Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn “A” DI DESA BENDET

Oleh

SELFI NOFITA SARI

NIM 181303022

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEMKAB JOMBANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn “H” DI DESA BENDET

Oleh Mahasiswa Atas Nama


Selfi Nofita Sari
181303022

Telah Disahkan Pada :


Hari :
Tanggal :
Ruang :

Mahasiwa
Selfi Nofita Sari
NIM 181303022

Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Erika Agung Mulya SST,M.kes Rulik Aftri Afriani, Amd,Keb


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi keluarga dalam UU 52 Tahun 2009 adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri, dan anaknya, atau ayah dan
anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan
keseimbangan antara anggota keluarga tidak terelepas dari tugas-tugas bidan yaitu
mampu mengenal masalah kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi kesehatannya, mampu melakukan tindakan kebidanan untuk
anggota keluarga yang memerlukan bantuan kebidanan, mampu memodifikasi
lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan yang
masyarakat yang optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah kesehatan,
memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat.
Indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu negara
ditentukan dan diukur dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) (Manuaba,2010). Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pemberian
ASI Eksklusif pada bayi selama 6 bulan hanya 40,6% jauh dari target nasional yang
mencapai 80%. Kurangnya produksi ASI menjadi salahsatu penyebab ibu
memutuskan memberikan susu formula pada bayinya.
UNICEF menegaskan bahwa bayi yang menggunakan susu formula memiliki
kemungkinan meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya dan kemungkinan
bayi yang diberi susu formula adalah 25 kali lebih tinggi angka kematiannya
daripada bayi yang disusui ibunya secara eksklusif,oleh karena itu perlu adanya
upaya mengeluarkan ASI untuk beberapa ibu nifas(Ummah,2014).
1.2 Tujuan

1) Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan khususnya pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan
bidang kebidanan secara menyeluruh.
2) Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kesadaran ibu nifas untuk membina sendiri kondisi masa
2) Meningkatkan kemanpuan dan peran serta keluarga dalam memahami dan
mengatasi kesehatan pada ibu nifas baik fisik maupun psikologis.
3) Meningkatkan kemandirian ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama
nifas.
4) Memotivasi ibu dan membantu ibu dalam menjalankan proses nifasnya
dengan nyaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Masa Nifas
2.1. Masa Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
b. Tahapan Masa Nifas
1. Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial.
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
c. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kunjungan nifas dilakukan minimal 4 kali untuk menilai status ibu dan bayi
baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalahmasalah
yang terjadi.
 6-8 jam setelah persalinan
 6 hari setelah persalinan
 2 minggu setelah persalinan
 6 minggu setelah persalinan
Asuhan masa nifas berdasarkan waktu kunjungan nifas

1. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)


a. Mencegah perdarahan masa nifas.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.
c. Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berhasil
dilakukan.
d. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)


a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
menyengat.
b. Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
dalam menyusui.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu
perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.

3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)


a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
menyengat.
b. Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda
penyulit dalam menyusui.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu
perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.

4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)


a. Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang dialaminya.
b. Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini

1.2 Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


Tubuh ibu berubah setelah persalian, rahimnya mengecil, serviks menutup,
vagina kembali ke ukuran normal dan payudaranya mengeluarkan ASI. Masa
nifas berlangsung selama 6 minggu. Dalam masa itu, tubuh ibu kembali ke
ukuran sebelum melahirkan.
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a) Uterus
Setelah placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi
dan retraksi otot – ototnya. Fundus uteri ± 3 jari bawah pusat. Selama 2 hari
berikutnya, besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari, uterus
akan mengecil dengan cepat, pada hari ke –10 tidak teraba lagi dari luar.
Setelah 6 minggu ukurannya kembali ke keadaan sebelum hamil.
Involusi terjadi karena masing – masing sel menjadi lebih kecil, karena
sitoplasma nya yang berlebihan dibuang, involusi disebabkan oleh proses
autolysis, dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan
kemudian dibuang melalui air kencing, sehingga kadar nitrogen dalam air
kencing sangat tinggi.
Tabel 2.1 Proses Involusi Uterus

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram

Uri Lahir Dua Jari Bawah Pusat 750 gram

Satu minggu Pertengahan Pusat-Simpisis 500 gram

Dua minggu Tak Teraba Diatas Simpisis 350 gram

Enam minggu Bertambah Kecil 50 gram

Delapan minggu Sebesar Normal 30 gram

b) Lochea
Lochea adalah cairan/secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Macam-macam lochea antara lain:

a. Lochia Rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban , sel-sel desidua (desidua, yakni selaput lendir Rahim dalam keadaan
hamil), verniks caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit
atau semacam noda dan sel-sel epitel, yang menyelimuti kulit janin) lanugo,
(yakni bulu halus pada anak yang baru lahir), dan meconium (yakni isi usus
janin cukup bulan yang terdiri dari atas getah kelenjar usus dan air ketuban,
berwarna hijau kehitaman), selama 2 hari pasca persalinan.

a. Lochia Sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini
terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

b. Lochia Serosa : Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
c. Lochia Alba : Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
d. Lochia Purulenta : Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
e. Lochiotosis : Lochia tidak lancar keluarnya.

c) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Setelah
persalinan,ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari
tengan,setelah 6 minggu persalinan,serviks akan menutup.
d) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi,dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali pada keadaan tidak hamil. Setelah 3
minggu ruggae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol.

2. Perubahan Sistem Pencernaan


Dinding abdominal menjadi lunak setelah proses persalinan karena perut
yang meregang selama kehamilan. Ibu nifas akan mengalami beberapa
derajat tingkat diastatis recti, yaitu terpisahnya dua parallel otot abdomen,
kondisi ini akibat peregangan otot abdomen selama kehamilan.

Pada saat postpartum nafsu makan ibu bertambah. Ibu dapat mengalami
obstipasi karena waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan,
pengeluaran cairan yg berlebih, kurang makan, haemoroid, laserasi jalan
lahir, pembengkakan perineal yg disebabkan episiotomi. Supaya buang air
besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan
asupan cairan, dan ambulasi awal.

3. Perubahan Sistem Perkemihan


Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan kapasitasnya
akan bertambah, mencapai 3000 ml per hari pada 2 – 5 hari post partum. Hal
ini akan mengakibatkan kandung kencing penuh. Sisa urine dan trauma pada
dinding kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.

4. Perubahan Sistem Musculoskletal


Otot – otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh -
pembuluh darah yang berada diantara anyaman-anyaman otot-otot uterus
akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta
diberikan.
Pada wanita berdiri dihari pertama setelah melahirkan, abdomennya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Dalam
2 minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks.
Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan
sebelum hamil. Kulit memperoleh kembali elastisitasnya, tetapi sejumlah
kecil stria menetap.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Hormon Plasenta menurun setelah persalinan, HCG menurun dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke tujuh sebagai omset
pemenuhan mamae pada hari ke- 3 post partum. Pada hormon pituitary
prolaktin meningkat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2
minggu. FSH dan LH meningkat pada minggu ke- 3.
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga dapat
dipengaruhi oleh faktor menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini
bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesterone.
Setelah persalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktifitas prolaktin juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar
mammae dalam menghasilkan ASI.
6. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Pada keadaan setelah melahirkan perubahan volume darah bergantung
beberapa faktor, misalnya kehilangan darah, curah jantung meningkat serta
perubahan hematologi yaitu fibrinogen dan plasma agak menurun dan
Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma,
leukositosis serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari
pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun dan
faktor pembekuan darah meningkat.

Perubahan tanda- tanda vital yang terjadi masa nifas

a. Suhu Badan
Dalam 24 jam postpartum, suhu badan akan meningkat sedikit (37,5 –
380C) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan
dan kelelahan. Apabila dalam keadaan normal suhu badan akan menjadi
biasa. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena adanya
pembekuan ASI.

a. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit. Denyut
nadi setelah melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang
melebihi 100x/menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya
kemungkinan infeksi.

b. Tekanan Darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan
lebih rendah setelah ibu melahirkan karena adanya perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada saat postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklampsi postpartum.

7. Perubahan Sistem Hematologi


Leokositoisis, yang peningkatan jumlah sel darah putih hingga 15.000
selama proses persalinan, tetap meningkat untuk sepasang hari pertama
postpartum. Jumlah sel darah putih dapat menjadi lebih meningkat hingga
25.000 atau 30.000 tanpa mengalami patologis jika wanita mengalami proses
persalinan diperlama.
Jumlah normal kehilangan darah dalam persalinan pervaginam 500 ml,
seksio secaria 1000 ml, histerektomi secaria 1500 ml. Total darah yang
hilang hingga akhir masa postpartum sebanyak 1500 ml, yaitu 200-500 ml
pada saat persalinan, 500-800 ml pada minggu pertama postpartum ±500 ml
pada saat puerperium selanjutnya. Total volume darah kembali normal
setelah 3 minggu postpartum. Jumlah hemoglobin normal akan kembali pada
4-6 minggu postpartum.

1.3 Perubahan Psikologis Masa Nifas


Periode kehamilan, persalinan, dan pascanatal merupakan masa terjadinya
stress yang hebat, kecemasan, gangguan emosi, dan penyesuian diri. Banyak ibu
merasa takut disebut sebagai ibu yang buruk, emosi yang menyakitkan mungkin
dipendam sehingga sulit dalam koping dan tidur. Ibu menderita dalam kebisuannya
sehingga menimbulkan distress karena kemarahan terhadap situasi. Periode ini
dieskpresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut ini :

a. Taking in Period ( Masa ketergantungan)

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung
pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat
pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan
nafsu makan meningkat.
b. Taking hold period

Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya


dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa
ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan
perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Leting go period

Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa
kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.

1.4 Kebutuhan Dasar Masa Nifas

a. Nutrisi dan Cairan


Nutrisi dan cairan sangat penting karena berpengaruh pada proses
laktasi dan involusi. Makan dengan diet seimbang, tambahan kalori 500-800
kal/ hari. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
Minum sedikitnya 3 liter/ hari, pil zat besi (Fe) diminum untuk
menambah zat besi setidaknya selama 40 hari selama persalinan, Kapsul
vitamin A (200.000 IU ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI.

b. Mobilisasi
Segera mungkin membimbing klien keluar dan turun dari tempat tidur,
tergantung kepada keadaan klien, namun dianjurkan pada persalinan normal
klien dapat melakukan mobilisasi 2 jam Post Partum . Pada persalinan dengan
anestesi miring kanan dan kiri setelah 12 jam, lalu tidur ½ duduk, turun dari
tempat tidur setelah 24 jam. Mobilisasi pada ibu berdampak positif bagi, ibu
merasa lebih sehat dan kuat, Faal usus dan kandung kemih lebih baik, Ibu juga
dapat merawat anaknya.

c. Eliminasi
Miksi normal dalam 2-6 jam PP dan setiap 3-4 jam. Tidak BAK dalam
24 jam → kateterisasi ( resiko ISK >> Bakteriuri 40 %). BAB harus dilakukan
3-4 hari PP. Jika tidak → beri obat laksan atau parafin/suppositoria. Ambulasi
dini dan diet dapat mencegah konstipasi. Agar BAB teratur : diet teratur,
pemberian cairan yang banyak, latihan dan olahraga.

d. Personal Hygiene

Ibu nifas rentan terhadap infeksi, unttuk itu personal hygiene harus
dijaga, yaitu dengan

• Mencuci tangan setiap habis genital hygiene, kebersihan tubuh, pakaian,


lingkungan, tempat tidur harus slalu dijaga.
• Membersihkan daerah genital dengan sabun dan air bersih
• Mengganti pembalut setiap 6 jam minimal 2 kali sehari
• Menghindari menyentuh luka perineum
• Menjaga kebersihan vulva perineum dan anus
• Tidak menyentuh luka perineum
• Memberikan salep, betadine pada luka
e. Pola Seksual
Hanya separuh wanita yang tidak kembali tingkat energi yang biasa pada
6 minggu PP, secara fisik, aman, setelah darah dan dapat memasukkan 2-3 jari
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Penelitian pada 199 ibu multipara hanya 35 %
ibu melakukan hubungan seks pada 6 minggu dan 3 bulan, 40% nya rasa nyeri
dan sakit.

f. Senam Nifas
Tujuan dari senam nifas adalah untuk :

1 Rehabilisasi jaringan yang mengalami penguluran akibat kehamilan dan


persalinan.
1 Mengembalikan ukuran rahim kebentuk semula.
2 Melancarkan peredaran darah.
3 Melancarkan BAB dan BAK.
4 Melancarkan produksi ASI.
5 Memperbaiki sikap baik.

2. Air Susu Ibu (ASI)


a. Pengertian ASI
ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein,lactose dan
garam-garam organic yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu (Nugroho
dkk,2014). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja hingga berusia 6
bulan ,termasuk kolostrum tanpa apapun sejak dari lahir,tidak diberikan susu
formula,air matang,air gula dan madu untuk bayi baru lahir.
Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi
selama 6 bulan tanpa makanan pendamping. Setelah bayi berusia lebih dari 6
bulan, memerlukan makanan pendamping tetapi pemberian ASI dapat
dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun.

b. Manfaat ASI

1. Manfaat bagi Ibu

• Aspek Kesehatan Ibu


Hisapan bayi pada payudara saat menyusu akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu dalam
proses involusi uterus dan dapat mencegah terjadinya perdarahan
postpartum. Pencegahan terjadinya perdarahan postpartum dapat
mengurangi prevelensi anemia defisiensi besi. Angka kejadian karsinoma
mammae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding tidak menyusui.
• Aspek Keluarga Berencana
Menyusui secara eksklusif dapat menjadi metode KB yang alami,
karena proses menyusui dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-
rata jarak kelahiran pada ibu menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang
tidak menyusui adalah 11 bulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pemberian ASI Eksklusif dapat menjadi KB yang alami.
• Aspek Psikologis
Proses menyusui dapat memberikan pengaruh psikologis yang baik
bagi ibu. Ibu yang menyusui akan merasa bangga dan merasa diperlukan,
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2. Manfaat ASI untuk Keluarga


• Aspek Ekonomi
Menyusui dengan ASI lebih hemat karena ASI tidak perlu
dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu
formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan
juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit
sehingga mengurangi biaya pengobatan.
• Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga semakin bertambah, karena kelahiran
lebih jarang. Sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
• Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja
dan kapan saja. Keluarga tidak perlu menyiapkan air masak, botol, dan
dot yang harus selalu dibersihkan dan juga perlu meminta tolong
kepada orang lain.
3. Manfaat ASI untuk Negara
• Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Beberapa riset epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi
bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan
infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. Kejadian diare paling tinggi
terdapat pada anak dibawah usia 2 tahun, dengan penyebab rotavirus.
• Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
mempersingkat lamanya rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosocomial serta mengurangi biaya yang diperlukan
untuk perawatan anak sakit.
c. Tanda Bayi Cukup ASI
Bayi dibawah 6 bulan hanya mendapat ASI, cara mengetahui kecukupan ASI
sebagai berikut:
• Berat lahir telah kembali setelah bayi berusia 2 minggu
• Bayi banyak mengompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
• Tiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan
tertidur.
• Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui dibandingkan sebelumnya.
• Kurva pertumbuhan atau berat badan dalam KMS sesuai dengan
seharusnya.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009),faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi ASI yaitu:
1) Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan
ibu,apabila makan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang
diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI,karena kelenjar pembuat
ASI tidak dapat bekerja sempurna tanpa makanan yang cukup
2) Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan,ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan,sedih,kurang percaya diri,dan berbagai bentuk
ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan
terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalan
keadaan tenang.
3) Penggunaan Alat Kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi
hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat
dapat mempengaruhi produksi ASI
4) Perawatan Payudara
Dengan merangsang payudara akan mempengaruhi hipofise untuk
mengeluarkan hormon progesterone dan estrogen lebih banyak lagi dan
hormon oksitosin
5) Anatomi Payudara
Bila jumlah lobus dalam payudara berkurang ,lobulus pun berkurang.
Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang
menghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan berkurang.
6) Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolactin yang
merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan
dan mempertahankan sekresi air susu
7) Faktor Istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI
berkurang
8) Faktor Isapan Anak
Bila ibu jarang menyusui anak dengan segera dan berlangsung sebentar
maka hisapan anak berkurang,dan pengeluaran ASI juga berkurang.
9) Faktor Obat-Obatan
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi
hormon prolactin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan
pengeluaran ASI. Apabila hormon ini terganggu dengan sendirinya akan
mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.
e. ASI tidak lancar
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur
prolactin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat membantu
untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama
menyusui.
Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari
alveoli ke system ductus. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan
berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses
menyusui.

Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan


isapan bayi yang kurang,frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu
menyusui ini berarti pelepasan prolactin dari hipofise berkurang,sehingga
pembuatan air susu berkurang karena diperlukan kadar prolactin yang cukup
untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama
kelahiran (Nugroho dkk,2014).

f. Penatalaksanaan ASI Tidak Lancar

Penatalaksanaan ASI tidak lancar meliputi:

1) Melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital


(tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan), payudara (pembesaran, putting
susu menonjol / tidak, ASI / Kolostrum sudah keluar, pembengkakan,
radang, benjolan abnormal) dan pengeluaran lochea
2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Meliputi hasil pemeriksaan keadaan umum,kesadaran,TTV,pemeriksaan
payudara,dan pengeluaran lochea
3) Memberitahu ibu komplikasi masa nifas.
Komplikasi masa nifas antara lain perdarahan pervaginam, infeksi masa
nifas, pre eclampsia dan eklamsia, bendungan payudara, mastitis,
tromboflebitis dan depresi postpartum
4) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup
Untuk memulihkan kondisi kesehatan ibu sehingga ibu bisa melakukan
tugas barunya sebagai seorang ibu dan juga dapat melancarkan produksi
ASI dan mempercepat proses involusi uterus serta mengurangi jumlah darah
yang keluar

5) Memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang ASI Eksklusif


dan manfaatnya
6) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,tanpa
dijadwal
7) Memberikan pijat oksitosin setiap 2-3 kali sehari
Pijat oksitosin akan memberikan rasa nyaman dan rileks pada ibu
setelah mengalami proses persalinan sehingga tidak menghambat sekresi
hormon prolactin dan oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salahsatu
solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI
8) Melakukan kolaborasi dengan keluarga untuk memotivasi klien dalam
pemberian ASI pada bayi
9) Memberitahu ibu untuk makan yang bergizi seperti lauk-pauk dan
sayur-sayuran agar produksi ASI tetap banyak

2.1 Konsep KB dalam masa nifas


2.1.1 Definisi

KB adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur jarak


kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada wakyu yang
diinginkan.(Saifuddin, 2008)

KB adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan


suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.(WHO, 2007)
Kontrasepsi adalah usaha – usaha untuk mencegah kehamilan, usaha
– usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.
(Wiknjosastro, 2010)
2.1.2 Tujuan Pelayanan Kontrasepsi
1. Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan keluarga
berencana yaitu dihayatinya nama keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(Hartanto, 2007).
2. Tujuan Pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan
tersebut maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3 fase
untuk mencapai sasaran.
Menurut Hartono (2007), yaitu :
a. Fase menunda atau mencegah kehamilan
Fase menunda kehamilan dianjurkan bagi Pasangan Usia Subur
(PUS) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan alasan :
1) Umur di bawah 20 tahun adalah usia yang sebiaknya tidak
mempunyai anka terlebih dahulu untuk berbagai alasan.
2) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan
muda masih mempunyai frekuensi senggama yang tinggi
sehingga angka kegagalan tinggi.
3) Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil Oral, karena akseptor masih
muda.
4) Pemasangan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada
masa ini dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta dengan
kontraindikasi terhadap pil oral.

Kontrasepsi yang cocok untuk menunda atau mencegah kehamilan


adalah, pil, IUD, cara sederhana.
b. Fase menjarangkan atau mengatur kehamilan
Periode usia istri antara 20 – 30 tahun merupakan periode usia paling
baik untuk melahirkan.
1) Alasan menjarangkan kehamilan :
a) Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia terbaik untuk
mengandung dan melahirkan.
b) Kegagalan yang menyebakan kehamilan cukup tinggi,
namun disini tidak begitu berbahaya karena yang
bersangkutan berada pada usia melahirkan yang baik.
c) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan untuk
memakai IUD sebagai pilihan utama.
2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi :
a) Suntik
b) IUD
c) Implant
d) Mini pil
e) Cara sederhana
c. Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Pada periode ini usia istri di atas 30 tahun sebaiknya mengakhiri
kesuburan setelah mempunyai dua anak.
1) Alasan mengakhiri kesuburan
a) Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak
hamil karena alasan medis.
b) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan
kemungkinan timbul akibat samping.
c) Pilhan utama adalah kontrasepsi mantap.

2) Kontrasepsi yang cocok meliputi :


a) Kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)
b) IUD
c) Implant
d) Cara sederhana
e) Suntik
f) Pil
3. Metode Kontrasepsi
Menurut Saifuddin (2010), pembagian cara kontrasepsi yaitu :
a. Metode amenorea Laktasi (MAL)
b. Metode keluarga berencana alamiah
c. Senggama terputus
d. Metode barrier:
1) Kondom
2) Diafragma
3) Spemisida
e. Kontrasepsi kombinasi :
1) Suntikan kombinasi
2) Pil kombinasi
f. Kontrasepsi progestin :
1) Kontrasepsi duntikan progestin
2) Kontrasepsi pil progestin
3) Kontrasepsi implant
4) AKDR dengan progestin
g. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
h. Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi (sterilisasi pada wanita)
2) Vasektomi (sterilisasi pada pria)
2.2 Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
2.2.1 Definisi

Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang


pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada
wanita subur (Maryani, 2007).

Profil kontrasepsi suntik 3 bulan :


1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata – rata 4 bulan.
5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
2.2.2 Jenis

Menurut Saifuddin (2010), jenis kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu :


1. Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskular (di
daerah bokong).
2. Depo noristeron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg
Noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular.
2.2.3 Mekanisme kerja kontrasepsi suntik 3 bulan

Menurut Harnawati (2008), mekanisme kerja kontrasepsi 3 bulan, yaitu :


1. Menghalangi pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kempuan penetrasi
sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis.
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba.
2.2.4 Indikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2010), indikasi kontrasepsi DMPA meliputi :
1. Usia reproduksi
2. Multipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok
9. Tekanan darah < 150/100 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin).
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Anemia defisiensi zat besi.
13. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
2.2.5 Kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan

Menurut Saifuddin (2010), kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan


meliputi :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes melitus disertai komplikasi.
2.2.6 Keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan

Menurut Saifuddin (2010), keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan


meliputi :
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubugan suami-istri
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6. Sedikit efek samping.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause.
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
2.2.7 Kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2010), kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan meliputi :
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid yang memendek atau memenjang.
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
d. Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikut.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
6. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
8. Pada penggunaaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
2.2.8 Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
1. Setiap saat selaama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil,
suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormona, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal
ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama, dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid,
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja
yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil,
dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
2.2.9 Cara penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
1. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat
dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
oleh etil/isopropil alkohol 60 – 90 %. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
3. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung – gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan
putih pada dasar ampul usahakan menghilangkannya dengan
menghangatkannya.

2.2.10 Informasi lain yang perlu disampaikan


1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit
sekali mengganggu kesehatan.
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala,
dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat
hilang.
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada
ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang
merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datng
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat
saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 – 6 bulan tidak juga haid, klien
harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari
penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan
diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal tidak terjadi
kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama
7 hari, atau menggunakan kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu
dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi
suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa juga
dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut di injeksi sesuai
dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadual suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja
diyakini ibu tersebut tidak hamil.
2.2.11 Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik progestin
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya
penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali
lebih banyak dalam satu periode masa haid.

Bila terjadi hal tersebut di atas, hubungi segera tenaga kesehatan atau
klinik.

klinik.

2.2.12 Penanganan efek samping yang sering dijumpai


Tabel 5.1 Efek samping dan penangan
Efek Samping Penanganan
Amenore (tidak terjadi  Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu.
perdarahan/spotting) Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam
rahim. Nasihati untuk kembali ke klinik.
 Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan
penyuntikan.
 Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera
 Jangan berikan terapi hormonal untuk
menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak
terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.
Perdarahan/perdarahan  Informasikan bahwa perdarahan ringan sering
bercak (spotting) dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius,
dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila
klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut
dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat
disarankan 2 pilihan pengobatan :
 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg
etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3
x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain.
Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi
kombinasi dapat terjadi perdarahan banyak selama
pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2
tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7
hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau
1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21
hari.
Meningkatnya atau  Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat
menurunya berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.
badan Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan
terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan,
hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi lain.

2.3 Macam-macam KB
1) Non hormonal
(1) Metode Amenore Laktasi (MAL)
a) Definisi
MAL adalah kontrasesi yang mengendalikan pemberian ASI secara
ekslusif.
b) Syarat Penggunaan
Menyusui secara penuh, lebih efektif jika pemberian lebih dari 8
kali/hari.
c) Cara Kerja
Penundaan/Penekanan Ovulasi
d) Keuntungan
(a) Efektivitas tinggi (Keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan)
(b) Segera efektif
(c) Tidak mengganggu senggama
(d) Tidak ada efek samping secara sistematik
(e) Tidak perlu pengawasan medis
(f) Tidak perlu obat atau alat
(g) Tanpa biaya
e) Keterbatasan
(a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar dapat segera
menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
(b) Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid atau 6 bulan
f) Efek samping
Tidak ada
(2) Kondom
a) Definisi
Merupakan selubung karet yang digunakan untuk mencegah
kehamilan dan penularan penyakit kelamin pada saat berhubungan suami
istri.
b) Cara Kerja
(a) Menghalangi terjadinya pertemuan sel sperma dan sel telur dengan
cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada
penis.
(b) Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS)
dari satu pasangan ke pasangan yang lain (khusus kondom yang
terbuat dari lateks dan vinil).
c) Keuntungan
(a) Efektif bila digunakan dengan benar
(b) Tidak mengganggu produksi ASI
(c) Tidak mengganggu kesehatan klien
(d) Tidak mempunyai pengaruh sistemik
(e) Murah dan dapat dibeli secara umum
(f) Tidak perlu resep dokter
(g) Metode Kontrasepsi sementara bila metode lainnya harus ditunda
d) Keterbatasan
(a) Efektivitas tidak terlalu tinggi
(b) Cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan
(c) Agak mengganggu hubugan seksual
(d) Pembuangan kondom menimbulkan masalah dalam hal limbah
e) Efek samping
Tidak ada
(3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
g) Definisi
Alat kontrasepsi dalam rahim dengan menutup saluran yang
menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Terdiri
dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit tembaga dan ada yang
tidak.
h) Syarat Penggunaan
Menyusui secara penuh, lebih efektif jika pemberian lebih dari 8
kali/hari.
i) Cara Kerja
Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR menyebabkan
reaksi inflamasi steril untuk sperma sehingga tidak mampu membuahi
sel telur.
j) Waktu pemasangan
(a) Pasca plasenta
1. Dipasang dalam 10 menit setelah plasenta lahir (pada persalinan
normal)
2. Pada persalinan caesar, dipasang pada waktu operasi caesar
(b) Pasca persalinan
1. Dipasang antara 10 menit-48 jam pasca persalinan
2. Dipasang antara 4 minggu-6 minggu setelah melahirkan
k) Keuntungan
(a) Efektivitas tinggi (Keberhasilan 99,2 – 99,4%)
(b) Segera efektif setelah pemasangan
(c) Metode jangka panjang
(d) Tidak perlu lagi mengingat-ingat
(e) Tidak mempengatuhi hubungan seksual
(f) Tidak ada efek samping hormonal
(g) Tidak mempengaruhi produksi ASI
(h) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
(i) Dapat digunakan sampai menopause
(j) Dapat digunakan segera setelah melahirkan
l) Keterbatasan
(a) Tidak mencegah IMS
(b) Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau berganti-ganti
pasangan
(c) Diperlukan prosedur medis
(d) Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
(e) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
(f) Klien harus memriksa benang AKDR setiap waktu
m) Efek samping
(a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
(b) Haid lebih lama dan banyak
(c) Pedarahan (spotting) antar menstruasi
(d) Saat haid lebih sakit
(e) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan
(f) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
mmemungkinkan penyebab anemia
(g) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannnya
benar)
2) Hormonal
(1) Progestin
a) Definisi
Adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan progestin, yaitu bahan
tiruan progesteron.
b) Cara Keja
(a) Mencegah ovulasi
(b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampua
penetrasi sperma
(c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
(d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba
(2) Pil
a) Jenis
1. Kemasan 28 pil berisi 75 µg norgestrel
2. Kemasan 35 pil berisi 300 µg levonogestrel atau 350 µg
norethindrone
b) Keuntungan
(a) Efektif jika diminum setiap hari di waktu yang sama (0,05 – 5
kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama)
(b) Tidak perlu pemeriksaan panggul
(c) Tidak mempengaruhi ASI
(d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
(e) Kembalinya fertilitas segera jika pemakaian dihentikan
(f) Mudah digunakan
(g) Efek samping kecil
c) Keterbatasan
(a) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
(b) Bila lupa 1 pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
(c) Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi, tetapi resiko ini lebih rendah
jika diandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan
minipil
(d) Efektivitas lebih rendah jika digunakan bersamaan dengan obat TBC
atau obat epilepsi
(e) Tidak mencegah IMS
d) Efek samping
(a) Hampir 30 – 60% mengalami gangguan haid (spotting, amenhorea)
(b) Peningkatan/penurunan berat badan
(c) Payudara menjadi tegang, mual, sakit kepala, dermatitis atau jerawat
(d) Hirsutisme (tumbuh rambut berlebihan di daerah muka) tetapi sangat
jarang terjadi
e) Waktu mulai menggunakan
(a) Pada ibu menyusui dapat digunakan setelah 6 bulan pasca persalinan
(b) Pada ibu tidak menyusui dapat menggunakan segera setelah
persalinan
(3) Injeksi
a) Jenis
1. Depo medroksiprogesteron asetat mengandung 150 mg DMPA
2. Kemasan 35 pil berisi 300 µg levonogestrel atau 350 µg
norethindrone
b) Keuntungan
(a) Efektif jika diminum setiap hari di waktu yang sama (0,05 – 5
kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama)
(b) Tidak perlu pemeriksaan panggul
(c) Tidak mempengaruhi ASI
(d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
(e) Kembalinya fertilitas segera jika pemakaian dihentikan
(f) Mudah digunakan
(g) Efek samping kecil
c) Keterbatasan
(a) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
(b) Bila lupa 1 pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
(c) Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi, tetapi resiko ini lebih rendah
jika diandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan
minipil
(d) Efektivitas lebih rendah jika digunakan bersamaan dengan obat TBC
atau obat epilepsi
(e) Tidak mencegah IMS
d) Efek samping
(a) Hampir 30 – 60% mengalami gangguan haid (spotting, amenhorea)
(b) Peningkatan/penurunan berat badan
(c) Payudara menjadi tegang, mual, sakit kepala, dermatitis atau jerawat
(d) Hirsutisme (tumbuh rambut berlebihan di daerah muka) tetapi sangat
jarang terjadi
e) Waktu mulai menggunakan
(c) Pada ibu menyusui dapat digunakan setelah 6 minggu pasca
persalinan
(d) Pada ibu tidak menyusui dapat menggunakan segera setelah
persalinan
BAB III
STUDI KASUS
A. FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/indonesia
Pendidikan : Perguruan tinggi
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ngelaban

2. Riwayat pernikahan
a. Status Pernikahan : sah/tidak *lingkari
b. Usia pertama kali menikah
Suami : 20 Tahun
Istri : 20 Tahun
c. Jumlah pernikahan
Suami : 1 kali
Istri : 1 kali

No Nama Usia L/P Hub. Keluarga Pendidikan Pekerjaan Keterangan


Tdk
Ada
ada
Suami/Kepala Perguruan Wiraswast
1. Tn. A 23 tahun L √  
Rumah Tangga Tinggi a

IRT (Ibu
Istri/Ibu Rumah Perguruan
2. Ny. B 23 tahun P Rumah √  
Tangga Tinggi
Tangga)

3. An. A 3 tahun L Anak ke 1 - Pelajar √  

         
4. An. A 25hari L Anak ke 2 - - √  

3. Anggota keluarga

4. Status Kesehatan Keluarga (dalam 1 atau 5 tahun terakhir)

Penyakit yang sedang /


Kondisi Pengobatan
No Nama Usia L/P pernah di derita,
Saat ini yang dilakukan
kapan ?

1. Tn. A 23 tahun L Tidak ada Sehat -

2. Ny. B 23 tahun P Tidak ada Sehat -

3. An. A 3 tahun L Tidak ada Sehat -

       
4. An. A 25hari L Tidak ada Sehat -

Kepemilikan Jamban : ada/ tidak ada*(lingkari)


Ketersediaan air bersih : ada/tidak ada *(lingkari)

5. Pengambil keputusan dalam keluarga:


 Suami
 Istri
 Suami dan istri
 Orangtua/mertua
 lain-lain

6. Kematian anggota keluarga (dalam 1 atau 5 tahun terakhir)

No Nama Usia L/P Penyebab kematian Bulan/tahun


- - - - - -

3. Ibu Nifas ( sampai dengan 40 hari )


Tanggal : 7 februari 2021
Nama responden : Ny. B
Umur : 23 tahun
a. Nifas hari ke : 25
Jenis persalinan : SC
Penolong persalinan : Dokter
Penyulit persalinan : KPD
b . Keluhan selama nifas, sebutkan : tidak ada keluhan

c. Pemeriksaan fisik :
TD : 110/70mmHg Nadi : 85 x/menit

S : 36oC RR : 20 x/menit
TFU : 2jr dibawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Payudara : ASI lancar
Lochea : Alba
Luka jahitan : sudah mulai kering

d. Apakah ada tanda bahaya yang ibu alami selama masa nifas ? Tidah
 Sakit kepala yang hebat x
 Payudara bengkak x
 Perdarahan yang banyak x
 Pandangan mata kabur x
 Odema pada muka tangan dan kaki x
 Demam x
 Tidak ada tanda bahaya selama masa nifas x

e. Apakah ibu memeriksakan diri selama nifas / dikunjungi oleh nakes :


 Ya, Berapa kali : 2 kali Di mana : RS Pelengkap
 Kapan : tgl.15 dan tgl.22 Oleh siapa : petugas medis
 Tidak, alasan : ......................................................................................................

f. Obat-obatan/zat (termasuk jamu) yang dikonsumsi selama nifas :


Ya, sebutkan
..................................................................................................................
Tidak

g. Kebiasaan/kepercayaan selama nifas :


..........................................................................
h. Rencana penggunaan kontrasepsi
Sudah, jenis KB apa.……..........….. di mana…….……..……..,oleh siapa……..........
Belum, alasan = masih memilih
Tidak ingin menggunakan kontrasepsi

4. Bayi (umur 0-12 bulan)


a. Nama Bayi : ..........................................................................................
Umur : .............................................................................................
Jenis Kelamin : L/P *lingkari
BB/PB saat ini : ......................................gram/......................................cm
b. Usia kehamilan saat lahir :
 < 37 minggu (Prematur)
 37 - 42 minggu (Mature)
 42 minggu (Postmature)
 Tidak Tahu

c. Berat badan lahir :


 < 2500 gram
 2500 – 4000 gram
 4000 gram
 Lupa

d. Kunjungan ke posyandu
 Ya, frekuensi : Teratur/Tidak teratur *(lingkari)
 Tidak pernah, alasan
....................................................................................

e. Kepemilikan KMS :
1) Ya :
 Terisi lengkap
 Tidak terisi lengkap
 Tidak terisi
2) Tidak, alasannya :
 Hilang, tetapi memiliki kartu cadangan
 Hilang, tidak punya kartu cadangan
 Merasa tidak perlu
 Tidak diberi pertugas
f. Pemberian vitamin A :
1) Ya, pada usia :
 6 bulan
 6 bulan
2) Tidak, alasannya :
 Tidak pernah diberikan
 Belum cukup umur
 Tidak tahu manfaatnya

g. Keadaan gizi menurut KMS


(cek KMS langsung)
 Diatas GM
 GM
 BGM
 Tidak tahu

h. Status imunisasi bayi


Keterangan KMS /
Sudah /
No Jenis Imunisasi Tanggal Tempat Pengakuan Orang
Belum
Tua
1 BCG        
2 Polio 1        
3 Polio 2        
4 Polio 3        
5 Polio 4        
6 DPT 1        
7 DPT 2        
8 DPT 3        
9 Campak        
10 Hepatitis B 1        
11 Hepatitis B 2        
12 Hepatitis B 3        
Kategori : Lengkap / Belum Lengkap / Tidak Lengkap / Tidak Pernah *(lingkari)
i. Bayi diberikan ASI
 Ya, sejak kapan = 1 jam setelah dilahirkan
Rencana pemberian .....................................................................................................
 Tidak, alasannya
...........................................................................................................

j. Bayi diberikan MP-ASI


1) Ya
2) Usia, < 6 bulan ≥ 6 bulan
3) Tidak, alasan .......................................................................................................

5. Balita ( umur >12 bulan – 60 bulan )


a. Nama Balita : An. A
Umur : 36 Bulan
Jenis Kelamin : L/P *(lingkari)
BB/PB saat ini : 14 kilogram/ 95cm
b. Kunjungan ke posyandu
 Ya, frekuensi : Teratur/Tidak teratur *(lingkari)
 Tidak pernah, alasan ...................................................................................
c. Kepemilikan KMS :
1) Ya :
 Terisi lengkap
 Tidak terisi lengkap
 Tidak terisi
2) Tidak, alasannya :
 Hilang, tetapi memiliki kartu cadangan
 Hilang, tidak punya kartu cadangan
 Merasa tidak perlu
 Tidak diberi pertugas
d. Pemberian vitamin A :
 Ya
 Tidak
e. Keadaan gizi menurut KMS
 Diatas GM
 GM
 BGM
 Tidak tahu, alasan…………………….........................................................
f. . Status imunisasi balita (sejak usia bayi)
Keterangan KMS /
Sudah /
No Jenis Imunisasi Tanggal Tempat Pengakuan Orang
Belum
Tua
1 BCG  11-12-2017 posyandu  
2 Polio 1  4-1-2018 posyandu  
3 Polio 2  12-2-2018 Posyandu  
4 Polio 3  12-3-2018 posyandu  
5 Polio 4  16-4-2018 Posyandu  
6 DPT 1  12-2-2018 posyandu  
7 DPT 2  12-3-2018 posyandu  
8 DPT 3  16-4-2018 posyandu  
9 Campak  13-7-2019 posyandu  
10 Hepatitis B 1  12-2-2018 posyandu  
11 Hepatitis B 2  12-3-2018 posyandu  
12 Hepatitis B 3  6-4-2018 posyandu  
Kategori : Lengkap / Belum Lengkap / Tidak Lengkap / Tidak Pernah *(lingkari)
g. Riwayat pemberian ASI eksklusif :
 Ya
 Tidak, alasan. :
.........................................................................................................

h. Saat usia berapa bulan balita anda diberikan MP-ASI


 <6 bulan
 ≥6 bulan
i. Jenis makanan selain ASI yang paling sering diberikan
 Makanan instant buatan pabrik. Sebutkan jenisnya : roti regal
 Makanan buatan rumah. Sebutkan jenisnya :
.............................................................

j. Penanganan balita sakit


 Diatasi oleh nakes/pergi ke puskesmas
 Non nakes, siapa/di mana? .....................................................................................

6. Peran serta Masyarakat


Nama Desa : Ngelaban
a. Apakah masyarakat mengetahui tentang peran serta masyarakat di
wilayah tersebut?
 Ya, jenisnya :
 Pelayanan kesehatan
 Keamanan
 Kebersihan lingkungan
 Pembangunan wilayah
 Tidak

b. Tahu atau tidak tentang pelayanan kesehatan di wilayah tersebut


 Ya, sebutkan ...................................................................................................
 Tidak, alasan ..................................................................................................

c. Tahu atau tidak tentang Desa Siaga


 Ya, sebutkan :
 Polindes
 Tabulin
 Dasolin
 Ambulan desa
 Bank darah
 Dasa wisma
 Posyandu
 Suami siaga
 Lain-lain,……………..............................................................................................
 Tidak, alasan ...........................................................................................................

d. Apakah ikut serta dalam program Desa Siaga


 Ya, sebutkan : dana/sarana/tenaga (*lingkari)
 Tidak, alasan ...........................................................................................................

e. Golongan mana yang lebih berperan aktif dalam kegiatan Desa Siaga?
 Anak-anak
 Remaja
 Dewasa
 Lansia

f. Apakah pendapat KK tentang perlu tidaknya Desa Siaga ?


 Perlu, alasan………………………………………….............................................
 Tidak perlu, alasan…………………………………...............................................

g. Adakah jenis kegiatan Desa Siaga yang belum atau tidak terlaksana ?
 Ada, sebutkan………………………………………..............................................
 Tidak ada
 Tidak tahu, alasan....................................................................................................

h. Adakah kendala dalam pelaksanaan kegiatan Desa Siaga ?


 Ada, sebutkan: dana/sarana/tenaga (*lingkari)
 Tidak ada
 Tidak tahu, alasan....................................................................................................

i. Apakah perlu dibentuk program Desa Siaga di wilayah ini


?
 Perlu
 Tidak perlu, alasan...................................................................................................
 Tidak tahu,
alasan.....................................................................................................
ANALISIS DATA

Masalah
No. Nama Klien Umur Kebidanan pada Diagnosa
Keluarga

Kasus Ny. B 23 th Kurangnya Ny. B usia 23


1. pengetahuan ibu tahun P20002
tentang pentingnya dengan masalah

ASI eksklusif yang kurangnya

menjadikan dibantu pengetahuan ASI

dengan susu eksklusif

formula saat ibunya


kluar rumah

Kasus Ny. B 23 tahun Ibu belum berKB, By. B umur 23


2. padahal itu sangat tahun nifas 25
penting untuk hari belum berKB
menghindari
terjadinya
kehamilan yang
tidak direncanakan.

Prioritas Masalah
Diagnosa 1 : Ny. B usia 23 tahun P20002 dengan masalah kurangnya pengetahuan ibu
tentang pentingnya ASI eksklusif yang menjadikan dibantu dengan susu formula saat
kluar rumah.

No Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan

1 Sifat masalah 2/3x1 1 2/3 Pada kasus ini akan


(Ancaman mengancam kesehatan
kesehatan) jika tidak tertangani
terutama pada kesehatan
bayinya jika harus
diberikan susu formula
saja
2 Kemungkinan 2/2x2 2 2 Masalah dari Ny.S
masalah dapat sangat bisa diubah
diubah  dengan kesadaran ibu
(Dengan mudah) mengerti pentinya ASI
eksklusif maka akan
kebiasaan memberikan
susu formula hilang
ditambah masih 25 hari
postpartum
3 Potensi masalah 2/3x1 1 2/3 Dengan menanggulangi
untuk dicegah masalah akan cukup
(Cukup) mengurangi dampak
pada bayi untuk saat ini.
4 Menonjolnya 2/2x1 1 2/2 Masalah harus segera
masalah  ditangani sejak dini dan
(Masalah harus ibu harus sadar akan
ditangai) pentingnya ASI Eksklusi
untuk bayi
Jumlah 5 4 1/3

Diagnosa 2: By. B umur 23 tahun dengan nifas 25 hari dan belum melakukan
pemasangan alat kontrasepsi.

No Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan

1 Sifat masalah 3/3x1 1 1 Ancaman kesehatan


( tidak/kurang sehat) berhubungan dengan
luka jahitan SC yang
belum kering sempurna
jika terjadi kehamilan
susulan
2 Kemungkinan 2/2x2 2 2 Masalah sebenarnya
masalah dapat dapat diubah, dengan
diubah  sefera melakukan
(dengan mudah) pemasangan atau
penggunaan alat
kotrasepsi
3 Potensi masalah 3/3x1 1 1 Masalah cukup dapat
untuk diubah  diubah dengan
(tunggi) memotivasi ibu untuk
segera berKB
4 Menonjolnya 0/2x1 1 1 NY. B merasa bahwa
masalah  masalahnya perlu untuk
segara ditangani
Jumlah 5 5

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil analisis tersebut maka dalam keluarga Tn.A
masalah yang menjadi prioritas dalam asuhan kebidanan yaitu pada Ny.B dengan
jumlah 4 1/3.

PERSIAPAN
Tujuan
Diagnose Kriteria Intervensi Tujuan jangk Kriteria
No jangka Intervensi
kebidanan hasil a panjang hasil
pendek
1 Ny. B usia Ny. B Ny. B Dengan Ny. B akan Ny. B 1. Mengajarkan
23 tahun mau dan mengerti memberikan selalu ingat dapat ibu cara
P20002 bersedia dan mau penyuluhan bahwa akan mengerti menyusui yang
dengan untuk untuk mengenai lebih baik bahwa ASI benar.
masalah memberik memberika manfaat dan memberikan eksklusif 2. Mengajarkan
kurangnya an ASI n asi saja keunggulan ASI sampai 6 kepada ibu
pengetahu eksklusif tanpa asi dibanding bulan tanpa untuk
an ASI tambahan dibandingkan susu formula menggunak melakukan
eksklusif susu dengan susu kepada an perawatan
formula formula bayinya yang tambahan payudara
meskipun akan susu sebagai salah
ibunya bermanfaat formula satu upaya dari
sedang untuk tubuh akan sangat memperlancar
kluar bayi dari bagus dan ASI serta
sekarang baik untuk memberitahuka
hingga nanti bayinya n mengenai
dia tumbuh dan tidak hygiene diri
besar ada susu selama masa
formula nifas.
yang 3. Mengajarkan
memiliki kepada ibu akan
kandungan perawatan bayi
sebagus untuk menjaga
ASI agar tetap
hangat dan
nyaman
4. Mengajarkan
ibu untuk cara
menyusui yang
benar
-mengajarkan
kepada ibu
tentang
perawatan bayi
baru lahir

2 Ny. B Ny. B Ny.B Memberikan Ny.B akan Dengan


umur 23 segera merasa penjelasan merasa aman segera
tahun melakuka nyaman kepada ibu dan nyaman melakukan
dengan n dan tenang bahwa jika segera pemilihan
masalah pemasang saat setelah pemasangan melakuka alat
belum an atau melukan alat pemilihan kontrasepsi
melakukan pemakaia pemilihan kontrasepsi alat akan
pemasang n alat kontrsepsi pasca salin kontrasepsi meminimal
an atau kontrasep sangat dan tidak kan
pemakaian si diperlukan. khawatir terjadinya
alat terjadi kehamilan
kontraseps kehamilan susulan
i yang tidak atau yan
direncanakan tidak
. direncanak
an.

PELAKSANAAN
Jangka Pendek
Diagnose
No Tujuan Jangka Pendek Tanggal Implementasi
Kebidanan
1 Ny. B usia 23 tahun Ny. B mau dan bersedia 1-3- Memberikan
P20002 dengan 2021
untuk memberikan ASI penyuluhan mengenai
masalah kurangnya
pengetahuan ASI eksklusif manfaat dan
eksklusif
keunggulan asi
dibandingkan dengan
susu formula serta
motivasi ibu untuk
memberikan ASI saja
tanpa tambahan

2. Ny.B umur 23 Ny. B segera 1-3- Memberikan


tahun dengan nifas melakukan pemasangan 2021 penjelasan kepada ibu
25 hari dan belum atau pemilihan alat pentingnya berKB
melakukan peilihan kontrasepsi
alat kontrasepsi

Jangka Panjang
Diagnose
No Tujuan Jangka Panjang Tanggal Implementasi
Kebidanan
1. Ny. B usia 23 tahun Ny.B akan selalu ingat 2-3- Mengajarkan ibu
P00002 dengan 2021
bahwa akan lebih baik untuk sering menyusui
masalah kurangnya
pengetahuan ASI memberikan ASI bayinya secara
eksklusif
dibanding susu formula bergantian kanan kiri
kepada bayinya yang
akan bermanfaat untuk
tubuh bayi dari
sekarang hingga nanti
dia tumbuh besar
2. Ny.B umur 23 Ny. B akan merasa 2-3- Memotivasi ibu untuk
tahun dengan nifas 2021
lebih aman nyaman jika segera melakukan
25 hari dan belum
melakukan peilihan hendak melakukan pemilihan alat
alat kontrasepsi.
hubungan kalau sudah kontrasepsi.
melakukan pemilihan
kontrasepsi.

Diagnose
No Tujuan Jangka Panjang Tanggal Implementasi
Kebidanan
1. Ny. B usia 23 Ny.S.M akan selalu 3-3- Mengajarkan kepada
tahun P00002 2021
ingat bahwa akan lebih ibu untuk melakukan
dengan masalah
kurangnya baik memberikan ASI perawatan payudara
pengetahuan ASI
dibanding susu formula serta memberitahukan
eksklusif
kepada bayinya yang mengenai hygiene diri
akan bermanfaat untuk selama masa nifas
tubuh bayi dari
sekarang hingga nanti
dia tumbuh besar
2. Ny.B umur 23 Ny. B akan merasa 3-3- Memberikan ibu leaflet
tahun dengan nifas 2021
lebih aman nyaman jika tentang macam-macam
25 hari dan belum
melakukan peilihan hendak melakukan alat kontrasepsi untuk
alat kontrasepsi
hubungan kalau sudah mendorong ibu segera
melakukan pemilihan melakukan pemilihan
kontrasepsi. dan pemasangan.

Diagnose
No Tujuan Jangka Panjang Tanggal Implementasi
Kebidanan
1. Ny. B usia 23 tahun Ny.S.M akan selalu 4-3- Mengajarkan kepada
P00002 dengan 2021
ingat bahwa akan lebih ibu akan pijat oksitosin
masalah kurangnya
pengetahuan ASI baik memberikan ASI sebagai upaya juga
eksklusif
dibanding susu formula untuk memperlancar
kepada bayinya yang ASI dan agar ibu lebih
akan bermanfaat untuk rileks
tubuh bayi dari
sekarang hingga nanti
dia tumbuh besar
2. Ny.B umur 23 Ny. B akan merasa 4-3- Memberikan vitamin
tahun dengan nifas 2021
lebih aman nyaman jika A dari bidan desa
25 hari dan belum
melakukan peilihan hendak melakukan untuk Ny.B guna
alat kontrasepsi
hubungan kalau sudah meningkatkan sistem
melakukan pemilihan kekebalan tubuh dan
kontrasepsi. mempercepat proses
pemulihan pasca
melahirkan.

EVALUASI
No Diagnose Tujuan Jangka Pendek Tanggal Evaluasi
Kebidanan
1 Ny. B usia 23 Setelah dilakukan 6-3-2021 S: Ibu mengatakan mulai
tahun P00002 asuhan selama 5 hari banyak memberikan ke

dengan masalah yang lalu dan 30 menit bayi ASI dibanding susu
formula
kurangnya sekarang diharapkan
O:
pengetahuan ASI ibu mengerti
- TD : 110/70 mmHg
eksklusif pentingnya pemberian
- N : 80 x/menit
ASI eksklusif
- RR : 20x/menit
- S : 36,5°C
A : Ny. B usia 23
tahun P00002 dengan
masalah kurangnya
pengetahuan ASI
eksklusif
P:
- Menganjurkan ibu
untuk lebih sering
memberikan ASInya
dan lebih mengurangi
lagi susu formula
- Menganjurkan ibu
untuk makan-makanan
yang sehat agar
kandungan ASI lebih
bagus
- Menganjurkan ibu
untuk rutin melakukan
perawatan payudara
yang sudah diajarkan
2. Ny.B umur 23 Setelah dilakukan 6-3-2021 S : Ibu mengatakan akan
tahun dengan asuhan selama 5 hari segera melakukan

nifas 25 hari dan yang lalu dan 30 menit pemakaian KB suntik 3


belum melakukan sekarang diharapkan bulan
peilihan alat ibu segera melakukan O:

kontrasepsi pemilihan dan - TD : 110/70 mmHg

pemakaian alat - N : 80 x/menit

kotrasepsi. - RR : 20x/menit
- S : 36,5°C
A : Ny.B umur 23
tahun dengan nifas 25
hari dan belum
melakukan peilihan
alat kontrasepsi
P:
- Menganjurkan ibu
untuk segera
melakukan
pemasangan alat
kontrasepsi
- memberitahu ibu
macam” KB dan ibu
merencanakan
memilih KB suntik 3
bulan
- Ibu mengatakan akan
segera melakukan
penggunaan alat
kontrasepsi KB suntik
3 bulan.
.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dilakukannya asuhan kebidanan keluarga dengan masalah kurang
mengerti pentingnya pemberian ASI eksklusif dan belum melakukan pemilihan alat
kontrasepsi pada Ny.B usia 23 tahun yang dengan menggunakan proses kebidanan
keluarga mulai dari pengkajian sampai dengan pembahasan kasus, maka dapat diambil
suatu kesimpulan dan saran.
Masalah utama yang muncul pada keluarga Tn. A adalah ASI Eksklusif yang
belum terjalankan dengan baik oleh Ny. B dikarnakan pada saat Ny.B bepergian
biasanya bayinya diberikn susu formula yang sebenarnya masih mampu jika hanya
diberikan dari ASI saja. Maka peran keluarga sangatlah penting untuk memotivasi ibu
memberikan ASI eksklusif saja tanpa tambahan susu formula. Dan Ny.B juga belum
melakukan pemilihan dan pemakaian alat kontrasepsi, setelah dilakukan pendampingan
ibu bersedia untuk segera melakukan pemakaian alat kontrasepsi.

Saran
1. Diharapkan keluarga mampu mengenal masalah yang terjadi di dalam
keluarga dan diharapkan keluarga mampu melakukan tindakan promotif dan preventif
2. diharapkan keluarga dapat berperan aktif dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan meliputi 5 fungsi keluarga, yaitu: mengenal masalah kesehatan keluarga,
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, memelihara dan
memodifikasi lingkungan yang sehat dan menfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga hendaknya juga
memperhatikan aspek sosial, ekonomi, pendidikan, dan pengertahuan, tentang tujuan
yang direncanakan akan tercapai sesuatu dengan tingkat aspek yang dimiliki keluarga
melalaui metode penyuluhan, penjelasan maupun diskusi bersama

Anda mungkin juga menyukai