic (polip
endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks),
kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen (Irianto,
2015).
OLIGOMENORE
A
Penyebab oligomenore adalah:
● Efek samping penggunaan pil KB hormonal. Banyak wanita yang mengalami perdarahan
haid yang lebih sedikit dalam 3-6 bulan sejak menggunakan pil KB. 
● Baru pertama kali haid
● Wanita menjelang menopause
● Terlalu sering berolahraga berat 
● Tingginya kadar protein prolaktin dalam darah
● Menggunakan obat-obatan golongan antipsikotik dan obat epilepsi
● Gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia 
● Menderita diabetes atau masalah kelenjar tiroid
MANIFESTASI KLINIS
AMENOREA HIPOGONATROPI
● Tidak terjadi haid
● Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
● Nyeri kepala
● Badan lemah
● Sakit kepala
● Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedangmenyusui )
● Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
● Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
● Vagina yang kering
● Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti
pola pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
DISMENOREA

● Dismenore primer; usia lebih muda, timbul setelah terjadinya siklus


haid yang teratur, sering pada nulipara, nyeri sering terasa sebagai
kejang uterus dan spesifik, nyeri timbul mendahului haid dan
meningkat pada hari pertama atau kedua haid.

● Dismenore sekunder yakni; usia lebih tua, cenderung timbul setelah


2 tahun siklus haid teratur, tidak berhubungan dengan siklus paritas,
nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul, nyeri dimulai dari haid
dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah.
SINDROM PRAMENSTRUASI (PMS)
Gejala Fisik :
● Retensi cairan (misalnya kembung, nyeri tekan pada payudara) 
● Penambahan berat badan
● Gangguan tidur
● Sakit kepala migrain pada saat menstruasi
● Sakit punggung
● Vertigo
● Mual, muntah, diare
● Jerawat
● Ingin makan tertentu
● Konstipasi

Gejala Emosional:
● Peka rangsang, perubahan suasana hati, kelailan emosional
● Bermusuhan
● Depresi
● Ansietas
● Letargi
MENORAGHIA

Beberapa gejala yang bisa muncul adalah:


● Darah yang keluar memenuhi 1 atau 2 pembalut setiap jamnya,
selama beberapa jam berturut-turut.
● Perlu mengganti pembalut saat sedang tidur di malam hari.
● Durasi keluarnya darah lebih dari 7 hari.
● Darah yang keluar disertai gumpalan-gumpalan darah berukuran
sebesar koin atau lebih.
● Darah yang keluar terlalu banyak hingga mengganggu aktivitas
sehari-hari.
OLIGOMENOREA

Gejala oligomenore di antaranya adalah:

● Jarak antara haid lebih dari 35 hari 


● Mengalami haid kurang dari 9 kali dalam setahun
● Siklus menstruasi yang tidak teratur
● Perdarahan yang lebih sedikit pada saat haid daripada biasanya
Patofisiologi Gangguan Menstruasi
Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat
involusi korpus luteum. Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO
axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka
ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpusluteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium
berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan
siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak
mengakibatkan pendarahan hebat. Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,yang akan
menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal
sebagai vitamin anti depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh
kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin
yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita
yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolactin dapat tinggi atau normal.
1. B-USG: deteksi kondisi rahim, ovarium, dan panggul.
2. Sitologi: untuk pemeriksaan fungsi ovarium serta menghilangkan
lesi ganas.
3. Biopsy: untuk menentukan jenis penyakit, lebih sering digunakan
untuk mendiagnosis tumor.
4. Penentuan endokrin: dapat digunakan untuk mengukur
gonadotropin hipofisis, prolaktin, ovarium, tiroid, dan hormon
adrenal. Secara klinis untuk memahami fungsi ovarium dapat
menggunakan cara pap smear vagina, mucus serviks, suhu
tubuh basal, dan biopsi endometrium.
5. X-Ray: pemeriksaan uterin lipiodol dapat digunakan untuk
memahami kondisi rongga rahim, apakah terdapat fibroid
mukosa atau polip. Juga untuk memahami apakah terdapat
tumor hipofisis.
Pemeriksaan 6. Laparoskopi dan histeroskopi: untuk mendeteksi lesi uterine
serta panggul.
Penunjang 7. Pemeriksaan fungsi hati, ginjal, serta aliran darah. Lakukan
pemeriksaan kromosom bila diperlukan.
8. Estrogen/Progesterone Challenge Test adalah pilihan untuk
melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium
dalam rahim.
Komplikasi Gangguan Menstruasi

1. Amenorea 2. Dismenorea

• Komplikasi amenore dapat banyak, • Jika diagnosis dismenorea sekunder


termasuk infertilitas dan keterlambatan diabaikan atau terlupakan, maka
perkembangan psikososial dengan patologi yang mendasari (underlying
kurangnya perkembangan seksual pathology) dapat memicu kenaikan
fisik normal. Pasien hipoestrogenik morbidity (angka kematian),
dapat berkembang menjadi termasuk sterility (kemandulan).
osteoporosis parah dan patah tulang, • Isolasi sosial dan/atau depresi.
yang paling berbahaya bagi kehidupan • Rasa sakit yang parah dan
menjadi fraktur leher femur. mengganggu aktivitas normal.
• Komplikasi yang terkait dengan
amenore pada pasien yang merespon
progestin adalah hiperplasia
endometrium dan karsinoma yang
dihasilkan dari stimulasi estrogen
terlindung.
Komplikasi Gangguan Menstruasi

3. Menorhagia 4. Oligomenorea
Anemia Defisiensi Besi : Gangguan • Komplikasi yang paling menakutkan
menstruasi yang menetap dapat adalah terganggunya fertilitas dan
menyebabkan kehilangan zat besi kronis setres emosional pada penderita
pada 30 persen kasus. Remaja sering sehingga dapat memperburuk
kali mengalami hal tersebut. Hingga 20 terjadinya kelainan haid lebih lanjut.
persen dari pasien dalam kelompok usia Prognosa akan memburuk bila
ini yang mengalami menorrhagia juga oligomenorea mengarah pada
mengalami masalah pada pembekuan fertilitas atau tanda dari keganasan
darah
Penatalaksanaan Medis
1. Amenorea
1). Uji progestogen positif 2). Uji progesteron negative

Bagi wanita yang belum menginginkan anak, cukup diberikan Wanita dengan uji P negatif, dilakukan uji estrogen dan progesteron
P dari hari 16 sampai hari ke 25 siklus haid. Pengobatan (Uji E+P) Diberikan estrogen selama 21 hari, dan dari ke 12 sampai
berlangsung selama 3 siklus berturut-turut. Setelah itu di lihat, hari ke 21 diberikan progesteron 5 -10 mg/hari. Jenis estrogen
seperti etinilestradiol (50 ug), estrogen valerianat (2 mg), atau
apakah siklus haid menjadi normal kembali, atau tidak. Kalau
estrogen konyugasi (0,625 mg). Paling sederhana adalah pemberian
masih belum terjadi juga siklus haid normal, maka pengobatan pil kontrasepsi kombinasi. Uji E+P dikatakan positif, bila 2 atau 3 hari
dilanjutkan lagi, sampai terjadi siklus haid yang normal lagi. kemudian terjadi perdarahan (bervariasi), dan bila tidak terjadi
perdarahan, uji E+P dikatakan negatif, yang artinya ada gangguan di
uterus (Asherman sindrom), atau atresia genitalia distal.
3). Uji E+P positif
Uji E+P positif artinya wanita tersebut hipoestrogen. Terjadi 4). Agonis Dopamin
gangguan pembentukan E di folikel. Selanjutnya perlu dicari
penyebabnya dengan analisa hormonal. FSH dan LH
Agonis Dopamin seperti bromocriptine (Parlodel) atau
rendah/normal,PRL normal. Bila hasil analisa hormonal ditemukan pergolide (Permax) , efektif dalam mengobati
FSH, atau LH yang tinggi, pRL normal, maka penyebab hiperprolaktinemia. Pada sebagian besar wanita, pengobatan
amenoreanya adalah di ovarium (insufisiensi ovarium). Selanjutnya dengan obat agonis dopamin mengembalikan fungsi endokrin
perlu dilakukan biopsi ovarium per Laparoskopi. Bila hasil hormon ovarium normal dan ovulasi.
FSH dan LH sangat rendah, maka perlu dilakukan uji stimulasi
dengan HMG (Uji HMG) untuk memicu fungsi ovarium. Ovarium
yang normal akan memproduksi E, yang dapat diperiksa melalui
urine atau darah (Uji HMG+).
Penatalaksanaan Amenorea

5. Metformin (Glucophage) adalah obat yang telah berhasil digunakan pada wanita dengan sindrom
ovarium polikistik untuk menginduksi ovulasi.
6. Pada beberapa wanita, berat badan yang berlebihan bisa menjadi penyebab amenore. Para wanita
harus membatasi jumlah lemak dalam diet mereka, dan mereka harus latihan cukup untuk
mempertahankan berat badan ideal. Lebih dari 8 jam olahraga berat dalam seminggu dapat
menyebabkan amenore. Program olahraga yang sedang menstruasi dapat mengembalikan normal.
7. Pada wanita dengan anoreksia nervosa atau penurunan berat badan yang berlebihan, siklus haid yang
normal sering dapat dikembalikan dengan menjalani perawatan untuk memulihkan dan
mempertahankan berat badan yang sehat.
8. Jika amenore disebabkan oleh stres emosional, mencari cara untuk mengatasi stres dan konflik dapat
membantu.
9. Mempertahankan gaya hidup sehat dengan menghindari konsumsi alkohol dan merokok juga
membantu.
Penatalaksanaan dismenorea
Farmakologi

Dismenore primer I.(NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY


DRUGS)
1.Latihan • Obat-obat ini bekerja dengan cara
• Latihan moderat, seperti berjalan atau menghambat produksi dan pelepasan
berenang prostaglandin. NSAID yang telah disetujui
• Latihan menggoyangkan panggul oleh FDA untuk pengobatan dismenorea,
• Latihan dengan posisi lutut di seperti diklofenak, ibuprofen, ketoprofen,
tekukkan ke dada, berbaring telentang meclofenamate, asam mefenamat,
atau miring. naproxen. Sedangkan NSAID dan
2. Panas analgesik lainnya yang telah digunakan
• Buli-buli panas atau botol air panas adalah aspirin, acetaminofen, COX-2
inhibitor, narkotika, montelukast.
yang di letakkan pada punggung atau
II. Kontrasepsi oral menghambat ovulasi
abdomen bagian bawah
sehingga meredakan gejala. Dengan
• Mandi air hangat atau sauna mencegah ovulasi, kontrasepsi oral dapat
3.Hindari kafein yang dapat menekan proliferasi progesteron dari
meningkatkan pelepasan prostaglandin endometrium sekretori, mengakibatkan
4.Pijat daerah punggung, kaki , atau penurunan volume cairan dan sintesis
betis. prostaglandin
5.Istirahat III. Mirena atau progestasert AKDR dapat
mencegah kram.
Penatalaksanaan PMS
a) Terapi simtomatik untuk menghilangkan 1. Asam mefenamat (500 mg, 3 kali sehari) berdasarkan
gejala-gejala antara lain dengan penelitian dapat mengurangi gejala premenstrual syndrome
diuretika untuk mengobati kembung, anti seperti dismenorea dan menoragia (menstruasi dalam jumlah
depresan dan anti ansietas untuk banyak) namun tidak semua. Asam mefenamat tidak
menghilangkan cemas dan depresi, diperbolehkan pada wanita yang sensitif dengan aspirin atau
bromokriptin untuk menghilangkan memiliki risiko ulkus peptikum.
bengkak dan nyeri pada payudara dan 2. Kontrasepsi oral dapat mengurangi gejala premenstrual
anti prostaglandin untuk mengatasi nyeri syndrome seperti dismenorea dan menoragia, namun tidak
payudara, nyeri sendi dan nyeri berpengaruh terhadap ketidakstabilan mood. Pada wanita yang
muskuloskeletal. sedang mengkonsumsi pil KB namun mengalami gejala
b) Terapi spesifik dibuat untuk mengobati premenstrual syndrome sebaiknya pil KB tersebut dihentikan
etiologi yang diperkirakan sebagai sampai gejala berkurang.
penyebab dari PMS antara lain dengan 3. Obat penenang seperti alparazolam atau triazolam, dapat
progesteron alamiah untuk mengatasi digunakan pada wanita yang merasakan kecemasan,
defisiensi progesteron dan pemberian ketegangan berlebihan, maupun kesulitan tidur.
vitamin B6. 4. Obat anti depresi hanya digunakan bagi mereka yang
c) Terapi ablasi yang bertujuan untuk memiliki gejala premenstrual syndrome yang parah.
mengatasi PMS dengan cara
menghentikan haid.
Penatalaksanaan menoraghia
a. Terapi obat
1. Obat antifibrinolitik, seperti asam traneksamat, untuk membantu proses pembekuan
darah.
2. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), seperti ibuprofen, naproxen, dan asam
mefenamat, untuk meredakan gejala nyeri dan menurunkan produksi prostaglandin
yang bisa memicu menorrhagia.
3. Pil kontrasepsi kombinasi, untuk mengatur siklus menstruasi dan mengurangi durasi
serta banyaknya darah yang keluar saat menstruasi.
4. Desmopressin, untuk mengatasi penyebab perdarahan pada penyakit von Willebrand.
5. Progestogen suntik dan norethisterone oral (obat minum), untuk membantu
menyeimbangkan kadar hormon dan mengurangi jumlah perdarahan.
6. Analog GnRH-a (gonadotropin releasing hormone analogue), untuk mengurangi
perdarahan saat menstruasi, memperbaiki siklus menstruasi, meredakan gejala
menstruasi, mengurangi risiko radang panggul, serta mencegah kanker.
7. Jika menoraghia sampai menyebabkan terjadinya anemia, dokter akan memberikan
suplemen zat besi.
Penatalaksanaan menoraghia
b. Operasi
• Dilatasi dan kuretase (D&C) : Dokter akan melakukan dilatasi (pembukaan) serviks dan
melakukan kuretase (pengerokan) dinding dalam rahim untuk mengurangi perdarahan
saat menstruasi.
• Embolisasi arteri rahim : Prosedur ini dilakukan untuk menangani menorrhagia yang
disebabkan oleh miom. Pada prosedur ini, miom disusutkan dengan cara memblokir
arteri yang mensuplai darah ke tumor tersebut.
• Miomektomi : Pada prosedur ini, miom yang menjadi penyebab haid berlebihan akan
diangkat melalui pembedahan. Pada sebagian kasus, miom bisa tumbuh kembali
meski miomektomi telah dilakukan.
• Reseksi endometrium : Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat endometrium
menggunakan kawat panas. Setelah menjalani prosedur ini, pasien tidak dianjurkan
untuk hamil.
• Ablasi endometrium : Prosedur ini dilakukan dengan cara menghancurkan lapisan
endometrium secara permanen, baik dengan laser, radiofrekuensi (RF), atau dengan
pemanasan.
• Histerektomi : Operasi pengangkatan rahim ini akan menghentikan menstruasi
selamanya dan membuat pasien tidak dapat hamil. Biasanya, prosedur ini ditempuh
jika menorrhagia sudah tidak bisa lagi ditangani dengan cara lain.
Penatalaksanaan oligomenorea
• Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan
dengan penyebabnya.
• Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid pertama dan
oligomenorea yang terjadi menjelang menopause tidak memerlukan pengobatan yang
khusus.
• Sementara oligomenorea yang terjadi pada atlet dapat diatasi dengan mengubah pola
latihan dan mengubah pola makan hingga didapatkan siklus menstruasi yang reguler
kembali.
• diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi
obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis
hormon yang mengalami penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang
menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan
kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.
02
Klimakterium
(Menopause)
Prevalensi Menopause

 Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2000, total
populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 645 juta
orang, tahun 2010 mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030
mendatang jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan
mencapai 1,2 milyar orang. Artinya sebanyak 1,2 milyar perempuan akan memasuki
usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali lipat dari angka sensus tahun
1990 jumlah perempuan menopause (Mulyani, 2013).
 Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015
mencapai 255 juta dan terjadi peningkatan menjadi 268 juta pada tahun 2019
(Badan Pusat Statistik 2015). Menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-
2035 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah perempuan berusia di atas 50 tahun
adalah 20,9 juta. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup
dalam usia menopause di Indonesia 30,3 juta orang. Menurut Badan Pusat
Statistika (BPS), pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause
(Baziad, 2010).
Definisi Menopause
 Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju
fase usia tua (senium)yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif
ataupun endokrinologik dari ovarium, yaitu fase peralihan antara
pramenopause dan pascamenopause. (Baziad, 2003, hal 1)

 Menopause menurut WHO didefinisikan sebagai berarti berhentinya


siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya
mengalami menstruasi sebagi akibat dari hilangnya aktivitas folikel
ovarium.

 Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause


sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi
antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan
sebagai masa berhentinya haid sama sekali.

 Jadi disimpulkan bahwa menopause adalah terhentinya menstruasi pada


seorang wanita yang sekaligus merupakan tanda berakhirnya
kemampuan wanita untuk bereproduksi.
Faktor Risiko Menopause
1. Penurunan Hormon Reproduksi secara Alami 3.Kemoterapi dan Terapi Radiasi
Saat wanita mendekati usia 30-an akhir, ovarium mengalami Terapi kanker dapat memicu menopause, menyebabkan gejala
penurunan produksi estrogen dan progesteron, hormon pengatur seperti hot flashes selama pengobatan atau dalam waktu 3-6
haid. Selama periode ini, kemampuan pematangan telur bulan.
berkurang dalam ovarium setiap bulannya dan ovulasi kurang
dapat diprediksi. Juga pasca-ovulasi, hormon progesteron yang
mempersiapkan tubuh wanita untuk kehamilan menjadi kurang
dramatis, kesuburan menurun, sebagian disebabkan oleh efek-
efek hormonal. Perubahan ini menjadi lebih parah pada wanita
usia 40-an. Periode menstruasi mungkin menjadi lebih lama atau
lebih pendek, lebih berat atau ringan,

2. Histerektomi 4.Insufisiensi Primer Ovarium


Histerektomi yang mengangkat uterus tetapi tanpa mengangkat Sekitar 1% dari wanita mengalami menopause sebelum usia 40
ovarium biasanya tidak menyebabkan menopause karena ovarium tahun. Menopause dapat terjadi karena kekurangan ovarium
masih dapat menghasilkan estrogen dan progesteron. Tetapi pada primer ketika ovarium gagal untuk menghasilkan tingkat normal
operasi pengangkatan uterus beserta ovarium (histerektomi total hormon reproduksi yang disebabkan oleh faktor genetik atau
dan ooforektomi bilateral) menyebabkan menopause tanpa tahap penyakit autoimun.
transisi. Menstruasi segera berhenti dan mengalami hot flashes
dan tanda-tanda dan gejala menopause lainnya. Histerektomi
dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dari rata-
rata.
Faktor Risiko Menopause
5. Merokok 6. Riwayat Keluarga
Perempuan cenderung mengalami menopause
Terjadinya menopause terjadi 1-2 tahun lebih awal sekitar usia yang sama dengan ibu atau
pada wanita yang merokok, dibandingkan dengan saudaranya, meskipun hubungan antara riwayat
wanita yang tidak merokok. keluarga dan usia menopause masih perlu
penelitian lebih lanjut.

7. Tidak pernah melahirkan


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita
yang tidak pernah melahirkan dapat menyebabkan
menopause dini.
KLASIFIKASI KLIMAKTERIUM
1. PRAMENOPAUSE MASA 4-5 TAHUN SEBELUM MENOPAUSE,
KELUHAN KLIMAKTERIK SUDAH MULAI TIMBUL, HORMON ESTROGEN
MASIH DIBENTUK. BILA KADAR ESTROGEN MENURUN MAKA AKAN
TERJADI PERDARAHAN TAK TERATUR.
2. MENOPAUSE, HORMON ESTROGEN TIDAK DIBENTUK LAGI, JADI
MERUPAKAN SATU TITIK WAKTU DALAM MASA TERSEBUT.UMUMNYA
TERJADI PADA UMUR 45-55 TAHUN.
3. POSTMENOPAUSE FASE 3-5 TAHUN SETELAH MENOPAUSE. DITANDAI
DENGAN GEJALA VAGINA ATROPHY DAN OSTEOPOROSIS YANG DAPT
BERKEMBANG.
ETIOLOGI
1. Gejala Vasomotor
• a. Hot flashes Hotflashesyaituperasaanpanas, • b. 7 jam sehari, 20% tidur Rapist Eye Movement
gerahbahkan rasa sepertiterbakar pada (REM), mungkin memerlukan Insomnia dan sulit
areawajah, lengan, leher, dan tubuh bagian untuk dapat tidur. Sementara kebutuhan tidur
atassertamunculnyakeringat berlebih dewasa adalah sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur
khususnyapadamalamhari.Kondisi ini adalah REM, mungkin sulit tidur dan sering terbangun saat
masalah yang lebih sering dikeluhkan dan diubah tidur di malam hari. Gangguan tidur dapat
sesuai dengan jangka waktu klimakterium. diistilahkan insomnia sering menjadi keluhan pada
Selama 3 sampai 5 menit, Intesitas dan durasinya wanita menopause (Sihombing, 2010).
dapat bervariasi pada setiap wanita. Pada
beberapa orang, keluhan ini bisa dilepaskan oleh
gejala palpitasi, rasa berdenyut pada kepala dan
leher, nyeri kepala, kadang-kadang, dan ansietas.
Perubahan fisiologis yang dapat dilihat adalah
Peningkatan suhu tubuh, denyut, nadi dan nafas
(Reid, 2014).
• c. Keringat Berlebih keringat • d. Palpitasi Palpitasi adalah suatu • e. Gangguan punggung dan tulang
berlebih atau disebut juga tempat kompilasi jantung berdetak Rendahnya kadar estrogen menjadi
hiperhidrosis nokturnal sering cepat berulang kali tanpa ada salah satu penyebab proses
tanda-tanda berhenti. Kontraksi osteoporosis wanita menopause.
terjadi pada malam hari meskipini
prematur menyebabkan jantung Kadar estrogen yang berkurang pada
kondisi tubuh sedang rileks dan saat menopause, akan diikuti
berdenyut dua kali dengan sangat
cuaca tidak panas. Penurunan dengan penurunan yang
cepat sehingga lebih banyak darah
hormon noradrenalin yang dikeluarkan pada denyutan dikumpulkan pada makanan.
menimbulkan vasodilitasi kedua. Memiliki jumlah yang lebih Memperbaiki masalah ini dengan
pembuluh darah, suhu kulit sedikit mencairkan kembali kalsium yang
besar dibandingkan dengan jumlah
meningkat dan menimbulan ada di dalam tulang. Diangkat,
yang dimiliki. Palpitasi pada masa
tulang menjadi keropos dan rapuh.
perasaan panas pada malam hari menopause dapat mempengaruhi
Linu dan sakit yang dialami wanita
akan keluar keringat yang karean Kehadiran hormon menopause Berdasarkan literatur
berlebih. Vasodilatasi dan penrunan estrogen yang yang ada kita tahu sekitar 1% dari
memuat keringat ini menyebakan memengaruhi saraf simpatis dan hasil proses penuaan. Namun
pengelauarn panas setiap kali parasimpatis (Reid, 2014). setelah menopause, terkadang
beberapa wanita menopause wanita akan melepaskan 2% tulang
meningkat kedinginan (Reid, dalam transisi (Reid, 2014).
2014).
MANIFESTASI KLINIS KLIMAKTERIUM
• Gangguan neurovegetatif :
1. Gejolak panas (hot flushes)
2. Keringat malam yang banyak

