i) Riwayat KB
Untuk mengetahui sebelum ibu hamil pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak, berapa lama menggunakannya, alas an
mengapa ibu menggunakan alat kontrasesi tersebut, dan mengapa
ibu menghentikan pemakaian alat kontrasepsi tersebut, menurut
Huliana (2007 :76-77).
j) Pola kebutuhan sehari-hari meliputi pola nutrisi, pola eliminsi, pola
aktivitas pekerjaan, pola istirahat, personal hygiene, pola seksual,
menurut Muslihatun (2009 : 137).
k) Psikososial spiritual meliputi tanggapan dan dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, ketaatan beribadah,
lingkungan yang bepengaruh.
Data Obyektif
Menurut Wildan (2009 : 34), pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan
fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang, hasil laboratorium
seperti VDRL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun USG yang
dilakukan sesuai dengan beratnya masalah. Data yang telah dikumpulkan
diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien kemudian dilakukan
pengolahan data yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu
dengan yang lainnya sehingga menunjukkan fakta. Tujuan dari pengolahan
data adalah untuk menunjukkan fakta berdasarkan kumpulan data. Data
yang telah diolah dianalisis dan hasilnya didokumentasikan.
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum (KU)
Untuk menilai keadaan pasien pada saat itu secara umum.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis
(Kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan), somnolen (kesadaran yang mau tidur
saja, dapat dibangunkan dengan rasa nyeri tetapi tidur lagi), koma
(tidak dapat bereaksi terhadap stimulus yang diberikan atau
rangsangan apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak ada).
c) Tanda-tanda Vital (TTV)
Pada pengukuran tanda-tanda vital yang diukur adalah tekanan
darah, nadi, respirasi, dan suhu.
d) Berat Badan (BB)
Untuk mengetahui berat badan pasien dalam satuan kilogram
(Buku Panduan Praktik Klinik Kebidanan).
e) Tinggi Badan (TB)
Dikaji untuk mengetahui tinggi badan ibu dalam satuan sentimeter,
menurut Saminem (2009 : 23).
f) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Untuk mengetahui status gizi pasien.
2. Pemeriksaan fisik / Status Present adalah pemeriksaan kepala, muka,
mata, hidung, telinga, mulut, leher, ketiak, dada, abdomen, punggung,
genetalia, ektermitas atas dan bawah, anus.
3. Pemeriksaan khusus obstetric, menurut Hidayat (2008 : 142-145)
a) Inspeksi
Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk mengetahui
apakah ada pembengkakan pada wajah dan ekstermitas, pada perut
apakah ada bekas operasi atau tidak.
b) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan indra peraba yaitu tangan, yang
berguna untuk memeriksa payudara apakah ada benjolan atau tidak,
pemeriksaan abdomen yaitu memeriksa Leopold I, II, III, dan IV.
c) Auskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ) yaitu salah satu tanda pasti hamil dan
kehidupan janin. DJJ mulai terdengar pada usia kehamilan 16
minggu. Dengan dopler DJJ mulai terdengar usia kehamilan 12
minggu. Normalnya denyut jantung janin (DJJ) yaitu 120-
160x/menit.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan pada bayi
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia.
2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
pasokan oksigen.
3) Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan pasokan nutrisi dan terhentinya pertumbuhan
janin.
4) Gangguan termoregulasi : hipotermi berhubungan dengan suhu
tubuh tidak stabil karena hilangnya lemak subkutan.
5) Resiko tinggi cedera pada janin berhubungan dengan distress
janin.
6) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
pengelupasan kulit.
b. Diagnosa keperawatan pada ibu
1) Ansietas berhubungan dengan pertus macet
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terbukanya intrauterin
dengan ekstrauterin
Rencana asuhan keperawatan
Rencana bagi bayinya
Rencana keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan
Intervensi Rasional
Kerusakan pertukaran Diharapkan klien Tinjau ulang informasi yang
mampu Persalinan lama meningkatkan
gas berhubungan menunjukkan perbaikan berhubungan dengan kondisi resiko hipoksia, dan depresi
dengan asfiksia akibat pertukaran gas/pertukaran gas bayi, seperti lamanya pernapasan dapat terjadi setelah
aspirasi mekonium normal dengan kriteria hasil persalinan, Apgar scor, obat- pemberian atau penggunaan
sebagai berikut: obatan yang digunankan ibu obat oleh ibu.
Mempertahankan kadar selama kehamilan, termasuk
Po/Pco, dalam batas normal betametason. Neonatus lahir lebih dari 42
40-70 cm H2O Perhatikan usia gestasi, berat minggu beresiko terjadinya
Suara napas normal badan, dan jenis kelamin. aspirasi mekonium.
(vesikuler) Takipnea menandakan distress
RR normal 40-50x/menit. Kaji status pernapasan, pernapasan, khususnya bila
Tidak terjadi sianosis pada perhatikan tanda-tanda distress pernapasan lebih besar dari
pasien. pernapasan (mis., takipnea, 60x/menit setelah 5 jam
Klien tampak rileks, tanda- Anjurkan penggungkapan rasa ansietas dan merangsang
tanda vital dalam batas normal takut atau masalah. identifikasi perilaku koping.
TD : 120/80 mmHg
RR : 18-24 x/menit
Nadi: 80-100 x/menit
Achadiat, Dr. Chrisdiono M. 2004. Prosedur Tetap Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta :
EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Profile Dinas Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2010. Semarang
Freddy Panjaitan. 2012. Kehamilan serotinus. (https:// freddypanjaitan. wordpress.
com/2012/01/10kehamilan-lewat-waktu-serotinus/) (Online), diakses pada tanggal
10 januari 2015.
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta: Salemba Medika
Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa Swara
Kurniawati, D (dkk). 2009. Obgynacea (Obgyndan Ginekologi). Yogyakarta: TOSCA
Manuaba, I.B.G. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 2009. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Muslihatun. WN dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogjakarta : Fitramaya
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Saminem, HJ. 2009. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Trihendradi dkk. 2010. Wonderpa Indahnya Pendampingan. Yogyakarta : ANDI
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wildan, M. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
B. ASUHAN KEPERAWATAN SC
1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan
meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi
janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit
nomor register , dan diagnosa keperawatan.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
2) Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang
keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-
tanda persalinan.
3) Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT,
TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada klien.
d. Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini,
dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya
mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam
perawatan dirinya
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena
dari keinginan untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga
banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan
aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya
odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga
sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan
BAB.
5) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
6) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga
dan orang lain.
7) Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
8) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka
janhitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif
klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat
bayinya
9) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-
lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi
perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
10) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
persalinan dan nifas.
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan.
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid,
karena adanya proses menerang yang salah
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena
proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing
4) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-
kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi
areola mamae dan papila mamae
7) Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
10) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun,
nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Diagnosa Keperawatan Dengan SC
Diagnosa yang mungkin muncul:
a. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara menyusui yang benar.
b. Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik jalan lahir.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal atau familiar
dengan sumber informasi tentang cara perawatan bayi.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan sehabis bersalin
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
Diangosa Keperawatan
No Tujuan (Noc) Intervensi (Nic)
Dan Kolaborasi
1. Menyusui tidak efektif Setelah diberikan tindakan Health Education:
berhubungan dengan kurangnya keperawatan selama 3x24 jam Berikan informasi mengenai :
pengetahuan ibu tentang cara klien menunjukkan respon o Fisiologi menyusui
menyusui yang benar breast feeding adekuat dengan o Keuntungan menyusui
indikator: o Perawatan payudara
klien mengungkapkan puas o Kebutuhan diit khusus
dengan kebutuhan untuk o Faktor-faktor yang menghambat proses menyusui
menyusui
Demonstrasikan breast care dan pantau kemampuan klien untuk
klien mampu mendemonstrasikan
melakukan secara teratur
perawatan payudara
Ajarkan cara mengeluarkan ASI dengan benar, cara menyimpan,
cara transportasi sehingga bisa diterima oleh bayi
Berikan dukungan dan semangat pada ibu untuk melaksanakan
pemberian Asi eksklusif
Berikan penjelasan tentang tanda dan gejala bendungan payudara,
infeksi payudara
Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi dan mendukung klien
dalam pemberian ASI
Diskusikan tentang sumber-sumber yang dapat memberikan
informasi/memberikan pelayanan KIA
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik Setelah dilakukan asuhan Pain Management
(luka insisi operasi) keperawatan selama 3x24 jam Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
diharapkan nteri berkurang karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
dengan indicator: Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Pain Level, Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
Pain control, pengalaman nyeri pasien
Comfort level Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Mampu mengontrol nyeri (tahu Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
penyebab nyeri, mampu Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
menggunakan tehnik ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
nonfarmakologi untuk Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
mengurangi nyeri, mencari dukungan
bantuan) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
Melaporkan bahwa nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang dengan menggunakan Kurangi faktor presipitasi nyeri
manajemen nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
Mampu mengenali nyeri (skala, dan inter personal)
intensitas, frekuensi dan tanda Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
nyeri) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Menyatakan rasa nyaman setelah Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
nyeri berkurang Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tanda vital dalam rentang normal Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)