Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN

ISTIRAHAT DAN TIDUR AKIBAT GANGGUAN INTEGUMEN


(PSORIASIS)

Dosen Pengampu :
INDRIANA NOOR ISTIQOMAH, S.Kep, Ns, M.Kep
Disusun Oleh :
Titin Krisna Wati 202303101100
Rani Saniya 202303101128
Revalina Ayu Claudia 202303101020
Rohmania Yulinda Nofitasari 202303101032
Novita Dwi Lusida 202303101088
Nabila Aureliani 202303101090
Lilis April Yani Us'olin 202303101108
Dadang Hawari 192303101030
Faisal Akbar 202303101028
Yesi Aprilia 202303101118

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Istirahat dan
Tidur Akibat Gangguan Integumen (Psoriasis) mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan
tugas dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 pada semester 4, program studi
D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh
karena itu, tim penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Indriana Noor Istiqomah, S.Kep, Ns, M.Kepselaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kelompok kami dan telah memberikan masukan yang membantu bagi
pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan


dan masalah, namun berkat bantuan, kerjasama, dan bimbingan dari berbagai pihak
maka kesulitan tersebut dapat teratasi. Pada penyusunan makalah ini, sangat disadari
bahwa masih terdapat kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penyusun dan pembaca.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Psoriasis...........................................................................................................
2.2 Etiologi Psoriasis...........................................................................................................
2.3 Tanda & Gejala Psoriasis..............................................................................................
2.4 Mekanisme Psoriasis.....................................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan...............................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan.................................................................................................
3.4 Implementasi Keperawatan..........................................................................................
3.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psoriasis merupakan salah satu penyakit kulit yang menjadi beban sebagian
besar negara di dunia dikaren akan kurangnya perhatian dalam menangani kasus
psoriasis yang memberikan penderitaan cukup panjang bagi penderitanya. Psoriasis
merupakan penyakit kulitkronis yang timbul secara berulang ditandai dengan adanya
lesi yang khas berbentuk bercak- bercak eritema dengan batas tegas, ditutupi oleh
skuama tebal berwarna putih mengkilat di daerah siku, lutut, punggung, kuku jari, dan
kulit kepala. Menurut World Health Organization (WHO) dalam Global Report on
Psoriasis 2016 prevalensi kejadian psoriasis di negara-negara di dunia berkisar antara
0,09 – 11,43 %. Setidaknya sekitar 100.000.000 orang di dunia dilaporkan mengalami
psoriasis.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa definisi psoriasis ?
2. Apa etiologic psoriasis ?
3. Apa tanda & gejala psoriasis ?
4. Bagaimana mekanisme psoriasis ?
5. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan istirahat dan
tidur?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi psoriasis
2. Dapat mengetahui etiologic psoriasis
3. Dapat mengetahui tanda & gejala psoriasis
4. Dapat mengetahui mekanisme psoriasis
5. Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur akibat gangguan integumen psoriasis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Psoriasis adalah penyakit autoimun dan inflamasi yang sering muncul dan
ditandai dengan merah, plak yang meradang, dan makula, yang muncul sebagai akibat
dari peningkatan proliferasi dan diferensiasi yang buruk dari sel-sel epidermis penghasil
keratin. Plak ini sering disertai dengan sisik keperakan.Lesi yang sangat meradang
muncul sebagai akibat dari sinyal yang rusak yang diproduksi oleh sistem kekebalan
untuk meningkatkan tingkat mitosis sel penghasil keratin hingga sepuluh kali lipat.Ini,
pada gilirannya, menyebabkan retensi inti dan kornifikasi sel stratum korneum yang
tidak lengkap. Penyakit ini terjadi pada tahap awal kehidupan dan perlahan berkembang
sepanjang hidup

2.2 Etiologi

Sampai saat ini tidak ada pengertian yang kuatmengenaipatogenesis psoriasis,


tetapi peranan autoimunitas dan genetic dapat merupakan akar yang dipakai dalam
prinsip terapi. Mekanisme peradangan kulit psoriasis cukup kompleks, yang melibatkan
berbagai sitokin, kemokin maupun faktor pertumbuhan yang mengakibatkan gangguan
regulasi keratinosit, sel-sel radang, dan pembuluh darah, sehingga lesi tampak menebal
dan berskuama tebal berlapis.
Psoriasis jugadapat dipicu oleh pemicu eksternal dan internal, termasuk trauma
ringan, terbakar sinar matahari, infeksi, obatsistemikdanstres. Psoriasis melibatkan kulit
dan kuku, dan dikaitkan dengan sejumlah komorbiditas. Lesi kulit terlokalisir atau
digeneralisasi, sebagian besar simetris, berbatas tegas, papula merah dan plak, dan
biasanya ditutupi dengan sisik putih atauperak. Lesi menyebabkan gatal, menyengat,
dan nyeri.
2.3 Tanda&Gejala