• Gangguan psikis :
1. Mudah tersinggung
2. Depresi
3. Insomania atau sulit tidur

• Gangguan organik :
1. Osteoporosis
2. Nyeri senggama (dispareunia)
KOMPLIKASI KLIMAKTERIUM
1. Penyakit Jantung Koroner : Keluhan yang 4. Dementia : Wanita pascamenopause biasanya
mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah kemampuan berfikir dan ingatannya menurun
meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari hal ini merupakan pengaruh dari
ototnya olehkarena turunnya sirkulasi menuju kulit,
menurunnyahormon estrogen, dimana hormon
badan terasa panas termasukwajah, terjadi perubahan
sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ketengkuk estrogen ini dapat mempengaruhikerja dari
(hot flushes), mudah berdebar – debar terjadi tekanan degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel otak.
darahtinggi yang berlanjut ke penyakit jantung 5. Sindrom Klimakterium : Tidak terjadi pada
koroner.
semua wanita, tetapi hanya sebagian kecil. Di asia-
2. Masalah Urogenitalia : Ketidakmampuan indonesia, gejala ini tidak umum, lebih menonjol
mengendalikan buang air kecil (inkontinensia) kemunduran keinginan seksual sehingga menjadi
3. Osteoporosis : Dengan turunnya kadar estrogen, keluhan dari suaminya.
maka proses osteoblast yangberfungsi membentuk
tulang baru terhambat dan fungsi osteoclastmerusak
tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan
dirusakosteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru
oleh osteoblast, sehinggatulang menjadi osteoporosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG KLIMAKTERIUM
1. Periksa darah : Kadar progesterone dan 3. Tes kehamilan
estrogen ( estradiol ). Pada menopause, 4. Pemeriksaan HCG, pada menopause HCG
kadar progesterone dan estrogen rendah. akan negatif (-)
2. Kadar estriol normal berkisar antara 40-
5. Pada pemeriksaan Pap smear bisa
250 pg/ml. Sedangkan pada menopause
diketahui adanya perubahan pada lapisan
kadar estriol kurang dari 20 pg/ml. Selain
vagina akibat perubahan kadar estrogen.
itu, terjadi peningkatan kadar FSH 30 ml
unit/mlKadar kolesterol, HDL ( High
Density Lipoprotein ), dan LDL ( Low
Density Lipoprotein ). Pada umumnya,
klien yang sudah mengalami menopause
kadar kolesterol dan LDL meningkat, dan
HDL menurun.
PENATALAKSANAAN MEDIS KLIMAKTERIUM
• Farmakologi
1. Terapi sulih hormon (TSH). Tujuannya yaitu untuk mengganti hormon yang ada
pada keadaan normal untuk memperthankan kesehatan wnita yang bertambah
tua ( kasdus,2002 )
2. Olahraga
3. Nutrisi ( diet )
4. Fitoestrogen
5. Kalsium
6. Gaya hidup
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
AnybyQuestions?
infographics & images Freepik.

Anda mungkin juga menyukai