PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin.
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari
pertama haid terakhir, dimana kehamilan yang telah Aterm ialah usia
berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari beberapa
pregnancy yaitu kehamilan yan berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau
yang lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu
perkembangan janin sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa
kehamilan 42 minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang
1
tidak bertambah ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya,
atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen.
morbiditas perinatal atau pun makrosomia. Sementara resiko bagi ibu dengan
tindakan obstetri yang meningkat. Berbeda dengan angka kematian ibu yang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
kehamilan postterm
kehamilan postterm
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
2. Teori oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan
postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara
fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan
dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang
pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai asalah satu faktor penyebab
kehamilan postterm.
3. Teori kortisol / ACTH janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai ‘’pemberi tanda’’ untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akbat peningkatan yiba-tiba
kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi
plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar
sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya
produksi prostaglandi.
4. Saraf uterus
Tekanan pada gangglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek
dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab
terjadinya kehamilan postterm
5. Heriditer
Seorang ibu yang mengalami kehamilan postterm mempunyai
kecendrungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamila
berikutnya. Moggren ( 1999 ) seperti dikutipcunningham, menyatakan
bahwa bilamana seorang ibu mengalami kehamilan postterm saat
melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak
perempuannya akan mengalami kehamilan postterm juga.
4
Disamping dari riwayat haid seebaiknya dilihat pula hasil pemeriksaan
antenatal seperti :
1. Riwayat haid
Diagnosis kehamilan postterm dapat ditegakkan bilamana hari pertama
haid terakhir diketahui dengan pasti. Untuk riwayat haid yang dapat
dipercaya diperlukan beberapa kriteria antara lain : Penderita harus
yakin betul dengan HPHT nya, Siklus haid 28 hari dan teratur, tidak
minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir
2. Riwayat pemeriksaan antenatal
Seperti : tes kehamilan dimana bila pasien melakukan pemeriksaan
imunologik sesudah terlambat 2 minggu maka dapat diperkirakan
kehamilan memang telah berlangsung 6 minggu. Gerakan janin atau
quickening pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20
minggu, primigravida dirasakan sekitar umur kehamilan 18 minggu,
pada multigravida 16 minggu. Petunjuk umum untuk menentukan
persalinan adalah quickening ditambah 22 minggu pada primigravida
atau ditambah 24 minggu pada multiparitas.
Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3
atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut : Telah
lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif, telah lewat 32 minggu
sejak DJJ pertama terdengar dengan Doppler, telah lewat 24 minggu
sejak dirasakan gerakan janin pertama kali, telah lewat 22 minggu
sejak terdengarna DJJ pertama kali dengan stetoskop laennec.
3. Tinggi fundus uteri
Dalam trimester pertama pemeriksaan TFU serial dalam sentimeter
dapat bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap
bulan. Lebih dari 20 minggu, TFU dapat menentukan umur kehamilan
secar kasar
4. Pemeriksaan ultrasonografi ( USG )
Dalam pemeriksaan USG dapat dipakai seperti lingkar perut, lingkar
kepala, dan beberapa rumus yang merupakan perhitungan dari
5
beberapa hasil pemeriksaan parameter sesaat setelah trimester 3 dapat
dipakai untuk menentukan berat janin,keadaan air ketuban atau
keadaan pasenta.
5. Pemeriksaan laboratorium
1) Kadar lesitin / spingomielin dalm cairan amnion menjadi 2 : 1
2) Aktifitas tromboplastin cairan amnion ( ATCA ) berkisar antar
45 detik.
3) Sitologi cairan amnion berkisar antar 50 % atau lebih maka
umur kehamilan 39 minggu atau lebih.
4) Sitologi vagina
6
E. Penanganan pada Pehamilan Postterm
terhada janin.
kehamilan.
kesejahteraan janin.
bermanfaat
kegawatan janin
7
- Cegah terjadinya aspirasi mekonium dengan segera mengusap
mekonium.
polisitemi.
postmaturitas.