Gejala dari psoriasis antara lain :


1. Mengeluh gata lringan
2. Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
3. Terdapat fenomena tetesan lilin
4. Menyebabkan kelainan kuku
5. Plakeritematosa berbatas tegas ditutupi oleh skuama putih keperakan, terutama
di lutut, siku, kulit kepala dan lipatan kulit
6. Lesi dapat timbul secara perlahan tanpa diketahui, awalnya satu atau dua lesi,
lalu bergabung menjad ibanyak lesi.
7. Kulit bersisik

2.4 Mekanisme

1. Plak eritematosa berbatas tegas ditutupi oleh skuama putih keperakan, terutama
di lutut, siku, kulitkepala, dan lipatan kulit
2. Lesi dapat timbul secara perlahan tanpa diketahui, awalnya satu atau dua lesi,
lalu bergabung menjadi banyak lesi
3. Sering dijumpai pemisahan kuku atau nail pit
4. Gejala meningkat pada musim panas dan memburuk pada musing dingin
5. Kulit bersisik
6. Kulit terasa gatal
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Anamnesa kekurangan kebutuhan tidur dan pemeriksaan nyeri berdasarkan


PQRST adalah sebagai berikut :
 Anamnesa :
a. Umur
Klien psoriasis terjadi pada umur 15-30 tahun.
b. Pekerjaan
Klien psoriasis biasanya banyak terjadi pada petani.
c. Jenis kelamin
Klien psoriasis dominanterjadipadalaki-laki.
d. Pola tidur
Klien psoriasis kesulitan tidur pada malam hari karena cemas dan rasa
gatal dan tidak nyaman.
 Keluhan utama
Klien mengatakan sulit tidur, di sebabkan oleh psoriasis yang terasa gatal dan
nyeri di bagian kaki, dengan skala 5 (Nyeri sedang) dan muncul ketika malam
hari.
 Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan mengalami kesulitan tidur
 Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu seperti DM, HT
 Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada riwayat penyakit seperti DM, HT
2. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Klien tampak meringis, tampak gelisah, mata cekung, terdapat percak luka
bekas garukan di kaki,

2. GCS
Klien mampu merespon suara denganbaik, pasien mampu mengangkat dan
menahan kaki, pasien mampu merespon jawaban denganbaik.
3. Tingkat kesadaran
Compos mentis.
4. Pemeriksaan tanda-tanda vital
TD : 140 / 90 mmHg
S : 36,8`C
RR : 22 x/m
N : 87x/m

5. Pemeriksaan head toe toe


(a) Kepala dan rambut
Yang perlu dikaji adalah bentuk kepala, apakah kulit kepala tampak kotor atau
berketombe, apakah ada lesi atau tidak.
(b) Wajah
Yang perlu dikaji adalah apakah wajah pasien pucat atau tidak, apakah ada
kloasma, wajah pasien tampak mengantuk atau tidak, dan wajah pasien sayu
atau tidak
(c) Mata
Bola mata simetris atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, dan warna sklera
(d) Telinga
Kebersihan telinga, apakah ada kelainan fungsi pendengaran, dan adanya lesi
pada telinga
(e) Mulut dan bibir
Kelembaban pada mulut, kebersihan mulut, danapakah ada tidaknya pembesaran
tonsil.
(f) Leher
Yang perlu dikaji adalah apakah ada pembesaran tiroid, dan vena jugularis.
(g) Kulit
Bagaimana warna kulit, turgor kulit, dan apakah kulit pucat atau tidak.
(h) Payudara
Bentuknya simetris atau tidak, warna areola, putting menonjol atau tidak, apakah
ada bendungan ASI, ada tidaknya kolostrum, dan payudara tampak bersih atau
tidak.
(i) Thorax
Apakah ada suara ronchi, apakah ada lesi, dan edema.
(j) Abdomen
Yang perlu dikaji oleh perawat adalah apakah adanya linea, striae, bagaimana
luka SC, berapa bising usus, berapa tinggi fundus uterus, apakah ada kontraksi,
apakah ada perabaan distensiblas.
(k) Genetalia
Yang perlu dikaji oleh perawat adalah kebersihan vagina, apakah ada hematoma,
apakah ada nyeri, lochea (warna, jumlah, bau, atau konsistensi, 1-3 hari rubra, 4-
10 hari serosa, >10 hari alba), pemeriksaan anus (apakah ada hemoroid atau
tidak).
(l) Ekstremitas atas dan bawah Atas yaitu: apakah ada odema, varises, serta
lakukan pemeriksaan CapillaryRefillTime (CRT). Bawah yaitu: apakah ada
odema, varises, serta lakukan pemeriksaan Capillary Refill Time (CRT).

 Pemeriksaan nyeri berdasarkan PQRST


P : Provokatif / Paliatif (Penyebab)
 Terklupasnya lapisan kulit
Q : Qualitas / Quantitas
 Nyeri terasa cekot-cekot
R : Region / Radiasi (Penyebaran)
 Nyeri yang di rasa terdapat di kaki
S : Skala Seviritas (Keparahan)
 Skala nyeri 4 (nyeri sedang)
T : Timing (Waktu)
 Pada waktu malam hari

B. Pemeriksaan diagnostic

Pemerikasaan tambahan seperti sleep wake diaries, aktigrapi,


polisomnograpi telah dilakukan untuk membantu diagnosis walaupun
validitasnya masih terbatas. Sleep wake diaries merupakanpencatatanwaktutidur
yang dilakukan selama 1-2 minggu, pencatatan ini berguna untuk menegakkan
pola tidur, variasipada jam tidur, gangguan tidur dari hari ke hari. Aktigrafi
merupakan metode objektif untuk mengevaluasi pola tidur dan beraktivitas
dengan menggunakan peralatan yang sensitive terhadap gerakan, digunakan
pada pergelangan tangan yang tidak dominant. Pada penelitian yang valid
menunjukan hubungan antara pola aktigrafi dan tidur yang
dinilaimelaluipolisomnografi, walaupun aktigrafi dapat melebih-lebihkan jumlah
nyata dari tidur. Aktigrafi bertujuan untuk memeriksa pola-pola yang terjadi
secara temporal, variasinya dan respon terhadap pengobatan. Aktigrafi
digunakan dalam mengevaluasi gangguan ritmesirkadian tapi belum sepenuhnya
valid. Polisomnografi merupakan alat yang paling sensitive untuk membedakan
tidur dan terjaga. Pemeriksaan dengan alat ini tidak rutin digunakan untuk
mengevaluasi insomnia kronik karena pada banyak kasus hanya
mengkonfirmasi laporan subjektif dari pasien tanpa mengindikasikan penyebab
pasien terjaga, tapi pada situasi tertentu polisomnografi sangat berguna seperti
pada sleep apnea, periodic limb movement, atau parasomnia. Pada pasien
dengan keluhan tidak wajar atau riwayat respon terhadap pengobatan tidak baik
dapt dilakukan pemeriksaan polisomnografi.
Pemeriksaan Gangguan Tidur

Sleep study adalah metode pemeriksaan yang umumnya dilakukan bila


Anda mengalami gangguan tidur, baik sulit tidur atau sering terbangun saat tidur
di malam hari. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi pola tidur dan
menentukan jenis gangguan tidur yang terjadi.

Prosedur Gangguan Tidur

1. Mengonsumsi banyak sayuran dan ikan.


2. Mengurangi asupan gula.
3. Mengurangi stres dan kecemasan dengan aktivitas fisik.
4. Mengikuti jadwal tidur yang teratur dan konsisten.
5. Minum air putih lebih sedikit sebelum tidur.
6. Membatasi asupan kafein, terutama pada sore atau malam hari.
7. Mengurangi penggunaan rokok dan alkohol.
8. Mengurangi asupan karbohidrat menjelang tidur.

2. Diagnose keperawatan

Diagnosa: Gangguan tidur b.d kurang control tidur d .d mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur, mengeluh istirahat tidak cukup, mengeluh
kemampuan beraktivitas menurun

(D.0055) Gangguan Pola Tidur

Definisi :

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal

Penyebab :

- Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar,


suhulingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
- Kurang control tidur
- Kurang privasi
- Restraint fisik
- Ketiadaan teman tidur
- Tidak familiar dengan peralatan tidur

Gejala dan Tanda Mayor :


Subjektif Objektif

- Mengeluh sulit tidur (tidaktersedia)


- Mengeluh sering terjaga
- Mengeluh tidak puas tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh istirahat tidak cukup

Gejala dan Tanda Minor:


Subjektif Objektif

Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait:


- Nyeri/kolik
- Hypertirodisme
- Kecemasan
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Kehamilan
- Periode pasca partum
- Kondisi pasca operasi
3. Intervensi keperawatan

Dukungan Tidur (L.05174)

Observasi

- Identifikasi pola aktivitas dan tidur


- Identifikas ifaktor penganggu tidur
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
- Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
- Terapeutik
- Modifikasi lingkungan Batasi waktu tidur siang
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal rutin tidur
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk
menunjang
- Siklus tidur terjaga

Edukasi

- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman penggangu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
tehadap tidur REM
- Ajarkan factor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainya

Edukasi Aktivitas / Istirahat (1.12362)

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


Terapeutik

- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat


- Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin


- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan,
sesak nafas saat aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan

Intervensi penunjang

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
4. Monitor keberhasilan terapi akupresur yang sudah diberikan
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (pemberian terapi
akupresur)
6. Berikan terapi akupresur untuk mengurangi rasa nyeri
7. Ajarkan keluarga atau orang terdekat melakukan akupres secara mandiri.
4. Implementasi Keperawatan Berdasarkan SIKI

 Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur klien


 Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan psikologis)
 Mengidentifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
 Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
 Menganjurkan menghindari makanan / minuman yang mengganggu tidur
(mis. Kopi, the, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak
air sebelum tidur).
 Menerapkan jadwal waktu tidur rutin
 Menganjurkan relaksasi otot autogenic atau cara non farmakologis lain
(napasdalam).
 Implementasi Tindakan Memberikan AromaTerapi Lavender
Salah satu terapi non Farmakologis yang digunakan untuk memperbaiki kualitas
tidur lansia adalah aromaterapilavender. Aroma terapi lavender merupakan salah
satu bentuk terapi relaksasi,mekanisme aroma terapi adalah dimulai dari aroma
yang dihirup memasuki hidung dan berhubungan dengan silia, penerima
didalamsilia dihubungkan dengan alat penghirup yang berada di ujung saluran
bau. Bau-bauan diubah oleh silia menjadi impulsi mencapai sistem Limbik di
Hipotlamus selanjutnya akan meningkatkan gelombang alfa di dalam otak dan
akan membantu kita untuk merasa rileks.
Dalam pelaksanaannya aroma terapi lavender diberikan kepada subjek penelitian
sebelum tidur dan diberikan setiap hari selama tujuh hari.

 SOP PEMBERIAN AROMATERAPI MINYAK LAVENDER

Pengertian Salah satu aromaterapi yang dapat menurunkan


insomnia pada pasien yang mengalami psoriasi dan
termasuk terapi non farmakologi.
Tujuan Mengurangi gejala insomnia

Alat & Bahan 1. Aroma terapi lavender


2. Tissue
1. Perkenalkan diri kepada pasien dan menjelaskan
tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
2. Lakukan cuci tangan dan menggunakan
handscoon
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
4. Teteskan 3 tetes aromaterapilavender atau pada
tissue 5. Anjurkan pasien untuk menghirup
aromaterapilavender selama 10 menit
6. Observasi selama 30 menit setelah pemberian
aromaterapi
7. Rapikan alat-alat
8. Lakukan evaluasi insomnia pasien setelah
diberikan aromaterapilavender
Sumber :
1. Jurnal Ners Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020 Halaman 116 - 121 JURNAL
NERS Research & Learningin Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
2. Effectsof Aromatherapy with Lavender and Peppermint Essential Oils on the
Sleep Quality of Cancer Patients: A Randomized Controlled Trial
3. Jurnal Penelitian Perawat Profesional Volume 3 Nomor 1, Februari 2021 e-
ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

 Implementasi Tindakan Latihan Relaksasi Untuk Mengurangi Gejala


Insomnia
pengaruhterapi massage wajah (pijat wajah) dimana terapi massage wajah (pijat
wajah) adalah suatu pijatan yang agak lembut, gerakkannya lambat, pada wajah
dengan menggunakan jari-jari tangan mengakibatkan peredaran darah lancer
sehingga tekanan jari-jari menekan saraf tepi yang tidak sengaja akan
mengeluarkan hormone yang akan diantar ke saraf pusat sehingga di otak
hormone dikendalikan dan menghasilkan beberapa hormone yang akan
menyebar dan akan menyebabkan rasa nyaman, rilek sehingga timbul rasa
mengantuk. Pijat wajah memiliki macam manipulasi, salah satunya adalah
effleurage (menggosok) yang diyakini apabila diberikan dengan tekanan kuat
dan dalam waktu yang cukup lama, justru akan melemaskan otot dan
persyarafan, sehingga menimbulkan rasa malas, segan untuk melakukan
aktivitas yang berat, dan akhirnya timbul rasa mengantuk. Hal ini dapat terjadi
karena pada saat seseorang dipijat tubuhnya akan merasa rileks dan nyaman
akibat dari usapan atau tekanan tangan yang lembut, halus, dan kuat. Pada sa at
terjadi penekanan pada tubuh, saraftepi (perifer) yang tertekan oleh jari-jari yang
lembut dengan tidak sengaja akan mengeluarkan hormone endorphin yang
kemudian dihantarkan ke pusat saraf yaitu otak, dalamotak hormone tersebut
dikendalikan oleh Bulbar Synchronizing Region (BSR) yang kemudian dengan
otomatis bekerja melepaskan hormone serotonin dan melotonin ke seluruh
tubuh. Menyebarnya kedua hormone tersebut keseluruh tubuh, akan
menyebabkan seseorang yang dipijat mengalami perasaan nyaman, rileks,
hingga timbul perasaan mengantuk dan akhirnya tertidur (Bambang, Priyonoadi,
2008).
Sumber :
* I Made Dwi Widiana Juwita 1 Sukardin 2 Wahyu Cahyono3
Abstrak Studi Psikologi Biologi JakartaInsomniaRatingScale (KSPBJ-
IRS).Pengaruh Massage Wajah ( Pijat Wajah) Terhadap Insomnia Pada
Pralansia
Di Desa Jagaraga Wilayah Kerja Puskesmas Kuripan.
https://www.youtube.com/watch?v=n1vYWOQYp1A
5. EvaluasiKeperawatan

No Hari, Tanggal, Diagnosa Evaluasi Keperwatan TTD


Jam Keperawatan
1 Kamis, 10-03- Gangguan Pola S:
2022, 12.00 Tidur b.d - Klien mengatakan sulit
Wib tidur dan sering terbangun
pada malam hari
- Klien mengeluh tidur
tidak puas
- Klien menguluhkemapuan
aktivitas menurun

O:
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 87x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,8˚C

A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi

2 Jum’at, 11- Gangguan Pola S:


03-2022, Tidur b.d - Klien mengatakan sulit
12.00 Wib tidur tetapi sudah tidak
terbangun saat maalam
hari
- Klien mengatakan sudah
puas tidur
- Klien mengatakan
kemampuan beraktivitas
sudah meningkat
O:
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 86x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,7˚C

A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi

3 Jum’at, 11- Gangguan Pola S:


03-2022, Tidur b.d - Klien mengatakan sudah
12.00 Wib bisa tidur dan tidak
terbangun pada malam
hari
- Klien sudah puas tidur
O:
- TTV
TD : 120/60 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,5˚C

A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan Intervensi
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang
kuat dengan karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis disertai
manifestasi vaskuler. Psoriasis satu penyakit kulit termasuk di dalam kelompok
dermatosis eritroskuamosa, dengan lesi berupa makulaeritem berbatas tegas, ditutupi
oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih bening seperti mika, disertai fenomena
tetesan lilin dan tanda Auspitz. (Reynol, 2020).

4.2 Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bilamana makalah ini masih banyak kekurangan


dan kesalahan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki masalah tersebut, kami sebagai
penulis meminta kritik dan masukan dari pembaca yang diharapkan untuk menjadikan
makalah ini yang lebih baik lagi dan lebih semangat lagi dalam menyusun makalah
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. MakalahMakalah Psoriasis. Psoriasis. (online). http://www.scribd.com,


diaksestanggal 4 April 2017.

Ignatavicius, D.D., Winkelman, C., 2015. Clinical Companion for Medical-Surgical

Nursing: Patient-Centered Collaborative Care, 8th ed. Amsterdam: Elsevier

Kamitsuru, S., Herdman, T.H., 2015. Diagnosis KeperawatanDefinisi&Klasifikasi


2015-2017 edisi 10. Jakarta: EGC

Sari, D., & Leonard, D. (2018). pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur
lansia di wisma cinta kasih. Jurnal Endurance 3 (1) , 121-130.

Anda mungkin juga menyukai