4) Teori kortisol
Pemberi tanda untuk memulainnya persalinan adalah janin,
diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin.
10
11
12
yang dapat teraba jauh di dalam vagina posterior (sekitar 8-10 cm)
sebagai tonjolan tulang.
d) Konsistensi (Consistency) yaitu dalam primigravida leher rahim
perempuan biasanya lebih keras dan tahan terhadap peregangan,
seperti sebuah balon sebelumnya belum meningkat. Lebih jauh lagi,
pada wanita muda serviks lebih tangguh dari pada wanita yang
lebih tua
e) Posisi ostinum uteri (Position) yaitu posisi leher rahim perempuan
bervariasi antara individu. Sebagai anatomi vagina sebenarnya
menghadap ke bawah, anterior dan posterior lokasi relatif
menggambarkan batas atas dan bawah dari vagina. Posisi anterior
lebih baik sejajar dengan rahim, dan karena itu memungkinkan
peningkatan kelahiran spontan.
Tabel 2.1 Bishop score
Achadiat (2004 : 17-18)
Skor
Pembukaan
Pendataran
t
nStation
Konsistensi
Untuk
Posisi Os
menilai bishop score yaitu :
0
0
0-30%
-3
Keras
Posterior
1
1
40-50%
-2
Sedang
Tengah
2
3-4
60-70%
-1
Lunak
Anterior
3
5-6
80%
+1+2
Sangat lunak
Anterior
13
mengandung
10-20
unit
ekuivalen
dengan
Dosis awal
(mU/menit)
Dosis rendah
Dosis tinggi
0,5-1
1-2
6
Peningkatan
incremental
(mU/menit)
1
2
6,3, 1
Interval dosis
Dosis
maksimal
(menit)
(mU/ml)
30-40
20
15
40
15-40
42
14
30
janin.
(9) Dilakukan Sectio Caesaria, jika gawat janin (deselerasi
lambat, pewarnaan mekoneum), gerakan janin abnormal (< 5
kali / 20 menit), contraction stress test (CST), berat Badan >
4000 gr, malposisi, malpresentasi, partus > 18 jam, bayi belum
lahir, menurut Kurniawati (2009 : IX 41-42).
(10) Dilakukan vakum ekstraksi, syarat vakum, menurut
Manuaba
(2003 : 159) yaitu
(a) Pembukaan minimal 5
15
16
yang
dan
baik
terhadap
ibu
(aktivitas
kesejahteraan janin.
2) Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama persalinan.
3) Awasi jalannya persalinan.
4) Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu waktu terjadi
kegawatan janin.
5) Cegah terjadinya aspirasi mekoneum dengan segera mengusap
neonatus dan dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin
dengan cairan ketuban bercampur mekoneum.
17
18
19
pemecahan
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
manajemen
adalah
proses
pemecahan
masalah
yang
20
(1) Identitas / Biodata Pasien suami dan istri adalah nama, umur,
agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
(2) Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan.
(3) Keluhan utama
Alasan wanita datang mengunjungi klinik / RB / RS / dan
diungkapkan dengan kata-kata sendiri.
(4) Riwayat kesehatan antara lain riwayat kesehatan dahulu, sekarang,
dan riwayat kesehatan keluarga.
(5) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui berapa kali menikah, berapa usia pasien
saat menikah, usia pasangan pasien saat menikah, berapa lama
pasien menikah dan berapa jumlah anaknya.
(6) Riwayat obstetric
(a) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui tentang pertama kali pasien mendapatkan
menstruasi (menarce), siklus, lama menstruasi, banyak
menstruasi, bentuk darah apakah cair atau menggumpal, warna
darah, dismenorea, flour albus dan untuk mengetahui hari
pertama menstruasi terakhir serta tanggal kelahiran dari
persalinan.
(b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya
lahir, tempat persalinan, umur kehamilan, jenis persalinan,
21
22
b) Data Obyektif
Menurut Wildan (2009 : 34), pencatatan dilakukan dari hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang,
hasil laboratorium seperti VDRL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik,
ataupun USG yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah. Data
yang telah dikumpulkan diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien
kemudian dilakukan pengolahan data yaitu menggabungkan dan
menghubungkan data satu dengan yang lainnya sehingga menunjukkan
fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk menunjukkan fakta
berdasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah dianalisis dan
hasilnya didokumentasikan
(1) Pemeriksaan Umun
(a) Keadaan umum
Untuk menilai keadaan pasien pada saat itu.
(b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis
(Kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup
terhadap stimulus yang diberikan), somnolen (kesadaran yang
mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rasa nyeri tetapi
tidur lagi), koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus yang
diberikan atau rangsangan apapun, reflek pupil terhadap
cahaya tidak ada).
