Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya bertujuan
untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk
memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
(KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk
membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).
Intenational Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo
tahun 1994, menempatkan setiap individu mempunyai hak dalam mencapai tujuan
reproduksinya (Tukiran dkk, 2010). Indonesia mempunyai kebijakan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk diantaranya melalui program KB, akan
tetapi beberapa tahun terakhir program yang dilakukan melalui KB stagnan.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices(IUD)
merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi sebagian
wanita. IUD merupakan metode kontrasepsi reversibelyang paling sering
digunakan di seluruh dunia dengan pemakaian mencapai sekitar 100 juta wanita,
sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru AKDR memiliki efektivitas lebih
dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaiansatutahun atau lebih
(Glasier dan Gebbie, 2012). Pemakaian IUD terhadap penurunan fertilitas
mempunyai efektifitas dan tingkat kembalinya yang cukup tinggi.

B. Rumusan Masalah
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan akseptor baru KB implan di PMB Naimah Hakipsah,Amd. Keb dengan
penggunaan pendekatan manajeman asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang
bidan.

1
C. Tujuan
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada KB IUD dengan
pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney sesuai dengan kompetensi
dan kewenangan bidan.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada Ibu dengan akseptot KB IUD menggunakan 7 langkah
manajemen kebidanan menurut Hellen Varney.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah refrensi sehingga memperkaya Khasanah di
perpustakaan D3 Kebidanan STIKes BCM sehingga dapat meningkatkan mutu
dalam proses pengajaran.
3. Bagi Klinik Utama Permata Ibu
Dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai standar pelayanan
kebidanan pada ibu hamil postterm dengan cara melakukan implementasi
sesuai dengan teori yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan antara
implementasi dengan teori.
4. Bagi Pasien
Dapat memberi informasi dan masukan, tentang akseptor KB IUD

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Pengertian IUD
IUD adalah salah satualat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktiffungsi
kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi,
menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplementasi dalam uterus
(Hidayati, 2009).
Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang
terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga
mengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan
mempunyai benang (Handayani, 2010).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalamrahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon
progesterone.(Kusmarjati, 2011).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi
yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan,sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan
sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengansel sperma (Wiknjosastro,
2003).

B. Profil
Menurut Saifudin (2010), Profil pemakaian IUD adalah:
1. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun:
CuT-380A).
2. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihand.
4. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksie.

3
5. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular
Seksual (IMS).

C. Jenis –Jenis IUD


Jenis –jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain :
1. Copper-T (Imbarwati:2009)
Menurut Imbarwati (2009). IUD berbentuk T, terbuat dari bahan
polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga
halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti
pembuahan) yangcukup baik. Menurut ILUNI FKUI (2010). Spiral jenis
copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat
dipakai selama 10 tahun.
2. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun
dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7.Menurut
Imbarwati (2009). IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang
vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan
200 mm², fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T
3. Multi load (Imbarwati:2009)
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene)
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang
dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm² atau 375 mm² untuk menambah
efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi loadyaitu standar, small, dan mini.
4. Lippes loop (Imbarwati:2009)
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk
huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol,
dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda
menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang
kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop

4
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian
IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plasti.

D. Cara Kerja
Menurut Saifudin (2010), Cara kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi.
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

E. Efektivitas
Keefektivitasan IUD adalah:Sangat efektif yaitu 0,5 –1 kehamilan per 100
perempuan selama 1 tahun pertama penggunaan (Sujiyantini dan Arum,
2009).6.KeuntunganMenurut Saifudin(2010).

F. Keuntungan
Keuntungan IUD yaitu:
1. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggiSangat efektif → 0,6-0,8
kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125 –170 kehamilan).
2. AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT –380A dan tidak
perlu diganti).
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat–ingate.
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksualf.
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR ( CuT -380A)
8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

5
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
11. Tidak ada interaksi dengan obat –obat
12. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

G. Kerugian
Menurut Saifudin (2010), Kerugian IUD:
1. Efek samping yang mungkin terjadi:
a. Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
b. Haid lebih lama dan banyak
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d. Saat haid lebih sakitb.
2. Komplikasi Lain:
a. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan
b. Merasa sakit dan kejang selama 3 –5 hari setelah pemasangan
c. Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang
memungkinkan penyebab anemia
d. Perforasi dinding uteru (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
e. Tidak mencegahIMS termasuk HIV/AIDS
f. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangane.
g. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitasf.
h. Tidak mencegah terjadinya kehamilanektopik terganggu karena fungsi
AKDR untuk mencegah kehamilan normal
3. Mekanisme Kerjaa
a. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang

6
menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan leukosit yang
dapat melarutkan blastosis atau seperma. Mekanisme kerja AKDR
yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam
konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga
menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatasealkali. AKDR yang
mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga menghalangi
pasasi sperma(Prawirohardjo,2005).
b. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan
pasti, kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum
uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai
dengan sebutan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan–perubahan
pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat
hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-
penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada
pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini
disebabkanoleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada
wanita(Wiknjoastro, 2005).
c. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual
terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim
danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak
terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual
terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang
lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau
penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim.
d. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu
walaupun AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus

7
H. Kontra Indikasi
Menurut Kusumaningrum (2009), Kontra indikasi dari IUD:
1. Hamil atau diduga hamil
2. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin
3. Pernah menderita radang rongga panggul
4. Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
5. Riwayat kehamilan ektopikf.
6. Penderita kanker alat kelamin.

8
BAB III
TINJAUN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Identitas (Biodata)
Nama Pasien : Ny. P Nama Suami : Tn. P

Umur : 38 tahun Umur : 45 tahun

Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Rumah : Kumai Hulu

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin meggunakan KB IUD
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak mengalami penyakit serius
d. Riwayat Kesehatan Yang lalu
Sehat
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Sehat
f. Riwayat Obstetri
Riwayat Menstruasi
Menarce : 12 Tahun
Banyaknya : 4x pembalut/hari
Lama : 5 Hari
Siklus : 30 Hari
Warna : Merah

9
Dismenorhea : Ada
Flour albus : Tidak Ada
Bau : Tidak ada
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang
lalu
Persalinan Nifas

Jenis Penolong L BBL Laktasi Komplikasi


No Hamil Persalinan Komplikasi /
TTL UK
P

Ibu Bayi

1 1 12/6/06 9 bln Normal Bidan Tidak Tidak P 3100gr ASI Tidak ada
ada ada

2 2 9/7/10 9bln Normal Bidan Tidak Tidak L 2800gr ASI Tidak ada
ada ada

h. Riwayat KB
Riwayat KB Dahulu
No Mulai Memakai Berhenti/ganti Cara

Jenis Tanggal Petuga Tempat Keluhan Tanggal Petuga Tempat Alasan Ket
Kontrasepsi s s

1 Suntik 3 2/3/16 Bidan BPM Darah 10/2/21 Bidan BPM Sudah tua Tidak ada
bulan Tinggi

Riwayat KB Sekarang : ingin memakai KB IUD


i. Riwayat Ginekologi : tidak ada
j. Keadaan Psikososial : baik
k. Latar Belakang : baik
l. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Kebutuhan Frekuensi Keluhan

Nutrisi :

1. Makan 3x sehari Tidak ada


2. Minum
4-5x sehari Tidak ada

10
Eliminasi:

1. BAK 4-5x sehari Tidak ada


2. BAB
1x sehari Tidak ada

Istirahat

1. Siang Tidak tidur Tidak bisa tidur karena


2. Malam jualan
5-6 jam

Aktivitas Ibu rumah tangga Tidak ada

Personal Hygiene 2x sehari Tidak ada

Rekreasi Jarang Sibuk jualan

Pola Seksual 1x seminggu Capek

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
b. Antropometri
TB : 152 cm
BB : 64 kg
Lingkar lengan atas : 28 cm

c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg

11
Suhu tubuh : 36 ᵒC
Denyut nadi : 80x/menit
Pernafasan : 24x/menit
d. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normal
Rambut : Hitam
Muka : Normal
Mata : Konjungtiva : Tidak Pucat
Sclera : Tidak Kuning
Hidung : Simetris
Mulut : Normal
Gusi : Tidak bengkak
Gigi : Berlubang
Telinga : Simetris
Leher : Tidak ada pembengkakan
Axilla : Tidak ada pembengkakan
Payudara : Mamae Simetris/Asimetris
Areola Hiperpigmentasi
Putting susu menonjol
Abdomen : Normal
Ekstrimitas : Varises : Ada
Simetris : Ya
Odema
Reflek Patella : Ada