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
S :
Ny. M dibawa keruangan operasi atas kiriman dari klinik bersalin
O : Pemeriksaan Fisik :
9
Mata : Konjungtiva merah muda
Pemeriksaan Penunjang :
USG ditemukannya oligohidramnion dan mengandung
mekonium
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 12,3 gram/dl
P :
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan harus
dilakukan SC segera karena ketuban sudah berkurang dan
bercampur mekonium.
10
2. Menjelaskan kepada ibu tentang tindakan-tindakan yang akan
dilakukan sebelum dilakukannya operasi seperti : pemasangan
infus dan kateter.
3. Ibu menyetujui dan mengerti tentang tindakan yang akan
dilakukan
4. Memberi motivasi kepada ibu untuk tetap tenang dan tidak
cemas
5. Meminta suami ibu untuk menandatangani informed consent
6. Mempersiapkan perlengkapan untuk ibu, Perlengkapan bayi
7. Menganjurkan ibu untuk membuka semua perhiasan dan
diberikan kepada keluarga
8. Memasang infus RL 500ml / 40 tts/menit dan memasang
kateter
9. Mempersiapkan alat-alat operasi dimeja instrumen dan set SC
dengan memastikan monitor berfungsi dengan baik.
10. Melakukan asistensi pada tindakan operasi sampai dengan
selesai bayi lahir dengan BB : 3900 gram, P : 51cm, jam 22.45
Wib, jenis kelamin perempuan dan bayi tidak langsung
menangis
11. Memasang O2 pada bayi dan ransangan taktil dan bayi segera
menangis
12. Memberitahukan kepada ibu bahwa operasi telah selesai dan
bayi dalam keadaan sehat
13. Menyeka pasien dan memindahkan pasien keruangan observasi
14. Memberikan konseling kepada ibu untuk :
- Memberikan ASI kepada bayinya dan tidak
memberikan makanan apapun sebelum berumur 6
bulan.
- Mengkonsusi makanan yang mengandung zat gizi
tinggi dan banyak minum air putih
- Mengikuti keluarga Berencana
11
15. Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, dan dapat
mengerti tentang semua hal yang telah dijelaskan
16. Memantau tanda-tanda vital setelah 30 menit dengan keadaan
umum ibu baik dan segara dibawa keruangan rawatan
kebidanan
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan postterm merupakan kehamilan lewat waktu dari usia
kehamilan yang biasanya berlangsung berkisar 42 minngu. Kehamilan
postterm dapat terjadi dari beberapa faktor yang tertuju pada kehamilan itu
sendiri. Dan tidak jarang terjadina kasus kehamilan postterm ini karena
sering salah dalm menentukan umur kehamilan dan pada peeriksaan
kehamilan lainnya.
Dimana kehamilan postterm ini juga dapat berakibat keresiko
tinggi pada kehamilan atterm terutama dapat membuat janin mati dengan
adanya perubahan pada yang terkandung dalam uterus ibu.
Dan perlu kita sadari bahwa persalinan adlah saat yang paling
berbahaya bagi janin postterm sehingga apabila terdapat kasus dengan
kehamilan dan persalinan postterm kita dapat melakukan pengamatan ketat
dan operatif di rumah sakit agar dapat memadai perwatan neonatal yang
lebih optimal.
Pendokumentasian dngan metode SOAP dapat menciptakan catatan
yang permanen tentang asuhan yang diberikan seorang bidan kepada
pasien sehingga memungkinkan berbagai informasi dan kesinambugan
dimana memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan
sehingga meningkatkan asuhan yang diberikan lebih aman dan bermutu
tinggi kepada kita terutama pasien yang mengalami kehamilan postterm.
13
B. SARAN
2. Bagi mahasiswa
14
DAFTAR PUSTAKA
Yogykarta. Fitramaya
15