LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
NIM : P27224018043
Disetujui oleh:
Pembimbing Lapangan
Tanggal:____________________
Dosen Pembimbing
Tanggal:___________________
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
III. MANFAAT
3. Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada
masa nifas secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pasa masa nifas
sehingga timbul kesadaraan bagi klien untuk memperhatikan masa nifasnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan sepeerti seblum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas disebut juga puerperium adalah waktu mengenai perubahan besar
yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk
menerima kebahagian dan tanggung jawab dalam keluarga (Depkes, 2002). Periode
pasca persalinan (post partum) ialah masa waktu antara kelahiran plasenta dan
membran yang menandai berakhirnya perode intrapartum sampai waktu menuju
kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil ( Varney, H,
2007).
Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah melahirkan
bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan
( Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).
Secara tradisional, bagian pertama dari perode ini adalah masa istirahat. Yaitu
ketika ibu dipisahkan oleh orang lain (khususnya pria) karena kehilangan zat
darahnya dari vagina sehingga tidak bersih. Pada saat itu, tanpa di sadari zat darah
tersebut, lochea, yang merupakan campuran dari darah dan produk jaringan dari
dinding rahim secara perlahan-lahan luruh, ketika rahim mengalami pengecilan
kembali atau pengerutan, kembali ke ukuran rahim semula. Tradisi pemisahan selama
periode istirahat sudah lama ditinggalkan, tetapi banyak pengaruh terhadap
sekelilingnya, seperti keyakinan bahwa wanita tersebut tidak bersih, sampai kini
( Jones, 2005).
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksananaan yang kurang masksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab
kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kemantian terbanyak nomor dua
setelah perdarahan sehingga tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian
yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada
kesejahteraan bayi yang di lahirkan karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan
perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian angka morbiditas dan mortalitas
bayi pun akan semakin meningkat.
8 minggu Normal 30 gr - -
a. Autolysis
b. Aktifitas otot-otot
Yaitu adanya kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang
diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya
pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak
berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya
peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang
diperlukan sehingga ukuran jauringan otot menjadi lebih kecil.
c. Ischemia
d. Lochea
Jenis-jenis lochea :
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke-3 masa post partum,
berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik
caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan,
warnanya biasanya merah.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir , keluar pada hari ke-3
sampai ke-7 pascapersalinan.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning, ini terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak
serum, juga terdiri dari leukosit dan robrkan laserasi plsenta, keluar
pada hari ke-7 sampai ke -14 pascapersalinan.
4) Lochea Alba
5) Lochea Purulenta
e. Regenerasi Endometrium
b. Perineum
a. Nafsu makan
Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun
kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan
usus bagian bawah sering kosong.
b. Konstipasi
4. Perubahan Perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain
khwatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat
penekanan kepala bayi saat proses melahirkan ( Anggraini, 2010)
a. Hormon Plasenta
b. Hormon pituitary
b. Kulit abdomen
c. Striae
d. Perubahan Ligamen
e. Simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan
penyebab utama morbiditas meternal dan kadang-kadang penyebab
ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan
signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak ditempat tidur
atau saat berjalan. Sering kali klien tidak mampu berjalan tanpa bantuan.
Sementara pada kebanyakan wanita gejala menghilang setelah beberapa
minggu atau bulan, pada beberapa wanita lain gejala dapat menetap sehingga
diperlukan kursi roda.
a. Suhu Badan
b. Nadi
Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali/menit, denyut nadi ibu
postpartum biasanya akan lebih cepat, bila melebihi 100 kali/ menit keadaan
ini termasuk abnormal dan keadaan ini menunjukkan adanya kemungkinan
infeksi.
c. Tekanan Darah
d. Pernafasan
b. Hemoglobin dan hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi pada saat awal
masa nifas sebagai akibat volume darah, plasenta, dan tingkat volume darah
yang berubah-ubah. Perubahan komponen darah terjadi saat masa nias,
misalnya umlah sel darah putih akan bertambah banyak. Jumlah sel darah
merah berfluktusi namun dalam 1 minggu pasca persalinan biasanya semua
akan kembali kekadaan semula.
Pada saat masa nifas ibu menjalani beberapa fase psikologis yang berhubungan
dengan adaptasi khusus pada keadaan psikologis ibu. Menurut Robbin, fase ini dibagi
menjadi 3 fase, yaitu
a. Taking in
b. Taking Hold
c. Letting Go
e. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, yaitu menganjurkan ibu untuk minum
air hangat kuku setiap kali hendak menyusui.
f. Konsumsi zat besi untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin
2. Kebutuhan Ambulasi
Ambulasi dini disebut juga early ambulation yaitu kebijakan untuk selekas
mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
selekas mungkin. Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam
24-48 jam postpartum. Kerena lelah sehabis bersalin,ibu harus beristirahat,
tidur terlentang selama 8 jam post partum kemudian boleh miring ke kiri/kanan
untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua
dibolehkan duduk, hari ketiga diperbolehkan jalan-jalan. Mobilisasi diatas
punyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka.
3. Kebutuhan Eliminasi
a. Miksi
b. Defekasi
Dalam 24 jam pertama post partum, paseien harus sudah dapat buang air
besar karena semakin lama feses bertahan dalam usus, semakin sulit baginya
untuk bunag air besar secara lancar. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi
dapat diberikan obat rangsangan per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa
dapat dilakukan klisma. Sebelum konstipasi terjadi pada ibu post partum,
sebagai bidan mengajurkan iu untuk makan-makanan tinggi serat dan banyak
minum air putih agar dapat lancar buang air besar.
a. Perawatan Payudara
Telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras
dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal,
laktasi harus dihentikan dengan cara pembalutan mammae sampai tertekan,
kedua pemberian obat esterogen untuk supresi LH.
b. Laktasi
c. Kebersihan diri
5. Kebutuhan istirahat
6. Kebutuhan seksual
Secara fisik aman, begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan
satu dua jari, disaat itulah ibu dan pasangan sudah bisa untuk melakukan
hubungan seksual. Banyak buadaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai waktu setelah 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan, keputusan trgantung keada pasangan yang bersangkutan.
Namun dalam segi kesehatan sebaiknya ibu mengikuti program KB. Pada
saat permulaun hubungan seksual harus di perhatikan jumlah waktu,
penggunaan kontrasepsi ( jika menggunakan) , kenikmatan dan kepuasan
wanita dan pasangan serta masih dalam hubungan seksual.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bila
terjadi perdarahan banyak
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi supaya tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
a. Menanyakan pada ibu tentang penyakit-penyakit yang ibu dan bayi alami
c. Tali pusat harus kering, ibu perlu diberi tahu bahaya membubuhkan
sesuatu pada tali pusat bayi, misal minyak atau bahan lain, jika ada
kemeraha pada pusat, perdarahan tercium bau busuk, bayi segera di rujuk
e. Bicarakan pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan apakah bayi menetek
dengan baik
1. Perdarahan pervaginam
Infeksi alat genetalia merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas
ke saluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu
penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan
panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek,
kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria. Beberapa bakteri
juga dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, infeksi masa nifas masih
merupakan penyebab AKI tinggi.
Apabila terasa sakit kepala dan nyeri epigastrik ini merupakan tanda-tanda
terjadinya preeklamsia pada post partum dan apabila disertai dengan tekanan
darah tinggi serta pembengkakan diwajah atau eksremitas.
Rasa sakit waktu berkemih itu timbul akibat dari menurunya sensitifitas
kandung kemih terhadap tegangan air pada vesika, sehingga sensasi dari
peregangan kandung kemih inilah yang menimbulkan rasa tidak nyaman atau
juga ketidaknyamannya timbul karena masih diselimuti rasa takut akibat
episiotomy serta laserasi jalan lahir, dimana pola pikir ibu telah tertanam rasa
takut, rasa khawatir jika bagian jahitan terkena air kencing, maka timbullah rasa
tidak nyamanan itu.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusui secara adekuat, puting susu
yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu yang diet jelek, kurang istirahat dan
anemia.
6. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena maupun
di pelvis yang mengalami dilatasi.
8. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya
sendiri
C. MODEL DOKUMENTASI
a) Catatan Pengertian SOAP
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap dan
bermanfaat bagi bidan atau pemberian asuhan yang lain mulai dari data
subjektif, data objektif, analisa dan penatalaksanaan.
b) Tujuan catatan SOAP
1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan
2. Memungkinkan berbagai informasi antara pemberian asuhan
3. Memfasilitasi asuhan yang berkesinambungan
4. Mengevaluasi asuhan yang diberikan
5. Memberikan data untuk riset,catatan nasional dan
statistic,mortalitas dan morbiditas
c) Manfaat catatan SOAP
1. Sebagai kemajuan informasi yang sistematis dan mengorganisir
pertemuan data kesimpulan mbidan menjadi rencana asuhan.
2. Penyaringan intisari dari proses pelaksanaan untuk penyediaan
dokumentasi asuhan.
d) Tahap-tahap SOAP
S : Subyektif data
O : Obyektif data
A : Analisa
P : Penatalaksanaan
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Minggu, 21 Maret 2021
Pukul : 13.15 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
IBU
Nama Ibu : Ny. D
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Gedangsari, Bejiharjo, Wonosari
SUAMI
Nama Suami : Tn. I
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Gedangsari, Bejiharjo, Wonosari
2. Alasan datang/dirawat
Ibu bersalin tanggal 21 Maret 2021 pukul 07.15 WIB
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan setelah melahirkan 6 jam yang lalu mengeluh
masih merasa mules dan nyeri pada bagian perut dan luka jahitan
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Banyaknya: ± 2 kali ganti pembalut
c. Warna : merah khas darah menstruasi
d. Lamanya : 7 hari
e. Siklus : 28 hari
f. Keteraturan: Teratur
g. Sifat darah : cair khas menstruasi
h. Keluhan : tidak ada
5. Status Pernikahan
a. Menikah/tidak : Menikah
b. Usia saat menikah : 25 tahun
c. Lama Pernikahan : 2 tahun
d. Menikah ke : pertama
6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan persalinan yang pertama
7. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
8. Riwayat kesehatan
a. Data kesehatan sekarang
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun,
menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular
(hepatitis, HIV, AIDS), menurun (DM, hipertensi), menahun
(TBC, jantung)
b. Data kesehatan keluarga
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,
menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit
(Hepatitis, HIV, AIDS), menurun (DM, Hipertensi), menahun
(TBC,jantung)
c. Data kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit
menular, menurun, dan menahun pada kesehatan yang lalu.
d. Riwayat penyakit keturunan
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit keturunan
e. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai keturunan kembar baikdari
pihak ibu maupun pihak suami
f. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun
g. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat
9. Riwayat persalinan terakhir
a. Keadaan ibu
1) Masa kehamilan : 39+2 minggu
2) Tempat persalinan : ruang VK PMB Hastin Sri Wuryandari
3) Penolong : Bidan
4) Jenis persalinan : spontan
5) Komplikasi : tidak ada
6) Proses persalinan
b. Keadaan bayi
1) Tanggal lahir/jam : 21 Maret 2021/07.15 WIB
2) Jenis kelamin : Laki-laki
3) Antropometri
Berat badan : 2500 gr
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 31 cm
Lingkar dada : 30 cm
4) Keadaan umum : baik
5) APGAR Score : 9/10/10
c. Keadaan plasenta
Plasenta utuh, tali pusat utuh, berat ±500gram, panjang tali
pusat ±40cm
10. Kebutuhan fisik
a. Nutrisi
Selama 6 jam postpartum ibu sudah mau makan. Ibu makan
dengan jenis nasi, sayur dan lauk sebanyak 1 porsi yaitu saat
makan siang
b. Eliminasi
1) BAB
Selama 6 jam postpartum ibu belum BAB
2) BAK
Selama 6 jam postpartum ibu sudah BAK sebanyak 2 kali
c. Istirahat
Ibu tidak ada masalah untuk istirahat/tidur.
d. Personal hygiene
Selama 6 jam postpartum ibu sudah mandi dan sudah
mengganti pembalut
e. Ambulasi/aktivitas
Ibu sudah bisa berjalan tanpa bantuan orang lain
11. Keadaan psiko, sosio, dan spiritual
a. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi
Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kelahiran bayinya
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi
Ibu dan keluarga dapat menerima bayi dengan baik
c. Ibu mengatakan akan memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
d. Ibu mengatakan akan merawat bayinya sendiri bersama keluarga
12. Pengetahuan ibu
a. Ibu sangat memahami karena ini adalah kelahiran anaknya yang
ke-3. Ibu sudah memiliki pengalaman yang sama
b. Ibu mengatakan memahami tentang perawatan diri dan ibu
mengatakan memahami mengenai perawatan bayi. Ibu mengatakan
akan merawat bayinya sendiri bersama keluarga.
c. Ibu mengatakan sudah memahami tentang ASI Eksklusif
d. Ibu mengatakan akan memberikan ASI Eksklusifnya kepada
bayinya
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda tanda vital
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 22 kali/menit
Nadi : 85 kali/menit
Tekanan darah : 100/70 mmHg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : bersih, hitam, lurus
Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : konjungtiva merah muda dan tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Hidung : simetris, tidak ada sumbatan jalan nafas
Telinga :simetris, tidak ada pengeluaran cairan, pendengaran
baik
Mulut : tidak ada karies gigi, keadaan mulut bersih, tidak ada
stomatitis, lidah bersih
b. Leher
Kelenjar limfe : normal tidak ada pembengkakan
Kelenjar tiroid : normal tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
c. Dada (payudara)
Mamae : simetris tidak ada pembengkakan
Puting susu : bersih, menonjol, hiperpigmentasi pada areola
ASI : ada tapi sedikit
d. Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Bekas parut : tidak terlihat parut bekas operasi
e. Genetalia
1) Pengeluaran pervaginam
Warna : lochea merah darah
Jenis : rubra
Banyaknya : ±50cc
Baunya : amis
2) Perinium dan anus
Luka jahitan : ada jahitan ruptur perineum
Kondisi luka :baik, tampak tertutup, tidak ada pembengkakan
Kondisi vulva : tidak oedema
Haemoroid : tidak ada
f. Ekstremitas
Atas : tidak ada varises kiri dan kanan
Bawah : tidak ada varises, tidak ada oedema kanan kiri
3. Pemeriksaan penunjang
-
C. ANALISIS DATA
Ny. D umur 27 tahun P1A0 dengan 6 jam postpartum.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan hasil pemeriksaan kepada ibu meliputi
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 22 kali/menit
Nadi : 85 kali/menit
d. TFU : 2 jari dibawah pusat
e. Kontraksi : baik
f. Perdarahan : ±50cc
g. Jalan lahir : luka ruptur perineum, tidak ada oedema
h. Ibu sudah bisa jalan sendiri
2. Memberitahu ibu bahwa
a. Rasa nyeri pada daerah luka jahitan adalah normal
b. Rasa mules pada perut adalah normal pada ibu dalam masa nifas
karena rahim yang berkontraksi.
c. Memberitahukan kepada ibu untuk mobilisasi bertahap
3. Memberikan KIE tentang makan makanan yang beraneka ragam yang
mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur dan
buah-buahan
Ibu bersedia untuk makan makanan yang disebutkan tersebut
4. Memberikan KIE tentang kebutuhan air minum pada ibu menyusui
pada 6 bulan pertama adalah 14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua
adalah 12 gelas sehari
Ibu bersedia melakukan anjuran tersebut
5. Memberikan KIE tentang cara menyusui yang benar dan hanya
memberi ASI saja (eksklusif) selama 6 bulan
Ibu mengerti dan ingin menyusui anaknya dengan ASI eksklusif
6. Memberikan KIE tentang perawatan bayi, memandikan dan kebersihan
bayi dengan benar
Ibu mengerti dan mau melakukan KIE yang telah dijelaskan
7. Memberikan KIE tentang KB pada ibu, tentang manfaat KB, dan jenis
jenis KB. Ibu mengerti.
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan di daerah kemaluan dan
mengganti pembalut sesering mungkin
Ibu mengerti dan mau melakukannya
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Saat bayi tidur ibu
istirahat
Ibu mengerti dan mau melakukannya
10. Menganjurkan ibu untuk jangan membiarkan bayi menangis terlalu
lama, karena akan membuat bayi stress
Ibu mengerti dan mau melakukannya
11. Menganjurkan ibu untuk melakukan stimulasi. Komunikasi dengan
bayi sedini mungkin bersama suami dan keluarga
Ibu mengerti dan mau melakukannya
12. Menganjurkan ibu untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk
pelayanan KB setelah persalinan/setelah 6 bulan (setelah ASI
Eksklusif)
Ibu mengerti dan mau melakukannya
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis akan menguraikan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis pada Ny.
D umur 27 tahun P1Ah0 6 jam post partum. Dalam kasus ini penulis melakukan
asuhan pada tanggal 21 Maret 2021.
Ibu mengatakan perut masih terasa mulas dan mengeluh nyeri di jahitan
perenium. Dari hasil pemeriksaan keadaan ibu baik, kesadaran composmentis.
Menurut Sulistyawati, 2005 kepulihan menyeluruh ala-alat genetalia lamanya 8
minggu. Maka dari itu ibu dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan luka perenium
dengan cara setelah buang air besar atau buang air kecil dibersihkan dengan air
mengalir, keringkan dan beri bettadin agar jahitan cepat kering.
Dalam 2 jam post partum pada Ny.D tinggi fundus uteri1 jari di bawah pusat,
kontraksinya keras.Menurut teori bahwa tinggi fundus uteri pada 2 jam sepusat (Sitti
Saleha,2010).Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain dilakukan pemeriksaan pada ibu dan juga pada jahitannya berupa
pemeriksaan tanda-tanda vital serta pemeriksaan fisik ibu, dan tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik di lapangan. Selain itu ibu diberikan KIE dan diberikan
motivasi. Pemberian KIE juga sudah dikembangkan semenarik mungkin agar ibu
mudah memahami KIE yang disampaikan, materi yang disampaikan juga tidak
menyimpang dari teori, jadi tidak ada kesenjangan antara teori dengan yang
dilakukan di lapangan praktik.
B. Saran
a. Bagi klien
Agar asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis lebih efektif dan tingkat
keberhasilannya optimal maka perlu adanya sikap kooperatif dari klien.
Sehingga tercipta komunikasi yang nyaman antara klien dan bidan. Selain itu
informasi yang telah diberikan oleh bidan diharapkan dapat diterpakan di
kehidupan sehari-hari
b. Bagi bidan