B. Interpretasi Data/ Analisa Data


Diagnosis Kebidanan : Ny.P P4A0 dengan akseptor baru KB IUD

C. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial


Tidak ada
D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada

12
E. INTERVENSI
1. Berikan konseling prapemasangan
2. Beritahu hasil pemeriksaan
3. Lakukan persiapan alat, tempat dan pasien
4. Lakukan pemasangan sesuai prosedur
5. Berikan konseling post pemasangan
6. Anjurkan ibu kontrol 1 minggu kemudian
7. Dokumentasi

F. IMPLEMENTASI
1. Berikan konseling prapemasangan
a. Keuntungan
Efektif segera setelah pemasangan, jangka panjang, tidak berpengaruh
saat berhubungan suami istri dan ASI
b. Efek samping
Haid banyak dan lama, flek atau nyeri bertambah, nyeri 3-5 hari setelah
pemasangan
c. Kontraindikasi
Perdarahan dari vagina, hamil, mengalami infeksi alat klamin, ukuran
rahim kurang dari 5 cm, anemia.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

2. Beritahu hasil pemeriksaan


Tekanan darah : 100/80 mmHg
Suhu tubuh : 36 ᵒC
Denyut nadi : 80x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Tidak ada gejala atau tanda yang abnormal, perdarahan, dan infeksi
Hasil : ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan

3. Lakukan persiapan alat, tempat dan pasien

13
Aud steril, hanscoon, speculum, gunting, kapas dtt, clorin 0,5%, betadine,
lampu sorot.
Persiapan ibu: meminta ibu BAK terlebih dahulu, membersihkan daerah
kemaluan, mengatur posisi litotomi, meminta ibu jangan panik
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Lakukan pemasangan sesuai prosedur
Hasil : telah dilakukan
5. Berikan konseling post pemasangan
IUD efektif segera setelah pemasangan, memberitahu cara membersihkan
daerah kemaluan yang benar dari depan kebelakang, cara memastikan
benang IUD masih ada dengan cara memasukan jari tengah untuk
memastikan benang masih ada.
6. Anjurkan ibu kontrol 1 minggu kemudian
Hasil : ibu bersedia kontrol 1 minggu kemudian
7. Dokumentasi 
Hasil : telah di dokumentasikan

G. EVALUASI
S : Ibu mengatakan mengerti semua yang dijelaskan
O : Ku : Baik
: Kesadaran : Composmentis,
: TD : 100/80mmHg
:N : 80x/menit,
: RR : 24x/menit,
A : Ny. P usia 38 tahun P3A0 akseptor baru KB IUD
P : Anjurkan Ibu kontrol 1 minggu kemudian

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil kasus yang didapat Ny. P dengan akseptor KB baru IUD telah
dipasang di dalam rahim dengan tindakan sesuai prosedur, ibu mengatakan
perutnya terasa mulas saat pemasangan, ibu memilih KB IUD karena tidak
repot bolak balik ke tenaga kesehatan, hemat biaya, ibu juga mengatakan
tekanan darahnya tinggi oleh karena itu ibu ingin menggunakan KB IUD.
B. Saran
Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih tahu dan paham informasi mengenai asuhan
kebidanan KB IUD
Petugas kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan
berupa penyuluhan bagi ibu hamil yang ingin ber-KB

15
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-nilanikmat-7512-2-
babii.pdf
suka.ac.id/23323/1/12350066_BAB-1_IV-atau-V_DAFTAR-

PUSTAKA.pdf (diakses tanggal 18 juni 2017).

Everet, S. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Nike


Budhi

Subekti (alih bahasa).Edisi 2.Jakarta:EGC.2012

Firdayanti. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan Keluarga Berencana

yang Tidak Terpenuhi).Makassar:Alauddin University Press. 2012.

Halal dan Haram, Terj. Tim kuadran, Bandung. Jabal. 2000

Hikmah, SN, dan Sulistyorini, E. “Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur (Usia
20- 45 Tahun) Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) Di

RW 05 Wilayah Puskesmas Sangkrah Surakarta”. Tesis tidak diterbitkan,

Dosen Pembimbing Akademi Kebidanan Mamba’ul ’Ulum Surakarta,

Surakarta. 2014.

16

Anda mungkin juga menyukai