Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam kehidupan
(Fraser, 2009 h. 635). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun
terkadang ada juga yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat (Prawirohardjo,2007;
h.89).
Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat
bulan, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy,
postdate / post datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung
sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir
menurut rumus neagle dengan siklus haid rata-rata (Prawiroharjo, 2009 : 686).
Kehamilan postterm berpengaruh pada janin. Dalam kenyataannya
kehamilan serotinus mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin sampai
kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 41 minggu atau lebih
berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada yang lahir dengan
berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam kandungan karena
kekurangan zat makanan dan oksigen. Kehamilan serotinus mempunyai
hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, atau makrosomia.
Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat berupa partus
lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric
yang menigkat (Prawiroharjo, 2009 : 686).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah dalam studi kasus ini
adalah “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III dengan Postterm Pada Ny. Y
di Klinik Permata Ibu.”

C. Tujuan
1
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan postterm
dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan bidan.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan Postterm menggunakan 7 langkah
manajemen kebidanan menurut Hellen Varney.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah refrensi sehingga memperkaya Khasanah di
perpustakaan D3 Kebidanan STIKes BCM sehingga dapat meningkatkan
mutu dalam proses pengajaran.
3. Bagi Klinik Permata Ibu
Dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai standar pelayanan
kebidanan pada ibu hamil postterm dengan cara melakukan implementasi
sesuai dengan teori yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan antara
implementasi dengan teori.
4. Bagi Pasien
Dapat memberi informasi dan masukan, tentang kehamilan postterm
sehingga pasien mampu melakukan deteksi dini.

BAB II

2
TINJAUN PUSTAKA

A. Definisi Kehamilan Post Term


Kehamilan post term adalah kehamilan yang berlangsung melebihi 42
minggu yaitu kehamilan memanjang, kehamilan lewat bulan, kehamilan
posterm dan pascamaturitas. Kehamilan lewat bulan merupakan suatu kondisi
antepartum yang dibedakan dengan sindrom pasca maturitas dan merupakan
kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.
Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari
pertama menstruasi terakhir atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan
(postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman
mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. (Varney H., 2007).

Ketika usia kehamilan melewati usia 42 minggu plasenta akan mengecil


dan fungsinya menurun. Mengakibatkan kemampuan plasenta untuk
menyediakan makanan semakin berkurang dan janin akan menggunakan
persediaan lemak dan karbohidratnya sendiri sebagai sumber energy.
Sehingga laju pertumbuhan janin menjadi lambat. Jika plasenta tidak
dapat menyediakan oksigen yang cukup selama persalinan, bisa terjadi
gawat janin, sehingga janin menjadi rentan terhadap cedera otak dan
organ lainnya. Cedera tersebut merupakan resiko terbesar pada seorang bayi
post-matur dan untuk mencegah terjadinya hal tersebut, banyak dokter yang
melakukan induksi persalinan jika suatu kehamilan telah lebih 42 minggu.

B. Etiologi
Etiologinya masih belum pasti. Faktor yang dikemukakan adalah
hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah
cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang
(Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang rendah
pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta
juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu. Fungsi plasenta
memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun
setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen
plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat

3
terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang
janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%.Volume air
ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini
merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal
pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55% intrapartum, 15%
postpartum.
Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam bukunya (Ilmu Kebidanan, 2008)
faktor penyebab kehamilan postterm adalah:
1. Pengaruh Progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan
kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses
biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus
terhadap oksitosin , sehingga terjadinya kehamilan dan persalinan
postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron.
2. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm
memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis
memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan
oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan
lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebabnya.
3. Teori Kortisol/ACTH Janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba
kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta
sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi
estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi
prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anansefalus, hipoplasia
adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan
menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga
kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

4. Saraf Uterus

4
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak ada tekanan
pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian
bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebabnya.
5. Heriditer
Beberapa penulis menyatakan bahwa seseorang ibu yang mengalami
kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat
bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren (1999) seperti dikutip
Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seseorang ibu mengalami
kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar
kemungkinan anak perempuannya mengalami kehamilan postterm.

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi yang mungkin terjadi antara lain:
1. Volume cairan amnion mengalami penurunan sekitar 300 ml.
2. Berkurangnya berat badan Ibu (lebih dari 1,4 kg/minggu).
3. Berkurangnya ukuran lingkar perut (akibat berkurangnya cairan amnion)
4. Cairan amnion keruh, terdapat feces bayi, resiko terjadi aspirasi
mekonium.
5. O2 supply kepada janin mengalami penurunan: Resiko asfiksi.
6. Hipoglikemy pada janin, akibat kurang asupan dan simpanan glukosa.
Pada janin:
1. Janin tampak seperti berusia term/ cukup umur, namun terkadang tampak
telah tua 1-3 minggu.
2. Janin panjang dan kurus (akumulasi lemak menurun), namun dapat pula
terjadi peningkatan berat janin
3. Kulit agak pucat dengan deskuamasi
4. Vernix casiosa menipis, kulit kering dan pecah-pecah
5. Kuku janin panjang terkadang terisi dengan mekonium
6. Terdapat akumulasi scalp pada rambut janin
7. Tali pusat layu dan berwarna kuning
8. Palpasi kepala janin mengeras.

5
D. Komplikasi
1. Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena aksi uterus tidak
terkoordinir, janin besar, Air ketuban berkurang dan makin kental,
moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai partus lama,
kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum.
Hal ini akan menaikkan angka mordibitas dan mortalitas.
2. Terhadap Janin
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih
besar dari kehamilan 40 minggu karena post maturitas akan menambah
bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi yaitu
berat badan janin dapat bertambah besar serhingga memerlukan tindakan
persalinan, tetap dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu,
Pertumbuhan janin makin lambat, Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin
yang menimbulkan asfiksia akibat makrosomia, aspirasi mekonium,
hipoksia dan hipoglikemia dan setiap saat dapat meninggal di rahim,
terjadi perubahan metabolisme janin, Ada pula yang bisa terjadi kematian
janin dalam kandungan (IUFD).
3. Suhu yang tidak stabil.
4. Hipoglikemi.
5. Polisitemia.
6. Kelainan neurogenik.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Usia kehamilan ditentukan dengan menghitung HPHT (Hari Pertama
Haid Terakhir) di kurangi dengan hari pemeriksaan ibu. Usia kehamilan
diatas 42 minggu menandakan terjadinya Bayi Lahir Postmatur.
2. Pemeriksaan antenatal yang teratur diikuti dengan tinggi dan naiknya
fundus uteri dapat membantu penegakan diagnosis Bayi Lahir Postmatur.
3. Pemeriksaan rontgenologi pada janin dapat dijumpai telah terjadi
penulangan pada bagian distal femur, baguan proksimal tibia, tulang
kuboid diameter biparietal 9,8 atau lebih.
4. USG: ukuran diameter biparietal, gerakan janin yang mengalami

6
perubahan semakin aktif maupun semakin lemah dan jumlah air ketuban
mengalami penurunan.
5. Pemeriksaan sitologik air ketuban : biru Nil, maka sel – sel yang
mengandung lemak akan berwarna jingga.
a. Melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu
b. Melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu
6. Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, tampak kekeruhan
karena bercampur mekonium
7. Kardiotografi: mengidentifikasi denyut jantung janin, penurunan DJJ
terjadi karena insufiensi plasenta
8. Uji oksitosin ( stress test), yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi
reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang
baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan dan dapat
segera dilakukan SC
9. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin ibu
10. Pemeriksaan pH darah janin : menentukan derjat hipoksia, mupun
intrepretasi asidosis/alkalosis pada janin.

F. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan lebih dari atau sama dengan 40-42 minggu
monitoring janin secara intensif
2. Nonstress test (NST) dapat dua kali dalam seminggu, yang dimulai saat
kehamilan berusia 41 minggu dan berlanjut hingga persalinan untuk
melakukan pilihan antara persalinan tanpa intervensi persalinan yang di
induksi atau secara sectio caesaria.
3. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
4. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan spontan dengan
atau tanpa amniotomi. Bila :
a. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.
b. Terdapat hipertensi, pre-eklampsia.
c. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas.

7
d. Pada kehamilan > 40-42 minggu.
e. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama
akan sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan
kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu
dipertimbangkan (Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998).
5. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada :
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi
gawat janin, atau
c. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-
eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan
kesalahan letak janin.
6. Penatalaksanaan aktif pada kehamilan lewat bulan :
a. Induksi persalinan
Induksi persalinan adalah persalinan yang dilakukan setelah servik
matang dengan menggunakan prostaglandin E2 (PGE2) bersama
oksitosin, dan prostaglandin terbukti lebih efektif sebagai agens yang
mematangkan servik dibanding oksitosin.
b. Metode lain yang digunakan untuk menginduksi persalinan
(misalnya minyak jarak, stimulasi payudara, peregangan servik
secara mekanis), memiliki kisaran keberhasilan secara beragam
dan atau sedikit penelitian untuk menguatkan rekomendasinya.
c. Metode hormon untuk induksi persalinan :
1) Oksitosin yang digunakan melalui intravena dengan catatan
servik sudah matang.
2) Prostaglandin dapat digunakan untuk mematangkan
servik sehingga lebih baik dari oksitosin namun
kombinasi keduanya menunjukkan hal yang positif.
3) Misprostol adalah suatu tablet sintetis analog PGE1 yang
diberikan intravagina (disetujui FDA untuk mencegah ulkus
peptikum, bukan untuk induksi)
4) Dinoproston Merk dagang cervidil suatu preparat PGE2, tersedia
dalam dosis 10 mg yang dimasukkan ke vagina ( disetujui FDA

8
untuk induksi persalinan pada tahun 1995).
5) Predipil yakni suatu sintetis preparat PGE2 yang tersedia dalam
bentuk jel 0,5 mg deng diberika intraservik (disetujui FDA untuk
induksi persalinan pada tahun 1993).
d. Metode non hormon Induksi persalinan
1) Pemisahan ketuban
Prosedurnya dikenal dengan pemisahan atau mengusap ketuban
mengacu pada upaya memisahkan membran amnion dari bagian
servik yang mudah diraih dan segmen uterus bagian bawah.
Mekanisme kerjanya memungkinkan melepaskan prostaglandin
ke dalam sirkulasi ibu. Pemisahan hendaknya jangan
dilakukan jika terdapat ruptur membran yang tidak disengaja
dan dirasa tidak aman baik bagi ibu maupun bagi janin.
Pemisahan memban serviks tidak dilakukan pada kasus – kasus
servisitis, plasenta letak rendah, maupun plasenta previa, posisi
yang tidak diketahui, atau perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui.
2) Amniotomi yakni pemecahan ketuban secara sengaja
3) Pompa Payudara dan stimulasi puting.
Penggunaan cara ini relatif lebih aman karena menggunakan
metode yang sesuai dengan fisiologi kehamilan dan persalinan.
Penanganannya dengan menstimulasi putting selama 15 menit
diselingi istirahat dengan metode kompres hangat selama 1 jam
sebanyak 3 kali perhari.
4) Minyak jarak
Ingesti minyak jarak 60 mg yang dicampur dengan jus apel
maupun jus jeruk dapat meningkatkan angka kejadian
persalinan spontan jika diberikan pada kehamilan cukup bulan.
5) Kateter foley atau Kateter balon.
Secara umum kateter dimasukkan kedalam servik kemudian
balon di isi udara 25 hingg 50 mililiter untuk menjaga kateter
tetap pada tempatnya. Beberapa uji klinis membuktikan bahwa
teknik ini sangat efektif

9
BAB III
TINJAUN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Identitas (Biodata)
Nama Pasien : Ny. Y Nama Suami : Tn. D

Umur : 21 tahun Umur : 33 tahun

Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Swasta

Alamat Rumah : Citra Grana 2

b. Anamnesis
Keluhan Utama
Sering sakit pinggang dan nyeri bagian bawah simpisis
Riwayat Pernikahan

Nikah : Iya

Nikah : 1x

Pernikahan ke :1

Menikah sejak umur : 18 (tahun)

Lama Pernikahan : 2 (tahun)

c. Alasan Kunjungan Saat Ini

Kunjungan Pertama Kunjungan Rutin


Kunjungan Ulang

d. Riwayat Menstruasi

10
Menarce : 12 Tahun
HPHT : 02-05-2020
Lama : 5 Hari
Jumlah darah haid : 3 - 4 x ganti pembalut
Siklus : 28 hari
Flour albus : Tidak
e. Riwayat Obstetrik (Kehamilan, persalinan,
dan nifas terdahulu)
G2 P1 A0 Ah1

Tgl/Bln/ Penyulit Anak


Tahun Tempat Usia Jenis
No Penolong Kehamilan J Nifas
Persalin Persalinan Kehamilan Persalinan BB PB
K
an Persalinan

1. 2018 BPM Aterm Normal Bidan Tidak ada L 2500 48

2. 2021 Hamil
ini

f. Riwayat KB
No PASANG LEPAS

Metode Tgl Petugas Tempat Ket Tgl Petugas Tempat Alasan Ket

1. Hormon 2018 Bidan BPM

g. Riwayat Kesehatan/Penyakit

11
Riwayat Kesehatan/Penyakit sekarang : Tidak ada
Riwayat Kesehatan/Penyakit dulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keturunan : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC di : BPM
sejak umur kehamilan : 1 bulan\
HPL : 16-05-2021
Gerakan janin dirasakan pertama kali usia kehamilan 4 Bulan
Gerakan janin dirasakan dalam 2 jam terakhir 10 x
Imunisasi TT : Iya
Imunisasi TT 1 : SD
Imunisasi TT 2 : Catin
Hamil Muda : Mual Muntah
Permasalah/Keluhan Dalam Kehamilan
Trimester Masalah/Keluhan Tindakan/Terapi

I Mual Muntah Mediamer

II Sering buang air kecil

III Susah tidur

j. Riwayat Psikososial
Respon ibu/keluarga atas Kehamilan : Senang
Pengetahuan ibu/keluarga tentang kehamilan : Cukup
Jenis lelamin bayi yang diharapkan : laki-laki
Dukungan keluarga : Sangat Mendukung
Pegambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Rencana Persalinan
Tempat : BPM
Penolong Persalinan : Bidan
Pendamping Persalinan : Suami
k. Pola Kebutuhan/ Aktivitas Sehari-hari
1) Nutrisi

12
Pola makan sehari ( Frekuensi) : 3 kalli
Jenis makanan yang dikomsumsi : nasi,sayur,lauk pauk, susu,telur
Janis makanan pantangan : tidak ada
Perubahan porsi makan : 3x/hari
Pola Minum : 4-5
Masalah : tidak ada
2) Eliminasi
BAK ( Buang Air Kecil)
Frekuensi : 4x
Jumlah :-
Warna : jernih
Masalah/Keluhan :
BAB ( Buang Air Besar )\
Frekuensi : 1x
Jumlah :-
Warna : Kuning
Masalah/Keluhan : tidak ada
3) Pola Istirahat dan tidur
Tidur Malam : 7 Jam
Tidur Siang : Jam
Masalah/Keluhan : Tidak ada
4) Kebiasaan hidup sehari-hari
Obat – obatan /Jamu : Tidak
Alergi terhadap obat : Tidak
Merokok : Tidak
Minuman Beralkohol : Tidak
NAPZA : Tidak
5) Pola Seksual
Hubungan Seks selama kehamilan : 1x
Keluhan : tidak ada
6) Personal Hygiene : mandi 2x/ hari, membersihkan daerah
kemaluan dari depan ke belakang

13
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : baik
Keadaan emosional : composmentis
b. Antropometri
Tinggi Badan (TB) : 150 cm
BB sekarang : 55 cm
Lingkar lengan atas : 26 cm
c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 130/60 mmhg
Suhu tubuh : 36.6ᵒC
Denyut nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
d. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bulat
Rambut : Hitam
Muka : Normal
Mata : Konjungtiva : tidak pucat
Sclera : tidak kuning
Hidung : tidak ada polip
Mulut dan gigi : Lidah : tidak sariawan
Gusi : tidak bengkak
Gigi : tidak berlubang
Telinga : Simetris
Leher : Normal
Axilla : Normal
Payudara : Mamae Simetris
Puting susu menonjol
Abdomen : Linea alba : ada
Linea nigra : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada
Strie livede : ada

14
Strican albican : tidak ada
Ekstrimitas : Varises : tidak ada
Simetris : ya
Odema : tidak
e. Pemeriksaan Obstetrik
Abdomen TFU : 33 cm
Palpasi Leopold I : teraba bulat, lembek, melenting (bokong)
Leopold II : teraba lebar seperti papan (Puka)
Leopold III : teraba bulat, keras, tidak melenting (kepala)
Leopold IV : konvergen
Auskultasi DJJ : 144x/menit
Perkusi Reflek patella : ada
Pemeriksaan Genetalia : Keadaan perineum : baik
: Warna vulva : kecoklatan
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Pembekakan kelenjar bartoli : tidak ada
Odema : tidak odema
f. Pemeriksaan penunjang lain
Darah : hb : tidak dilakukan
: golongan darah : tidak dilakukan
: protein urine : tidak dilakukan
USG : panggul sempit, tafsiran persalinan sudah lewat

B. Interpretasi Data/ Analisa Data


Diagnosis Kebidanan : G2 P1 A0 UK 41 minggu kehamilan postterm

C. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial


Kematian janin dalam rahim

D. Identifikasi Kebutuhan Segera


Rujuk kerumah sakit

15
E. Intervensi
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga personal
hegiene
3. Memberitahu ibu bahaya kehamilan trimester 3
4. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dan
tidak melakukan kegiatan yang berat-berat.
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa perkiraan persalinan
sudah lewat
6. Kolaborasi dengen dr. SpOG
7. Dokumentasi

F. Implementasi
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemerisaan seperti :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 130/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6
Pernafasan : 20x/menit
Hasil : ibu mengerti hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga personal hegiene terutama bagian
kemaluan ibu dengan cara membasuh dari depan kebelakang kemudian
keringkan dengan kain bersih dan kering
Hasil : ibu mengerti yang dijelakan
3. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan kegiatan
yang berat-berat seperti tidur siang 1jam, malam kurang lebih 7-8 jam, dan
melakukan kegiatan dirumah di bantu suami.
Hasil : ibu bersedia melakukannya
4. Memberitahu ibu bahaya trimester 3 seperti perdarahan, ketuban pecah
dini, keputihan berbau, bengkak pada muka, kaki dan tangan.
Hasil : ibu mengerti bahaya kehamilan

16
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa hari tafsiran persalinan sudah lewat.
Hasil : ibu menegrti kondisinya sekarang
6. Kolaborasi dengen dr. SpOG
Hasil : pemberian surat rujukan
7. Dokumentasi
Hasil : telah di dokumentasikan

G. Evaluasi
S : Ibu kesulitan melakukan nungging\

O : Tekanan darah : 130/60 mmhg

Suhu tubuh : 36.6ᵒC

Denyut nadi : 82 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

A : G2 P1 A0 UK 26 minggu dengan letak sungsang

P : 1. Ibu mengerti panggul ibu sempit

2. Ibu menjaga personal hegiene

3. Ibu istirahat dengan cukup

4. Ibu mengerti tafsiran persalinnanya sudah lewat

5. Ibu mengerti bahaya semester III

6. Ibu bersedia dirujuk

7. Telah di dokumentasikan

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil kasus yang didapat Ny. Y UK 41 minggu TBJ 3140 gr telah
dilakukan USG bahwa ditemukan panggul ibu sempit dan tafsiran persalinan
ibu sudah lewat dari tanggal yang di perkirakan, oleh karena ibu dr. SpOG di
Klinik Permata Ibu menyarankan untuk di rujuk kerumah sakit, apabila janin
tidak segara di lahirkan kemungkinan yang terjadi kematian janin dalam
rahim, kepala janin yang tidak mau turun desebabkan karena panggul ibu
sempit dan TBJ janin pun cukup besar dengan tinggi ibu 145 cm.

B. Saran
Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih tahu dan paham informasi mengenai asuhan
kebidanan pada ibu hamil post term.
Petugas kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan
berupa penyuluhan bagi ibu hamil post term

18
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta.EGC Mochtar,


Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
Jaffe, Marrie, etc.1989. Maternal Infant Health Care Plans. Spring House
Corporation, Pennsylvania.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta : Arcan
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawiroharjo, Sarwono.2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC

19

Anda mungkin juga menyukai