(c) Tanda-tanda vital
Pada pengukuran tanda-tanda vital yang diukur adalah tekanan
darah. suhu, nadi, respirasi.
23
adalah
proses
pengamatan
dilakukan
untuk
24
besalin
dan
nifas.
Pemeriksaan
laboratorium
dan
25
Diagnosis
atau
masalah
potensial
diidentifikasi
26
Setelah
beberapa
kebutuhan
pasien
ditetapkan,
diperluakan
27
P : Planning
Merupakan rencana tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk
tindak lanjut.
28
Nama pengkaji
NIM
a. Data Subyektif
1) Identitas Pasien
a) Nama
Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari
adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan pasien lainnya.
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun maka alat reproduksinya belum matang,
mental dan psikisnya belum siap.
c) Agama
29
30
31
32
33
34
35
(3) Nadi
Nadi berkisar antara 60-80x/menit.
(4) Pernafasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu
sekitar 20-30x/menit.
d) Berat badan
Untuk mengetahui berat badan pasien dalam satuan kilogram. Berat
badan dikaji untuk memudahkan penghitungan dosis obat tertentu
yang harus diberikan berdasarkan berat badan ibu.
e) Tinggi badan
Dikaji untuk mengetahui tinggi badan ibu dalam satuan sentimeter.
Untuk mengetahui apakah tinggi ibu kurang atau lebih dari 145 cm.
apabila kurang dari 145 cm maka termasuk resiko tinggi.
f) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Untuk mengetahui status gizi pasien, apakah masuk dalam
kekurangan energi kronik atau tidak yaitu lilanya < 23,5 cm.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Untuk mengetahui bentuk kepala, keadaan rambut rontok atau
tidak, kebersihan kulit kepala.
b) Muka
Untuk mengetahui keadaan muka oedem atau tidak, pucat atau
tidak.
c) Mata
Dikaji untuk mengetahui kelopak mata pucat atau tidak, warna
36
37
l) Ekstermitas atas
Untuk mengetahui keadaan turgor baik atau tidak, ikterik atau
tidak, sianosis atau tidak.
m) Ekstermitas bawah
Untuk mengetahui keadaan turgor baik atau tidak, sianosis atau
tidak, oedem atau tidak, reflek patella positif atau tidak.
n) Anus
Untuk mengetahui apakah ada hemorhoid atu tidak.
3) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
(1) Muka
Dilakukan pengamatan untuk mengetahui apakah ada cloasma
gravidarum atau tidak, apakah terjadi oedem atau tidak.
(2) Payudara
Dilakukan pengamatan untuk mengetahui apakah payudara
simetris atau tidak, apakah ada retraksi payudara atau tidak,
apakah putting susu menonjol atau tenggelam.
(3) Abdomen
Dilakukan pengamatan untuk mengetahui apakah ada bekas
operasi obstetrik atau tidak.
(4) Ekstermitas
38
39
apakah
tangan
masih
bisa bertemu
pemeriksaan
USG
(untuk
memastikan
usia
mengatakan
khawatir
dengan
kehamilannya
karena
40
a) Keadaan umum ibu dan tanda vital sign (tekanan darah, nadi, suhu,
respirasi).
b) Memeriksa Leopold untuk melihat TFU > 40 cm atau tidak dan DJJ
c) Memeriksa HPHT untuk mengetahui usia kehamilannya lewat
bulan atau tidak.
b. Masalah
Ibu merasa khawatir dengan kehamilannya karena kehamilannya
sudah lewat bulan tetapi belum juga ada tanda-tanda untuk
melahirkan.
c. Kebutuhan Segera
Kebutuhan pada ibu hamil dengan serotinus meliputi : Akhiri segera
kehamilan dengan pematangan servik dengan persalinan pervaginam
atau apabila terjadi gawat janin dilakukan persalinan section caesaria.
3. Langkah 3 : mengidentifikasi masalah / diagnosa potensial
Diagnosa potensial pada ibu hamil dengan serotinus yang dapat terjadi
adalah terjadinya gawat janin atau fetal distress.
4. Langkah 4 : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera
Dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn untuk kemajuan
persalinan.
5. Langkah 5 : perencanaan
Tanggal
Jam
41
Jam
42
Jam
dilakukan.
b. Ibu mau untuk melakukan USG kembali untuk melihat keadaan janin.
c. Ibu mengetahui bahwa keadaan janinnya baik.
d. Ibu sudah mengetahui semua penjelasan dokter
e. Agar ibu optimis dalam menghadapi masalah kehamilannya
f. Pengawasan 10 telah dilakukan.
g. Kolaborasi dokter obgyn telah dilakukan.
43
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor