Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah
keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya
adalah keluarga Tn.E, di dalam keluarga ini terdapat tiga masalah kesehatan yaitu,
PHBS, ASI Eklusif dan merokok.
Keluarga Tn.E terdiri dari lima anggota keluarga dengan permasalahan
kesehatan yang terdapat pada masing-masing anggota keluarga. Tn.E selaku
kepala keluarga mempunyai kebiasaan merokok yang sangat berbahya bagi
dirinya sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya khususnya bagi sang istri dan
anaknya yang baru berumur 19 bulan Sedangkan anak Tn.E mengalami diare,
kemungkinan terjadi diare disebabkan karena limbah air cucian piring yang
menggenang menjadi sarang kuman dan nyamuk, anak Tn. E juga mengalami
alergi karena salah satu susu formula yana menyebabkan diare.
Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan
anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare diIndonesiamencapai 195
per 1000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi diantara negara-
negara di Asean. Bila penderita diare banyak sekali kehilangancairan tubuh maka
hal ini dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dananak-anak usia di
bawah lima tahun.
Dari ketiga masalah tersebut nantinya akan dipilih satu yang menjadi
prioritas dan harus segera mendapatkan penanganan, di samping juga dua masalah
lainya yang harus tetap dicari solusinya.

1
B. Rumusan Masalah
Asuhan Kebidanan Komunitas dalam konteks keluarga ini memiliki masalah
yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan keluarga pentingnya PHBS tentang pembuangan
Limbah.
2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang asi eksklusif.
3. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn.E mengenai PHBS
tentang pembuangan limbah.
b. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn.E mengenai Asi
eklusif.
c. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn.E mengenai bahaya
merokok.

D. Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn.E
bermanfaat untuk :
1. Bagi keluarga Tn.E
Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan
kelurga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas.
2. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan
komunitas.

2
3. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan rencana tindak lanjut program puskesmas mengenai kesehatan
keluarga.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PHBS Tentang Limbah Rumah Tangga


1. Air Limbah
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha
dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan,
apartemen dan asrama (Peraturan Menteri Lingkungan HidupNo. 5 tahun
2014).
Pengertian air limbah menurut Lee (2000), adalah buangan yang
dihimpun dari limbah perumahan, manusia, hewan, industri, limpasan
hujan dan rembesan air tanah yang terdiri dari 99,94% berat air dan 0,06%
material terlarut. Sedangkan batasan air limbah menurut Metcalf dan Eddy
(1981) adalah kombinasi cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri bersama-sama air
tanah, air permukaan dan air hujan. Tjokrokusumo (1998) dalam Pitoy
(2004) menyatakan bahwa air limbah merupakan air buangan yang
diartikan sebagai kejadian masuknya atau dimasukkannya benda padat,
cair, dan gas kedalam air dengan sifatnya yang berupa endapan atau
padatan, padat tersuspensi, terlarut sebagai koloid teremulasi yang
menyebabkan air dimaksud harus dipisahkan atau di buang.
Limbah Rumah Tangga di bagi menjadi 2 jenis yaiu:
a. Grey water, merupakan limbah non-kakus yang berasal dari aktivitas
memasak dan mencuci di rumah pemukiman atau industri.
b. Black water, merupakan limbah kakus yang terdiri dari kotoran
manusia dan hewan.
Cara mengolah air limbah grey water dan black water:
a. Memasang Instalasi Pengolahan Air Limbah
Khusus untuk Anda yang bekerja di beberapa industri yang
menghasilkan air limbah yang berasal dari air sabun, minyak, dan
limbah sejenis yang termasuk ke dalam kategori grey water, maka
cara terbaik yang perlu dipertimbangkan adalah dengan memasang

