Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Nifas fisiologis 3 jam pada Ny. I P1001


di PMB Ny. Endah K, STr., Keb Desa Tembalang Kec. Wlingi Kab. Blitar

Oleh :

VITA DWI YUMANTI


NIM. 201802052

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas praktik di PMB
Endah K, STr., Keb pada tanggal 21 September sampai 19 Desember 2020 oleh mahasiswi D3
Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri tahun 2020.
Nama: Vita Dwi Yumanti
NIM: 201802052
Judul: Laporan Pendahuluan “Asuhan Nifas fisiologis 3 jam pada Ny. I P1001 di PMB Ny. Endah K, STr.,
Keb Desa Tembalang Kec. Wlingi Kab. Blitar”
Laporan pendahuluan ini telah disetujui dan disahkan pada
Hari :
Tanggal :

Blitar, Desember 2020


Mahasiswa

Vita Dwi Yumanti

Mengetahui Pembimbing Akademik Pembimbing Praktik

Wuri Widi A, SST., M. Keb Endah K, STr., Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan mengenai Nifas. Laporan ini disusun sebagai
kelengkapan pelaksanaan praktik oleh mahasiswi sesuai dengan kurikulum yang diberikan
kepada mahasiswi program studi D3 kebidanan STIKES Karya Husada Kediri.
Dengan terselesaikannya laporan pendahulua ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. CI lahan praktik ibu bidan Endah K, STr., Keb sebagai bidan pendamping yang telah
mengarahkan selama praktik.
2. Semua asisten bidan PMB Endah K, STr., Keb yang telah membimbing dan megarahkan
selama praktik.
3. Segenap dosen pembimbing dari D3 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.

Penulis selalu terbuka dengan kritik dan saran dari pembaca, penulis berharap pembaca dapat
memahami dengan baik agar pengetahuan kita bertambah dan bisa menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Blitar, 03 Desember 2020

Penulis
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama

masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Marmi, 2014 tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah

menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis, melaksanakan

skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayi, memberikan pendidikan kesehatan tentang

perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian

imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari, mencegah infeksi dan komplikasi

pada ibu, memberikan pelayanan keluarga berencana, mendapatkan kesehatan

emosional, mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian

makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu

dan anak.
Tabel 2.3 Kunjungan Masa Nifas

KUNJUNGAN WAKTU ASUHAN


I 6-8 post 1. Mencegah perdarahan masa nifas
partum karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu keluarga mengenai
bagaimana cara mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi yang baru lahir 6. Menjaga bayi
tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
7. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi yang baru lahir selama 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai
ibu dan bayinya dalam keadaan stabil
6 hari post 1. Memastikan involusi uterus berjalan
partum normal dimana uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perdarahan
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat 4.
Memastikan ibu menyusui dengan baik
5. Memberikan konseling tentang bayi
baru lahir, perawatan tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan lain-lain.

III 2 minggu 1. Memastikan infolusi uterus berjalan


post partum normal dimana uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perdarahan
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat 4.
Memastikan ibu menyusui dengan baik
5. Memberikan konseling tentang bayi
baru lahir, perawatan tali pusat,
menjaga ayi tetap hangat dan lain-lain.
IV 6 minggu 1. Menanyakan penyulit-penyulit yang
post partum dialami ibu selama masa nias.
2. Memberikan konseling KB secara
dini
Sumber: Walyani, 2015

3. Tahapan Masa Nifas

1) Puerperium Dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial.

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium.

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

(Sukma dkk, 2017)

4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

1) Perubahan Sistem Reproduksi

Tubuh ibu berubah setelah persalian, rahimnya mengecil, serviks

menutup, vagina kembali ke ukuran normal dan payudaranya mengeluarkan

ASI. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu. Dalam masa itu, tubuh ibu

kembali ke ukuran sebelum melahirkan. Untuk menilai keadaan ibu, perlu

dipahami perubahan yang normal terjadi pada masa nifas ini.

a) Involusi Rahim

Setelah placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena

kontraksi dan retraksi otot – ototnya. Fundus uteri ± 3 jari bawah pusat.

Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak seberapa berkurang tetapi

sesudah 2 hari, uterus akan mengecil dengan cepat, pada hari ke – 10

tidak teraba lagi dari luar. Setelah 6 minggu ukurannya kembali ke


keadaan sebelum hamil. Pada ibu yang telah mempunyai anak biasanya

uterusnya sedikit lebih besar daripada ibu yang belum pernah

mempunyai anak. Involusi terjadi karena masing – masing sel menjadi

lebih kecil, karena sitoplasma nya yang berlebihan dibuang, involusi

disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim

dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing,

sehingga kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi.

b) Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata dan kira – kira sebesar telapak tangan.

Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu kedua hanya

sebesar 3 – 4 cm dan pada akhir masa nifas 1 -2 cm.

c) Perubahan pembuluh darah Rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh

darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi

peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam

nifas.

d) Perubahan pada serviks dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan, ostium extemum dapat dilalui

oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena

robekan persalinan, pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh
satu jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian dari

canalis cervikalis.

e) Perubahan pada cairan vagina (lochia) Dari cavum uteri keluar cairan

secret disebut Lochia. Jenis Lochia yakni:

a. Lochia Rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban , sel-sel desidua (desidua, yakni selaput lendir Rahim

dalam keadaan hamil), verniks caseosa (yakni palit bayi, zat seperti

salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel, yang

menyelimuti kulit janin) lanugo, (yakni bulu halus pada anak yang

baru lahir), dan meconium (yakni isi usus janin cukup bulan yang

terdiri dari atas getah kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hijau

kehitaman), selama 2 hari pasca persalinan.

b. Lochia Sanguinolenta: Warnanya merah kuning berisi darah dan

lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

c. Lochia Serosa: Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi

pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d. Lochia Alba: Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2

minggu.

e. Lochia Purulenta: Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan

sepertinanah berbau busuk.

f. Lochiotosis: Lochia tidak lancar keluarnya.

2) Perubahan Sitem Pencernaan


Dinding abdominal menjadi lunak setelah proses persalinan karena

perut yang meregang selama kehamilan. Ibu nifas akan mengalami beberapa

derajat tingkat diastatis recti, yaitu terpisahnya dua paralel otot abdomen,

kondisi ini akibat peregangan otot abdomen selama kehamilan.

Tingkat keparahan diastatis recti bergantung pada kondisi umum wanita

dan tonus ototnya, apakah ibu berlatih kontinyu untuk mendapat kembali

kesamaan otot abodimalnya atau tidak. Pada saat postpartum nafsu makan

ibu bertambah. Ibu dapat mengalami obstipasi karena waktu melahirkan alat

pencernaan mendapat tekanan, pengeluaran cairan berlebih, kurang makan,

haemoroid, laserasi jalan lahir, dan pembengkakan perineal yang disebabkan

oleh tindakan episiotomi. Supaya buang air besar kembali normal, dapat

diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi

awal. Bila tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia.

3) Perubahan Sistem Perkemihan

Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan kapasitasnya

akan bertambah, mencapai 3000 ml per hari pada 2 – 5 hari post partum. Hal

ini akan mengakibatkan kandung kencing penuh. Sisa urine dan trauma pada

dinding kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.

Lebih kurang 30 – 60 % wanita mengalami inkontinensial urine selama

periode post partum.

4) Muskoloskeletal

Otot – otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-

pembuluh darah yang berada diantara anyaman-anyaman otot-otot uterus


akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta

diberikan.

5) Endokrin

Hormon Plasenta menurun setelah persalinan, HCG menurun dan

menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke tujuh sebagai omset

pemenuhan mamae pada hari ke- 3 post partum. Pada hormon pituitary

prolaktin meningkat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2

minggu. FSH dan LH meningkat pada minggu ke- 3.

6) Kardiovaskuler

Pada keadaan setelah melahirkan perubahan volume darah bergantung

beberapa faktor, misalnya kehilangan darah, curah jantung meningkat serta

perubahan hematologi yaitu fibrinogen dan plasma agak menurun dan

Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma,

leukositosis serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari

postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun dan faktor

pembekuan darah meningkat.

7) Hematologi

Leokositoisis, yang meningkatan jumlah sel darah yang putih hingga

15.000 selama proses persalinan, tetap meningkat untuk sepasang hari

pertama postpartum. Jumlah sel darah putih dapat menjadi lebih meningkat

hingga 25.000 atau 30.000 tanpa mengalami patologis jika wanita

mengalami proses persalinan diperlama. Meskipun demikian, berbagai tipe

infeksi mungkin dapat dikesampingkan dalam temuan tersebut.


(Risma dkk, 2017).

5. Perubahan Psikologis Masa Nifas

Periode ini dieskpresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap

berikut ini:

1) Taking in Period ( Masa ketergantungan)

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat

bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih

mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta

kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.

2) Taking hold period

Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada

kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap

perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga

membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan

yang dialami ibu.

3) Leting go period

Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh

menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau

merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.

6. Kebutuhan Ibu Masa Nifas

Meliputi:

a) Fisik : Istirahat yang cukup, makanan yang

bergizi, lingkungan yang bersih


b) Psikologis : Distress sewaktu persalinan segera

distabilkan dengan sikap bidan dan

keluarga yang menunjukan simpati,

mengakui, menghargai.

c) Sosial : Menemani ibu apabila ibu terlihat

kesepian, Menanggapi bila ibu

memperlihatkan kebanggaan,

menghibur ibu bila kelihatan sedih

d) Pendidikan : Pada ibu-ibu yang belum

berpengalaman mempunyai atau

merawat anak diperlukan konseling

dan pendampingan dalam merawat

anaknya

7. Pengawasan Masa Nifas

Perawatan peurperium harus lebih aktif yaitu dengan ibu di anjurkan untuk

melakukan “Mobilisasi Dini” (early mobilization). Perawatan mobilisasi dini

mempunyai keuntungan :

a) Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium,

Mempercepat involusi alat kandungan, Melancarkan fungsi alat gastro

intestinal dan alat perkemihan, Meningkatkan kelancaran peredaran darah,

sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme

(Prawirohardjo, 2013).

Perawatan puerperium di lakukan dalam pengawasan sebagai berikut :


1) Rawat Gabung

Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama–sama

sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat

memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin

(Prawirohardjo, 2013).

2) Pemeriksaaan Khusus

Fisik : Meliputi tanda- tanda vital (TD,

Nadi, Suhu, RR)

Fundus Uteri : Tinggi fundus uteri, kontraksi

uterus.

Lochea : Warna, banyak dan bau, jenisnya

(rubra)

Payudara : Keadaan putting susu,

pengeluaran ASI, pembengkakan

ASI.

Keadaan luka / jahitan episiotomi, apakah baik atau terbuka, apakah ada

tanda- tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor dan penanahan)

(Prawirohardjo, 2013)

3) Pemeriksaan Umum

Kesadaran Penderita, Keluhan yang telah terjadi setelah persalinan.

Pemulangan dan Pengawasan Ikutan :


Pemulangan dilakukan setelah keadaan baik dan tidak ada keluhan,

setelah 2-3 hari dirawat. Nasihat yang perlu di berikan saat pemulangan

adalah :

a) Diet Nutrisi : Masalah, nutrisi perlu mendapat perhatian pada kala

nifas untuk dapat meningkatkan kesehatan dan memberikan ASI.

Penjabaran 4 sehat 5 sempurna perlu di perhatikan dan dapat di

terjemahkan untuk masyarakat yang terdiri dari nasi, lauk pauk,

sayuran, buah dan di tambah susu. Serta tidak ada pantangan

terhadap makanan tertentu.

b) Miksi dan BAB : Pada hari pertama dan kedua, biasanya ibu akan

sering BAB karena tubuh sedang membuang cairan ekstra yang

tersimpan tubuh selama 9 bulan dan saluran kencing kendor karena

membesarnya rahim. BAB biasanya sulit pada 24 jam pertama

setelah melahirkan. BAB harus di lakukan 2-3 hari pasca

persalinan, bila sulit anjurkan ibu mengkonsumsi makanan tinggi

serat dan banyak minum. Jika masih belum BAB dapat di berikan

obat laksans per oral / rectal / huknah.

c) Mobilisasi : Karena itu setelah habis bersalin, ibu harus beristirahat,

tidur terlentang selama 8 jam. Kemudian miring ke kanan dan kiri

untuk mencegah trombosis dan tromboemoli (penyumbatan pada

pembuluh darah di kaki). Hari kedua boleh duduk, hari ketiga jalan

– jalan mobilisasi berpariasi tergantung kompilkasi persalinan,

nifas dan sembuhnya luka- luka.


d) Istirahat : Penting untuk memulihkan kesehatan, siang 2 jam dan

malam 7-8 jam.

e) ASI dan puting susu : ASI mengandung semua bahan yang di

perlukan bayi, mudah di cerna, segar, bersih dan member

perlindungan terhadap infeksi. Pemberian ASI di lakukan pada

kedua payudara sehingga kelancaran pembentukan ASI berjalan

dengan baik, Stagnasi ASI dapat menimbulkan bahaya infeksi

sampai abses. Puting susu perlu di perhatikan dan di bersihkan

sebelum memberikan ASI, Kembalinya Menstruasi, Dengan

memberikan ASI kembalinya menstruasi / haid sulit di

perhitungkan. Dalam waktu 3 bulan belum menstruasi dapat

menjamin bertindak sebagai kontrasepsi. Setelah melampaui 3

bulan perlu menggunakan alat kontrasepsi sehingga terlindungi dari

kemungkinan hamil dalam waktu singkat.

f) Pakaian : Pakaian agar longgar terutama payudara agar tidak

tertekan dan perut sebab mempengaruhi involusi uterus. Pakaian

dalam yang menyerap sehingga lochea tidak memberikan iritasi

pada kulit sekitarnya.

g) Kunjungan ulang : Bersama dengan pemeriksaan postpartum dapat

di lakukan dengan pemeriksaan bayi, pertimbangan bahkan untuk

imunisasi.

(Kemenkes RI, 2018)


TINJAUAN KASUS
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Asuhan Kebidanan dilakukan oleh : Vita Dwi Y


Tanggal/Waktu : 2 Desember 2020/10.30WIB
Tempat : BPM Endah K, SST., Keb
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama Klien :N. Y Nama Suami : Tn. A
Umur : 22 Umur : 27
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :>Rp. 2.000.000
Alamat : Ngadirenggo 2/3 Alamat : Ngadirenggo 2/3
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya mules mules
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Kehamilan Persalinan Bayi
pen BBL/PB umu
Jenis Penolong Tempat sex
No Suam An y L r
UK Peny
i k tind S bd rm PM R
Spt dkn dr PKM
k C n h B S

        
 1 N I F A S I  N  I          

4. Riwayat Persalinan Sekarang


Bayi lahir spontan dibantu bidan dengan jenis kelamin laki-laki PB 50 BB3100 tidak ada
kelainan
5. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak memiki riwayat penyakit menahun, menurun dan menular
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Keluarga ibu tidak memiki riwayat penyakit menahun, menurun dan menular
 Keluarga suami ibu tidak memiliki riwayat penyakit menahun, menurun dan menular
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan :ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang (nasi, sayur, dan lauk). Minum
: 5-8 gelas air putih
b. Pola eliminasi
BAK :4-6x siang hari dan 1-2x malam hari

BAB :1x pagi hari bangun tidur

c. Pola istirahat :
Ibu sudah istirahat 1 jam di PMB
d. Pola aktivitas :
Ibu mengatakan belum banyak melakukan aktivitas

e. Personal hygiene :
Badan ibu sudah dibersihkan dengan bantuan bidan
f. Pola seksualitas :
Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual

g. Pola kebiasaan :
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang menggangu kesehatan seperti (merokok,
minum jamu, dan minum minuman beralkohol)
h. Psikososial :
- Ibu mengatakan sangat senang dengan persaliananya
- Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung penuh persalianannya
- Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga, dan tetangga berjalan dengan
baik
- Ibu mengatakan suami adalah tulang punggung keluarga yang berpenghasilan
cukup