4
sistem pengolahan air limbah terpadu. Dengan menggunakan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), Anda dapat memisahkan zat
berbahaya yang terkandung di dalam  limbah dan memanfaatkan air
hasil pengolahan untuk berbagai kebutuhan.
b. Beralih dari Penggunaan Deterjen Konvensional
Saat ini, limbah cair yang berasal dari air sabun yang dihasilkan
deterjen masih menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan
lingkungan, khususnya pada ekosistem laut dan sungai. Berbeda
dengan air limbah lainnya, sisa penggunaan deterjen untuk sabun dan
mandi menghasilkan limbah grey water yang ternyata dapat merusak
saluran pembuangan karena mengandung Volatile Organic Compound
(VOC)
Air limbah adalah air yang sudah tercemar antropogenik. Limbah
yang mencemari air dapat berasal dari kotoran manusia, pembuangan
tangki septik, pembuangan limbah pabrik, air buangan dari sisa
pencucian, dan masih banyak lagi.
2. Efek Samping Pembuangan Air Limbah
a. Diare, apabila mengonsumsi air yang tercemar bakteri atau parasit.
b. Penyakit methemoglobinemia atau blue baby syndrome, bila
mengonsumsi air minum yang tercemar nitrat, atau tinggi akan
kandungan nitrat.
c. Penyakit infeksi, seperti hepatitis A, kolera, dan giardiasis, bila
mengonsumsi air yang terkontaminasi bakteri dan virus.

Baik terlihat atau tidak terlihat, limbah tetap memiliki dampak buruk
bagi kesehatan. Mungkin saja tidak dirasakan segera, namun akan
menimbulkan efek negatif dalam jangka panjang. Guna mengurangi atau
bahkan menghilangkan ancaman bahaya dari limbah, diperlukan
pengolahan limbah yang baik dan kesadaran untuk menjaga kebersihan
lingkungan.

B. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009).
ASIE ksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai

5
usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif
adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI
Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu melalui
proses menyusui (Khasanah, 2011). ASI merupakan makanan yang disiapkan
untuk bayi mulai masa kehamilan payudara sudah mengalami perubahan
untuk memproduksi ASI. Makanan-makanan yang diramu menggunakan
teknologi modern tidak bisa menandingi keunggulan ASI karena ASI
mempunyai nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan makanan buatan
manusia ataupun susu yang berasal dari hewan sapi, kerbau atau kambing.

C. Bahaya Merokok
Asap rokok yang terpapar kepada perokok pasif lebih berbahaya daripada
yang diisap oleh perokok aktif. Apalagi anak-anak dan bayi, mereka adalah
golongan yang paling rentan jika terpapar asap rokok.
Paparan asap rokok bisa meningkatkan risiko tejadinya berbagai
gangguan kesehatan dan penyakit. Bayi dan anak-anak yang terpapar asap
rokok berisiko tinggi mengalami iritasi mata, infeksi telinga, alergi, asma,
bronkitis, pneumonia, meningitis, dan sindrom kematian bayi mendadak.

D. Konsep Permasalahan Keluarga


Setelah dilakukan pengkajian dan ditemukan permasalahan dalam
keluarga Tn.E bahwa anak tersebut sering mengalami diare karena keadaan
lingkungan rumahnya kurang baik, dimana ditemukan pembuangan limbah
cucian piring tidak pada tempatnya, mengakibatkan genangan air. Genangan
tersebut dapat menjadi sarang nyamuk dan bakteri, keluarga Tn.E juga kurang
memperhatikan alat untuk makanan dan minuman pada bayinya.

6
BAB III
TINJAUN KASUS
A. Identitas Keluarga
Kecamatan : Arut Selatan KK : Tn. Ekwan L
Kelurahan/Desa : Natai Raya Jenis Kelamin : Laki-Laki
RT : 007 Umur : 31 Th
RW/Dusun : 002 Pendidikan : SLTA
Alamat : JL. Pangkalan Lima Agama : Islam
Pekerjaan : Sopir
Penghasilan :-
Keadaan Kesehatan : Baik
B. Anggota Keluarga
No Nama Hub P/L Usia Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Imunisasi KB
dgn
KK
1 Ekwan Suami L 31 SLTA Supir Islam Jawa Lengkap
L
2 Karyati Istri P 28 SLTA IRT Islam Jawa Lengkap Suntik
3 Charla Anak P 7 Belum Belum Islam Jawa Lengkap
NAP sekolah Bekerja
4 Elvino Anak L 1 Belum Belum Islam Jawa Lengkap
J Sekolah Bekerja
5 Elvano Anak L 1 Belum Belum Islam Jawa Lengkap
J Sekolah Bekerja

C. Type Keluarga
Ibu mengatakan kelurganya terdiri dari 1 orang anak perempuan, 2 orang anak
laki-laki dan 1 suami atau disebut juga keluarga inti (Nucear family)

D. Sifat Keluarga
1. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan pengambilan keputusan di dalam keluarganya adalah suami
2. Kebiasaan hidup sehari-hari
a. Kebiasaan Istirahat/tidur keluarga
Ibu mengatakan istirahat siang tidak menentu dan keluarganya 6- 7 jam.
b. Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari-hari

7
Ibu engatakan keluarganya makan 3 kali sehari dengan lauk pauk, ikan,
sayur, dan ibu memasak menggunakan kompor.
c. Kebiasaan dalam membersihkan diri dan anggota keluarga
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari dan anggota keluarga mandi 2 kali
sehari.
d. Sarana/hiburan keluarga
Ibu mengatakan hiburan di keluarganya nonton tv.
e. Penggunaan waktu luang keluarga
Ibu mengatakan waktu luang di isi dengan bersantai dan menonton tv.

E. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi


1. Adat istiadat dan kepercayaan
Ibu mengatakan masih mempercayai adat istiadat daerah setempat.
2. Interaksi dan komunikasi dalam keluarga
Ibu mengatakan komunikasih dalam keluarga baik dengan menggunakan
bahasa daerah setempat.

F. Faktor Lingkungan
1. Rumah
- Luas : 120 m2
- Tipe : Minimalis
- Jenis rumah : Kavling
- Letak : Dekat
- Dinding : Tembok
- Atap : Genteng
- Lantai : Semen
- Cahaya : Cukup
- Ventilasi : Cukup
- Jumlah ruangan : 5
2. Air Minum
- Asal : Sumber
- Nilai Air : Bersih

8
- Air untuk minum: Air isi ulang
- Konsumsi : Keluarga mengkonsumsi air minum 8 gelas/hari
3. Pembuangan Sampah
Ibu mengatakan sampah rumah tangganya dibakar di samping rumahnya
4. Jamban dan Kamar Mandi
- Jenis jamban : Leher angsa
- Jarak dengan sumber air :5m
- Kebersihan : kotor
- Kamar mandi : Ada
5. Pekarangan dan Selokan
- Pengaturan : Teratur
- Kebersihan : Bersih
- Air Limbah : Berserakan
- Tanaman perdu : Ada
- Pemanfaatan pekarangan : tidak
6. Kandang Ternak
Ibu mengatakan terdapat hewan ternak, namun hewan tersebut milik
tetangganya yang sering datang di sekeliing rumahnya.
7. Denah Rumah dan Lingkungan

Tempat
dapur toilet
cuci
piring

Kamar 2
Ruang tengah

Kamar 3

Kamar 1

teras

8. Sarana Komunikasi dan Transportasi


Ibu mengatakan untuk komunikasi menggunakan hp dan untuk
transportasi menggunakan motor.

9
9. Fasilitas pelayanan kesehatan
Ibu mengataka datang ke pelayanan kesehatan di RSUD Imanudin dan
Poskesdes di Desa Natai Raya.

G. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
2. Keluarga Berencana
- Jenis : Kb suntik
- Lama : Sejak melahirkan anak 1
- Komplikasi : Tidak ada
- Pernah ganti cara/tidak : Tidak ada
- Bila pernah;jenisnya : Tidak ada

H. Pengetahuan Orang Tua Tentang Tumbuh Kembang Anak


Ibu mengatakan mengetahui tentang tumbuh kembang anak, bahwa berat
badan anak sesuai umur.

I. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Ibu mengatakan berharap pelayanan kesehatan di daerahnya lebih di
tingkatkan.

J. Data Khusus
1. Jenis penyakit yang sering diderita keluarga
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
2. Riwayat Kebidanan
a. Kehamilan
Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua
b. Persalinan
Ibu mengatakan melahirkan normal
c. Nifas
Ibu mengtakan kurang lebih 40 hari

10
d. Imunisasi
Ibu mengatakan mendapat kan imunisasi lengkap
e. Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik setelah melahikan anak
pertama.

K. Skala Prioritas
1. Pembuangan Limbah Tidak Pada Tempatnya di Keluarga Tn. E
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN SKORE PEMBENARAN
1. Sifat Masalah 1 1 1 Pentingnya pengetahuan
2. Kemungkina 2 2 2 tentang pembuangan
n masalah limbah rumah tangga
dapat diubah karena pembuang limbah
3. Potensi untuk 1 1 1 rumah tangga yang tidak
mengubah pada tempatnya dapat
masalah mengganggu kesehatan
4. Menonjol 1 1 1 salah satunya diare pada
masalah An. E
JUMLAH 5 5 5

2. Tidak Mengkonsumsi ASI Eklusif di Keluarga Tn. L


KRITERIA BOBO PERHITUNGA SKOR PEMBENARA
T N E N
1. Sifat Masalah 1 1 1 Pentingnya
2. Kemungkina 2 1 1 pengetahuan
n masalah tentang asi
dapat diubah eklusif bagi ibu
3. Potensi untuk 1 1 1 dan bainya
mengubah
masalah
4. Menonjol 1 1 1
masalah
JUMLAH 5 4 4

11
3. Bahaya merokok untuk anak dan keluarga Tn. E
KRITERIA BOBO PERHITUNGA SKOR PEMBENARA
T N E N
1. Sifat Masalah 1 1 1 Pentingnya
2. Kemungkinan 2 1 1 pengetahuan
masalah dapat bahaya asap
diubah rokok terama
3. Potensi untuk 1 1 1 pada perokok
mengubah pasif
masalah
4. Menonjol 1 1 1
masalah

JUMLAH 5 4 4

Masalah Kesehatan Sesuai Dengan Prioritas


1. Pembuangan limbah rumah tangga tidak pada tempatnya
2. Tidak mengkonsumsi asi eklusif
3. Bahaya merokok

L. Analisa Data

MASALAH
IDENTIFIKASI DATA DIAGNOSA
KESEHATAN/KEBIDANAN

DS : Ibu megatakan anaknya By.E terlihat lemas karena diare By. E usia 19 bulan
diare 3 hari di rumah 5 hari di selama 1 minggu dengan diare sedang
rumah sakit

DO : anaknya terlihat lemas


dan pucat karena diare

M. Intervensi/Rencana Tindakan

12
1. Lakukan pemeriksaan tanda tanda vital
R/ : untuk mengetahui hasil pemeriksaan
2. Membuat saluran pembuangan limbah
R/ : untuk menghindari bakteri atau genangan air limbah
3. Menganjurkan ibu tetap memberikan asupan makanan porsi sedikit tetapi
sering.
R/ : dengan tetap memberikan asupan makanan porsi sedikit tetapi sering
4. Memberitahukan KIE tentang bahaya diare pada anak

R/ : menjelaskan informasi mengena diare

5. Kolaborasi dengan tim


R/ : untuk pemberian obat
6. Dokumentasi
R/: sebagai bukti tindakan

N. Implementasi/Pelaksanaan Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital

Hasil : K/U By : Baik

RR : 40 x/m

BB : 8 kg

TB : 54 cm

2. Membuat saluran pembuangan air limbah rumah tangga


Hasil : Tn.L mulai membersihkan sekelilingnya rumahnya untuk
membuat saluran pembuangan air limbah
3. Menganjurkan ibu tetap memberikan asupan makanan porsi sedikit tetapi
sering.
Hasil : ibu tetap memberikan asupan makanan pada anaknya porsi sedikit
tetapi sering
4. Memberitahukan KIE tentang tanda bahaya diare pada anak dan
pencegahan

13
Hasil : tanda bahaya diare pada anak tampak lemas dan pucat. mata
cekung, angat kehausan, mulut dan bibir kering, tubuh terasa dingin,
jumlah urine sedikit atau warnanya kuning pekat kecokelatan

Diare pada anak dapat dicegah melalui beberapa cara berikut ini:

a. Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sumber air minum. Pastikan


air dan makanan yang dikonsumsi bersih dan matang.

b. Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah


makan, setelah buang air kecil atau buang air besar, juga setelah
memegang benda kotor.
c. Memberikan ASI pada anak berusia <2 tahun untuk meningkatkan
daya tahan tubuhnya.
d. Memberikan anak makanan yang bergizi dan bermanfaat untuk
pencernaannya

5. Kolaborasi dengan tim


Hasil : kolaborasi dengan dokter
6. Dokumentasi
Hasil : telah di dokumentasikan

O. Evaluasi
1. Pemeriksaan dala batas normal
2. Tn. L mulai membersihkan lingkungan sekitar untuk
saluran pembungan air limbah
3. Ibu tetap memberikan asupan makanan pada ananya
4. Ibu mengerti tanda bahaya diare dan pencegahanya
5. Bayi ditangani oleh dokter
6. Telah di dokumentasikan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Jadi Prioritas masalah pada keluarga Tn. E di temukan pembuangan
air limbah yang tidak pada tempatnya yang mengakibatkan diare pada
ananknya, istri Tn. E biasa mencuci piring di dekat rumahnya yang banyak
genangan air limbah rumah tangga. Genangan tersebut dapat membuat sarang
nyamuk dan bakteri, mengakibatkan alat untuk konsumsi makan dan minum
pada keluraga Tn. E kurang bersih. bayi tuan L dirawat dirumah sakit karena
diare lebih dari 1 minggu. Setelah dirawat di rumah sakit bayi Tn. E mulai
membaik, setelah di rumah beberapa hari ada tindakan dari Tn. E dan
keluarga untuk membersihkan sekeliling rumahnya untuk mencegah penyakit
diare pada ananya terulang kembali dan mencegah penyakit lainya.
B. Saran
Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih tahu dan paham informasi mengenai asuhan
komunitas pada anak yang mengalami penyakit diare
Petugas kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan
berupa penyuluhan bagi keluarga yang ada di desa natai raya mengenai
pentingnya menjaga PHBS di lingkungan rumah, salah satunya yaitu
pembuangan air limbah pada tempatnya yang digunakan sehari-hari agar
dapat mengurangi resiko terhadap penyakit yang mungkin akan menyerang
pada keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

15
https://adikatirtadaya.co.id/pengolahan-air-limbah-rumah-tangga-grey-water-dan-
black-water/
https://www.alodokter.com/disadari-atau-tidak-limbah-ada-di-sekitar-kita-dan-
bisa-berbahaya
https://www.scribd.com/doc/106036989/Pengolahan-Air-Limbah-Rumah-Tangga
Ambarwati R.2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta. Nuhamedika

https://core.ac.uk/download/pdf/233837441.pdf

Runjati M. 2010 Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta. Buku kedokteran ECG

http://widhyaningrum58.blogspot.co.id/2014/09/Laporan Asuhan Kebidanan

Komunitas

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjNqJWujrzuAhX083MBHVeHD
pEQFjADegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fscholar.unand.ac.id%2F55965%2F2%2FBAB
%25201%2520WATERMAK.pdf&usg=AOvVaw3TFL3N3YdFecRLDMVC3Mt_

16

Anda mungkin juga menyukai