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran :composmetis
b. Tekanan darah : 120/70mmHg
c. Denyut nadi : 88x/menit
d. Pernapasan : 26x/menit
e. Suhu : 36,3oC
f. Lila : 30 cm
g. BB/TB : 63kg/149

2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka :simetris, tidak oedema, tidak ada cloasma
b. Mata :simetris, conjungtiva merah muda
c. Leher :tidak dikaji
d. Dada :simetris, payudara mengalami pembesaran, areola hyperpigmentasi, putting
menonjol belum ada pengeluran
e. Abdomen :
Palpasi
TFU pada pertengahan pusat dan simpisis
f. Ano Genetalia : terdapat luka laserasi, lockia rubra ± 100cc
g. Ekstermitas :
simetris, tidak oedema, tidak ada varises

3. Pemeriksaan Penunjang
tidak dikaji
ANALISIS DATA
Diagnosis :
P1001 post partum 3 jam KU ibu baik
PENATALAKSANAAN
Jam Kegiatan

10.45  Menyapaikan hasil pemeriksaan pada dengan hasil : TD 120/70 TFU pertengahan
WIB pusat dan simpisis KU ibu baik
 Memberitahukan ibu penyebab mules-mules yang disebabkan oleh adanya
kontraksi uterus untuk kembali kekeadaan semula sebelum hamil.
Evaluasi :Ibu sudah paham penyebab mules-mules yang disebabkan kontraksi
uterus.
 Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya post partum (seperti demam, pusing,
payudara bengkak, perdarahan yang bayak dan berbau,dll).
Evaluasi :ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya post partum dan ibu mampu
menyebutkan kembali dan mengatakan akan segera kepetugas kesehatan jika
mendapat tanda bahaya tersebut.
 Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga dan merawat kebersihan alat kelamin
setiap hari yaitu dengan cara membasuh daerah kemaluan dari arah depan
kebelakang dengan menggunakan sabun, kemudian di bilas dengan air bersih dan
di keringkan dengan handuk setiap habis BAB dan BAK.
Evaluasi :ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh bidan dan ibu akan
melakukan apa yang di anjurkan oleh bidan.
 Mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar yaitu :keluarkan ASI sedikit
oleskan pada puting susu untuk melebabkan puting agar tidak lecet, kemudian
tempelkan puting susu pada pipi bayi,biarkan bayi mencari puting dan
memasukkan seluruh puting sampai di daerah hitam / areola di sekitar puting,
jika sudah kenyang bayi akan melepaskannya sendiri.
Evaluasi: ibu mengerti dan bisa memperaktekannya serta bayi bisa menyusui
dengan kuat.
 Menganjurkan ibu untuk banyak bergerak dan berjalan dengan di bantu suami
atau keluarga agar ibu tidak selalu merasa lemas dan ibu jangan menahan
kencing.
Evaluasi: ibu mengerti serta ibu akan melakukannya.
 Menganjurkan ibu untuk tidur/istirahat yang cukup, tidurlah pada saat bayi tidur
serta menganjurkan suami atau keluarga untuk bergantian menjaga bayinya agar
ibu bias istirahat yang cukup.
Evaluasi :ibu menegrti dengan apa yang di jelaskan oleh bidan dan ibu mau
melakukan anjuran tersebut.
 Memberikan tablet penambah darah dan vitamin pada ibu serta menganjurkan ibu
untuk selalu meminumnya.
Evaluasi : tablet penambah darah dan vitamin telah di berikan da ibu bersedia
meminumnya.
 Menganjurkan ibu untuk control kembali 1 minggu ke BPM Bd. Endah
Evaluasi :ibu mengerti dengan apa yang di ajarkan ibu akan kontrol 1 minggu
kemudian atau jika terdapat tanda-tanda bahaya pada ibu maupun pada bayinya.

Mengetahui,
CI/ Kepala Ruang Mahasiswa Pembimbing Institusi
DAFTAR PUSTAKA

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sukarni, Icesmi & Z.H Margareth. 2019. Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Dilengkapi Dengan
Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika

Sukma, Febi., Elli Hidayati Siti., Nurhasiyah Jamil. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Kemenkes RI

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Nifas.Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai